Share

Bab 0002

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 22:40:21

Boon-Mae kemudian memberikan satu gelas lagi disusul Liam yang kemudian memberikan gelas bordeaux. “Untuk pernikahanku,” ujar Liam kemudian mereka semua yang berada di meja itupun bersulang.

Splash!!!

Satu gelas Cabernet menyiram wajah Liam. “Kamu brengsek, Liam! Sia-sia semua waktuku selama tiga tahun ini bersamamu, pergi kau ke neraka!” teriak Arsha yang telah berdiri di depan meja Liam.

Setelah puas memaki, Arsha melempar gelas ke arah Liam namun dengan mudah pria itu menghindar.

Semua mata para pengusaha muda yang duduk mengelilingi Liam membulat sempurna melihat drama yang disajikan wanita cantik nan mungil yang sedang berang.

Kama membuka satu kancing kemejanya, sensasi panas mulai menjalar dari dalam tubuh.

Matanya menatap Arsha dari atas hingga bawah, entah kenapa beberapa bagian tubuhnya yang menonjol dan padat di tempat seharusnya membuat Kama bergairah.

Belum pernah ia merasakan hasrat sebesar ini ketika melihat seorang gadis meski Kama akui, gadis yang sedang emosi terhadap Liam itu sangat cantik seperti paras wanita asli Negaranya mengingatkan Kama pada sang Bunda.

“Aku minta maaf, tapi aku sudah bilang kalau aku dijodohkan ... aku bisa apa?” Liam mengangkat bahu dan kedua tangannya tanda bila dirinya tidak memiliki pilihan.

“Kamu bisa menolak dan menikah denganku!” Arsha mengumpat dalam hati setelah mengatakan kalimat itu, kenapa dirinya jadi seperti mengemis pada Liam?

Pria itu terkekeh geli. “Tapi Ayah calon istriku lebih kaya dari Ayahmu dan aku harus melakukan ini agar perusahaan kami bisa bergabung dan menjadi hebat,” ujar Liam membuat Arsha menaikan lututnya ke atas meja hendak menerjang Liam namun beberapa pria menahan.

“Brengsek emang si Liam,” umpat Kama di dalam hati, mengasihani gadis cantik yang menunjukan amarah yang besar namun terdapat banyak kekecewaan pada sorot matanya.

Arsha kehabisan kata-kata, ia kemudian berbalik untuk pergi dari pada mempermalukan dirinya sendiri di depan Liam dan banyak pria tampan di sana.

Ia akan menenggak banyak cairan beralkohol lagi untuk melupakan rasa sakitnya pada pria itu.

Kejadian tadi sama sekali tidak membuat Liam menghentikan pesta, malah pria itu menyewa penari striptis untuk menari di atas pangkuannya.

Kama yang sedari tadi diam merasakan hasratnya mulai memuncak melihat kemolekan dan liukan penari striptis minim busana, tenggorokannya pun terasa serat dan jantungnya berdebar menaikan tempo.

Kama yakin jika baru saja ada sesuatu yang dimasukan pada minumannya, entah yang diberikan Quan, Boon-Mae atupun Liam.

Ia harus segera pergi dari sana untuk menghilangkan perasaan laknat yang mulai mengambil alih tubuhnya.

“Saya permisi sebentar,” pamit Kama padahal berniat kembali ke kamarnya.

Sesuatu di bawah sana telah menegang membuat sempit celananya, ia bingung harus bagaimana melampiaskan hasrat yang sedang membelenggu.

Masa iya dirinya harus membayar wanita untuk melampiaskan hasrat tersebut.

Langkah panjangnya tertuju pada lift yang terbuka lebar, bergegas masuk ke dalamnya namun sebelum pintu tertutup seorang gadis berlari masuk sempoyongan hingga menabrak tubuhnya.

“Kamu ... laki-laki ... dan semua laki-laki, brengsek!” bisik Arsha sambil mendongak dengan mata setengah terpejam, ia mendesakan tubuhnya ke tubuh Kama yang bersandar di dinding.

Kama yang jauh lebih tinggi memudahkannya melihat dua gundukan besar milik gadis itu.

Mini dress model payung yang panjangnya hingga lutut dengan tali sphagety di bagian pundaknya membuat Arsha tampak seksi.

Kama juga bisa merasakan halusnya kulit Arsha ketika tangannya menyentuh kulit gadis itu.

Kama sampai menahan nafas seraya memejamkan mata untuk menahan ledakan hasrat saat Arsha yang sedang mabuk mendesakan terus tubuhnya kepada Kama.

Beruntung di dalam lift hanya ada mereka berdua sehingga ia bisa mendorong Arsha menjauh tanpa mendapat tatapan aneh orang lain.

Arsha bergeming, ia semakin menempelkan tubuhnya pada Kama saat pria itu mulai mendorongnya menjauh.

Bahkan Arsha mengalungkan tangan di leher Kama kemudian berjinjit mengecup bibir Kama sambil memejamkan mata membuat Kama semakin kasar mendorong Arsha namun terhenti ketika Arsha menjauhkan wajahnya.

“Kamu bilang kalau aku a good kisser,” gumam Arsha.

“Kamu tidak akan pernah bisa melupakan bibirku, Liam ... .”

Arsha menganggap pria yang sedang terdesak antaranya dirinya dan dinding lift adalah Liam, ia pun menyatukan bibirnya kembali dengan Kama.

Kama menegang sesaat, merasakan bagaimana lembutnya bibir Arsha menyentuh bibirnya.

Tidak lama kemudian kesadaran dapat ia raih kembali, kedua tangannya sontak mendorong Arsha namun gadis itu mengencangkan rantai tangannya di leher Kama.

Lama-lama Kama kalah dengan hasratnya sendiri, ia menyambut belaian bibir Arsha yang tidak bisa ia pungkiri bila gadis itu memang a good kisser.

Menarik kedua paha Arsha agar melingkar di pinggangnya hingga lift berdenting menandakan bila pintu akan segera terbuka.

Setengah berlari Kama dengan mudahnya menggendong Arsha menuju kamar hotel yang telah disediakan keluarga Liam untuknya.

Seakan dikejar waktu Kama masuk ke dalam kamar tapi masih sadar untuk memastikan pintu terkunci.

Perlahan Kama merebahkan Arsha di atas tempat tidur, tidak ada cara lain untuk melepaskan belenggu hasrat itu selain menyalurkannya.

Pikiran Kama terblokir, yang ia tau adalah saat ini juga ia harus menyalurkan hasratnya pada gadis yang tengah pasrah di atas ranjang.

Mata indah gadis itu berkabut, tali di pundak Arsha pun telah turun dan roknya tersingkap memamerkan pahanya yang mulus.

Nafas Kama tersengal, peluh semakin bercucuran dari pelipisnya.

Pria itu memejamkan mata sekilas kemudian merunduk, mulai melumat bibir Arsha yang tidak pernah menolak ketika Kama mulai merajainya.

Kama sadar jika yang ia lakukan saat ini adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

Bab terkait

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0003

    Kama terkejut ketika ia membuka mata dan langsung di suguhkan oleh pemandangan wajah cantik seorang gadis. Ingatannya ditarik mundur ke belakang secara paksa, mencari jawaban apa yang dilakukan gadis itu di atas ranjangnya.Kama baru ingat jika tadi malam ia mencurigai ada sesuatu dalam minuman yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0004

    Melihat Arsha menangis, Kama meraup wajahnya kasar, hembusan nafas terdengar berkali-kali keluar dari mulutnya.Noda darah yang mewarnai seprei putih membuatnya semakin yakin bila ia telah merenggut kesucian perempuan itu.Menyesal pun tidak ada guna, tapi jelas ia harus bertanggung jawab.Menikahi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0005

    “Dari mana lo?” Suara Rachel mengejutkan Arsha yang mengendap-ngendap masuk ke dalam kamar.Arsha tersenyum memamerkan giginya yang putih bersih, kemudian merentangkan ke dua tangan memeluk Rachel yang hanya berbalut anduk putih.Meletakan dagu di pundak terbuka Rachel dan baru ia rasakan pengar lu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0006

    Arsha duduk di balkon kamarnya, menatap ke arah rumah sang Oma. Meraih ponselnya, Arsha menekan nomor Ibu angkat sang Mommy. Bisa Arsha lihat Omanya sedang menonton televisi di lantai dua, wanita tua itu meraih ponsel dari atas meja. “Hallo ... .” Suara Oma terdengar dingin. “Oma udah minum

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0007

    “Aarash enggak setuju Dad ... belum tentu Caca mau, Daddy sendiri dulu waktu dijodohin sama Mommy nolak mentah-mentah,” ujar Aarash tidak setuju tatkala mendengar sang adik akan dijodohkan. “Tapi Mommy sama Daddy lama-lama saling mencintai,” tukas Mommy, tangannya memijat lembut kepala Aarav di ata

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0008

    “Pake baju ini, Ca ... potongannya bagus ... lo jadi keliatan tinggi trus punggung lo yang mulus juga jadi ke ekspose,” kata Rachel tangannya mengangkat sebuah gaun model mini dress atasan brukat dengan bagian rok mengembang karena terdapat tile yang banyak di bagian dalam rok. Rancangan sang Mommy

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0009

    Menyesal adalah satu kata yang bercokol di dalam hati Kama beberapa bulan terakhir. Niat untuk melepaskan rindu dengan sang adik tercinta yang sedang menuntut ilmu di Jerman sekaligus bertemu dengan kedua orang tuanya yang ketika itu berkunjung ke sana malah membuat Kama berakhir dengan sebuah kata

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0010

    Sang Mommy memutar sedikit tubuhnya demi bisa melihat wajah Caca, tidak mengatakan sepatah katapun hanya raut wajah dan matanya tampak khawatir. Khawatir Caca akan berbuat onar, sembilan bulan mengandung dan dua puluh lima tahun mengurus si bungsu, Bee sudah hapal gejala-gejala bila Arsha akan memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21

Bab terbaru

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0288

    “Kok malah dipelototin?” Pertanyaan Kejora itu membuat Zhafira berhenti berpikir. “Heu?” Zhafira menoleh. “Pake ini.” Zara memberikan sarung tangan plastik kepada Zhafira. “Pake ini makannya?” Dengan polosnya Zhafira bertanya. “Iya sayang, kamu pesen Fufu ... makanan khas Afrika, jadi makan kuah

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0287

    “Kok kita baru bisa liburan bareng sekarang ya?” celetuk Arsha sambil memilih pakaian yang terpajang di butik di mana mereka berada saat ini. “Kak Caca ‘kan sibuk produksi anak terus.” Kejora yang menyahut terlebih dahulu. “Kak Zara sibuk jadi dokter.” Kejora menambahkan. “Zhafira sibuk kerja,” t

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0286

    “Ca ... itu perut kamu kemana-mana!” tegur Kama, melirik perut istrinya. “Emang kenapa? Perut Caca enak diliat, kan? Walau udah punya anak empat tapi rata ... kenceng.” Sang istri berkilah, keras kepala. Kama mengembuskan napas, tidak baik berdebat di depan anak-anak mereka yang saat ini sedang d

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0285

    “Mau kemana?” Kama yang duduk di kursi meja makan bertanya sambil memindai istrinya dari atas ke bawah. Sport-braa dipadankan legging panjang dengan motif senada kemudian hanya memakai cardigan hoodie tanpa sleting atau kancing di bagian depannya. “Perut kamu enggak akan masuk angin itu, sayang?”

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0284

    “Biasanya kalau gue curhat sama cewek, pasti berakhir di atas ranjang ... dan gue paling pantang bawa cewek dari Nightclub ke atas ranjang gue ... enggak bersih.” Satu detik setelah Arkana berkata demikian, ia mendapat siraman minuman dari Lovely yang kemudian pergi meninggalkan meja para pria tampa

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0283

    Kelima pria tampan melangkah beriringan memasuki sebuah Nightclub. Wajah rupawan, tubuh atletis dengan tinggi menjulang dan outfit dari brand terkenal dunia menjadikan mereka incaran para gadis. “Lo pada pernah nyesel enggak sih, kerena memutuskan menikah?” celetuk Arkana bertanya. Kini mereka su

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0282

    “Bang ... keringetan ih, bau ... Caca udah mandi ... turunin.” Arsha meronta berharap Kama menurunkannya. “Kan bisa mandi lagi,” balas Kama santai. Jika Arsha tidak salah liat, pria itu sedang menyeringai pertanda tidak baik untuk kesehatan jantungnya. “Bang turunin dulu ... Caca mau kasih Asi bua

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0281

    Setelah drama baby blues beberapa bulan lalu, kini Arsha bisa menikmati perannya sebagai Ibu dengan bantuan baby sitter. Tidak ada tangis maupun uring-uringan berganti dengan kebahagiaan yang membanjirinya setiap hari. Arsha memang harus dibimbing dan Kama adalah orang yang tepat untuk itu. Mungk

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0280

    Mungkin saat ini pun Arsha menangis karena itu, perlahan Kama mendorong benda bercat putih dan menemukan istrinya sedang duduk di lantai memeluk kedua lutut dan menenggelamkan wajahnya di sana. Dari jauh Kama sudah bisa melihat jika ketiga anaknya sedang terlelap di box bayi masing-masing. “Sayang

DMCA.com Protection Status