Share

Bab 90 : Tak Ada Pilihan Lain

Mas Bimo tampak ketakutan merasakan tanganku yang memegangi tangannya. Semua polisi yang ada di sana kulihat tidak bisa menggerakkan kaki semua. Mulut mereka pun seperti terkunci. Sesaat kemudian kuliah ternyata ulah para arwah yang berdatangan itu. Mereka menyekap mulut para polisi itu dan mengunci kaki mereka dengan kaki para arwah itu.

“Lepaskan mereka!” teriakku lagi.

Para arwah itu tidak menggubris.

“Istigfar dalam hati!” teriak Mas Bimo kepada para polisi itu.

Para Polisi itu menggeleng ke Mas Bimo, mereka masih tak bisa bicara. Lalu tiba-tiba tanganku bergegar seperti melakukan gerakan yoga. Telapak tanganku seperti mengeluarkan energi lalu energi itu kuarahkan kepada para arwah yang menyerang mereka. Lalu tiba-tiba seorang kakaek tua berpakaian serba hitam muncul dan langsung meyerangku. Aku terbangun di atas ranjang kamarku dengan napas terengah-engah.

“Mas Bimo!” teriakku yang sudag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status