Share

Bab 468

“Tedy, kamu mau makan bareng?” tanya Boris dengan suara beratnya.

“Nggak, nggak usah peduli dengan apa yang dia katakan.” Tedy menyipitkan matanya dan menatap Wina dengan dingin. “Kamu merasa kamu akrab dengan mereka?”

Tedy sama sekali tidak berniat menjaga harga diri Wina di depan orang lain. Wajah Wina seketika menjadi kaku, dia pun langsung terdiam.

Tedy memandang Boris dan berkata, “Aku pergi dulu.”

“Hmm.” Boris hanya bergumam pelan.

Tedy pergi lebih dulu, lalu diikuti oleh Wina. Suasana di dalam ruangan menjadi sunyi senyap. Zola tanpa sadar memandang ke arah Jeni yang ada di sebelahnya. Jeni sendiri masih asyik makan, seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Saat dia menyadari Zola sedang menatapnya, Jeni tertawa pelan.

“Kenapa kamu lihat aku? Ayo makan, nanti keburu dingin makanannya. Tenang saja, aku nggak apa-apa.”

Wajah Zola menjadi muram. Meskipun Jeni berkata kalau dia baik-baik saja, Zola tetap saja merasa sedikit khawatir.

Boris berinisiatif menjelaskan situasi, “Aku nggak ajak
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status