Beranda / Romansa / Jodoh Tenggat Waktu / 32). Tamu Tidak Terduga

Share

32). Tamu Tidak Terduga

Penulis: Rianafni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-24 20:24:18

Tamu tidak terduga

Dugaan Aluna sangat tepat, seringnya mendoktrin pikiran agar menganggap perhatian Bima tak ubahnya kebaikan semata membuat dia benar-benar 'kebal' terhadap sikap manis lelaki tersebut.

Memang masih harus banyak berlatih, tetapi Aluna yakin perlahan-lahan dia tidak akan 'nelangsa' melihat Bima pergi ziarah.

Sang Ibu, yang merupakan sarjana Pendidikan Biologi pernah mengatakan soal ini kepada Aluna, sebuah masalah adalah hal yang harus dihadapi bukan dihindari.

Masalah, Lizy analogikan sebagai mikroba yang bisa membuat kekebalan tubuh seorang anak makin kuat. Sel imunitas di dalam tubuh 'belajar mengendalikan diri' setiap mikroba datang menyerangnya.

Ini sudah ada penelitiannya dan mendukung banyak fakta; bahwa anak-anak yang sering bermain mengeksplor dunia luar lebih kebal dibanding anak-anak yang 'dikurung' di dalam rumah.

Pun dengan Bima.

Semua kebaikan lelaki itu sama sekali tidak Aluna tolak. Dia terima dan pelajari semuanya. Sehingga dalam kurun satu Min
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Suhaibatul Islamia
aduh, gantung ceritane ...
goodnovel comment avatar
Kenzien Yodha
kalo aku ada di posisi aluna udah pasti tiap hari misuh2 sama bima
goodnovel comment avatar
Nia
jreng jreng... gemesin bgt ayah sikembar emg yaaaa ... minta dipites bgt kisah masa mudanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jodoh Tenggat Waktu   33). Manipulatif

    Ingatan Aluna melompati banyak kenangan. Dia sedang mengingat-ingat sesuatu. Aluna melihat dirinya ada di kamar Bima, menguak album yang berisi potret manis Abimanyu Basudewa beserta kekasihnya yang sangat anggun. Cassandra Sudjono. Ya, seraut wajah yang dia kenali dari album itu kini ada di hadapannya. Dengan rambut lurus serupa, sepasang mata besar yang sama dan bibir dengan lekukan sensual. Namun ada kerutan samar di kulit wajahnya yang membuat intuisi Aluna mengatakan ini bukan Cassandra. Dan ketika dilihat secara teliti, Cassandra lebih lonjong dan matanya lebih bagus. Mereka hanya mirip sedikit. Tidak sepenuhnya serupa. Aluna berpikir perempuan di hadapannya ini Sandra sebab dia memang hanya mengenali Sandra lewat sebuah buku album. "Halo?" sapa perempuan itu tersenyum. Sangat lebar. Perempuan itu mengulurkan tangan yang tidak langsung diterima oleh Aluna. "Istrinya Bima ya?""Iya," jawab Aluna. "Saya Maudy, dan ini ibu saya.""Siapa ya?" tanya Aluna menanyakan status m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Jodoh Tenggat Waktu   34). Benteng Semakin Kuat

    Abimanyu Basudewa beserta masalah peliknya ibarat pusaran air. Aluna adalah orang luar yang tak tahu apapun ketika Bima duduk di meja perjodohan menawari Aluna sebuah pernikahan.Seharusnya Aluna tidak perlu buru-buru seperti itu sampai menikah tanpa melihat masalah rumit yang menjerat Bima.Sekarang, semuanya sudah terlambat. Aluna mendapat satu cakaran dari Maudy yang dia tampar duluan. Ya, mendengar jawaban Maudy membuat Aluna tidak mengontrol emosinya. Dia menampar pipi Maudy, dan perempuan itu balas mencakar wajahnya. "Kenapa kami masih mempermasalahkan Bima sekarang? Tentu jawabannya ada di kalimat kamu sendiri Al, yaitu karena Bima masih hidup di masa lalunya. Dia menjadikan masa lalunya sebagai masa depan. Dan kamu, mungkin hanya sebagai pajangan saja."Aluna memejamkan mata mengingat kalimat menyakitkan itu lagi. Namun sekuat apapun dia menepis pemikiran itu, suara Maudy yang cempreng tetap berdengung. Ucapan itu nyatanya lebih membekas dibanding goresan kuku di pipi kanan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-27
  • Jodoh Tenggat Waktu   35). Meja Pengadilan

    Barangkali Pak Dosen satu itu tersindir dan mengakui kesalahannya sehingga ketika Aluna terang-terangan menunjuk-nunjuk wajahnya, lelaki itu hanya bergeming. Baguslah ...Lagipula ini sudah malam dan Aluna lelah untuk memperpanjang urusan dengan orang-orang aneh 'seperti suaminya' ini. Di kamar ketika hendak tidur, Bima tiba-tiba meminta maaf. Lelaki itu hanya berkata 'maaf' tanpa menjelaskan kesalahan yang diakuinya. "Kamu tahu Bim, aku marah bukan karena cemburu suamiku masih hidup di masa lalunya." Aluna berbicara hanya ingin menekankan hal itu. "Tapi kemarahanku ini ... karena mereka lancang hina aku. Ayo gunakan akal sehat dan enggak ada satupun alasan yang membenarkan tingkah mereka 'mengunjungi rumah ini' menemuiku, menghina fisikku, dan merendahkan harga diriku sebagai istri kamu.""Mereka udah lancang melanggar hakku di pernikahan ini Bim. Kalau kamu waras, kamu tahu kan apa yang harus kamu lakuin?""Aku enggak tahu harus ngapain," kata Bima menjawab pertanyaan Aluna. "K

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Jodoh Tenggat Waktu   36). Menjadi Berbeda

    Belum 24 jam Aluna pergi, Bima sudah dua kali memegang handle pintu ruangan perempuan itu. Refleks tubuhnya membuat dia bertanya-tanya; kenapa dia melakukannya? Bima mengusap wajahnya secara kasar. Lelaki itu putuskan tetap membuka pintu ruangan kerja Aluna kendati penghuninya pun tidak ada. Pandangannya menyapu kursi putar yang ada di depan meja. Biasanya Aluna duduk dengan kaki kanan terangkat, perempuan itu akan berputar-putar saat pekerjaan telah berhasil menyeretnya ke lubang kesuntukkan. Bima menghidupkan laptop dan mendapati Aluna menggunakan background hitam sebagai wallpaper depan dan juga kunci.Kuncinya dengan mudah Bima ketik, sebab Aluna memang pernah mengatakannya. Entah perempuan itu sadar atau tidak. Bima menatap quick access laptop Aluna yang berisi banyak file. Perempuan itu menghandle banyak pekerjaan dan selalu pintar mengerjakannya. Aluna terlihat 'tidak peduli' terhadap apapun, tetapi mengenalnya secara lebih dekat membuat Bima paham istrinya itu sangat pek

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Jodoh Tenggat Waktu   37). Menjadi Dingin

    Aluna menceritakan banyak hal; tripnya di Bali yang melibatkan banyak tempat-tempat eksotis dan menyenangkan. Bima terdiam. Bukan ini yang dia inginkan ketika Aluna pulang. Dia ingin penjelasan kenapa Aluna berlama-lama di Bali. Tujuh hari bukan waktu yang singkat. Bima punya kedua mata berkantung, bibir pecah-pecah karena sariawan kurang tidur serta riwayat rasa malu di kelasnya mengajar. Semua itu adalah efek khawatir memikirkan Aluna. Dan perempuan ini bertingkah seolah mereka tidak ada masalah? "Kenapa kamu diem aja? Bosen ya?" tanya Aluna menghentikan ucapannya. "Kamu sadar udah berapa hari pergi?" tanya Bima dengan nanar. Dia sama sekali tidak menghapuskan tatapannya. Semua yang dia tampilkan apa adanya; betapa Bima tersiksa dengan raut wajah bahagia Aluna. Ketika dirinya uring-uringan, Aluna malah bersenang-senang? "Tahu, 7 hari. Tapi aku sama sekali enggak berhutang penjelasan karena sejak awal aku enggak menjanjikan pulang cepat," jawab Aluna lagi-lagi dengan raut w

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Jodoh Tenggat Waktu   38). Kembali Ke Peraturan Awal

    Aluna tahu, keputusannya untuk bahagia 'sendiri' akan menimbulkan tanya bagi Bima. Terlebih Aluna memang pergi ke Bali dalam keadaan sangat marah. Namun seperti kata Bagaspati, hidup hanya sekali, sangat sia-sia jika dihabiskan memikirkan satu perkara kecil. Aluna telah membebaskan diri dari masalah Bima dan sekarang dia benar-benar bahagia. Tanpa kepura-puraan tentu saja. Satu masalah selesai, masalah lainnya datang. Ya, masalah Bima yang sering marah-marah. Pasca kejadian foto pernikahan mereka Aluna turunkan dari dinding, Bima pergi ke kampus dalam keadaan marah. Lelaki itu tersinggung karena Aluna mengartikan pujiannya sebagai bujukan berhubungan badan, padahal dari itu semua, seharusnya Bima mengevaluasi semua ucap dan tindakannya. Bukannya mengedepankan emosi. Seolah waktu yang bergulir tak membilas kemarahannya, lelaki itu pulang 'masih' dalam keadaan marah. Padahal cuaca di luar sangat indah. Sangat bagus dipakai untuk bersepeda mengelilingi jalanan perumahan yang asri.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Jodoh Tenggat Waktu   39). Pindah Profesi Saja Pak!

    "Kamu enggak makan Bim?" tanya Aluna setelah sekian lama dia menghitung hari apakah harus menyapa Bima atau tidak. Keputusan akhir, jari kelingkingnya memberi keputusan paling bijak; dia harus menanyakan soal kondisi perut lelaki itu. Semata hanya agar dia terlihat manusiawi bukan karena perhatian. Akan kentara menghindar, jika Aluna benar-benar menutup mata dari lelaki tersebut. Bima yang belum tidur dan sedang memangku laptop di pahanya, mendongak mendengar pertanyaan Aluna. Lelaki itu melepas kacamata dan mengurut pangkal hidungnya. Aluna menunggu jawaban. Dia masih mematung di depan pintu. "Kalau enggak makan, aku masukin ayam kamu ke kulkas," tambah Aluna. Bima melongo dibuatnya. Mungkin lelaki itu berpikir pertanyannya berkonteks khawatir, padahal Aluna hanya 'khawatir' ke ayamnya. Lebih aman bagi ayam madu itu di dalam kulkas dengan suhu dingin alih-alih di microwave semalaman. "Biarin aja nanti a

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Jodoh Tenggat Waktu   40). Entah Maju atau Mundur

    "Kamu terlalu kurus Al."Kalimat itu lagi. Aluna mengeratkan belitan tangannya di leher Bima—sedikit mencekik, agar suaminya ini lekas tutup mulut. Ya, setelah 3 kali permainan yang menghabiskan waktu kurang lebih 90 menit, akhirnya Aluna melompat ke punggung Bima agar menggendongnya ke lantai atas. Bima menghentikan langkahnya di tengah tangga karena dia kesulitan bernafas. Aluna melonggarkan belitan tangannya karena jika Bima pingsan, sudah dipastikan dia juga ikut terguling. Tangan Bima yang menahan bokong Aluna sedikit mendorongnya agar tidak merosot. Lelaki itu tanpa kesulitan membawa Aluna naik ke lantai atas. Aluna diturunkan di atas ranjang. Namun belum sampai disana, Aluna lagi-lagi menyiksa sang Suami dengan membelit lehernya—sengaja—keras. "Aku jadi mikir kamu cuma ngeles aja sengaja kalah biar bisa gendong aku Bim.""Kenapa emangnya?" tanya Bima kesulitan berbicara dengan leher dibelit dari belakang. "Al, longgarin tangannya! Kamu enggak bakal jatuh!"Aluna melakukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17

Bab terbaru

  • Jodoh Tenggat Waktu   67). Damai

    "Al jangan lari!"Aluna tidak mengindahkan teriakan itu. Dia tetap berlari.  Dia menggunakan seluruh energinya untuk cepat sampai tangga dan naik ke kamarnya. Aluna akan mengunci pintu sehingga Bima tidak perlu ada di satu ruangan dengannya. Untuk malam ini saja, Aluna ingin sedikit egois. Dia lelah bertengkar. Situasi tegang tak bagus untuk bayinya, apalagi sekarang adalah jam tidur. Aluna tidak boleh stress. "Aku minta maaf Al ..."Di belakang, Bima masih saja meracau. "Selama 3 hari kemarin aku mikirin soal kita, aku mikirin bayi kita juga."Aluna tidak menyukai panggilan 'bayi kita' kendati faktanya bayi ini memang memiliki setengah gen dirinya dan Bima. "Al ..." Teriakan Bima menjadi suara terakhir yang Aluna ingat ketika rasa pening karena terlalu banyak berpikir membuatnya limbung. Dia hampir jatuh terguling di atas tangga, tetapi urung karena Bima tiba-tiba sudah ada di belakang

  • Jodoh Tenggat Waktu   66). Kegaduhan

    "Al, bangun! Ada A Bima jemput kamu pulang!" Aluna menggeliat karena diganggu tidurnya. Perempuan itu bergeming berpikir bisikan itu hanya potongan mimpinya. Namun, dengan tangan yang mengelus pipi, Aluna tahu suara itu nyata. Dibukanya mata, Aluna mendapati Lela menatapnya cemas. Tatapan perempuan berwajah manis ini terlihat pucat. Entah karena ini sudah tengah malam atau karena alasan lain."Ada A Bima di depan," bisik Lela mengulang informasi. "Bima?" tanya Aluna menekuk sikut sehingga dia bisa duduk. Aluna menatap kamar Lela yang serba pastel. Ternyata dia memang tidur di kamar Lela, pantas kasurnya terasa lain. Ditatapnya jam dinding yang menjadi dekorasi kamar, ternyata sudah pukul 10 malam."Kok aku bisa tidur disini La?"  "Tadi teteh kan ketiduran di kamarnya A Kalis, terus sama Ibu diajak pindah kamar, enggak inget?"Aluna menggeleng. "Oke, oke, yang penting selamat. Yuk keluar?

  • Jodoh Tenggat Waktu   65). Semakin Kacau

    Wajah Aluna sudah macam korban sengatan lebah. Aluna mengompres matanya yang bengkak di dapur. Dia melakukannya sembari menunggu air di dalam teko yang dia panaskan di kompor lekas mendidih. Desing teko menguar keras. Aluna terjerat dalam lamunan. Perempuan yang memakai kaos semalam itu masih melamun dengan es batu mencair di tangannya. Ketika suara desing teko mendidih makin konstan, Aluna terlonjak dan lekas mematikannya. Betapa terkejutnya Aluna mendapati teko itu sudah kehilangan banyak air. Lamanya waktu yang dia biarkan membuat air di dalamnya menguap hilang. Mendesah, Aluna kembali mengulang. Mungkin perempuan itu tidak sepenuhnya sadar, bahwa alam bawah sadar telah membuatnya berulang kali melihat pintu. Bima tidak pulang sampai pagi. Kemana lelaki itu pergi? "Udahlah Al, mending kamu kerja biar cepet selesai," gumam Aluna menepis rasa khawatirnya. Dia membawa nampan berisi susu hamil rasa strawb

  • Jodoh Tenggat Waktu   64). Kacau

    "Kapan aku bilang begitu?" tanya Bima ketika Aluna menyindirnya soal suami tanpa perasaan. Nada suara Abimanyu Basudewa yang mendesis adalah pertanda, lelaki itu tidak sepenuhnya ingat soal kalimat lamarannya yang menyakitkan. "Waktu melamarku, kamu bilang bisa menghamiliku tanpa perasaan ..." jawab Aluna mengatakannya secara gamblang. Otak Bima tampaknya sedang mencerna, kening lelaki itu mengernyit. Lalu ketika hasilnya telah terproses, Abimanyu Basudewa termenung. "Al ...." lirihnya memanggil. Aluna menyeringai. "Semua kemarahan kamu di jalan tadi ... terlalu berlebihan Bim. Kamu keterlaluan karena hampir mencelakakan kita bertiga ...." maki Aluna.Bima mengerjap nanar mendengar kata 'bertiga'."Kamu harus malu marah-marah hanya karena telat dikasih tahu soal kehamilanku Bim, karena sebenarnya sejak awal, kamu udah ngomong ... hamilku itu bukan sesuatu yang bisa kita selebrasikan seperti pasutri pada umumnya!"

  • Jodoh Tenggat Waktu   63). Adu Otot

    Ketika Bima tiba-tiba mengajak pulang dengan nada dingin, Aluna buru-buru menghampiri Bima dan mengajaknya bicara di kamar. Namun, Bima sepertinya mengalami hari buruk. Lelaki itu memaksa Aluna segera pulang. Begitu mutlak, tegas dan tak terbantahkan. "Aku udah izin mau nginep sama Mamah dan Ayah, sorry tadi enggak ngabarin karena ponselku ketinggalan lagi," jelas Aluna tersenyum tipis. "Kamu ikut nginep aja ya Bim?""Kamu enggak paham maksudku Al? Aku bilang pulang, ya pulang!!" Aluna melebarkan pupil terkejut bukan main mendengar nada tajam Bima. Aluna menoleh tuk melihat reaksi orang tuanya, syukurlah suara televisi menjadi peredam suara sehingga mereka tidak mendengar ucapan Bima yang begitu tajam. Aluna kemudian mengalihkan tatapan ke depan. Menatap suaminya. Aluna bukan pembaca ekpsresi, tetapi tajamnya sorot pandang Bima, tentu adalah hal buruk.Menghela nafas, Aluna pun terpaksa mengangguki permintaan Bima u

  • Jodoh Tenggat Waktu   62). Berita Baik

    Rutenya selalu sama, apapun yang tidak diharapkan selalu Tuhan datangkan sebagai ujian. Seperti bakteri dan virus, yang lebih mahir membuat sistem imun belajar untuk kuat (Aluna)***Aluna pernah mendengar, jika kita sudah terlalu yakin akan suatu 'planning' maka akan ada saja sesuatu yang menggagalkannya. Aluna mengalaminya sekarang.  Berniat mengabari keluarganya soal kehamilannya satu hari pasca USG, planningnya malah molor sampai 4 hari setelahnya. Ya, telat 3 hari. Dan itu semua tidak sengaja dia lewatkan. Aluna benar-benar lupa akan hal itu. Dia sibuk mengejar deadline pekerjaan setelah hari dimana Bima membawanya ke kampus lantas main ke bioskop.Disini, kadang Aluna sadar bahwa manusia jangan terlalu percaya diri. Aluna yang sudah memikirkan reaksi kedua orang tuanya ketika tahu dia hamil sejatinya sudah melampaui takdir. Dia melupakan Tuhan dalam proses memikirkan planning itu. Yeah, karena sekaran

  • Jodoh Tenggat Waktu   61). Udang

    "Astaga sekarang jam berapa?""Jam setengah 7.""Ya ampun aku belum makan," seru Aluna panik. Bima mengernyitkan dahinya. Aluna si Perempuan gila kerja yang suka mengurung diri tanpa makan sekarang panik hanya karena lupa makan? "Hati-hati Al!" tegur Bima ketika sang Istri hampir terjatuh karena belum sepenuhnya sadar pasca tidur berjam-jam. "Padahal aku setting alarm tahu.""Capek banget kayaknya kamu Al. Kerja dari tadi?""Enggak kerja sama sekali. Cuma duduk doang.""Ya udah jangan cemberut gitu, sekarang sholat dulu, kalau mau mandi pakai air hangat biar enggak masuk angin," kata Bima memberi saran lembut. Aluna mengangguk. Bima gemas sekali karena wajah Aluna yang berkeringat secara otomatis membuat kedua pipinya memerah alami. Sangat cantik. Terutama karena wajah habis bangun Aluna benar-benar menggemaskan dengan mata bengkak menyipit dan juga bibir menekuk.

  • Jodoh Tenggat Waktu   60). USG juga

    Ternyata seperti ini rasanya ...Aluna duduk di kursi ruang Obgyn dengan seorang perempuan berkacamata mewawancarainya dengan banyak pertanyaan basic. Tujuan datang ke Obgyn? Kehamilan pertama atau bukan? Sudah cek pakai testpack lebih dulu atau belum? Dan lain sebagainya. Aluna menjawabnya dengan antusias. Sungguh, dia bahagia sekali bisa hamil sehingga setiap moment-nya dia nikmati dengan penuh sukacita. Aluna bahkan tidak insecure ketika ibu-ibu hamil yang datang ke klinik ini hampir semuanya diantar suaminya masing-masing. Fokus utama Aluna saat ini adalah kesehatan bayinya. "Bu Aluna, kayaknya bener deh kita udah pernah ketemu. Di The Jungle ...."Aluna ber-oh panjang. The Jungle adalah restoran milik ayahnya yang sekarang punya banyak cabang. "Iya itu memang punya ayah saja Dok.""Wah kebetulan, The Jungle itu tempat favorit saya.""Ya ampun, dunia sempit ya, lain kali kalau mampir bisa hubun

  • Jodoh Tenggat Waktu   59). Sudah Pasti

    Testpack digital telah melakukan pekerjaannya. Di jendelanya, tertera 'yes' sebagai jawaban. Aluna menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan. Emosinya sudah tersedot kemarin malam sehingga subuh ini dia bisa mengontrol diri. Aluna keluar dari kamar dan mencengkram testpack digital itu untuk dia masukan ke dalam kotak. Abimanyu Basudewa yang masih terlelap, dia lewati begitu saja. Alih-alih memberitahu Bima soal ini, Aluna malah membuka laptop. Dia menghitung usia pekerjaannya selama mengambil dua pekerjaan freelance sekaligus. Aluna tidak boleh mengambil banyak pekerjaan selama hamil karena begadang tidak dianjurkan. Dia akan menawarkan pekerjaannya yang belum selesai—dengan kontrak yang lama, ke temannya sesama freelance. "Bisa enggak? Sekitar 113 bab lagi, itu optional, bisa diperpendek maupun diperpanjang kalau memang butuh duit banget," kata Aluna menggigiti ujung kukunya karena gugup. Aluna bahkan belum cuci m

DMCA.com Protection Status