Share

Bab 41

Zola mengangguk kencang, air mata pun mulai meleleh dari matanya. “Kakek, makasih, ya. Benar-benar makasih banget.”

Biasanya Zola bukan tipe orang yang mudah menangis, tapi kebaikan tanpa syarat dari Hartono benar-benar membuatnya tidak bisa menahan emosi. Pintu kamar rumah sakit pun dibuka dari luar, Rosita dan Dimas kembali membawa sarapan. Dan ternyata Boris juga ikut bersama mereka.

Ketiganya melihat Zola sedang menunduk dan menangis, sementara Hartono memandangnya dengan wajah penuh kasih. Rosita langsung bertanya, “Ada apa ini?”

Zola buru-buru mengelap pipinya dan tersenyum, “Nggak apa-apa, Ma. Barusan cuma lagi ngobrolin hal-hal masa lalu sama Kakek.”

Zola mengalihkan topik tanpa ada yang menyadari. Akan tetapi, mata Boris terus mengawasi dia. Ekspresi Boris datar, matanya yang dalam tampak sedang mencari tahu, “Zola menangis kenapa?”

Sebelum Boris sempat bertanya lebih lanjut, Rosita sudah mengajak Zola, “Zola, yuk, sarapan dulu.”

Zola bangkit dan berjalan ke arah meja makan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status