Share

Bab 40

Seminggu berlalu, Ramon kembali sibuk bekerja. Tak mungkin dia terus cuti demi menjaga Ardia. Hidup butuh biaya, bukan?

Hadi sudah diperbolehkan pulang, kini dia tinggal di apartemen bersama Radit. Setiap hari Ramon selalu mengunjungi laki-laki sepuh itu, menebus dua puluh tahun yang terbuang sia-sia.

"Ini ada kiriman dari Bulek Lilik, Yah." Ramon meletakkan rantang di atas meja makan, dan menatanya. Meski sudah sukses dan mapan, Ramon terbiasa menyiapkan makanan, bahkan dia juga mahir masak. Didikan Lilik tentu saja.

"Wah, kayaknya enak banget." Radit yang angkat bicara.

"Kalau masakan Lilik, nggak usah diragukan lagi, Dit. Dari dulu dia sudah pinter masak. Ibumu dulu sering minta dimasakin sama, Lilik." Hadi kembali teringat kenangannya bersama Marini.

"Emang Mama Rini nggak bisa masak ya, Pa?" Radit kini sudah memanggil Almarhumah dengan sebutan "Mama Rini". Meski tak mengenalnya secara langsung, dia selalu mendengar cerita tentang ibu kandung kakaknya itu, dari Hadi.

" Bisa,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status