“Aku tidak funya fersoalan fadamu. jangan fancing kekurang ajaranku, Kek!”
“Jangan ikut-ikutan ngomong begitu!” bentak Hantu Cungkring yang merasa tersinggung gaya bicaranya ditirukan Jejaka. Anak muda itu hanya senyum-senyum kecil saja. Ia membiarkan Hantu Cungkring maju dua langkah, lalu diam berdiri dengan tongkat disentakkan ke tanah.
Jluug...!
Ternyata sentakan tongkat ke tanah menghadirkan sinar merah melesat dari dalam tanah ke tubuh Jejaka. Claapp...! Sinar itu seperti panah. Cepat sekali. tapi Jejaka punya jurus ‘Gerak Kilat Dewata’ dari ayahnya. Ia mampu bergerak melebihi kecepatan biasan sinar merah itu.
Zlaap...! Dan sinar merah dari tanah akhirnya menghantam dahan pohon.
Blaarr...!
Dahan pohon itu hancur seketika. Serpihannya menyebar kemana-mana. Hantu Cungkring terbengong batinnya. “Gila! Dia bisa menghindari jurus ‘Lintah Bumi’-ku? Padahal selama ini jurus itu tak pernah a
BELAKANGAN ini, Jejaka selalu bermimpi melihat bayangan seorang gadis cantik berjubah putih. Kadang dia seperti lesat di hadapannya, kadang seperti mengikutinya dari belakang. Tapi kalau Jejaka dekati tak ada. Dan hal ini sudah berlangsung beberapa lama.Kali ini mata Jejaka terpana beberapa saat, karena yang dilihat di hadapannya adalah seorang wanita muda cantik jelita. Gadis yang selalu dilihatnya selama ini didalam mimpinya. Pakaiannya serba putih, namun mempunyai hiasan bunga mawar kecil terselip di sela gundukan dadanya. Bunga itu bunga sungguhan. Masih segar dan menyebarkan bau harum mawar yang agak berbeda dengan mawar biasanya. Aromanya lebih lembut dan melenakan kalbu, seakan menciptakan sejuta keindahan di dalam hati.Wanita muda itu rambutnya disanggul rapi, tapi sebagian rambut meriap ke samping. Tak banyak, tapi kelihatan indah sekali. Bagaikan seni rias rambut yang biasa dipakai oleh para putri raja. Wajah wanita cantik itu tiada duanya. Baru sekarang Je
Dalam jarak empat langkah dari Jejaka, gadis itu hentikan langkah. Jejaka masih belum bisa bicara karena gadis itulah yang beberapa hari ini ditemuinya di alam mimpi. Wajahnya, pakaiannya, bunga mawarnya, persis semua dengan yang muncul di alam mimpi Jejaka.“Sekarang kita bertemu bukan di dalam mimpi,” ucap gadis itu bersuara lembut dan merdu. Memang sudah beberapa kali Jejaka bermimpi bertemu dengan sosok jelita yang ada dihadapannya saat ini.“S..siapa kau?” ucap Jejaka terpatah-patah karena deg-degan. Lidahnya sukar sekali digerakkan. Ia segera menelan ludah, lalu segala yang di mulut menjadi lemas, kecuali giginya. Detak jantungnya tak sekeras sebelum menelan ludah. Tapi mtanya masih memandang penuh rasa kagum dan amat terpesona. “A.. apakah kau seorang Bidadari?!”.“Tak salah dugaanmu, Jejaka. Akulah sang penguasa kecantikan! Namaku Putri Hyun Jelita. Aku hanya ingin sampaikan pesan padamu, jangan nakal seperti bap
Putri Hyun mundur dengan senyum. “Rayuanmu romantis sekali, Kasih. Tapi belum saatnya kita bertemu dalam satu genggaman. Carilah aku dalam kecantikan-kecantikan yang menyebar di sekelilingmu. Aku ada di antara mereka. Cabutlah bunga mawar ini dari dadaku, dan kau akan kurengut dalam pelukanku selama-lamanya.”Setelah berkata demikian, Putri Hyun mengangkat tangan kanannya dalam keadaan telapak tangan terbuka. Tangan terangkat lurus, dan seberkas sinar melesat dari tengah telapak tangan. Sinar merah itu melesat ke langit, lalu menyebar menjadi percikan bunga api yang membentuk setangkai bunga mawar indah.Syaarrpp...!Jejaka terpesona melihat keindahan bentuk bunga mawar di langit dalam susunan tata cahaya merah. Matanya tak berkedip memandang ke sana. Namun ketika cahaya berbentuk bunga mawar itu lenyap, Jejaka kehilangan seraut wajah cantik. Putri Hyun lenyap bagai ditelan bumi. Sang bidadari pergi tinggalkan dirinya. Hanya semerbak aroma mawar lemb
Tuk, tik, tak, tik, tuk, tik, tak, tik, tuk...!Suara sepatu kuda. Hingga sore datang menjelang.“Aku harus pergi! Harus minggat dari rumah!” kata Layla dengan wajah duka dan hampir menangis. Mereka ada di lembah yang teduh. Jejaka cepat-cepat mengingatkan gadis itu.“Awas, jangan menangis. Aku tak mau kalau kau menangis.”“Tapi hatiku sedih!”“Sedih boleh, tapi jangan menangis!” kata Jejaka tegas-tegas.Kuda ditambatkan di bawah pohon tak jauh dari mereka. Layla bersandar di pohon, satu kakinya ditekuk, menempel pohon. Ia menunduk dalam duka. Jejaka ada di sampingnya. Satu tangannya disanggakan ke pohon itu juga. Lalu dengan nada romantis pemuda tampan itu berkata. “Kau boleh sedih, tapi harus punya alasan. Kau boleh pergi dari rumah, tapi juga harus punya alasan. Sama halnya kau mninggalkan hati seseorang, harus punya alasan yang kuat. Jangan pergi begitu saja, nanti sekeping hati yang
“Jejaka, kenapa baru sekarang kudengar kata-katamu itu?” bisik Layla pelan. Tangan gadis itu merapikan baju Jejaka. Jemari lentiknya menyentuh-nyentuh permukaan dada bidang nan kekar itu. Ia berkata lirih lagi, penuh ungkapan jiwa.“Kalau saja orang yang akan melemarku sepertimu, aku tak akan kabur dari rumah. Aku akan diam menunggu dan menyiapkan gaun secantik mungkin.”Mata Jejaka begitu bening menembus kelopak cinta yang diharapkan Layla. Sang gadis sendiri tak mau berhenti menikmati keteduhan di mata si tampan bermata biru itu.Layla memang cantik, diambil dari kata Arab ‘layl’ yang berarti ‘malam’. Sesuai dengan namanya, rambutnya hitam legam dan di balik rambutnya, wajahnya memancarkan kecantikan yang luar biasa. Matanya berwarna gelap, dalam dan bersinar, bak mata rusa, dan hanya dengan satu kejapan bulu matanya, ia dapat meruntuhkan dunia. Bibir mungilnya hanya terbuka untuk mengucapkan kata-kata manis, dan
"Sakit ... ?""Lanjut..." bisiknya parau ketika terasa Jejaka berhenti sejenak di tengah jalan.Jejaka mendorong masuk lebih dalam."Oh ... !"Kembali Layla hanya bisa merasakan dirinya terbelah dua dari ujung ke ujung. Dan kembali pula Jejaka mendorong masuk lebih dalam lagi. Layla menjerit kecil dan menggigit pundak pemuda yang menindihnya. Terasalah sudah seluruh batang kenyal itu di dalam gerbang sorgawi miliknya, begitu besar dan panjang hingga bergetar menimbulkan rentetan nikmat di sepanjang dinding-dinding lembut bagian dalam gerbang sorgawinya Sambil terus mendorong memaju-mundurkan pilar pusaka, bibir Jejaka memagut lembut bibir merah merekah Layla yang langsung menerima. Lidah saling bertaut di dalam sana, menimbulkan getaran-getaran halus.Plukk! Ciuman si Jejaka terlepas, bergerak turun menyusuri leher, terus turun ke pundak, bermain sebentar di gundukan daging kenyal yang tegak menantang, kemudian menyambar cepat pada ujung-ujung buki
"Lebih cepat lagi ... " desah Layla. "Ahhhhh ... !" Rupanya gadis itu mendambakan gerakan-gerakan cepat mengagetkan. Hunjaman dalam hingga mampu membentur-bentur apa saja yang ada di dalam sana, kalau perlu tikaman tak kenal ampun."Je... Jaka... " nama itu terlompat dari mulutnya yang terbuka terengah-engah. Layla sampailah sudah pada awal untaian kematian kecil yang nikmat itu. Ia pejamkan mata erat-erat, berkonsentrasi pada luar-dalam yang terpancar kuat dari dalam gerbang sorgawi miliknya yang menghadirkan kembali puncak-puncak asmara. Jejaka semakin mempercepat gerakannya. Menambah daya serang, semuanya demi gadis yang sedang menggelepar-gelepar mencari pelepasan birahi. Demi menunduk Layla. Jejaka semakin menggenjot sekuat tenaga.Srett! Srett!Layla menjerit, mengeluh dan akhirnya. menggeliat!"Aaaghh ..."Begitu Layla menyelesaikan puncak asmaranya, pemuda itu mengubah posisi, dengan pilar pusaka masih terselip rapat di dalam gerbang
"Ooh ... apalagi yang ingin dilakukannya?" pikir Layla. Ia tersenyum saja sambil mengikuti kemauan si Jejaka. Pada serangan pertama, Layla tersedak nikmat karena ujung pilar pusaka tanpa permisi langsung menghantam ujung dinding yang paling dalam."Hegh ... heghh ... mmmh ... !!"Suara itu cukup keras terdengar."Gila! Ini lebih nikmat dari yang tadi!" pikirnya.Begitulah, sampai tengah malam menjelang, entah sudah berapa kali Layla mendaki dan mencapai puncak asmara. Namun anehnya, hingga sekarang ini si Jejaka belum juga memuntahkan lahar panas miliknya sebagai titian puncak asmara seorang pemuda.Keluhan dan lenguhan datang silih berganti baik dari mulut Jejaka dan Layla. Saling pagut, saling lilit dan saling raba dilakukan oleh dua insan yang sedang berlayar di tengah samudra."Luar biasa! Sudah begini lama, ia masih bisa bertahan! Benar-benar pejantan tangguh!" pikir Layla."Jejaka..." kata Layla di sela-sela lenguhan kecilnya.