Share

BAB 106. Rumah Opah dijual anaknya yang lain.

“Wooi buka!” teriak Tante Devi lagi.

Klek!

Pintu terbuka.

“Maaf siapa? Tadi saya lagi di belakang,” ucap ramah bapak paruh baya di depan kami sepertinya beliau juga bingung karena melihat penampilan kami dari atas sampai bawah.

“Loh, Mbak kan, yang kemarin nempatin rumah ini kan?” Tante Rima mengangguk cepat.

“Mari-mari silakan masuk, silakan duduk dulu sebentar saya panggil istri saya dulu.” Bapak itu kembali ke belakang.

Kulihat sekeliling baru saja opa meninggal seminggu yang lalu rumah ini sudah banyak berubah.

Gorden sudah diganti, cat tembok juga sudah diganti warnanya. Lukisan-lukisan kuno yang menempel di dinding sudah bersih tak bersisa.

Apa yang menempati rumah ini sudah membuang semuanya? Tega sekali!

“Tante foto di atas pintu itu di mana?” tanyaku pada Tante Rima.

“Tidak tahu, Mbak Alya. Kemarin waktu saya pergi masih ada. Belum ganti semua begini,” jawabnya Tante Rima pun memindai ruangan ini.

“Ada keperluan apa ya, Mbak?” tanya beliau seraya membawa nampan berisi teh han
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status