Seorang gadis menenggak minuman beralkohol pada gelas ke lima.Minuman tersebut terasa panas mengalir melalui tenggorokannya sepanas hatinya saat ini.Dentuman musik yang dimainkan DJ terdengar kencang hingga memekakan telinga juga menggetarkan dadanya yang sedang bergejolak oleh amarah.Matanya den
Boon-Mae kemudian memberikan satu gelas lagi disusul Liam yang kemudian memberikan gelas bordeaux. “Untuk pernikahanku,” ujar Liam kemudian mereka semua yang berada di meja itupun bersulang.Splash!!!Satu gelas Cabernet menyiram wajah Liam. “Kamu brengsek, Liam! Sia-sia semua waktuku selama tiga ta
Kama terkejut ketika ia membuka mata dan langsung di suguhkan oleh pemandangan wajah cantik seorang gadis. Ingatannya ditarik mundur ke belakang secara paksa, mencari jawaban apa yang dilakukan gadis itu di atas ranjangnya.Kama baru ingat jika tadi malam ia mencurigai ada sesuatu dalam minuman yan
Melihat Arsha menangis, Kama meraup wajahnya kasar, hembusan nafas terdengar berkali-kali keluar dari mulutnya.Noda darah yang mewarnai seprei putih membuatnya semakin yakin bila ia telah merenggut kesucian perempuan itu.Menyesal pun tidak ada guna, tapi jelas ia harus bertanggung jawab.Menikahi
“Dari mana lo?” Suara Rachel mengejutkan Arsha yang mengendap-ngendap masuk ke dalam kamar.Arsha tersenyum memamerkan giginya yang putih bersih, kemudian merentangkan ke dua tangan memeluk Rachel yang hanya berbalut anduk putih.Meletakan dagu di pundak terbuka Rachel dan baru ia rasakan pengar lu
Arsha duduk di balkon kamarnya, menatap ke arah rumah sang Oma. Meraih ponselnya, Arsha menekan nomor Ibu angkat sang Mommy. Bisa Arsha lihat Omanya sedang menonton televisi di lantai dua, wanita tua itu meraih ponsel dari atas meja. “Hallo ... .” Suara Oma terdengar dingin. “Oma udah minum
“Aarash enggak setuju Dad ... belum tentu Caca mau, Daddy sendiri dulu waktu dijodohin sama Mommy nolak mentah-mentah,” ujar Aarash tidak setuju tatkala mendengar sang adik akan dijodohkan. “Tapi Mommy sama Daddy lama-lama saling mencintai,” tukas Mommy, tangannya memijat lembut kepala Aarav di ata
“Pake baju ini, Ca ... potongannya bagus ... lo jadi keliatan tinggi trus punggung lo yang mulus juga jadi ke ekspose,” kata Rachel tangannya mengangkat sebuah gaun model mini dress atasan brukat dengan bagian rok mengembang karena terdapat tile yang banyak di bagian dalam rok. Rancangan sang Mommy
“Kok malah dipelototin?” Pertanyaan Kejora itu membuat Zhafira berhenti berpikir. “Heu?” Zhafira menoleh. “Pake ini.” Zara memberikan sarung tangan plastik kepada Zhafira. “Pake ini makannya?” Dengan polosnya Zhafira bertanya. “Iya sayang, kamu pesen Fufu ... makanan khas Afrika, jadi makan kuah
“Kok kita baru bisa liburan bareng sekarang ya?” celetuk Arsha sambil memilih pakaian yang terpajang di butik di mana mereka berada saat ini. “Kak Caca ‘kan sibuk produksi anak terus.” Kejora yang menyahut terlebih dahulu. “Kak Zara sibuk jadi dokter.” Kejora menambahkan. “Zhafira sibuk kerja,” t
“Ca ... itu perut kamu kemana-mana!” tegur Kama, melirik perut istrinya. “Emang kenapa? Perut Caca enak diliat, kan? Walau udah punya anak empat tapi rata ... kenceng.” Sang istri berkilah, keras kepala. Kama mengembuskan napas, tidak baik berdebat di depan anak-anak mereka yang saat ini sedang d
“Mau kemana?” Kama yang duduk di kursi meja makan bertanya sambil memindai istrinya dari atas ke bawah. Sport-braa dipadankan legging panjang dengan motif senada kemudian hanya memakai cardigan hoodie tanpa sleting atau kancing di bagian depannya. “Perut kamu enggak akan masuk angin itu, sayang?”
“Biasanya kalau gue curhat sama cewek, pasti berakhir di atas ranjang ... dan gue paling pantang bawa cewek dari Nightclub ke atas ranjang gue ... enggak bersih.” Satu detik setelah Arkana berkata demikian, ia mendapat siraman minuman dari Lovely yang kemudian pergi meninggalkan meja para pria tampa
Kelima pria tampan melangkah beriringan memasuki sebuah Nightclub. Wajah rupawan, tubuh atletis dengan tinggi menjulang dan outfit dari brand terkenal dunia menjadikan mereka incaran para gadis. “Lo pada pernah nyesel enggak sih, kerena memutuskan menikah?” celetuk Arkana bertanya. Kini mereka su
“Bang ... keringetan ih, bau ... Caca udah mandi ... turunin.” Arsha meronta berharap Kama menurunkannya. “Kan bisa mandi lagi,” balas Kama santai. Jika Arsha tidak salah liat, pria itu sedang menyeringai pertanda tidak baik untuk kesehatan jantungnya. “Bang turunin dulu ... Caca mau kasih Asi bua
Setelah drama baby blues beberapa bulan lalu, kini Arsha bisa menikmati perannya sebagai Ibu dengan bantuan baby sitter. Tidak ada tangis maupun uring-uringan berganti dengan kebahagiaan yang membanjirinya setiap hari. Arsha memang harus dibimbing dan Kama adalah orang yang tepat untuk itu. Mungk
Mungkin saat ini pun Arsha menangis karena itu, perlahan Kama mendorong benda bercat putih dan menemukan istrinya sedang duduk di lantai memeluk kedua lutut dan menenggelamkan wajahnya di sana. Dari jauh Kama sudah bisa melihat jika ketiga anaknya sedang terlelap di box bayi masing-masing. “Sayang