Share

Bab 32

"Kamu harus menjelaskan apa yang sudah kalian lakukan, hingga cewek itu nggak sadarkan diri," tuntut Lilik. Setelah Ramon selesai memindah Ardia dari mobil ke kamar Sesil.

"Ardia bukan pingsan, Bulek. Tapi tidur karena kecapekan," jelas Ramon, sambil terus melangkah menuju kamar mandi yang terletak di belakang, berniat membersihkan diri.

"Kecapekan? Emang kalian ngapain aja?"

Ramon mendesah lelah. " Ceritanya besok aja ya, Bulek? Aku bener-bener capek," keluh Ramon. Dilihat dari penampilannya saja sudah kelihatan kalau Ramon memang lelah, dia kusut banget.

"Ck, banyak alasan kamu, Ram. Oke. Bulek tunggu besok. Awas saja kalau kamu masih terus mengelak," ancam Lilik kemudian berlalu. Dia juga lelah sebenarnya, tapi rasa penasaran yang menguasai hatinya, membuat Lilik mengabaikan rasa lelahnya.

* * * * * * * * *

"Mas! Ramon! Bangun, Mas!" Suara cempreng Sesil berhasil mengganggu tidur nyenyaknya Ramon.

Ramon mengeliat. "Aku ngantuk banget, Sil." Ramon berkata tanpa membuka mata.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status