Share

Bab 0003

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-31 22:44:21

Kama terkejut ketika ia membuka mata dan langsung di suguhkan oleh pemandangan wajah cantik seorang gadis.

Ingatannya ditarik mundur ke belakang secara paksa, mencari jawaban apa yang dilakukan gadis itu di atas ranjangnya.

Kama baru ingat jika tadi malam ia mencurigai ada sesuatu dalam minuman yang diberikan teman sesama pengusaha pada pesta bujang Liam karena berdampak pada gairahnya yang sulit ia kendalikan.

Lalu ia teringat bila gadis yang terlelap damai di depannya ini menyiram minuman ke wajah Liam, belum sempat Kama menelusuri ingatannya—Arsha mengerjap kemudian membuka mata membuat netra mereka bertemu.

Alis Arsha bertaut membentuk kerutan di kening. Tampak jelas sebuah tanda tanya di wajahnya.

Keduanya saling menatap cukup lama, sama-sama mencari ingatan mengenai apa yang terjadi tadi malam.

Kama menatap datar ke arah Arsha, setelah melihat ekspresi tidak bersahabat di wajah cantik itu, seketika ia ingat alasan kenapa gadis di depannya ini menyiram minuman ke wajah Liam.

Gadis yang tidak ia ketahui namanya itu adalah mantan kekasih Liam yang tersakiti.

Pria itu juga ingat kejadian setelahnya dan setiap detail dari malam panjang yang mereka lalui bersama ketika Arsha dalam keadaan setengah sadar.

Menatap lama wajah pria tampan yang telah menegakan tubuhnya membuat Arsha juga ingat kejadian tadi malam.

Antara sadar dan tidak ia telah melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya, bukan hanya datang ke Singapura untuk melabrak Liam saja tapi juga karena telah mabuk dan memberikan kesuciannya pada pria yang tidak ia kenal.

Arsha memalingkan wajah ke depan, memutus tatapan dengan pria itu. Jantungnya berdebar entah kenapa.

Ia menyandarkan punggung pada headboard, selimut putih menutupi tubuhnya yang polos hingga dada di apit oleh kedua lengan.

Sakit luar biasa terasa di bagian intinya, membuktikan bila tadi malam adalah malam terakhir ia menjadi seorang gadis.

Arsha ingat betul saat pria itu membungkam teriakan kesakitan yang ia rasakan dengan kelembutan lumatannya yang begitu menggairahkan.

Ia tidak akan pernah bisa lupa ketika perih menerjang pada saat selaput daranya robek dan bagian tubuh pria itu melesak masuk membelah dirinya hingga ia merasa penuh.

Arsha ingat semuanya begitu juga Kama yang netranya terpaku pada gadis yang tengah melamun menatap kosong ke arah depan.

Kama tidak bisa membaca apa yang ada di pikiran perempuan yang telah ia ambil kegadisannya itu.

Apakah Kama harus minta maaf?

Tapi jelas-jelas perempuan itu yang mengecupnya terlebih dulu kemudian mendesakan tubuhnya seolah meminta ia untuk menjamahnya juga pasrah tidak menolak apapun yang dilakukannya.

Bahkan ketika ia menghentak di atas tubuh mungil itu, sang gadis juga mengikuti gerakannya melantunkan banyak desahan nikmat.

Ah, seharusnya ia tidak ikut-ikutan bodoh dengan melayani perempuan itu namun minuman sialan yang diberikan temannya membuat Kama tidak bisa mengendalikan diri.

Arsha memejamkan mata, ia mendesah panjang kemudian bergerak menuruni tempat tidur.

Ia bisa merasakan tatapan Kama yang bingung sama bingung dengan dirinya.

Arsha tidak akan menyalahkan pria itu, setiap pria sama saja bukan?

Akan memanfaatkan dengan baik kesempatan yang diberikan kepadanya.

Tadi malam, dalam keadaan mabuk dengan ribuan sakit di hatinya. Ia kehilangan akal sehat, menyerahkan dirinya secara sukarela pada pria yang bahkan ia tidak tau siapa namanya.

“Ssshhhh ...,” Arsha meringis kemudian terjatuh lemas di atas lantai, tenggelam dalam selimut besar yang ia bawa.

Kama sudah akan beranjak untuk membantu namun ia urungkan, akan canggung nanti bila ia terlihat perhatian pada perempuan itu.

Mereka akan melakukan ini sekali saja, tidak akan pernah terulang, setidaknya itu yang ada dalam benak Kama.

Ia yakin bila perempuan itu juga sudah ingat dengan kejadian semalam, maka dari itu tidak ada drama jerit menjerit ketika menyadari telah berada di atas ranjang dengan seorang pria dalam keadaan polos dan sudah tidak suci lagi.

Masih bersimpuh di atas lantai, pundak Arsha bergetar. Menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan, Arsha terisak.

Menyesali perbuatannya yang luar biasa bodoh, selama ini ia selalu bisa menjaga kesuciannya terutama dari Liam.

Bukan sekali dua kali Liam berusaha merayu dirinya untuk mendapatkan kesucian yang setengah mati ia jaga.

Arsha selalu teringat pesan Mommy yang mengatakan jika kita memberikan kesucian itu sebelum waktunya maka pria tersebut tidak memiliki alasan lagi untuk tetap di sampingnya.

Arsha sangat mencintai Liam maka ia bertahan setengah mati untuk tidak memberikan apa yang diincar Liam hingga status mereka telah berubah menjadi suami istri.

Terbukti, pria tampan dengan kekayaan orang tuanya yang melimpah itu dapat bertahan dengannya selama tiga tahun padahal Liam merupakan pria most wanted yang diinginkan banyak wanita.

Namun tadi malam ia malah memberikan secara suka rela apa yang mati-matian ia jaga pada pria yang sama sekali tidak dikenalnya.

Sang Mommy pasti akan gantung diri bila tau ia telah kehilangan sesuatu yang berharga itu.

Lalu bagaimana bila suatu hari nanti seorang pria menikahinya kemudian mendapati ia tidak suci lagi dan mengumbarnya di depan umum.

Hal tersebut pasti akan membuat malu keluarga Marthadidjaya dan juga Oma Aneu yang galaknya melebihi Mak lampir dari gunung berapi.

Omanya itu selain cerewet juga sangat judes, tidak seperti memperlakukan dua Kakak kembarnya yang selalu penuh kasih sayang.

Semenjak ketidak sengajaannya yang membuat kebakaran gudang berisi banyak kain di halaman belakang rumah Oma, beliau seakan membencinya, tidak ada ramah-ramahnya setiap berbicara dengan Arsha meski ribuan maaf telah ia ucapkan.

Bab terkait

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0004

    Melihat Arsha menangis, Kama meraup wajahnya kasar, hembusan nafas terdengar berkali-kali keluar dari mulutnya.Noda darah yang mewarnai seprei putih membuatnya semakin yakin bila ia telah merenggut kesucian perempuan itu.Menyesal pun tidak ada guna, tapi jelas ia harus bertanggung jawab.Menikahi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0005

    “Dari mana lo?” Suara Rachel mengejutkan Arsha yang mengendap-ngendap masuk ke dalam kamar.Arsha tersenyum memamerkan giginya yang putih bersih, kemudian merentangkan ke dua tangan memeluk Rachel yang hanya berbalut anduk putih.Meletakan dagu di pundak terbuka Rachel dan baru ia rasakan pengar lu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0006

    Arsha duduk di balkon kamarnya, menatap ke arah rumah sang Oma. Meraih ponselnya, Arsha menekan nomor Ibu angkat sang Mommy. Bisa Arsha lihat Omanya sedang menonton televisi di lantai dua, wanita tua itu meraih ponsel dari atas meja. “Hallo ... .” Suara Oma terdengar dingin. “Oma udah minum

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0007

    “Aarash enggak setuju Dad ... belum tentu Caca mau, Daddy sendiri dulu waktu dijodohin sama Mommy nolak mentah-mentah,” ujar Aarash tidak setuju tatkala mendengar sang adik akan dijodohkan. “Tapi Mommy sama Daddy lama-lama saling mencintai,” tukas Mommy, tangannya memijat lembut kepala Aarav di ata

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0008

    “Pake baju ini, Ca ... potongannya bagus ... lo jadi keliatan tinggi trus punggung lo yang mulus juga jadi ke ekspose,” kata Rachel tangannya mengangkat sebuah gaun model mini dress atasan brukat dengan bagian rok mengembang karena terdapat tile yang banyak di bagian dalam rok. Rancangan sang Mommy

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0009

    Menyesal adalah satu kata yang bercokol di dalam hati Kama beberapa bulan terakhir. Niat untuk melepaskan rindu dengan sang adik tercinta yang sedang menuntut ilmu di Jerman sekaligus bertemu dengan kedua orang tuanya yang ketika itu berkunjung ke sana malah membuat Kama berakhir dengan sebuah kata

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0010

    Sang Mommy memutar sedikit tubuhnya demi bisa melihat wajah Caca, tidak mengatakan sepatah katapun hanya raut wajah dan matanya tampak khawatir. Khawatir Caca akan berbuat onar, sembilan bulan mengandung dan dua puluh lima tahun mengurus si bungsu, Bee sudah hapal gejala-gejala bila Arsha akan memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21
  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0011

    Belum selesai Kama memikirkan gadis mungil galak yang telah ia renggut kesuciannya, seorang gadis mungil lainnya berjalan mendekat sambil berbincang dengan Kana-adiknya yang ketiga. Gadis yang belum jelas terlihat wajahnya itu karena minimnya pencahayaan di taman, tampak akrab dengan Kana seperti s

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-21

Bab terbaru

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0288

    “Kok malah dipelototin?” Pertanyaan Kejora itu membuat Zhafira berhenti berpikir. “Heu?” Zhafira menoleh. “Pake ini.” Zara memberikan sarung tangan plastik kepada Zhafira. “Pake ini makannya?” Dengan polosnya Zhafira bertanya. “Iya sayang, kamu pesen Fufu ... makanan khas Afrika, jadi makan kuah

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0287

    “Kok kita baru bisa liburan bareng sekarang ya?” celetuk Arsha sambil memilih pakaian yang terpajang di butik di mana mereka berada saat ini. “Kak Caca ‘kan sibuk produksi anak terus.” Kejora yang menyahut terlebih dahulu. “Kak Zara sibuk jadi dokter.” Kejora menambahkan. “Zhafira sibuk kerja,” t

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0286

    “Ca ... itu perut kamu kemana-mana!” tegur Kama, melirik perut istrinya. “Emang kenapa? Perut Caca enak diliat, kan? Walau udah punya anak empat tapi rata ... kenceng.” Sang istri berkilah, keras kepala. Kama mengembuskan napas, tidak baik berdebat di depan anak-anak mereka yang saat ini sedang d

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0285

    “Mau kemana?” Kama yang duduk di kursi meja makan bertanya sambil memindai istrinya dari atas ke bawah. Sport-braa dipadankan legging panjang dengan motif senada kemudian hanya memakai cardigan hoodie tanpa sleting atau kancing di bagian depannya. “Perut kamu enggak akan masuk angin itu, sayang?”

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0284

    “Biasanya kalau gue curhat sama cewek, pasti berakhir di atas ranjang ... dan gue paling pantang bawa cewek dari Nightclub ke atas ranjang gue ... enggak bersih.” Satu detik setelah Arkana berkata demikian, ia mendapat siraman minuman dari Lovely yang kemudian pergi meninggalkan meja para pria tampa

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0283

    Kelima pria tampan melangkah beriringan memasuki sebuah Nightclub. Wajah rupawan, tubuh atletis dengan tinggi menjulang dan outfit dari brand terkenal dunia menjadikan mereka incaran para gadis. “Lo pada pernah nyesel enggak sih, kerena memutuskan menikah?” celetuk Arkana bertanya. Kini mereka su

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0282

    “Bang ... keringetan ih, bau ... Caca udah mandi ... turunin.” Arsha meronta berharap Kama menurunkannya. “Kan bisa mandi lagi,” balas Kama santai. Jika Arsha tidak salah liat, pria itu sedang menyeringai pertanda tidak baik untuk kesehatan jantungnya. “Bang turunin dulu ... Caca mau kasih Asi bua

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0281

    Setelah drama baby blues beberapa bulan lalu, kini Arsha bisa menikmati perannya sebagai Ibu dengan bantuan baby sitter. Tidak ada tangis maupun uring-uringan berganti dengan kebahagiaan yang membanjirinya setiap hari. Arsha memang harus dibimbing dan Kama adalah orang yang tepat untuk itu. Mungk

  • Jodoh Di Tangan Papa   Bab 0280

    Mungkin saat ini pun Arsha menangis karena itu, perlahan Kama mendorong benda bercat putih dan menemukan istrinya sedang duduk di lantai memeluk kedua lutut dan menenggelamkan wajahnya di sana. Dari jauh Kama sudah bisa melihat jika ketiga anaknya sedang terlelap di box bayi masing-masing. “Sayang

DMCA.com Protection Status