Share

Bab 613

Penulis: Angin
Setelah meninggalkan Perusahaan New Era, Chandra lalu mencari warung makan yang sederhana di pinggir jalan dan memesan beberapa makanan rumahan serta sebotol bir. Dia menikmati makanan dan minumannya dengan santai dan tenang. Tepat pada saat ini, ponselnya menerima sebuah pesan. Dia lalu mengambil ponsel di atas meja dan melihatnya.

[ Halo, namaku Mario dan istriku tercinta, Raisa, kami membuka sebuah toko hot pot di Kota Tua. Acara pembukaannya di tanggal 2 September. Kami mengundang seluruh teman-teman untuk datang dan memberi dukungan. Alamatnya di Jalan Raja Pasir No. 54, Kota Tua, Restoran Hot Pot Dragon. Ini adalah pesan massal, mohon maaf kalau mengganggu ]

Begitu melihat pesan tersebut, Chandra sontak tertegun.

"Mario buka toko hot pot?" gumam Chandra.

Mario merupakan teman SMA dan juga teman terbaiknya. Seingat Chandra, keluarga Mario sangat miskin. Ayah Mario meninggal karena kecelakaan sejak dia masih sangat kecil, jadi Mario dibesarkan oleh ibunya sendirian.

"Mario membuka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Jenderal Naga   Bab 614

    "Mario, apa yang kamu lakukan? Kamu tidak bekerja dan malah bermalas-malasan?" Tiba-tiba suara teguran terdengar. Seorang wanita yang berpakaian indah dan memakai riasan wajah yang tebal berjalan keluar. Saat melihat Mario bersama Chandra, dia pun langsung menegur sambil mengernyitkan alisnya, "Mario, nyalimu benar-benar semakin besar, ya. Kamu malah bergaul dengan orang yang nggak jelas seperti ini.""Kak Chandra, aku kerja dulu. Kamu bisa masuk dan istirahat dulu," ucap Mario dengan ekspresi menyesal sebelum bergegas pergi.Chandra mengernyitkan alisnya, sementara Raisa melirik Chandra dengan tatapan meremehkan. Kemudian, Raisa menghampiri seorang pria paruh baya sambil tersenyum dengan cerah, lalu menggandeng tangannya dengan sangat mesra, "Pak Edo, kamu datang begitu pagi?"Pria paruh baya itu mencubit pantat Raisa dan berkata sambil tersenyum, "Hari ini adalah pembukaan toko hot potmu, aku tentu harus datang untuk memberi dukungan.""Terima kasih, Pak Edo. Kami harap Pak Edo seri

  • Jenderal Naga   Bab 615

    Beberapa hari ini, nama Nova menjadi semakin terkenal. Dia menjadi incaran banyak wartawan hiburan yang ingin mengungkap lebih banyak berita sensasional tentangnya. Kemarin pagi di luar kompleks tempat tinggal Keluarga Kurniawan, Chandra membawa bunga dan memberikannya kepada Nova. Tapi, Nova menolak menerima bunganya dan malah mengatakan ingin bercerai. Adegan itu telah direkam dan disebarkan ke internet. Siapa pun yang memiliki ponsel atau melihat akun media sosial pasti mengetahuinya, tetapi hanya Chandra yang tidak mengetahuinya.Saat mendengar Raisa mengucapkan hal buruk tentang temannya, raut wajah Mario juga menjadi suram. Tapi, dia tidak berani meluapkan emosinya dan berbisik, "Raisa, jangan berbicara buruk tentang temanku. Dia pernah membantuku di Gading Mansion terakhir kali.""Dasar pecundang, kamu masih berani bicara?" Raisa langsung menjewer telinga Mario dan memaki, "Beruntung waktu itu aku nggak pergi, kalau nggak aku sudah habis dipermalukan olehmu. Lihatlah teman-tema

  • Jenderal Naga   Bab 616

    "Persetan, apa katamu? Aku datang untuk memberi dukungan, tapi kamu malah memanggilku sampah? Kamu kira seberapa hebat restoranmu ini? Restoran biasa saja sok berlagak!""Kalau memang nggak menyambut kedatangan kami, kami juga nggak akan makan di sini.""Mario, bukan aku nggak menghargaimu, tapi ucapan istrimu itu terlalu keterlaluan."Para pekerja konstruksi itu tampak sangat emosi, sementara Mario terus-menerus meminta maaf dan berkata, "Ketua, maaf. Kak Vans, maaf. Semuanya, benar-benar maaf sekali. Aku mewakili Raisa meminta maaf kepada kalian.""Mario, dasar kamu nggak berguna! Untuk apa minta maaf? Restoran kita memang nggak termasuk mewah, tapi nggak sembarang orang bisa masuk ke sini. Cepat usir mereka, jangan sampai membuat orang merasa jijik ketika melihatnya."Saat ini, seorang pria yang mengenakan setelan jas dan dasi datang. Melihatnya, wajah Raisa yang memakai riasan tebal itu seketika berubah dan menyunggingkan senyuman yang cerah. Dia lalu berkata, "Pak Ferry, kamu juga

  • Jenderal Naga   Bab 617

    Ada beberapa pekerja yang datang sambil membawa beberapa kotak itu. Setelah selesai membaca daftarnya, Benjamin melihat Mario yang sudah membatu dan tertegun di depan pintu restoran, lalu dia bertanya sambil tersenyum, "Pak Mario, hadiahnya mau ditaruh di mana?""Hah?" Saat ini, Mario baru bereaksi dan bergegas berkata, "Angkat … angkat ke dalam saja."Benjamin lalu memerintah, "Bawa ke dalam."Saat ini, Raisa juga sudah meresponsnya dan bergegas menunjukkan jalan sambil berkata, "Silakan masuk."Mario juga ikut masuk ke dalam.Di depan pintu, Benjamin berkata dengan penuh hormat, "Tuan, Tuan Chandra, apa ada perintah yang lain? Kalau tidak ada, aku akan pulang lebih dulu."Gilang melihat Chandra sekilas. Chandra melambaikan tangannya dengan pelan dan berkata, "Tidak ada, pergilah.""Tuan," panggil Benjamin sambil melihat Gilang. Setelah merasa ragu sejenak, dia pun berkata, "Tuan, persiapan acara Grace sudah selesai. Ada banyak tokoh ternama yang sudah tiba."Gilang melambaikan tangan

  • Jenderal Naga   Bab 618

    "Iya, kalau bukan aku, siapa yang bisa memberikan hadiah sebesar ini untukmu?" tanya pria paruh baya itu sambil meremas bokong Raisa."Aduh, dasar kamu ini. Ada begitu banyak orang, suamiku juga di sini," ucap Raisa.Begitu melihat adegan itu, Mario mengepalkan tinjunya hingga urat nadinya menegang, tetapi dia segera melepaskannya. Saat ini, Raisa sudah menggandeng pria paruh baya itu masuk ke dalam restoran.Chandra lalu menarik Mario ke samping dan bertanya, "Mario, ada apa ini? Kenapa kamu menikahi dia?""Kak Chandra, jangan bicarakan lagi," ucap Mario dengan ekspresi sedih."Cerita!" kata Chandra dengan ekspresi wajah yang suram.Pagi ini, ada begitu banyak orang yang datang dan semuanya memiliki hubungan yang dekat dengan Raisa."Kak Chandra, jangan tanya lagi," ucap Mario dengan ekspresi wajah yang kesulitan."Mario, kalau kamu masih menganggap aku kakakmu, beri tahu aku," pungkas Chandra.Begitu teringat Chandra pernah membantu dirinya di Gading Mansion terakhir kali, Mario mena

  • Jenderal Naga   Bab 619

    Naga Hitam adalah pendekar yang melindungi Negara Someria, kepercayaan seluruh prajurit, dan juga mitos di hati para pria Negara Someria. Mario juga tidak terkecuali, dia sangat mengagumi Naga Hitam. Begitu mengetahui bahwa Naga Hitam adalah teman karibnya 10 tahun yang lalu, dia menjadi bisa berjalan dengan tegak dan percaya diri. Namun, dia tidak menyangka Chandra yang membantunya di Gading Mansion adalah Chandra sang Naga Hitam, teman sekolahnya!"Kak … Kak Chandra …," panggil Mario sambil menatap Chandra dengan penuh semangat.Chandra menepuk pundaknya dan berkata, "Aku juga nggak tega melihatmu seperti sekarang ini. Sebagai seorang pria, kamu harus tegap dan kuat. Jangan hidup di bawah bayang-bayang wanita. Uang ini cukup untukmu mencari istri yang baik dan menjalani hidup dengan tenang.""Baik," jawab Mario sambil menganggukkan kepalanya dengan mantap.Dia sudah muak dengan kehidupan seperti ini. Dia dan Raisa memang suami istri, tetapi selama setahun ini, dia hanya pernah menyen

  • Jenderal Naga   Bab 620

    Ada banyak orang yang ada di sana mulai kebingungan dan seluruh pandangan mereka tertuju pada Mario. Sebelum Jhonny berbicara, Raisa sontak melepaskan Jhonny dan berjalan ke arah Mario dengan murka. Kemudian, dia langsung menampar wajah Mario dengan keras.Plak!Suara tamparan yang keras terdengar dan bekas tamparan seketika muncul di wajah Mario."Mario, apa kamu sudah gila? Dia adalah Bos Jhonny, cepat berlutut dan minta maaf!"Seusai berbicara, Raisa berbalik dan menatap Jhonny dengan ekspresi bersalah. Dia lalu berkata, "Kak Jhonny, benar-benar maaf sekali. Aku nggak beretika dan nggak mengajarinya dengan baik. Aku pasti akan menghukumnya ketika pulang nanti.""Heh!" Jhonny pun mendengus dingin.Raisa memukul dan memaki Mario di hadapan begitu banyak orang seperti itu. Hal ini membuat api dalam hati Mario seketika membara."Nggak kusangka ternyata posisi Mario di dalam keluarga serendah itu.""Iya, Raisa bisa memukulnya dengan sesuka hati, bahkan akan menghukumnya setelah pulang na

  • Jenderal Naga   Bab 621

    Raisa menunjukkan ekspresi meremehkan karena dia sangat mengerti latar belakang Chandra. Chandra hanya seorang pecundang dan menantu yang menumpang tinggal di kediaman Keluarga Kurniawan. Sekalipun Keluarga Kurniawan sendiri, mereka juga tidak mungkin mampu mengeluarkan uang sebesar ini, apalagi hanya seorang menantu yang menumpang di Keluarga Kurniawan."Ini benar-benar pemberianku," ucap Chandra dengan datar, lalu dia melihat Gilang yang berada di sampingnya sekilas.Gilang segera maju dan berkata, "Benar! Ini pemberian Tuan Chandra, aku bisa menjadi saksi."Raisa melirik Gilang sekilas dan mendapati bahwa dia hanya seorang pria berjanggut yang tidak terlihat seperti tokoh ternama sama sekali. Raisa pun menyeringai dan berkata, "Kamu bersaksi? Apa gunanya kamu bersaksi? Paman, bisa nggak jangan asal bicara?"Gilang juga tidak bisa berkata-kata. Dia tidak menyangka bahwa memberikan hadiah saja bisa terjadi begitu banyak masalah. Jika tahu sejak awal, dia akan menyuruh Benjamin untuk t

Bab terbaru

  • Jenderal Naga   Bab 2243

    Klan Guno adalah sebuah klan yang sangat besar, sekalipun bangunan yang mereka bangun tampak cukup aneh. Chandra dan Tosan mendapatkan sebuah bangunan beserta halaman sendiri untuk mereka tinggali sementara waktu. Di saat yang bersamaan, Verda pergi memberikan laporan kepada tetuanya. Terdapat banyak gunung di belakang desa yang terdapat banyak bangunan di puncaknya. Orang-orang yang tinggal di atas gunung adalah orang-orang penting dan berkuasa di Klan Guno. Saat ini, ayah Verda sedang mengasingkan diri, jadi semua urusan Klan Guno diurus oleh Tetua Trada. Verda memanjat gunung di mana Trada tinggal. Di puncak gunung, seorang laki-laki tua berusia 70 tahunan sedang duduk di atas tanah sambil bermain dengan serangga di sekitarnya. “Tetua,” sapa Verda.“Ya, Verda,” balas orang tua itu.Dia menatap Verda yang berjalan menghampirinya lalu mengambil jangkrik dari atas tanah dan bertanya, “Ada apa?”Verda berkata tanpa daya setelah melihat penampilan Trada yang berantakan, “Bukan masalah

  • Jenderal Naga   Bab 2242

    Suara Verda kembali bergema. Yosan baru sadar. Dia melihat ke arah Verda dengan ekspesi malu di wajahnya. “Sebenarnya, kali ini aku datang ke Klan Guno untuk minta setetes Darah Guno.”“Darah Guno?”Verda langsung berdiri. Dia menatap Yosan dengan ekspresi heran di wajahnya dan berkata, “Tetua mungkin nggak tahu. Darah Guno diciptakan oleh leluhur kami dengan menggunakan kultivasi seumur hidupnya sebelum dia meninggal. Itu hanya berguna bagi kami para Klan Guno. Bukan orang Klan Guno, maka kamu nggak bisa pakai Darah Guno. Selain itu, kekuatan Darah Guno sangat dahsyat. Jika dipakai orang yang bukan dari Klan Guno, tubuhnya akan meledak dan dia akan mati seketika.”“Nggak separah itu kali,” celetuk Chandra.Verda melirik Chandra sekilas. Yosan langsung berkata, “Muridku terlalu banyak bicara. Jangan hiraukan dia.”Verda mengibaskan tangannya. Dia terlalu malas untuk mempermasalahkan hal seperti ini dengan Chandra. Namun, dia tidak pernah bertemu dengan Chandra sebelumnya. Oleh karena

  • Jenderal Naga   Bab 2241

    Chandra semakin bingung ketika mendengar percakapan Yosan dan perempuan bernama Verda itu. Dia melihat ke arah Verda yang berdiri di depan beberapa pengawal Klan Guno dan berpikir dalam hati, “Jangan-jangan, dia juga murid Sekte Dayan?”“Silakan, Tetua.”Verda memberi isyarat mempersilakan dan mengundang Yosan untuk masuk. Yosan menganggukkan kepala, lalu melihat ke arah Chandra dan berkata, “Ayo, kita masuk dulu.”Verda membawa Yosan dan Chandra masuk ke daerah Klan Guno. Di depan mereka terbentang barisan pegunungan. Namun, begitu mereka melangkah ke depan, pemandangan seketika berubah. Mereka masuk ke sebuah tempat dengan pegunungan indah dan danau yang jernih seperti dunia khayalan dengan energi spiritual yang melimpah.Daerah terluar ada beberapa lahan spiritual. Ada banyak orang yang menanam di ladang. Di depan ada beberapa bangunan. Bangunan-bangunan itu tidak mewah, malah tampak sederhana. Chandra merasa dirinya seperti datang ke desa kecil di pegunungan.Dalam perjalanan, Chan

  • Jenderal Naga   Bab 2240

    Yosan dan Chandra melakukan perjalanan selama beberapa hari. Seminggu kemudian, Yosan dan Chandra tiba di hutan yang luas.“Guru, Klan Guno ada di hutan ini?” tanya Chandra yang tampak bingung, seperti meragukan.Yosan mengangguk pelan. “Pegunungan ini namanya Gunung Sanguna. Markas besar Klan Guno berada di sini. Klan Guno selalu merendah. Orang-orang Klan Guno jarang ke dunia luar.”Yosan menunjuk ke arah pegunungan di depan dan berkata, “Gunung Sanguna dilindungi oleh formasi yang sangat kuat. Prajurit kuat mana pun yang masuk tanpa izin dari Klan Guno akan mati dengan mengenaskan dalam formasi itu.”Chandra mengangguk pelan. Yosan sudah berjalan lebih dulu. Chandra pun segera mengikuti di belakang. Sesaat kemudian, mereka tiba di sebuah tempat terbuka. Di tempat itu terdapat tiga tugu batu yang tingginya lebih dari 30 meter. Diatas tugu batu terukir beberapa patah kata dengan huruf yang besar.Gunung Sanguna merupakan kawasan terlarang. Orang luar tidak boleh masuk atau kalian akan

  • Jenderal Naga   Bab 2239

    Chandra pergi bertarung dengan Harimau Langit lagi. Bertarung dalam artian Chandra hanya menerima pukulan secara pasif. Karena tingkat kekuatannya sangat lemah. Chandra sama sekali tidak mampu melukai Harimau Langit yang super besar itu.Lebih dari satu jam kemudian, Chandra terluka lagi. Dia mencoba menyerap kekuatan Pil Enam Yang lagi. Setelah menyerap kekuatan itu, luka-luka di tubuhnya pun sembuh.Yosan hanya memperhatikannya dengan tenang di samping. Sungguh menakjubkan. Chandra terluka sangat parah. Biasanya, butuh waktu lama untuk pulih dari luka separah itu. Namun, Chandra bisa menyembuhkan luka-lukanya sembari menyerap kekuatan Pil Enam Yang.Tubuh Chandra benar-benar ajaib. Bahkan Yosan yang merupakan tetua Sekte Dayan pun merasa takjub. Selanjutnya, Chandra terus bertarung dengan Harimau Langit di hutan Primordial. Dia memanfaatkan kekuatan Harimau Langit untuk memukul tubuhnya sendiri dan merangsang kekuatan Pil Enam Yang di dalam tubuhnya. Kekuatan fisik Chandra pun terus

  • Jenderal Naga   Bab 2238

    Setelah mendengar pertanyaan Yosan, Chandra tertegun sejenak. Belum sempat dia menjawab, Yosan mengajukan pertanyaan lagi.“Selain itu, sebenarnya kamu ini siapa? Kamu berasal dari keluarga mana? Setahu aku, nggak ada keluarga Atmaja di Primordial.”Yosan mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. Chandra juga berpikir keras. Dia bukan orang dari Primordial, tapi dari Bumi. Saat ini, dia ragu-ragu untuk menjawab. Dia tidak tahu apakah dia harus mengungkapkan identitasnya. Chandra khawatir, karena orang-orang di 3000 dunia tersegel sangat memusuhi manusia di Bumi. Chandra khawatir kalau dia mengungkapkan identitasnya, sikap Yosan terhadapnya akan berubah.“Kenapa? Ada yang nggak bisa kamu ceritakan padaku?” tanya Yosan. “Kalau nggak nyaman untuk diceritakan, aku nggak akan paksa kamu.”Chandra berpikir sejenak. Menurutnya, Yosan adalah orang yang baik. Dia juga merasa kalau dia tidak seharusnya menyembunyikan identitasnya dari Yosan. Jika sikap Yosan terhadapnya berubah setelah dia mengu

  • Jenderal Naga   Bab 2237

    “Chandra, ini Harimau Langit, penguasa hutan ini. Kekuatannya setara dengan prajurit tingkat kelima Alam Kesucian. Sangat bagus kalau kamu pakai dia untuk latih tubuhmu.”Suara Yosan bergema dari kejauhan. Chandra tampak tak berdaya. Tingkat kelima Alam Kesucian memang tidak termasuk kuat. Jika dia menggunakan Jurus Langkah Melawan Langit, Chandra bisa membunuh Harimau Langit itu dalam hitungan menit.Akan tetapi, Harimau Langit itu terlalu besar. Chandra tampak terlalu kecil ketika berdiri di depan monster itu. Sebelum Chandra sadar, Harimau Langit sudah melancarkan serangan. Harimau Langit membuka mulutnya dan menyemburkan sinar energi hitam.Chandra sedang berpikir bagaimana caranya menghindar. Namun jika dia menghindar, efek latihan tubuhnya akan hilang. Jadi dia tidak menghindar, melainkan memilih menghadapi Harimau Langit secara langsung.Cahaya hitam menyerang ke arah Chandra dan menghantam dadanya, hingga membuat dada Chandra menjadi cekung ke dalam. Chandra sengaja mengendali

  • Jenderal Naga   Bab 2236

    Yosan juga terkejut dengan tekad Chandra. Kekuatan Pil Enam Yang terus disempurnakan, kekuatan fisik Chandra juga terus tumbuh menjadi lebih kuat.Satu malam berlalu dengan cepat. Keesokan harinya, rasa sakit di tubuh Chandra jauh berkurang. Dia pun berhenti berlatih. Yosan yang berada di sampingnya bertanya, “Bagaimana?”“Setelah berlatih semalaman, aku merasa kekuatan fisikku jadi jauh lebih kuat, tapi aku baru menyempurnakan kurang dari satu persen kekuatan Pil Enam Yang. Masih ada kekuatan yang sangat kuat di tubuhku yang nggak bisa aku serap,” jawab Yosan.“Seperti itulah Pil Enam Yang. Kalau kamu ingin serap kekuatan ini, kamu butuh bantuan dari luar,” ujar Yosan.“Iya,” kata Chandra sambil menganggukkan kepala.Chandra tahu apa maksud bantuan dari luar yang Yosan katakan. Chandra harus menerima pukulan.“Sini, aku bantu kamu,” kata Yosan sambil tersenyum.Sebelum Chandra sadar, Yosan tiba-tiba menyerangnya. Saat Yosan mengangkat tangannya, energi sejati yang sangat kuat keluar d

  • Jenderal Naga   Bab 2235

    Yosan menyetujui semua persyaratan yang diajukan keluarga Lowen agar Chandra bisa meraih hasil baik dalam kompetisi besar sekaligus membuat para tetua dan ketua sekte terkesan. Duno membawa Yosan pergi keluar ruangan bersama, sedangkan Chandra tetap menunggu di dalam kamar. Kurang lebih satu jam kemudian, Yosan akhirnya kembali dengan raut wajah yang tidak terlihat terlalu baik. “Master,” sapa Chandra penuh hormat. “Chandra, aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu. Aku mengorbankan berbagai hal yang kukumpulkan selama bertahun-tahun. Aku akan sangat menyesal telah menjadi gurumu kalau sampai kamu tidak berhasil meraih hasil yang baik dalam kompetisi besar nanti,” ujar Yosan pasrah. Raut wajah Chandra seketika tampak malu. Bagaimanapun juga, dia tidak yakin bisa mendapatkan hasil baik dalam kompetisi besar nanti. “Ayo, kita tetap harus pergi ke Klan Guno malam ini juga. Kamu bisa minum Pil Enam Yang di perjalanan nanti,” ujar Yosan yang memilih untuk tidak tinggal terlalu lama di

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status