Putri Hyun mundur dengan senyum. “Rayuanmu romantis sekali, Kasih. Tapi belum saatnya kita bertemu dalam satu genggaman. Carilah aku dalam kecantikan-kecantikan yang menyebar di sekelilingmu. Aku ada di antara mereka. Cabutlah bunga mawar ini dari dadaku, dan kau akan kurengut dalam pelukanku selama-lamanya.”
Setelah berkata demikian, Putri Hyun mengangkat tangan kanannya dalam keadaan telapak tangan terbuka. Tangan terangkat lurus, dan seberkas sinar melesat dari tengah telapak tangan. Sinar merah itu melesat ke langit, lalu menyebar menjadi percikan bunga api yang membentuk setangkai bunga mawar indah.
Syaarrpp...!
Jejaka terpesona melihat keindahan bentuk bunga mawar di langit dalam susunan tata cahaya merah. Matanya tak berkedip memandang ke sana. Namun ketika cahaya berbentuk bunga mawar itu lenyap, Jejaka kehilangan seraut wajah cantik. Putri Hyun lenyap bagai ditelan bumi. Sang bidadari pergi tinggalkan dirinya. Hanya semerbak aroma mawar lemb
Tuk, tik, tak, tik, tuk, tik, tak, tik, tuk...!Suara sepatu kuda. Hingga sore datang menjelang.“Aku harus pergi! Harus minggat dari rumah!” kata Layla dengan wajah duka dan hampir menangis. Mereka ada di lembah yang teduh. Jejaka cepat-cepat mengingatkan gadis itu.“Awas, jangan menangis. Aku tak mau kalau kau menangis.”“Tapi hatiku sedih!”“Sedih boleh, tapi jangan menangis!” kata Jejaka tegas-tegas.Kuda ditambatkan di bawah pohon tak jauh dari mereka. Layla bersandar di pohon, satu kakinya ditekuk, menempel pohon. Ia menunduk dalam duka. Jejaka ada di sampingnya. Satu tangannya disanggakan ke pohon itu juga. Lalu dengan nada romantis pemuda tampan itu berkata. “Kau boleh sedih, tapi harus punya alasan. Kau boleh pergi dari rumah, tapi juga harus punya alasan. Sama halnya kau mninggalkan hati seseorang, harus punya alasan yang kuat. Jangan pergi begitu saja, nanti sekeping hati yang
“Jejaka, kenapa baru sekarang kudengar kata-katamu itu?” bisik Layla pelan. Tangan gadis itu merapikan baju Jejaka. Jemari lentiknya menyentuh-nyentuh permukaan dada bidang nan kekar itu. Ia berkata lirih lagi, penuh ungkapan jiwa.“Kalau saja orang yang akan melemarku sepertimu, aku tak akan kabur dari rumah. Aku akan diam menunggu dan menyiapkan gaun secantik mungkin.”Mata Jejaka begitu bening menembus kelopak cinta yang diharapkan Layla. Sang gadis sendiri tak mau berhenti menikmati keteduhan di mata si tampan bermata biru itu.Layla memang cantik, diambil dari kata Arab ‘layl’ yang berarti ‘malam’. Sesuai dengan namanya, rambutnya hitam legam dan di balik rambutnya, wajahnya memancarkan kecantikan yang luar biasa. Matanya berwarna gelap, dalam dan bersinar, bak mata rusa, dan hanya dengan satu kejapan bulu matanya, ia dapat meruntuhkan dunia. Bibir mungilnya hanya terbuka untuk mengucapkan kata-kata manis, dan
"Sakit ... ?""Lanjut..." bisiknya parau ketika terasa Jejaka berhenti sejenak di tengah jalan.Jejaka mendorong masuk lebih dalam."Oh ... !"Kembali Layla hanya bisa merasakan dirinya terbelah dua dari ujung ke ujung. Dan kembali pula Jejaka mendorong masuk lebih dalam lagi. Layla menjerit kecil dan menggigit pundak pemuda yang menindihnya. Terasalah sudah seluruh batang kenyal itu di dalam gerbang sorgawi miliknya, begitu besar dan panjang hingga bergetar menimbulkan rentetan nikmat di sepanjang dinding-dinding lembut bagian dalam gerbang sorgawinya Sambil terus mendorong memaju-mundurkan pilar pusaka, bibir Jejaka memagut lembut bibir merah merekah Layla yang langsung menerima. Lidah saling bertaut di dalam sana, menimbulkan getaran-getaran halus.Plukk! Ciuman si Jejaka terlepas, bergerak turun menyusuri leher, terus turun ke pundak, bermain sebentar di gundukan daging kenyal yang tegak menantang, kemudian menyambar cepat pada ujung-ujung buki
"Lebih cepat lagi ... " desah Layla. "Ahhhhh ... !" Rupanya gadis itu mendambakan gerakan-gerakan cepat mengagetkan. Hunjaman dalam hingga mampu membentur-bentur apa saja yang ada di dalam sana, kalau perlu tikaman tak kenal ampun."Je... Jaka... " nama itu terlompat dari mulutnya yang terbuka terengah-engah. Layla sampailah sudah pada awal untaian kematian kecil yang nikmat itu. Ia pejamkan mata erat-erat, berkonsentrasi pada luar-dalam yang terpancar kuat dari dalam gerbang sorgawi miliknya yang menghadirkan kembali puncak-puncak asmara. Jejaka semakin mempercepat gerakannya. Menambah daya serang, semuanya demi gadis yang sedang menggelepar-gelepar mencari pelepasan birahi. Demi menunduk Layla. Jejaka semakin menggenjot sekuat tenaga.Srett! Srett!Layla menjerit, mengeluh dan akhirnya. menggeliat!"Aaaghh ..."Begitu Layla menyelesaikan puncak asmaranya, pemuda itu mengubah posisi, dengan pilar pusaka masih terselip rapat di dalam gerbang
"Ooh ... apalagi yang ingin dilakukannya?" pikir Layla. Ia tersenyum saja sambil mengikuti kemauan si Jejaka. Pada serangan pertama, Layla tersedak nikmat karena ujung pilar pusaka tanpa permisi langsung menghantam ujung dinding yang paling dalam."Hegh ... heghh ... mmmh ... !!"Suara itu cukup keras terdengar."Gila! Ini lebih nikmat dari yang tadi!" pikirnya.Begitulah, sampai tengah malam menjelang, entah sudah berapa kali Layla mendaki dan mencapai puncak asmara. Namun anehnya, hingga sekarang ini si Jejaka belum juga memuntahkan lahar panas miliknya sebagai titian puncak asmara seorang pemuda.Keluhan dan lenguhan datang silih berganti baik dari mulut Jejaka dan Layla. Saling pagut, saling lilit dan saling raba dilakukan oleh dua insan yang sedang berlayar di tengah samudra."Luar biasa! Sudah begini lama, ia masih bisa bertahan! Benar-benar pejantan tangguh!" pikir Layla."Jejaka..." kata Layla di sela-sela lenguhan kecilnya.
“Bagaimana bila aku hamil Jejaka ?”“Aku akan menikahimu” jawab Jejaka dengan mantap. Layla tersenyum bahagia mendengar hal itu. Sementara Jejaka kembali meraih punggung si gadis, bibir ranum di depannya langsung dilumat dengan penuh perasaan. Tentu saja badan segar dengan buah dada sekal dan menantang langsung beradu keras dengan dada bidang si pemuda.Sementara mulut masih bertautan, Layla yang mengambil inisiatif terlebih dahulu, segera ia menaik turunkan pantatnya dengan dengan dada terayun-ayun ke depan.Kini posisi keduanya duduk bersama dengan kedudukan Layla di atas kaki Jejaka. Kaki sedikit direntangkan hingga kaki Jejaka berada di bawah kaki Layla. Kemudian kaki Layla ditekankan ke perut Jejaka agar pilar pusaka dapat digerakan maju mundur serta dapat keluar masuk gerbang sorgawi dengan bebas."Uhh ... "Lenguhan dan desahan napas kembali terdengar di lembah itu. Suasana yang menjelang pagi justru menambah keromant
Mulut sang gadis terbungkam sejenak. Ia termenung, namun sebentar kemudian terdengar suaranya lagi,“Atau... Mungkin ayahku takut menolak lamaran orang itu. Aku sendiri juga takut kalau menolaknya secara langsung, bisa-bisa aku ditelanjangi di depan umum. Dia...licik dan jahat menurut pandanganku.”“Bangsawankah dia?”“Ngakunya sih bangsawan. Entah kenyataannya, mungkin saja bangkotan! yang jelas ia orang kesohor dari Negeri Seberang.”Jejaka mulai terperanjat. “Siapa namanya?!” sergahnya bersemangat.“Gelarnya saja Pendekar Pedang Tanpa Tanding. Nama aslinya Kozoki Oden!”“Kau...kau akan melawannya? Maksudmu tarung pakai senjata, gitu?” Layla menjadi tegang. Ia mulai sadar apa sebenarnya yang dimaksudkan dalam kata-kata Jejaka itu. Rasa takut mencekam jiwa, tercermin lewat sorot mata dan ekspresi wajahnya.“Kau ini kok masih bego aja sih? Sekarang beg
“Jauh-jauh aku datang untuk melamar Layla, tahu-tahu kau sudah lebih dulu membawanya lari. Tak tahukah kau siapa diriku ini?”“Aku tahu siapa kamu, Sobat. Karena itulah aku datang menantangmu!”“Jangan banyak mulut! Pergi tinggalkan Layla, atau mati di ujung pedangku?”“Aku memilih mati di ujung hati Layla!” jawab Jejaka seenaknya. Jawaban itu membuat Pendekar Pedang Tanpa Tanding menggeram penuh luapan amarah. Matanya melirik sebentar ke sekeliling. Ternyata kabar kedatangannya mau melamar Layla sempat juga didengar para tokoh dunia persilatan, sehingga banyak juga dari para tokoh yang datang dan diam mengelilinginya, seakan menyaksikan pertarungannya dengan Jejaka. Sang pendekar semakin bernafsu ingin menampakkan kehebatan ilmunya.“Sebutkan namamu supaya bisa kucatat dalam buku daftar para korban pedangku!” kata Pendekar Pedang Tanpa Tanding.“Namaku Jejaka! Akan kukalahkan kau, d