Share

Bab 15 - Menghayati Diri

Author: Rahmani Rima
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Satria sudah berangkat sekolah bersama papanya. Rumah juga sudah wangi dan rapi. Bahan-bahan masakkan pun sudah lengkap. Alfi yang membereskan semua. Suaminya itu memang cekatan urusan rumah, Rania beruntung. Tapi untuk masalah batin, ia jauh dari kata itu.

Pernikahan untuknya adalah hal sakral yang harus terjadi sekali seumur hidup. Tapi jika suaminya menyimpang seperti Alfi, Rania tak masalah sama sekali jika harus bercerai.

Tak ada pilihan lain selain berdiri sendiri, karena ia butuh kedamaian. Belum lagi Satria semakin hari semakin besar. Lama-lama sikap Alfi dan Roland pasti akan terlihat.

Drttttt~

Rania meraih ponselnya yang tergeletak di atas ranjang.

From : Roland

Alfi udah cerita ke aku soal kamu yang gak mau terima mainan dari aku buat Satria. Dia juga cerita kamu gak mau aku ketemu sama Satria. Aku gak tahu apa yang ada dipikiran kamu. Tapi sikap begini justru akan bikin Alfi curiga

Rania menaruh ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 16 - Perhatian Kecil Arbi pada Satria

    “Land, bentar, ada panggilan lain masuk.” Rania mematikan sambungan telpon pada Roland dan mengangkat panggilan dari salah satu guru Satria, “Halo, miss?” “Halo, mama Satria, saya mau kasih kabar kalau Satria jatuh dari tangga. Mam bisa ke sekolah sekarang?” Rania menganga kaget, “Ta-tapi Satria gak papa ‘kan, miss?” “Satrianya gak papa, mam, ada luka robekan di dahi dan memar di betisnya.” “Saya kesana sekarang.” Rania kalut sekali, ia tidak bisa berpikir jernih mendengar keadaan Satria, padahal jelas, gurunya barusan mengatakan kalau Satria baik-baik saja. “Aku harus telpon mas Alfi. Enggak-enggak, mas Alfi pasti lagi kerja, hapenya pasti di loker. Terus siapa ya? Kak Arbi? Iya kak Arbi.” Telpon tak langsung diangkat. Selagi menunggu, Rania membawa tas dan memasukkan dompet serta minyak angin ke dalam tasnya. “Halo Kak, Kak bisa dateng ke sekolah Satria gak?” “Aku lagi mau meeting, R

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 17 - Awal Pertengkaran

    Rania menutup kamar Satria setelah memastikannya sudah terlelap tidur. Ia yang mengira Alfi sudah kembali ke Hotel, sedikit kaget kala mendapati suaminya sedang memperhatikan Agil yang sedang berkeliling rumah memainkan mainan pedangnya. “Mas, kamu gak balik kerja?” “Aku udah izin. Gak papa, ada co asisten kok di dapur.” Rania berjalan memasuki kamarnya yang bersebrangan dengan kamar Satria. Alfi bangkit dari sofa dan menahan Agil yang akan menuruni tangga. “Agil, jangan kemana-mana ya. Mainnya dirumah aja. Semua pintu dikunci, jadi jangan berusaha dibuka, karena nanti berisik dan ganggu Satria yang lagi tidur.” “Oke, om.” “Mainnya pake mainan Agil sendiri ya. Gak boleh mecahin barang dan—Agil!” Tanpa menunggu Alfi selesai bicara, Agil sudah berlari menuruni tangga sambil berteriak kecil. Ia sudah diingatkan dari tadi bahwa tidak boleh berisik karena Satria sedang sakit. Alfi melenggang ke kamar,

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 18 - Memaafkan Semuanya?

    Rania gelagapan, “Eum... itu, mas, temenku. Dia katanya udah lama suka sama kamu.” Alfi mendekati meja makan. Dahinya mengernyit, “Temen kamu? Siapa?” “Ira, mas. Kamu kenal dia ‘kan? Itu loh temenku yang janda itu.” tutur Rania asal sebut. “Oh,” Alfi menuangkan nasi dan lauknya ke dalam piring, “Makan yang banyak. Akhir-akhir ini aku liat kamu makannya cuma sedikit.” “Iya, mas.” “Mau aku suapin?” “Enggak. Kamu temenin Satria aja. Aku takut Agil... nanti pukul Satria kayak waktu itu.” “Kamu sih pake minta dia dititip disini segala. Ke depannya gak usah ajak Agil kesini lagi.” Rania mengangguk. “Ya udah aku tinggal.” Alfi mengelus rambut Rania lembut. Selama makan, Rania terus mendengar teriakkan bahagia Satria dikamarnya bersama Alfi. Sesekali ia juga mendengar tawa Agil. “Apa aku... maafin mas Alfi aja?” “Mamaaaa.” Satria berlari menuruni tangga. Ia me

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 19 - Sensitif

    Sejak bangun tidur, Alfi tak banyak bicara pada Rania. Ia pasti marah karena mendadak istrinya menolak untuk berhubungan badan semalam. Sudah beberapa kali terjadi seperti itu tanpa alasan yang jelas. Alfi yang bisa disebut suami yang aktif di ranjang pasti lah kecewa. “Satria yakin mau sekolah?” tanya Rania sebelum memasukkan buah potong dan pudding ke dalam kotak bekal. “Iya, ma, aku mau sekolah aja.” “Ya udah. Tapi nanti kalo ada yang sakit atau pusing, bilang ke miss ya. Nanti biar miss telpon mama buat jemput Satria.” “Oke.” Satria lanjut memainkan robotnya. Ia tak menyadari jika kedua orang tuanya sedang perang dingin dihadapannya. Rania memasukkan potongan buah Naga dan Pudding rasa Mangga ke kotak bekal. Ia sama sekali tak melirik ke arah Alfi yang terus meliriknya dari tadi. Alfi menunggu permintaan maaf istrinya, tapi ia hanya diam saja. Satria bangkit dari kursi, ia berlari ke arah kamar mandi. “Kamu a

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 20 - Sifat Alfi yang Asli

    “Kamu—” Alfi menunjuk wajah Rania. Rania berusaha menahan dirinya. Ia hanya menatap suaminya datar. Suaminya pasti kesal karena hanya ia yang tersulut emosi, padahal sebelum pembicaraan itu, Alfi yang memulai semuanya duluan dengan mengatakan Rania akan lebih senang jika Satria bermain dengan Arbi. “Papa sama mama kok berantem?” Satria melirik papa dan mamanya silih berganti. Alfi keluar dari dapur untung menenangkan diri. Ucapan Rania yang terakhir membuatnya sangat marah. “Kita siap-siap ya, sayang.” sadar suaminya tengah marah, Rania sengaja mengalihkan pikiran Satria. *** Rania dan Alfi masih saling tak bicara. Kini mereka tengah menunggu diruang tunggu poli Kandungan. Rania bangkit, “Aku mau pipis dulu, mas.” “Nanti aja habis periksa. Sebentar lagi loh.” “Masih tiga orang lagi.” Rania tak lagi bicara lembut dan berusaha mencairkan suasana. Ia tidak peduli dengan amarah suaminya. U

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 21 - Melarikan Diri

    “Ma, kita mau kemana sih? Kok baju-bajunya dimasukkin ke koper?” tanya Satria setelah diminta untuk memasukkan beberapa mainan ke dalam tas sekolahnya. “Kita ke rumah eyang ya, sayang. Kita... liburan disana beberapa hari.” “Liburan? Tapi ‘kan liburannya udah abis. Satria ‘kan udah masuk sekolah.” “Gak papa, sayang. Eyang tuh pengen ketemu kamu, mereka kangen banget sama kamu. Mama juga udah izin kok tadi sama miss.” Satria diam saja. Ia duduk ditepian ranjang dan menatap pintu kamarnya. “Kamu liatin apa, sayang?” “Kita ke rumah eyang sama papa ‘kan, ma? Tapi papa ‘kan kerja.” Rania menutup kopernya. Ia menghampiri Satria dan mengelus rambutnya lembut, “Papa... ada lembur ditempat kerjanya, jadi... kita berdua aja.” Satria mendongak, “Mama sama papa berantem ya?” “Enggak, kita gak berantem.” Satria tak bertanya lagi. Ia diam saja menampilkan ekspresi wajahnya yang sedih.

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 22 - Alfi Datang

    Rania hanya duduk dibelakang rumah. Ia butuh menenangkan diri setelah berdebat dengan mama soal Roland. Ia lupa bahwa suaminya sangat dekat dengan sang mama. Mereka bisa bercerita apapun seperti ibu dan anak. “Ran!” mama meneriakinya dari dalam rumah. Rania menoleh. “Tuh ada Alfi. Kamu bikinin minum sana.” Rania membuang nafas pelan. Ia tahu Alfi pasti kesini. Ia terpaksa bangkit untuk menemuinya. Kalau perlu ribut, mereka akan ribut disini. “Sayang? Aku bawain cake kesukaan kamu tuh. Lagi dimakan Satria.” Rania hanya berdiri mempehatikan sang suami yang sedang membuka jaketnya. Ada mama disana, duduk menonton sinetron favoritnya. “Aku buatin teh dulu.” “Gak usah, sayang, kamu duduk aja. Nanti kalo mau aku bisa kok bikin sendiri.” Mama memperhatikan wajah anak mantunya, “Kamu tuh ya, Fi, idaman banget jadi suami. Si papah mana pernah bilang gitu sama mama.” Alfi tertawa mendapat p

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 23 - Mulai Terbiasa

    Alfi menarik lengan Rania ketika istrinya bangkit dari ranjang, “Mau kemana? Jangan bikin aku kewalahan karena kamu bersikap kayak gitu disini.” “Apa sih, mas? Aku cuma mau bawa minum.” Alfi melepaskan cengkramannya. Di tatap istrinya itu sejak keluar dari kamar hingga kini sudah kembali dan membawa satu gelas air putih. Setelah pintu ditutup, ia melempar berbagai macam bungkus obat ke atas kasur, “Obat kamu. Jangan bikin aku terlihat buruk didepan orang lain.” Rania menatap suaminya. Ia tak mengerti dengan ucapan Alfi. “Kamu bikin aku malu tahu gak?! Disangkanya aku gak becus jadi suami. Kamu mikirin apa sampe berat badan anak kita gak naik dari kontrol terakhir?” Rania tersenyum miring, “Anak kita.” Alfi bangkit, ia memegangi dagu Rania, “Yang berubah setelah pulang dari Villa itu kamu. Jadi ketus, marah-marah, curiga sama orang lain. Dan kamu sendiri yang bikin ulah bikin janin ini memprihatinkan. Berhenti bersikap aku yang menyakiti kamu.” Rania tak melawan. Ia terke

Latest chapter

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 89 - Kehidupan Impian

    “Kamu kuat gak jalannya? Mau aku pinjemin kursi roda aja?” Rania menggeleng, “Aku kuat ko, mas. Aku ‘kan kuat kayak Satria.” Arbi tertawa, “Satria paling kuat sedunia, disusul kamu, disusul sama calon adik Satria.” Ia mengelus perut yang sudah mulai membesar itu. Rania tersenyum, “Satria mana ya, mas? Kok lama banget.” “Aku susul deh, kamu duduk dulu.” “Ya udah, aku tunggu disini.” Sesaat sebelum Arbi membantu Rania duduk dikursi tunggu lobi rumah sakit, sepasang kaki yang berhenti didepan mereka. Rania dan Arbi sontak mendongak menatap siapa pemilik sepatu yang mereka kenal baik. Senyuman itu tidak berubah. Rania melihatnya senang. Kedua matanya mendadak panas, “Mas Alfi?” “Rania, apa kabar?” Bukan jawaban yang Rania berikan, tapi sebuah tangisan yang sudah lama ia pendam. Seluruh hatinya dipenuhi rindu untuk kekasih lamanya yang baru terlihat lagi. Arbi menelisik wajah istrinya. Ia takut sekali hatinya kembali memihak Alfi seperti dulu. “Mama, papa, maaf ya ak

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 88 - Kembali Kehilangan

    Enam bulan kemudian... PRANG! “Rania?” Fira yang baru sampai dan berniat akan mengantarkan Rania ke kampus karena ia juga ada urusan disana, menutup pintu mobil dengan kencang dan berlari menerobos rumah yang pintunya tertutup rapat. Ia berlari mencari sumber suara dimana mungkin Rania sedang membutuhkan bantuannya, “Ran? Ran, lo dimana?” “Fir, tolong.” Fira mendengar suara itu dibelakang rumah. Ia menemukan setumpuk piring pecah dan aliran darah dari bagian bawah sahabatnya, “Ran?” “Fir, aku—aku gak kuat. Ini sakit banget.” “Ya ampun, Ran, sini kita ke mobil pelan-pelan ya.” Di depan ruang Ponek, nafas Fira naik turun menunggu hasil pemeriksaan dokter. Wajahnya pucat, tubuhnya bergetar. Ia mengingat dengan jelas rumah sangat berantakkan tadi. Barang berterbangan, dan ada noda merah dibeberapa bagian sofa. Rania juga hanya sendiri di rumah. Seharusnya ada Arbi disana. Kemana ya dia? Satria jelas sedang sekolah. Tunggu, apakah Satria baik-baik saja? “Dengan wa

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 87 - Menikah

    Rania dan Arbi berkeliling mendatangi tamu. Acara akad dan resepsi berjalan lancar tanpa kendala. Acara yang disiapkan Fira begitu sempurna. Ia berharap sahabatnya itu akan segera menyusul menikah. Rania tak menemukan orang yang sedari tadi dicarinya. Dari pihak keluarga suaminya, ia tidak melihat Alfi. “Sayang, kamu capek ya?” “Hm?” “Kamu agak pucet. Kamu gak enak badan ya?” “Enggak kok, mas.” “Kamu duduk aja, nanti aku nyusul.” “Gak papa, mas.” Arbi mencolek hidung Rania, “Nanti malem kamu harus bugar loh. Jadi sekarang jangan terlalu capek. Gih, duduk dulu. Aku keliling sebentar. Ada beberapa temen yang baru dateng.” Rania mengangguk, “Aku duduk ya, mas.” Rania berjalan dengan langkah pelan menuju pelaminan. Ia berharap Alfi datang agar bisa melihat kondisi terbarunya. Ia ingin tahu apakah mantan suaminya itu sehat. Fira yang sedang berbincang dengan teman-teman kuliah melihat Rania duduk lemas. Ia menghampirinya, “Ran, lo haus? Gue ambilin minum ya?” Ra

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 86 - Menerima Cinta Arbi

    Papa dan mama sedang bicara santai di ayunan belakang rumah. Rania yang haus tengah malam, tidak sengaja diam lebih lama mendengar obrolan mereka di dapur. “Tabungan papa semakin tipis, ma. Kita harus bayar kuliah profesi Rian. Kita juga harus bayar uang pangkal SD nya Satria.” “Mama bisa kok jual semua perhiasan mama, pa.” “Jangan, ma. Kehidupan kita masih panjang.” “Ya terus papa mau apa? Papa gak mungkin kerja lagi.” “Kita jual aja mobil pertama kita.” “Papa yakin? Papa sayang banget loh sama mobil itu.” “Demi Satria. Mana Rania juga mau kuliah profesi. Kemarin biayanya lumayan ‘kan pas disebutin? Kasian kalau dia harus mengubur mimpinya lagi.” Mama membuang nafas pelan, “Andai aja Rania mau terima Arbi langsung, dia pasti bahagia. Arbi bilang dia bersedia menanggung semua biaya kuliah Rania, bayar uang pangkal SD Satria juga. Sayang, Rania masih mikirin si Alfi.” “Ma, kasih aja Rania waktu.” “Mama cuma takut dia gak mau nikah lagi, pa. Apalagi dia gak mencintai

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 85 - Kehidupan Setelah Bercerai

    Empat bulan kemudian... Rania menyirami bunga di halaman rumah mama. Ia tertawa melihat Satria bermain lempar bola dengan Agil. Sudah empat bulan ia dan Satria tinggal disini. Kehidupannya setelah bercerai terjadi baik dan lancar. Mama memintanya bergabung mengikuti organisasi pemberdayaan perempuan yang baru bercerai. Disana terdapat banyak kegiatan sehingga hal tersebut cocok sekali untuknya. “Mama, aku capek.” “Aku juga capek, tante.” “Ya udah kita istirahat dulu ya. Kalian tunggu aja di teras, mama bawain dulu minuman seger buat kalian.” “Yeee!” Satria dan Agil berteriak kegirangan. Rania menaruh poci siram dipinggir dan berjalan menaiki tangga. “Mau kemana? Minumannya udah mbak bikinin.” “Makasih ya, mbak.” “Iya. Minuman dataaaang.” Satria dan Agil berlari untuk mengambil jus tomat itu. “Abisin jusnya, biar mainnya makin semangat.” “Makasih ya, tante.” “Sama-sama, Satria.” Mereka duduk bersama di teras rumah mama yang asri. Mama dan papa ikut keluar

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 84 - Kehadiran Roland di Persidangan

    Rania melirik ke belakang untuk melihat ekspresi semua keluarganya. Mama dan Fira mengangguk untuk ia mengatakan ada alasan selain KDRT itu sehingga ia menggugat cerai suaminya. “Saya ulangi, di berkas perkara gugatan saudari pada suami adalah karena adanya hal lain. Kami ingin mendengar langsung apa yang terjadi selain KDRT itu? Silakan.” Rania menutup matanya. Ia memegangi mikrofon dengan tangan bergetar. Di belakang, mama dan Fira saling berpegangan tangan, berharap Rania tak bodoh seperti biasanya demi menjaga harkat dan martabat calon mantan suaminya. “Alasan saya meminta cerai dari suami saya selain KDRT itu, karena rahasia suami saya yang terbongkar, yang mulia.” “Rahasia apa itu?” “Suami saya—” Roland yang sedari pagi sibuk mengelilingi semua tempat untuk menemukan Alfi, akhirnya menemukan tempat ini setelah berpikir keras buah dari informasi singkat dari petugas resepsionis rumah sakit. Kini ia berdiri sejajar dengan tempat duduk mama dan yang lain, “Mohon izin

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 83 - Pembelaan Rania dan Alfi

    Jam sepuluh pagi sidang digelar. Rania dan Alfi duduk di kursi depan yang menghadap langsung dengan ketiga hakim yang akan memutuskan, apakah gugatan akan dikabulkan atau tidak. Sejauh ini semua berjalan lancar. Mereka bisa kooperatif menyampaikan apa yang terjadi sesuai perkataan saksi. “Untuk saudari Rania, apakah anda memberikan kesempatan untuk suami anda, saudara Alfi agar kalian bisa rujuk?” “Tidak, yang mulia.” “Kenapa anda memasukkan gugatan ini?” “Seperti yang sudah dikatakan oleh para saksi, para ahli forensik, dokter jiwa dan kandungan, saya mendapatkan penyiksaan verbal dan non verbal selama beberapa bulan terakhir ini.” “Apa saja yang saudari dapatkan dalam penyiksaan tersebut?” “Untuk verbal ada cacian, untuk non verbal, pelaku menampar, memukul, menjambak rambut saya, hingga menendang perut saya sampai bayi saya meninggal dalam kandungan, yang mulia.” Mama dan Fira menangis mendengar semua perkataan Rania di depan. Mereka sangat dekat dengan Rania tapi t

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 82 - Sidang Pertama

    Alfi berhasil kabur dari apartemen. Ia pulang ke rumah berharap Rania dan Satria ada disana. Ternyata rumahnya kosong. Bahkan semua barang pribadi mereka sudah tidak ada. Yang ada hanya tetangganya meliriknya sinis. Mereke berbisik-bisik tak menyangka, orang sebaik Alfi bisa menjadi pelaku KDRT. Padahal ia dikenal sebagai suami yang baik dan lemah lembut. “Apa aku harus ke rumah mama? Mungkin Rania sama Satria pindah ke sana.” Alfi langsung tancap gas ke Tangerang. Begitu sampai pagar, ia melihat asisten rumah tangga paruh waktu yang bekerja di rumah mertuanya kaget melihat dirinya. “Mas Alfi ada barang yang ketinggalan?” “Mbok, mama ada di dalem ‘kan?” “Loh. Ibu ‘kan sudah berapa hari ini nginep di Jakarta. Katanya ada urusan. Mbok pikir ibu nginep di rumah mas.” “Mama gak pulang-pulang?” “Cuma bapak yang pulang bawa baju kemarin. Ibu tuh sebenernya ada urusan apa, mas? Ada acara keluarga ya di Jakarta?” “Eum—” “Tumben ibu gak kasih tahu saya.” “Ya udah mbok ka

  • KUMINTA CERAI KETIKA RAHASIA SUAMIKU TERBONGKAR    Bab 81 - Kabur dari Roland

    Alfi tertawa, “Bertahan sama kamu?” “Aku akan kasih semuaaa yang kamu mau. Setelah kalian bercerai, rumah itu biar aja jadi milik Rania. Aku akan ganti dengan rumah yang lebih besar. Kamu setuju?” Alfi tertawa miring, “Rumah yang lebih besar?” “Iya. Kita juga bisa pergi ke luar negeri buat rayain semuanya.” “Jangan harap itu akan terjadi.” Alfi mencekik Roland sekencangnya berharap ia mati seketika. “Uhuk, Alfi!” “Mati lo bajingan!” Roland berusaha melepaskan lengan Alfi dilehernya. “Gue terpaksa melayani lo karena uang. Gue hanya mencintai Rania. Gue hanya memanfaatkan lo selama ini.” Tubuh tinggi Roland yang melebihi Alfi akhirnya menjadi penolongnya dari cekikkan Alfi. Roland balas mencekik Alfi. “Aku gak akan sampe bunuh kamu. Aku seneng kejar Tikus kehausan kayak kamu.” “Lepas!” “Mau lepas?” Roland melepaskan kedua tangannya, tapi satu layangan tinju diberikan di sisi wajah Alfi, “Mampus lo! Lo pikir gampang kabur dari gue atau bunuh gue?!” Alfi memegang

DMCA.com Protection Status