Share

Bab 89 | Jantung Medusa

“Sayang, tunggu dulu! Kita belum sampai di rumah,” ucapku pada suami setelah kami pulang dari acara makan malam bersama dengan para karyawan.

Lelaki ini menyerangku sejak kami keluar dari lift. Dia tak mau berhenti, bahkan hanya untuk satu detik.

“Sayang! Kamu dengerin aku ngomong apa enggak sih?” protesku.

“Dengar kok, ini kan kita mau masuk rumah, jadi tidak apa-apa,” jawabnya.

Dia memperlambat gerakannya karena memasukkan sandi di pintu. Setelah kami berhasil masuk ke dalam, Rasenda segera menyambar bibir ini dan menekanku ke tembok.

Pergerakan Rasenda tak dapat aku halau. Selain karena gelap, gerakan lelaki ini juga sangat lincah sehingga aku tak punya pilihan lain selain menikmati setiap cumbuannya.

Suami mengangkat kedua tanganku ke atas kepala dan bibirnya menjelajahi leher hingga area depan. Pada saat itu, aku melihat sekelebat bayangan di atas sofa.

“Sayang berhenti dulu!” ucapku.

“Tidak mau! Dari tadi kamu selalu minta berhenti. Jangan harap aku akan melakukannya,” sanggah s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status