Hari minggu ini, Aira bingung dengan kehadiran Tiara dan Gino yang datang kerumahnya pagi pagi sekali. Bahkan pasangan itu, sudah rapi dengan pakaiannya masing masing. Mereka terlihat akan melakukan kencan.
“Ngapain kesini? Please, gue males liat kebucinan kalian.” tanya Aira dengan wajah yang ditekuk
“Lo liat gosip gak Ra?”
Aira mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Tiara. “Gosip? Apaan?”
“Lo ada masalah sama Kak Agarish? Kemarin gue mau nanya sama dia, tapi ponselnya gak aktif. Jadi gue sama Tiara berinisiatif buat datang kerumah lo,” tanya Gino
Aira mengangguk paham. Ternyata permasalahan dia dan Agarish sudah diketahui. Disekolahnya, ada seseorang yang menjadi admin akun gosip SMA Garuda. Aira tidak tahu siapa adminnya, tapi dia merasa salut kepada admin yang selalu tahu masalah masalah yang dialami oleh setiap siswa disekolah. Sangat gerak cepat.
Aira pernah memfollow akun gosip SMA Garuda, tapi itu tidak bertahan lama, karena Aira merasa itu tidak penting menurutnya. Aira akan mendengar gosip terbaru dari Tiara, jika Tiara bercerita.
Seperti sekarang, Aira tahu kalau masalahnya dengan Agarish masuk akun gosip dari Tiara dan Gino.
“Menurut lo gimana?” tanya Aira santai
Tiara berdecak lidah, “Gue itu tanya, bukan malah ditanya balik.” ketus Tiara
“Iya Ra, gue penarasan banget. Kakak gue tuh jarang banget kena kasus apalagi yang kaya gini,” timpal Gino
Aira membuang nafas panjang. Dia menyandarkan punggung di sofa. “Apa aja yang lo tau dari akun gosip itu?” tanya Aira
“Katanya, lo sengaja nabrak dia buat cari pertaharian Kak Agarish. Lo kan pinter, orang orang tau nya kalau lo punya orang tua yang ambisius, jadi lo pengen nilai lo bagus. Jadi, di gosip itu bilang 'kalau lo ngegoda Kak Agarish dengan sengaja nabrak dia dan memperpanjang masalah. Bener itu?” jelas Tiara
“Lo percaya dengan gosip itu?”
Gino dan Tiara menggelengkan kepala kompak
“Yaudah, kalau gak percaya mending kalian pulang. Gue mau istirahat.”
Tiara merengek, “Ihhh Ra, bukan gitu. Kedatangan gue kesini pengen denger penjelasan lo, bukan malah ditanya tanya sama lo. Ribet banget lo.”
“Gue males ngejelasin, mending lo tanya aja sama Kakak sepupu nya Gino.” tutur Aira
“Kejam banget lo Ra. Gue penasaran banget lho,”
“Jelasin lah Ra,”
Aira menghela nafas. Dia menjelaskan masalah yang terjadi kemarin antara Aira dan Agarish. Aira juga menceritakan tentang Bu Ismi yang begitu menyebalkan dimata nya, dan dia tidak akan menyukai guru BK itu.
Melihat reaksi Tiara dan Gino yang sedikit terkejut dengan cerita nya. Seolah olah mereka tak percaya, tapi mereka juga merasa Agarish sedikit berbeda kepada Aira. Entah itu perasaan Tiara dan Gino atau salah
“Serius Ra?”
“Iya, gue juga salah sih karena gak sopan sama dia. Tapi ya, gimana lagi, gue kesel sama dia.”
“Kak Agarish bener bener beda, dia itu tipe orang yang lebih memilih menghindar dari masalah yang gak berguna. Dulu Kak Agarish pernah berantem, terus dia tuh cuek, dan malah menghilang saking gak mau terkena masalah.” jelas Gino
Aira menggidikan bahu nya “Mana gue tau, gue gak peduli.”
Aira melanjutkan cerita nya kalau Agarish ingin menemani nya di lab, tapi Aira tolak karena terlanjur kesal kepada Agarish.
“Bener bener bukan kakak gue, beda banget.” komentar Gino
“Udah kan? Sekarang lo pergi.” usir Aira
“Iya, iya, tuan rumah nih sangat kejam.”
“Biarin.”
Gino dan Tiara keluar dari rumah Aira. Ternyata benar, mereka berdua ingin menghabiskan waktu libur ini berdua dengan bermain ke Ancol. Aira tidak ingin menyalahkan Tiara atau Gino yang sama sama bucin, karena Aira tidak pernah merasakan bucin. Kata orang 'Bucin itu enak. Bucin kalau ada topiknya, benar benar bukan main. Tapi, Aira selalu kesal kalau mereka bucin tanpa mengenal waktu.
Dikantin bucin, di kelas bucin, dimana mana pun mereka bucin. Dan Tiara selalu mengajak Aira kemanapun pergi, jadi dia menjadi saksi bisu kebucinan Gino dan Tiara. Eh ralat, bukan hanya dirinya tapi dengan Raffi juga.
Setelah kepergian Gino dan Tiara, Aira masuk lagi ke dalam kamarnya. Seperti biasa, dia akan menghabiskan waktunya untuk menonton drama korea, membaca novel dan aktivitas lainnya yang menenangkan. Tapi, karena 1 bulan lagi dia akan olimpiade di Tanggerang. Aira mengambil buku paket latihan, dia membaca beberapa materi yang belum dia pahami.
Soal latihan sudah diberikan hasilnya. Ternyata Aira salah 5 diantara 100 soal, maka dari itu Aira akan memperbaiki soal yang salah. Aira itu memang anak yang ambisius tapi itu bukan keinginan orang tua, itu murni keinginan Aira. Alan tidak pernah menuntut Aira untuk sempurna, Alan hanya menuntut Aira menjadi diri sendiri dan menjalani hidup dengan sebaik baik mungkin. Hidup itu sekali, kita harus memanfaatkannya.
Aira sedikit tersentak dengan suara ponselnya yang menggema di kamarnya. Aira melangkahkan kaki nya untuk mengambil ponselnya yang tergeletak di ranjang.
'Bintang.' Nama itu yang tertera di layar ponsel Aira. Aira sedikit heran dengan Bintang yang menelponnya, tumben sekali.
“Halo, Bintang. Ada apa?” tanya Aira
“Ra, latihan soal kemarin lo salah berapa?”
“Lima, kenapa?”
“Gue salah 20, Pak Rian nyuruh gue buat memperbaiki semua yang salah.”
“Ya, terus?”
“Lo bisa bantu gue gak? Gue pusing banget. Ada yang gak paham juga, gue harap lo bisa, makannya gue minta bantuan sama lo,”
Aira terdiam. “Yaudah, lo kerumah gue aja, nanti gue jelasin,”
“Ra, gue gak boleh keluar. Rumah kosong harus dijagain. Lo aja yang kesini gimana?”
“Gue gak tau alamat lo,”
“Nanti gue kirimin gimana?”
Aira terdiam. Dirumahnya juga tidak ada siapapun, pembantu nya tidak akan datang jika hari minggu. Tapi kasian juga sama Bintang. “Iya, udah, gue kesana. Tapi agak siangan mungkin,”
Diujung sana, Bintang senang. Dari kemarin, Bintang dipusingkan dengan soal soal ini. Bintang sudah pasrah, tapi Pak Rian malah menyarankan untuk meminta bantuan kepada Aira. Karena Aira selalu tahu. Kepintaran Aira memang tidak bisa diragukan lagi kecerdasannya.
Kadang Bintang iri dengan kepintaran Aira, dia sempat memikir, bahwa Aira tidak perlu repot repot belajar karena sudah pintar dari sana nya. Katanya, Aira sudah pintar dari kecil, dia selalu mendapatkan rangking. Tapi pikiran itu salah, ternyata Aira belajar dengan sangat giat, ketika seluruh orang bermain, Aira menghabiskan waktu nya untuk belajar. Yang harus dibikin iri itu, kegigihan Aira. Rajinnya Aira.
“Iya, gapapa Ra siang juga, gue ada dirumah.”
Aira memutuskan teleponnya.
Aira itu orang nya tegas. Dia selalu melakukan apa yang dia sukai. Benar benar memanfaatkan hidup dengan baik.
***
Jangan lupa vote and comment banyak banyak
Rumah Bintang cukup jauh dari rumah Aira, rumah Bintang berada di sebuah pendesaan. Setelah Bintang mengirim alamat rumah nya kepada Aira, Aira segera siap siap. Setelah dirasa sudah siap, Aira segera memesan ojek online. Tak lama kemudian, ojek online pun sudah datang. “Dengan Mba Aira?” tanya nya Aira mengangguk, “Benar Mas,” “Ke jalan Angga Direja ya Mba?” Aira mengangguk lagi “Di pake Mba helm nya, biar selamat sampai tujuan.” Aira menerima nya, lalu memakainya. Aira naik ke atas motor matic itu dan motor pun mulai melaju dengan kecepatan sedang. “Semalam hujan ya Mba, jadi jalannya cukup licin. Harus extra hati hati ini mah,” ucap nya “Iya Mas, tapi saya gak tau soalnya udah tidur.” Driver ojol pun terkekeh pelan “Astagfirullah!” pekik Driver ojol membuat Aira kaget “AAAAA!” Brug! Aira
Selamat membaca “Tadinya aku mau kerumah Bintang buat bantu dia ngerjain tugas, tapi karena kecelakaan itu kayak nya aku gak bisa kerumah Bintang deh.” jelas Aira “Ya memang gak bisa!” sewot Agarish Aira tersentak kaget, dia menatap tajam Agarish. “Ya biasa aja dong! Aku kan cum- eh aku belum ngabarin Bintang kalau aku gak bisa kerumah nya. Mana ponsel ku?” tagih Aira “Dimobil. Pakai ponsel saya,” Agarish menyodorkan ponsel yang berlogo apple keluaran terbaru. “Tapi aku gak inget nomber nya,” Agarish membuang nafasnya. Dia mencari nomber Aji untuk menelfon nya. “Antarkan ponsel yang tertinggal di mobil ke UGD.” suruh Agarish ketika sudah tersambung dengan nomber Aji “Iya Pak, sebentar lagi saya kesana.” balas Aji Agarish memutuskan sambungan telefonnya. Dia menyimpan kembali ponsel nya di kantung celana nya. “Sebentar lagi supir saya akan ant
Selamat membaca.... "Neng Air, gimana keadaannya?" tanya Bi Iin Bi Iin adalah pembantu di rumah Aira. Biasanya, Bi Iin akan datang kerumah Aira hari senin, rabu dan minggu untuk membersihkan rumah Aira. Pekerjaan Bi Iin tidak full, karena ini kemauan Aira sendiri. Tapi karena tadi Bi Iin ditelefon oleh majikannya, bahwa Aira kecelakaan dan meminta Bi Iin untuk merawat Aira. Akhirnya Bi Iin memutuskan untuk tinggal bersama Aira, mengurus gadis itu. "Aku gakpapa Bi. Disuruh Ayah ya? Maaf ya ngerepotin Bibi." balas Aira Bi Iin tersenyum, layaknya seorang Ibu yang menenangkan perasaan anaknya. "Ish bicara apa si Neng nih. Kan harusnya emang gini, Bibi yang jaga Neng. Pokoknya sekarang Bibi yang ngurus keperluan Neng semua nya. Ayah sama Bibi khawatir denger keadaan Neng," Aira tersenyum, "Makasih Bi." Bi Iin sudah bekerja puluhan tahun dengan kel
Selamat membaca. “Tiara!” Tiara menghentikan langkahnya ketika seorang pria memanggilnya. Dia Raffi, temannya Gino. Raffi berlari menuju Tiara. “Apa?” “Lo udah denger belum kalau Aira kecelakaan?” tanya Raffi Tiara membulatkan matanya, “Jangan bercanda lo. Mana ada Aira kecelakaan, kemarin pagi gue kerumah dia. Ngaco lo!” sewot Tiara Raffi menghembuskan nafasnya, “Gue denger dari Bu Ratna sama si Gino sih. Katanya, Kakak nya si Gino yang nolongin Aira.” “Kakaknya? Siapa? Oh Agarish. Hah? Agarish? Masa iya? Tapi Gino gak bilang apapun ke gue.” “Si Gino lagi di kantin. Biasalah.” ucap Raffi Kebiasaan Gino adalah ketika dia datang kesekolah, dia tidak langsung ke kelas, tapi dia akan pergi ke kantin untuk memborong seluruh permen karet kasukaannya. “Lo
Aira Albilqis, lebih akrabnya sering di panggil dengan Aira. Gadis remaja itu, kini berusia 18 tahun. Saat ini, dia duduk di bangku SMA kelas XII IPA - B. Aira hidup hanya berdua dengan sang Ayah. Ibu nya meninggal ketika melahirkannya, karena pendarahan yang hebat membuat nyawa nya tidak tertolong. Walaupun hanya berdua, Aira bersyukur, meski pekerjaan yang membuat Ayah nya jauh dari Aira.Alan — Ayahnya Aira, pria itu tinggal di Wellington. Karena ada projek yang dia kerjakan membuat nya tidak bisa pulang ke tanah air, dia akan pulang beberapa bulan sekali untuk menjenguk Aira.Jika membahas soal fisik, Aira termasuk golongan cewek cantik disekolahnya. Wajahnya yang manis dan cantik, menurun dari mendiang Ibu nya. Ditambah, tatapan yang begitu sendu yang membuat siapapun merasa tenang ketika melihatnya. Hampir satu sekolah tahu Aira, selain cantik, gadis itu juga terkenal dengan kepintarannya. Dia sering kali mengikuti olimpiade, sudah
“Kak Agarish?!”Ya, pria yang berada di hadapan Aira adalah Agarish Sadajiwa Yaksa. Seorang pengusaha muda, yang nama nya sedang terkenalnya di majalah bisnis. Ditambah, wajahnya sering muncul di layar kaca. Menampilkan kesuksesan yang di raih Agarish diusia muda.Agarish dan Aira menatap Gino yang berdiri sedikit jauh dari mereka. Gino melangkahkan kaki ke arah mereka“Lo ngapain disini, Kak?” tanya Gino“Orang tua lo nyuruh gue buat ngecek lo, takutnya lo aneh aneh dirumah. Ternyata, lo bener ngelakuin aneh aneh sampai bawa cewek gila ini kerumah.” jelas AgarishAira yang mengerti yang dimaksud pria itu bahwa cewek gila itu adalah dirinya. “Eh! Enak aja bilang gue cewek gila. Gur waras ya!” sewot AiraAgarish menjitak kening Aira, “Gak sopan ke saya. Saya lebih tua dari kamu.” tegur Agarish“Nahkan nyebelin. Tadi Gino manggil dia pa
“Kemarin gimana dianterin sama Kak Agarish?” tanya TiaraAira mengerutkan keningnya, diantar oleh Agarish? Kapan? Aira tidak pernah merasa diantara oleh Agarish. Aira mencoba mengingat ngingat dan dia yakin bahwa dia tidak pernah diantara oleh kakak sepupu nya Gino.“Kapan? Gue gak pernah diantar sama Om itu,” tanya balik Aira“Om? Kok lo manggilnya Om sih? Dia tuh masih muda, kalau kata Gino 'Dia masih single dari bayi. Umurnya juga baru 25 tahun.” heran Tiara“Bukan kah penampilannya seperti om - om?” tanya Aira dengan polosTiara membuka mulutnya tak percaya. Penampilan Agarish seperti om - om? Dari mana nya. Bahkan Tiara terpesona dengan tampannya seorang Agarish yang menggunakan pakaian formal, terlihat pesona yang semakin kuat. Tiara juga sering kali melihat Agarish muncul layar televisi. Dulu, Tiara sempat menyulai Agarish sebelum tahu bahwa Agarish adalah kakak se
30 menit sudah berlalu. Aira menatap soal yang ada di hadapannya, soal itu sudah selesai ia kerjakan. Aira tidak butuh waktu yang lama, dia hanya butuh mengingat jawaban jawaban tadi dan mengoreksi jawaban yang ragu. Aira yakin pasti jawaban yang tadi dan sekarang sama, mungkin ada beberapa yang berbeda. Bel pulang sudah berbunyi dari 15 menit yang lalu, Aira merapikan soal dan jawaban jawabannya untuk menjadi satu. Aira memasukkan pensil nya ke dalam saku rok nya. Aira tidak langsung keluar, dia duduk menghela nafas lelah. Pikirannya benar benar capek, Aira menjawab 200 soal. Aira capek. Dia ingin istirahat, dia benar benar lemas. Aira terlalu memforsir tubuhnya. Aira berdiri, dia melangkahkan kaki nya keluar dari lab. Baru saja keluar dari lab beberapa langkah, Aira kaget dengan kehadiran Agarish. Pria itu duduk di bangku koridor sendiri. “Kak Aga, ngapain disini?” tanya Aira Agarish mendongak, dia berdiri dari duduknya. “Nun