Beranda / Romansa / Jodoh Tenggat Waktu / 37). Menjadi Dingin

Share

37). Menjadi Dingin

Penulis: Rianafni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-06 07:22:45

Aluna menceritakan banyak hal; tripnya di Bali yang melibatkan banyak tempat-tempat eksotis dan menyenangkan.

Bima terdiam.

Bukan ini yang dia inginkan ketika Aluna pulang.

Dia ingin penjelasan kenapa Aluna berlama-lama di Bali.

Tujuh hari bukan waktu yang singkat. Bima punya kedua mata berkantung, bibir pecah-pecah karena sariawan kurang tidur serta riwayat rasa malu di kelasnya mengajar.

Semua itu adalah efek khawatir memikirkan Aluna.

Dan perempuan ini bertingkah seolah mereka tidak ada masalah?

"Kenapa kamu diem aja? Bosen ya?" tanya Aluna menghentikan ucapannya.

"Kamu sadar udah berapa hari pergi?" tanya Bima dengan nanar. Dia sama sekali tidak menghapuskan tatapannya. Semua yang dia tampilkan apa adanya; betapa Bima tersiksa dengan raut wajah bahagia Aluna.

Ketika dirinya uring-uringan, Aluna malah bersenang-senang?

"Tahu, 7 hari. Tapi aku sama sekali enggak berhutang penjelasan karena sejak awal aku enggak menjanjikan pulang cepat," jawab Aluna lagi-lagi dengan raut w
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Siti Khodijah
lama nunggu up nya kayak nunggu cucian kering dimusim hujan...
goodnovel comment avatar
Silvi Anita
kapok mu kapan bim, dicueki al .........
goodnovel comment avatar
Shadhika Imha
kapan diupdate ceritax thorrr ceritax seru, semngat untuk terus update ya suka sekali sama novelnyq
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Jodoh Tenggat Waktu   38). Kembali Ke Peraturan Awal

    Aluna tahu, keputusannya untuk bahagia 'sendiri' akan menimbulkan tanya bagi Bima. Terlebih Aluna memang pergi ke Bali dalam keadaan sangat marah. Namun seperti kata Bagaspati, hidup hanya sekali, sangat sia-sia jika dihabiskan memikirkan satu perkara kecil. Aluna telah membebaskan diri dari masalah Bima dan sekarang dia benar-benar bahagia. Tanpa kepura-puraan tentu saja. Satu masalah selesai, masalah lainnya datang. Ya, masalah Bima yang sering marah-marah. Pasca kejadian foto pernikahan mereka Aluna turunkan dari dinding, Bima pergi ke kampus dalam keadaan marah. Lelaki itu tersinggung karena Aluna mengartikan pujiannya sebagai bujukan berhubungan badan, padahal dari itu semua, seharusnya Bima mengevaluasi semua ucap dan tindakannya. Bukannya mengedepankan emosi. Seolah waktu yang bergulir tak membilas kemarahannya, lelaki itu pulang 'masih' dalam keadaan marah. Padahal cuaca di luar sangat indah. Sangat bagus dipakai untuk bersepeda mengelilingi jalanan perumahan yang asri.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-11
  • Jodoh Tenggat Waktu   39). Pindah Profesi Saja Pak!

    "Kamu enggak makan Bim?" tanya Aluna setelah sekian lama dia menghitung hari apakah harus menyapa Bima atau tidak. Keputusan akhir, jari kelingkingnya memberi keputusan paling bijak; dia harus menanyakan soal kondisi perut lelaki itu. Semata hanya agar dia terlihat manusiawi bukan karena perhatian. Akan kentara menghindar, jika Aluna benar-benar menutup mata dari lelaki tersebut. Bima yang belum tidur dan sedang memangku laptop di pahanya, mendongak mendengar pertanyaan Aluna. Lelaki itu melepas kacamata dan mengurut pangkal hidungnya. Aluna menunggu jawaban. Dia masih mematung di depan pintu. "Kalau enggak makan, aku masukin ayam kamu ke kulkas," tambah Aluna. Bima melongo dibuatnya. Mungkin lelaki itu berpikir pertanyannya berkonteks khawatir, padahal Aluna hanya 'khawatir' ke ayamnya. Lebih aman bagi ayam madu itu di dalam kulkas dengan suhu dingin alih-alih di microwave semalaman. "Biarin aja nanti a

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Jodoh Tenggat Waktu   40). Entah Maju atau Mundur

    "Kamu terlalu kurus Al."Kalimat itu lagi. Aluna mengeratkan belitan tangannya di leher Bima—sedikit mencekik, agar suaminya ini lekas tutup mulut. Ya, setelah 3 kali permainan yang menghabiskan waktu kurang lebih 90 menit, akhirnya Aluna melompat ke punggung Bima agar menggendongnya ke lantai atas. Bima menghentikan langkahnya di tengah tangga karena dia kesulitan bernafas. Aluna melonggarkan belitan tangannya karena jika Bima pingsan, sudah dipastikan dia juga ikut terguling. Tangan Bima yang menahan bokong Aluna sedikit mendorongnya agar tidak merosot. Lelaki itu tanpa kesulitan membawa Aluna naik ke lantai atas. Aluna diturunkan di atas ranjang. Namun belum sampai disana, Aluna lagi-lagi menyiksa sang Suami dengan membelit lehernya—sengaja—keras. "Aku jadi mikir kamu cuma ngeles aja sengaja kalah biar bisa gendong aku Bim.""Kenapa emangnya?" tanya Bima kesulitan berbicara dengan leher dibelit dari belakang. "Al, longgarin tangannya! Kamu enggak bakal jatuh!"Aluna melakukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Jodoh Tenggat Waktu   41). Game Taruhan

    Abimanyu Basudewa tahu banyak hal tentang Aluna. Lelaki itu tahu pekerjaannya, hobinya, jurusan kuliahnya sampai kebiasaannya. Dengan track record seteliti itu, seharusnya nama 'Cakrawala' sudah hapal di luar kepala. Praduga kasar Aluna dibenarkan oleh tatapan menajam Bima ke arahnya. Ya, Bima mengenal Cakra. "Mantan pacar kamu itu?" tanya Bima memastikan. "Mantan calon suami," jawab Aluna tanpa menutup-nutupi apapun. Sejatinya, Aluna memang berpacaran untuk menikah. Aluna bahkan sampai menunggu sebelas tahun lamanya, kendati ujungnya Cakra berselingkuh dan membuat Aluna berakhir bersama Bima—lelaki yang background hidupnya lebih baik dari Cakra, tetapi kenyataannya sama saja dengan Cakra. Keduanya sama-sama membuat Aluna sakit hati karena menduakannya dengan perempuan lain—yang lebih anggun dan feminim. "Oh.""Iya."Bima mengangguk. Bima terlihat hendak pergi, tetapi tidak tahu kenapa lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • Jodoh Tenggat Waktu   42). Mengajak Gila Bersama

    "Kamu kangen aku enggak Al?" tanya Bima dengan bola mata menatap Aluna. Tatapannya begitu lain, sarat frustasi seolah Aluna membuat lelaki itu tersiksa akan sesuatu. Aluna yang mendengar pertanyaan itu sontak terbatuk oleh oksigen yang dia hirup. "Seriously? Kamu pakai kalimat itu buat ngisi pertanyaan yang kamu dapatkan setiap 30 menit sekali?" salaknya lantang. Bima mengedikkan bahunya. "Itu penting buatku. Aku penasaran dengan itu.""Kamu ngerasa harus bertanya itu Bim disaat semuanya udah jelas?"Bima menaikkan sebelah alisnya. Lelaki itu menunggu. "Aku sama sekali enggak kangen," jawab Aluna menekan semua kata di kalimatnya agar kepala suaminya yang super pintar ini bisa mencerna ucapannya. "Oh."Aluna mendelik. Hening. Aluna jadi kikuk sendiri karena Bima seperti tak diam saja. "Lanjut enggak?" tanya Aluna. "Oke. Tapi taruhannya selesai.""Cih."

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Jodoh Tenggat Waktu   43). Horor

    Bima tidak sedang ingin membatasi hubungan, justru ucapannya mengarah satu hal; lelaki itu mempersilahkan Aluna masuk ke dalam hatinya tanpa harus menyingkirkan Cassandra. Itu yang Aluna tangkap dari obrolannya dengan sang Suami. Analoginya, jika selama ini Bima hidup bersama Cassandra di dalam rumah, Aluna yang ada di luar lelaki itu persilahkan masuk tanpa harus mengusir Cassandra dari dalamnya. Tuk itulah, Bima meminta dirinya 'menghargai' Cassandra sebagai sosok baik yang bisa dipelajari kisah hidupnya—alih-alih mantan calon istri suaminya. Jika Aluna belum ke Bali, dan belum mendapat pencerahan atas perasaannya, mungkin sekarang Aluna akan bahagia sebab dia satu langkah lebih maju. Kalau Bima sudah mengizinkannya masuk, apapun bisa Aluna lakukan. Termasuk menendang Cassandra keluar. Sayangnya ... Aluna sudah apatis sekarang. Dia malah mentertawai permintaan Bima tuk mengenal Cassandra lebih lanjut. Baiklah, a

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03
  • Jodoh Tenggat Waktu   44). Pemisahan Posisi

    Jika hantu Cassandra benar-benar ada, maka dia salah langkah, sebab kedatangannya malah membuat Bima makin perhatian dengan Aluna. Lelaki itu memeluk Aluna dan menariknya dari kamar mandi. Petir menyambar dari luar. Cahayanya mampu menembus jendela yang bertirai sehingga kamar seketika terang benderang."Kamu enggak apa-apa?" tanya Bima menurunkan Aluna di pinggir ranjang. Aluna mengangguk. Dia buru-buru masuk ke dalam selimut dan meringkuk memeluk guling. Tempat favoritnya yang adalah ujung ranjang, sekarang dihindari sebab bayangan tangan putih pucat mencuat dari kolong ranjang benar-benar mengerikan. Aluna sangat takut tetapi dia tidak mau terkesan mencari perhatian Bima sehingga alih-alih mengatakan ketakutannya, Aluna hanya diam dan lekas tidur. "Kamu ternyata penakut ya Al ..." gumam Bima. Aluna sama sekali tidak menoleh. Dia mendengar suara ranjang bergerak, mungkin Bima sedang mencari posisi rebah yang nyaman.

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-04
  • Jodoh Tenggat Waktu   45). Alasan Bima

    Menurut Bima, mengenalkan Aluna kepada Cassandra akan membuat Aluna memahami alasan kenapa perempuan itu sulit dilupakan. Namun Aluna punya opini lain ketika langkahnya menjejak rumah mertuanya. Dia akan mencari tahu soal Cassandra dari mulut Mitha dengan tujuan; memperkuat hatinya untuk berpisah ketika hamil nanti. Pikir Aluna, kalau dia tahu sesempurna apa Sandra, barangkali sel-sel di tubuhnya akan makin kuat melindungi perasaannya. "Ngapain kamu tanya soal dia?"Tidak Aluna duga, tanggapan Mitha begitu 'ketus'."Udah ya Al, dia hanya masa lalu suami kamu. Enggak usah dibahas lagi," tambah Mitha mengangkat tangannya tuk meremas bahu Aluna yang dibalut kemeja kotak-kotak. Mitha melukis senyum simpul. "Kamu enggak perlu tahu dia siapa, bagaimana rupanya dan asalnya. Dia udah jauh. Enggak bakal jadi ancaman buat kamu."Memang tidak ada penelitian khusus berapa jarak dunia dan akhirat, tetapi Aluna tidak akan menjadi wartawan y

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05

Bab terbaru

  • Jodoh Tenggat Waktu   67). Damai

    "Al jangan lari!"Aluna tidak mengindahkan teriakan itu. Dia tetap berlari.  Dia menggunakan seluruh energinya untuk cepat sampai tangga dan naik ke kamarnya. Aluna akan mengunci pintu sehingga Bima tidak perlu ada di satu ruangan dengannya. Untuk malam ini saja, Aluna ingin sedikit egois. Dia lelah bertengkar. Situasi tegang tak bagus untuk bayinya, apalagi sekarang adalah jam tidur. Aluna tidak boleh stress. "Aku minta maaf Al ..."Di belakang, Bima masih saja meracau. "Selama 3 hari kemarin aku mikirin soal kita, aku mikirin bayi kita juga."Aluna tidak menyukai panggilan 'bayi kita' kendati faktanya bayi ini memang memiliki setengah gen dirinya dan Bima. "Al ..." Teriakan Bima menjadi suara terakhir yang Aluna ingat ketika rasa pening karena terlalu banyak berpikir membuatnya limbung. Dia hampir jatuh terguling di atas tangga, tetapi urung karena Bima tiba-tiba sudah ada di belakang

  • Jodoh Tenggat Waktu   66). Kegaduhan

    "Al, bangun! Ada A Bima jemput kamu pulang!" Aluna menggeliat karena diganggu tidurnya. Perempuan itu bergeming berpikir bisikan itu hanya potongan mimpinya. Namun, dengan tangan yang mengelus pipi, Aluna tahu suara itu nyata. Dibukanya mata, Aluna mendapati Lela menatapnya cemas. Tatapan perempuan berwajah manis ini terlihat pucat. Entah karena ini sudah tengah malam atau karena alasan lain."Ada A Bima di depan," bisik Lela mengulang informasi. "Bima?" tanya Aluna menekuk sikut sehingga dia bisa duduk. Aluna menatap kamar Lela yang serba pastel. Ternyata dia memang tidur di kamar Lela, pantas kasurnya terasa lain. Ditatapnya jam dinding yang menjadi dekorasi kamar, ternyata sudah pukul 10 malam."Kok aku bisa tidur disini La?"  "Tadi teteh kan ketiduran di kamarnya A Kalis, terus sama Ibu diajak pindah kamar, enggak inget?"Aluna menggeleng. "Oke, oke, yang penting selamat. Yuk keluar?

  • Jodoh Tenggat Waktu   65). Semakin Kacau

    Wajah Aluna sudah macam korban sengatan lebah. Aluna mengompres matanya yang bengkak di dapur. Dia melakukannya sembari menunggu air di dalam teko yang dia panaskan di kompor lekas mendidih. Desing teko menguar keras. Aluna terjerat dalam lamunan. Perempuan yang memakai kaos semalam itu masih melamun dengan es batu mencair di tangannya. Ketika suara desing teko mendidih makin konstan, Aluna terlonjak dan lekas mematikannya. Betapa terkejutnya Aluna mendapati teko itu sudah kehilangan banyak air. Lamanya waktu yang dia biarkan membuat air di dalamnya menguap hilang. Mendesah, Aluna kembali mengulang. Mungkin perempuan itu tidak sepenuhnya sadar, bahwa alam bawah sadar telah membuatnya berulang kali melihat pintu. Bima tidak pulang sampai pagi. Kemana lelaki itu pergi? "Udahlah Al, mending kamu kerja biar cepet selesai," gumam Aluna menepis rasa khawatirnya. Dia membawa nampan berisi susu hamil rasa strawb

  • Jodoh Tenggat Waktu   64). Kacau

    "Kapan aku bilang begitu?" tanya Bima ketika Aluna menyindirnya soal suami tanpa perasaan. Nada suara Abimanyu Basudewa yang mendesis adalah pertanda, lelaki itu tidak sepenuhnya ingat soal kalimat lamarannya yang menyakitkan. "Waktu melamarku, kamu bilang bisa menghamiliku tanpa perasaan ..." jawab Aluna mengatakannya secara gamblang. Otak Bima tampaknya sedang mencerna, kening lelaki itu mengernyit. Lalu ketika hasilnya telah terproses, Abimanyu Basudewa termenung. "Al ...." lirihnya memanggil. Aluna menyeringai. "Semua kemarahan kamu di jalan tadi ... terlalu berlebihan Bim. Kamu keterlaluan karena hampir mencelakakan kita bertiga ...." maki Aluna.Bima mengerjap nanar mendengar kata 'bertiga'."Kamu harus malu marah-marah hanya karena telat dikasih tahu soal kehamilanku Bim, karena sebenarnya sejak awal, kamu udah ngomong ... hamilku itu bukan sesuatu yang bisa kita selebrasikan seperti pasutri pada umumnya!"

  • Jodoh Tenggat Waktu   63). Adu Otot

    Ketika Bima tiba-tiba mengajak pulang dengan nada dingin, Aluna buru-buru menghampiri Bima dan mengajaknya bicara di kamar. Namun, Bima sepertinya mengalami hari buruk. Lelaki itu memaksa Aluna segera pulang. Begitu mutlak, tegas dan tak terbantahkan. "Aku udah izin mau nginep sama Mamah dan Ayah, sorry tadi enggak ngabarin karena ponselku ketinggalan lagi," jelas Aluna tersenyum tipis. "Kamu ikut nginep aja ya Bim?""Kamu enggak paham maksudku Al? Aku bilang pulang, ya pulang!!" Aluna melebarkan pupil terkejut bukan main mendengar nada tajam Bima. Aluna menoleh tuk melihat reaksi orang tuanya, syukurlah suara televisi menjadi peredam suara sehingga mereka tidak mendengar ucapan Bima yang begitu tajam. Aluna kemudian mengalihkan tatapan ke depan. Menatap suaminya. Aluna bukan pembaca ekpsresi, tetapi tajamnya sorot pandang Bima, tentu adalah hal buruk.Menghela nafas, Aluna pun terpaksa mengangguki permintaan Bima u

  • Jodoh Tenggat Waktu   62). Berita Baik

    Rutenya selalu sama, apapun yang tidak diharapkan selalu Tuhan datangkan sebagai ujian. Seperti bakteri dan virus, yang lebih mahir membuat sistem imun belajar untuk kuat (Aluna)***Aluna pernah mendengar, jika kita sudah terlalu yakin akan suatu 'planning' maka akan ada saja sesuatu yang menggagalkannya. Aluna mengalaminya sekarang.  Berniat mengabari keluarganya soal kehamilannya satu hari pasca USG, planningnya malah molor sampai 4 hari setelahnya. Ya, telat 3 hari. Dan itu semua tidak sengaja dia lewatkan. Aluna benar-benar lupa akan hal itu. Dia sibuk mengejar deadline pekerjaan setelah hari dimana Bima membawanya ke kampus lantas main ke bioskop.Disini, kadang Aluna sadar bahwa manusia jangan terlalu percaya diri. Aluna yang sudah memikirkan reaksi kedua orang tuanya ketika tahu dia hamil sejatinya sudah melampaui takdir. Dia melupakan Tuhan dalam proses memikirkan planning itu. Yeah, karena sekaran

  • Jodoh Tenggat Waktu   61). Udang

    "Astaga sekarang jam berapa?""Jam setengah 7.""Ya ampun aku belum makan," seru Aluna panik. Bima mengernyitkan dahinya. Aluna si Perempuan gila kerja yang suka mengurung diri tanpa makan sekarang panik hanya karena lupa makan? "Hati-hati Al!" tegur Bima ketika sang Istri hampir terjatuh karena belum sepenuhnya sadar pasca tidur berjam-jam. "Padahal aku setting alarm tahu.""Capek banget kayaknya kamu Al. Kerja dari tadi?""Enggak kerja sama sekali. Cuma duduk doang.""Ya udah jangan cemberut gitu, sekarang sholat dulu, kalau mau mandi pakai air hangat biar enggak masuk angin," kata Bima memberi saran lembut. Aluna mengangguk. Bima gemas sekali karena wajah Aluna yang berkeringat secara otomatis membuat kedua pipinya memerah alami. Sangat cantik. Terutama karena wajah habis bangun Aluna benar-benar menggemaskan dengan mata bengkak menyipit dan juga bibir menekuk.

  • Jodoh Tenggat Waktu   60). USG juga

    Ternyata seperti ini rasanya ...Aluna duduk di kursi ruang Obgyn dengan seorang perempuan berkacamata mewawancarainya dengan banyak pertanyaan basic. Tujuan datang ke Obgyn? Kehamilan pertama atau bukan? Sudah cek pakai testpack lebih dulu atau belum? Dan lain sebagainya. Aluna menjawabnya dengan antusias. Sungguh, dia bahagia sekali bisa hamil sehingga setiap moment-nya dia nikmati dengan penuh sukacita. Aluna bahkan tidak insecure ketika ibu-ibu hamil yang datang ke klinik ini hampir semuanya diantar suaminya masing-masing. Fokus utama Aluna saat ini adalah kesehatan bayinya. "Bu Aluna, kayaknya bener deh kita udah pernah ketemu. Di The Jungle ...."Aluna ber-oh panjang. The Jungle adalah restoran milik ayahnya yang sekarang punya banyak cabang. "Iya itu memang punya ayah saja Dok.""Wah kebetulan, The Jungle itu tempat favorit saya.""Ya ampun, dunia sempit ya, lain kali kalau mampir bisa hubun

  • Jodoh Tenggat Waktu   59). Sudah Pasti

    Testpack digital telah melakukan pekerjaannya. Di jendelanya, tertera 'yes' sebagai jawaban. Aluna menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan. Emosinya sudah tersedot kemarin malam sehingga subuh ini dia bisa mengontrol diri. Aluna keluar dari kamar dan mencengkram testpack digital itu untuk dia masukan ke dalam kotak. Abimanyu Basudewa yang masih terlelap, dia lewati begitu saja. Alih-alih memberitahu Bima soal ini, Aluna malah membuka laptop. Dia menghitung usia pekerjaannya selama mengambil dua pekerjaan freelance sekaligus. Aluna tidak boleh mengambil banyak pekerjaan selama hamil karena begadang tidak dianjurkan. Dia akan menawarkan pekerjaannya yang belum selesai—dengan kontrak yang lama, ke temannya sesama freelance. "Bisa enggak? Sekitar 113 bab lagi, itu optional, bisa diperpendek maupun diperpanjang kalau memang butuh duit banget," kata Aluna menggigiti ujung kukunya karena gugup. Aluna bahkan belum cuci m

DMCA.com Protection Status