Beranda / CEO / Jebakan Cinta sang CEO / Bab 50 | Stamina Tambahan

Share

Bab 50 | Stamina Tambahan

Penulis: Shanum Belle
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-08 23:00:19

“Kamu ingin ke mana, sayang?” tanya Pak Sopir alias suamiku.

Kami yang setiap hari berkutat di kota Jakarta tidak begitu paham dengan daerah lain seperti Bandung. Satu hal yang bisa kami lakukan adalah mencari rekomendasi tempat wisata di internet.

“Ke sini aja dulu deh. Tempat ini paling banyak dapat rekomendasi,” ucapku.

Agar lebih meyakinkan lelaki di sampingku, aku pun memberikan beberapa gambar yang beredar di internet padanya. “Coba lihat deh. Kamu cocok enggak kalau ke sini?”

“Not bad. Coba saja.” Dia mengembalikan ponselku.

Tak perlu waktu lama untuk sampai di lokasi kebun anggrek. Hanya perlu sekitar sepuluh menit bagi kami untuk sampai di objek wisata yang direkomendasikan oleh warganet tersebut.

“Sayang, ambil foto dulu dong,” pintaku saat kami sampai di Grand Entrance.

Sekali-kali suruh Bos Pecitra memotret, tidak masalah bukan? Biasanya kan aku yang melakukannya untuk beliau.

Jika kami melakukan perjalanan dinas, aku selalu mengambil dokumentasi kegiatan dari berbagai mo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 51 | Misteri Putusnya Sandal Alba

    “Ahh… Ahh… Aah… pelan-pelan dong!” keluh Rasenda saat diriku memberikan sentuhan ajaib padanya.Pria ini tak henti mendesah acapkali tanganku merayap di badannya. Dia pikir suara desahannya enak didengar apa.Aku pun berdengus. Kalau tidak ingat apa yang Rasenda lakukan untukku saat kami di kebun anggrek, pasti sudah kutendang dia. Biar tahu rasa.“Aaahh…, kapan selesainya sih, sayang?” rintihnya.“Kalau sudah merah semua baru selesai,” jawabku. “Kenapa sih teriak mulu?”“Ya mau gimana? Orang kamu gosoknya keras banget.” Ada saja alasan yang dia gunakan untuk berdalih.“Coba kalau kamu pelan, pasti rasanya enak,” sambungnya.Aku memutar bola mata dengan malas saat mendengar perkataan orang ini. “Kalau pelan, nanti enggak merah,” ujarku.“Gak percaya. Coba aku lihat dulu hasilnya,” pinta lelaki yang kini se

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 52 | It’s The Inn You Dream Of

    “Selamat datang Pak Gunawan dan Pak Rasendriya,” ucap Pak Rais. Beliau adalah Manajer Umum Hotel Pelisia InnDream, hotel yang berada di bawah sayap bisnis Pelisia Grup.Pagi ini Rasenda memintaku untuk menemani dirinya bertemu dengan Pak Gunawan di Hotel Pelisia InnDream yang terletak di daerah Sentul untuk meninjau persiapan perayaan hari jadi yang ke-15.“Kita langsung masuk saja, Pak,” ujar Pak Rais pada kami.“Mari Pak,” sahut Pak Gunawan.Aku dapat bocoran dari Rasenda, menurut lelaki tersebut, Pelisia InnDream melakukan beberapa inovasi untuk menyambut hari jadi yang akan dirayakan dalam beberapa hari mendatang.Salah satu inovasi yang dilakukan oleh InnDream adalah menempatkan robot penyambut tamu di depan pintu masuk. Selain membantu para tamu mendapatkan informasi seputar hotel, robot ini juga dapat mendeteksi benda berbahaya yang dibawa oleh pengunjung.“Welcome to Pelisia InnDream. It’s the inn you dream of,” kata robot penjaga yang menyambut kami.Aku lihat mereka berdua,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 53 | Felicia Oh Felicia

    Bibir para karyawan tidak dapat mengatup dengan benar. Beberapa dari mereka, bahkan bibirnya berubah menjadi seperti bunga kantong semar saat menonton adegan Ibu Felicia memeluk Rasenda. Sebagian yang lain tak dapat menutupi rasa terkejutnya hingga mereka tak kuasa mengedipkan kelopak mata.Siapa yang tidak terkejut apabila mendapati atasan yang sangat mereka hormati sedang dipeluk oleh seorang wanita. Di depan umum pula. Mana perempuan itu langsung main sosor tanpa aba-aba.“Alba!” Lelaki ini menggerakkan tangan kirinya sebagai tanda bahwa dia membutuhkan bantuanku.Baguslah kalau dia ingat bahwa dirinya sudah punya istri dan orang itu sedang memperhatikan suaminya dari belakang. Awas saja kalau dia menikmati keadaan.“Bu Felicia, tolong kendalikan diri Anda,” ucapku sambil menarik tubuh wanita ini agar menjauh dari suamiku.“Kalian yang di sana, tolong bantu juga,” pintaku pada karyawan yang sedang asyik menont

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 54 | Mirrorpage

    Hanya ada satu orang yang hatinya berbunga-bunga saat ini. Siapa lagi kalau bukan Ibu Felicia, anak dari Pak Basuki, yang punya gedung di sebelah Pelisia Quarter Keeps.Wanita ini tidak bohong saat dia berucap bahwa dirinya tidak akan pergi dari Pecitra, kecuali bertemu dengan Rasenda terlebih dahulu.“Selamat makan!” ucapnya pada kami.Ibu Felicia memang luar biasa. Wanita ini memesan semua yang ada di buku menu tanpa mempertimbangkan harga. Jika saja aku sudah lupa akan perbuatannya di kantor Pecitra, pasti aku akan menikmati makanan ini dengan penuh syukur.Siang tadi, Rasenda menemui Ibu Felicia setelah menyelesaikan urusan yang lain. Dia membujuk wanita ini agar kembali ke kantornya sendiri karena lelaki ini tidak dapat menemaninya. Banyak pekerjaan yang harus dia tangani.Bukan Felicia namanya kalau dia menerima penolakan Rasenda begitu saja. Wanita keras kepala ini berjanji akan membiarkan Rasenda melakukan aktivitasnya asal dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 55 | Tinggal Bersama Mertua?

    “Welcome home anak dan mantu Mama!” seru Ibu Susan saat masuk apartemen.Ibu mertua satu ini super heboh. Beliau tidak hanya memakai megafon saat mengucapkan ‘welcome home’, tetapi juga menabur konfeti di atas kepala kami.“Halo Ma,” ucapku pada Ibu Susan, lalu diriku langsung memeluknya.Rasenda pun melakukan hal yang sama denganku. “Hai Ma,” ucapnya.“Sudah, jangan di pintu terus. Ayo masuk!” ujar wanita ini.Tidak cukup dengan sambutan yang heboh, mertuaku masih memberi kejutan yang lain. Terdapat dua koper yang berisi buah tangan. Satu koper berisi makanan seperti cokelat dari berbagai merek dan masih banyak lagi. Untuk koper yang lain, di dalamnya berisi banyak gaun cantik yang bertabur batu kristal.Meskipun kedua koper tersebut berisi barang yang berbeda, namun semua barang itu memiliki satu kesamaan. Sama-sama mahal. Aku bertanya-tanya bagaimana beliau menghadapi bea cukai.“Semua barang ini Mama siapkan khusus untuk mantu Mama satu-satunya,” ucap Ibu Susan.Oleh-oleh yang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 56 | Serum Sakti

    “Makasih banyak, Bu,” ucap Bunga saat menerima cokelat yang kubagikan.Gadis ini segera menikmati cokelat yang dia dapat, wajahnya terlihat berbunga-bunga. Syukurlah kalau dia suka.Saat ibu mertua berada di tempat kami, aku mengeluh pada wanita itu bahwa makanan yang ia berikan terlalu banyak. Beliau pun memberi saran agar aku membaginya dengan teman maupun rekan kerja.“Cokelatnya enak banget sih, Bu,” ujar Ratna.Sesuai dengan saran dari ibu mertua, aku pun mengambil buah tangan sebanyak yang kuinginkan dan selebihnya aku bagi ke seluruh karyawan di lantai tujuh belas.“Cokelat ini enggak dijual di Indonesia deh, kapan Ibu ke luar negeri?” tanya Bunga.“Bukan saya yang dari luar negeri, tapi Ibunya Pak Malik. Semua cokelat ini dari beliau, saya hanya bertugas untuk membagi ke semua orang,” terangku.Mereka pun manggut-manggut setelah mendengar penjelasanku.“Ya ampun, Pak Malik baik banget. Sekarang kuputuskan untuk jadi penggemar beliau lagi,” ucap Bunga.Dasar perempuan labil. Beb

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-11
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 57 | Tamu Tak Diundang

    Setelah menerima info dari Aulia, aku pun meminta izin pada Rasenda untuk turun ke lobi. Saat pintu lift terbuka, ternyata di dalam sana sudah penuh. Yah, diriku harus menunggu lift selanjutnya.Aku menjadi lesu karena lift selanjutnya ternyata dipenuhi oleh orang aneh. Masa saat melihatku, mereka langsung memberi hormat. Demi menghargai mereka, aku pun mengangguk. Setelah itu, semua orang di sana meninggalkan lift, tanpa terkecuali.Tindakan mereka sontak membuatku menengok ke belakang dan menemukan Rasenda di balik punggungku. Sekarang aku mengerti, ternyata mereka mengosongkan lift karena ada sang CEO.“Ngapain sih ngikut?” tanyaku dengan ketus pada Rasenda. Berkat orang ini, aku harus menanggung malu karena sempat mengira kalau orang-orang tadi memberi hormat padaku.“Idih, sewot banget sih? Aku cuma mau ke bawah kok,” jawabnya.“Mau ngapain ke bawah? Sebentar lagi kan kamu ada meeting sama Pak Kevin,” ucapku mengingatkan.“Mau beli kopi dulu. Lagian masih ada waktu setengah jam,

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12
  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 58 | Tangga Darurat Menjadi Saksi

    “Sudah jangan tengok kanan-kiri, tidak ada pohon cemara. Jalan saja lurus ke depan,” ucap Rasenda saat membawaku keluar dari tangga darurat.Aku yakin semua mata pasti sedang tertuju padaku. Bagaimana tidak? Saat ini diriku menggunakan kacamata super besar dengan warna hitam yang pekat.“Kenapa mukamu kayak gitu? Apa yang kamu pikirkan?” tanya lelaki yang sedang menuntunku.“Aku hanya lagi mikir kalau rumput sintetis yang ada di Pelisia Quarter Keeps bisa ngomong, mereka pasti akan bergosip tentangku sepanjang masa,” jawabku.“Kalau memang benar begitu, biar kubuang saja semua rumput yang ada dan ganti pakai yang baru,” ucapnya. Dasar tukang buang barang! Mentang-mentang dia kaya dan punya kuasa.“Masih lama apa enggak sih?” tanyaku yang mulai bosan dengan kegelapan ini. Kalau bukan karena mataku yang bengkak, aku juga tidak mau menutupnya.Beberapa waktu yang lalu, Rasenda menghubungiku melalui panggilan telepon karena diriku tak kunjung kembali ke kantor. Pada saat itu, tak ada suar

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-12

Bab terbaru

  • Jebakan Cinta sang CEO   Thankful

    Terima kasih aku ucapkan pada:Editorku, Kak Dian dan Kak Lucy. Berkat kalian berdua, ‘Jebakan Cinta sang CEO’ dapat tayang di Goodnovel;Para pembaca. Kalian memotivasiku untuk menyelesaikan cerita. ‘Jebakan Cinta sang CEO’ atau memiliki judul lain ‘Suami Magnetis’ merupakan naskah pertamaku di platform ini. Aku harap kalian menyukainya;Terkhusus untuk Jin, lelaki paling tampan di dunia dan sejagat raya pada abad ini. Oppa, thank you for giving me inspiration in writing this manuscript. If Oppa hadn’t held fan meeting a few months ago as well as became the torch bearer for The Paris 2024 Olympics, ‘Jebakan Cinta sang CEO’ would have had a different storyline. Oppa, i have a dream that one day my scripts will be adapted into drama and you become the one who play the main role. I hope my dreams come true.Saat ini aku sedang mengerjakan naskah lain berjudul Hidden Tea. Semoga cerita tersebut dapat tayang di platform ini juga. Sekian.

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 109 | Suami Magnetis

    “Sayang, kamu enggak marah sama aku?” tanyaku.Saat ini diriku berada di bawah selimut yang sama dengan Rasenda. Setelah kami berdua melakukan penyatuan, rindu yang mengapur pun melebur. Suasana yang awalnya dingin, kini menjadi cair.Dengan lembut, Rasenda memeluk tubuhku yang masih polos dan apa adanya. “Marah kenapa?”“Karena aku jual Jantung Medusa, hadiah dari Mama,” jawabku dengan suara yang pelan, lalu menyembunyikan wajah di pelukan Rasenda.Pada saat diriku bilang ke Rosiana bahwa aku akan melepas Jantung Medusa, sebenarnya aku takut jika Rasenda membenciku. Meski pada saat itu lelaki ini membiarkan tindakanku, namun tetap saja ada perasaan tak enak.“Asalkan itu membuatmu senang, tidak ada masalah,” jawabnya.“Lagi pula, kamu tidak jual benda itu atas dasar keputusanmu sendiri. Aku masih punya andil di dalamnya. Ingat! Aku yang melepas perhiasan itu ke orang lain karena akulah yang menyimpannya. Jadi, jangan salahkan dirimu, oke,” imbuhnya.Betapa baiknya suamiku. Padahal ka

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 108 | Face Mist Lada Hitam

    Empat hari kami berada di Korea mulai dari Kamis hingga Minggu. Kalau saja Aulia bukan budak korporasi, mungkin kami akan berada di sana hingga satu minggu ke depan.“Manu, tolong bawa ke dalam dan bagi dengan yang lain,” pintaku pada orang itu, wanita yang disuruh oleh Rasenda untuk mengawasi gerak-gerikku.Dia membawa masuk koper yang kuberikan dan membukanya. Betapa terkejut wanita itu setelah dia melihat isi dalam koper tersebut. Terdapat berbagai produk kecantikan, seperti masker wajah, lipstik dan pelembab. Tak ketinggalan juga teh yuja, ginseng serta berbagai makanan khas Korea.Selama berada di negeri K-pop, Aku dan Aulia memuaskan diri berkeliling ke berbagai tempat. Dari lokasi wisata hingga pusat perbelanjaan, kami kunjungi semua. Tak peduli mau beli atau tidak, yang penting kami bisa cuci mata.“Ya ampun banyak banget, Bu. Apa enggak rugi kena cukai?” respons Manu.Persetan dengan cukai atau apa pun itu, toh yang bayar suamiku. Dia sendiri juga sudah bilang agar aku memuas

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 107 | Wangi Kebahagiaan

    “Hai sayang! Gimana kabar?” Rosiana mencium pipiku, kiri dan kanan.“Baik Kak. Kakak gimana?” jawabku.Wanita yang kini mengenakan kemeja putih ini menggenggam tanganku. “Luar biasa.”Kami bertemu di kafe yang terletak di daerah Megamendung. Tempat itu memiliki pemandangan indah yang menghadap ke Gunung Salak.Selain memanjakan mata, kafe tersebut juga memanjakan lidah, terutama bagi pengunjung yang mencintai makanan pedas. Mereka menyediakan berbagai menu yang dipadukan dengan sambal bakar seperti ikan gurame, ayam bakar pedas manis, steik bumbu kacang dan masih banyak lagi.“Langsung saja tidak usah basa-basi. Aku dengar kamu punya Jantung Medusa.” Baru saja bertemu, wanita ini sudah bertanya tentang perhiasan.“Dari mana Kakak mendengarnya?” tanyaku.“Dari kenalanku. Dia ingin membelinya,” ujar Rosiana.Memang yang namanya gosip cepat beredar. Mend

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 106 | Buku Harian Rasenda

    “Sayang kamu pasti bercanda, kan?”Aku menarik jas pria ini dengan tangan yang gemetar. Bagaimana mungkin dia berubah menjadi begitu kejam?Kertas yang dia berikan padaku merupakan surat pengunduran diri yang sudah diatur olehnya. Dia, bahkan tak meminta pendapatku lebih dahulu. Inikah hukuman darinya?“Selama ini aku tak bermaksud untuk menyembunyikan kebenaran ini. Aku hanya belum sempat mengatakannya…, tidak…, aku tak berani mengatakannya karena takut kalau kamu jadi makin sedih,” ucapku.“Saat itu, kamu baru saja kehilangan Mama. Jika aku memberi tahu kalau aku keguguran….”“Tetap saja aku berhak tahu!” bentaknya. “Bagaimanapun juga, dia juga anakku.”Seumur hidup, aku tak pernah melihat Rasenda marah sampai membentakku seperti malam ini. Biasanya, tak peduli seburuk apa suasana hatinya, dia tak akan berbicara dengan nada tinggi padaku.“Apa kar

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 105 | Pembalut Bikin Kalut

    Semenjak Ayu mengunggah video klarifikasi, kepercayaan publik yang sempat hilang pun kembali. Demikian juga dengan kepulangan Rasenda dari Singapura membuat atmosfer Pecitra menjadi lebih baik dari hari ke hari.Lelaki itu berhasil membujuk klien Pecitra yang ingin memutus kerja sama untuk mengurungkan niatnya. Dengan demikian, kerugian yang mengancam perusahaan dapat ditekan.Rasenda berjalan keluar dari ruangannya dan singgah di mejaku. “Sayang, buka akun sekuritas kamu deh,” ucap lelaki itu. Aku pun menurutinya.Betapa terkejut diriku saat melihat ekuitas yang aku miliki saat ini. Besarnya tak tanggung-tanggung hingga mencapai enam bagger. Modal awal yang aku taruh adalah delapan belas miliar enam ratus juta rupiah dan kini nilainya menjadi seratus sebelas miliar enam ratus juta rupiah.“Sayang! Ini beneran uang aku naik lima ratus persen?” tanyaku pada suami untuk memastikan diriku yang masih percaya bahwa ini mimpi.

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 104 | Amit-amit Jabang Bayi

    Setelah menyelesaikan sambungan telepon dengan suami, aku merasakan ada sesuatu yang mengalir di bawah sana. Awalnya hanya terasa lengket, namun makin lama terasa kian deras.“Bu, silakan dipakai.” Bu Angelic memberikan pembalut padaku. “Di dekat sini ada mol, kita bisa pakai toilet di sana,” sambungnya.Setelah wanita itu berkata demikian, aku pun refleks meraba celanaku dan melihat ke belakang sana. Betapa terkejutnya diriku mendapati rembesan darah yang masih segar.“Ini tidak mungkin,” gumamku.“Sudah Bu, tidak usah malu. Kita kan sama-sama perempuan. Wajar saja kalau bocor saat sedang deras-derasnya,” ujar Ibu Angelic.Selama ini, tak ada yang mengetahui kehamilanku, kecuali suami dan ibu mertua. Oleh karena itu, tak heran jika wanita ini mengira bahwa aku sedang menstruasi. Hal ini ada baiknya juga sebab pendarahanku tak menimbulkan kegaduhan.“Pak Kevin dan Bu Angelic balik duluan

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 103 | Ayu sudah Berlalu

    “Surprise, moda faka!” ucapku dengan intonasi yang manis disertai senyuman lebar pada Ayu, wanita yang membuat kekacauan di tubuh Pecitra dalam beberapa minggu belakangan.Perempuan itu terburu-buru menutup kembali pintu masuk begitu dia tahu kalau yang berkunjung ke tempat tinggalnya adalah diriku dan dua pejabat tinggi Pecitra. Berani bertaruh, dia pasti tak menyangka kalau kami akan datang ke rumah yang dia rahasiakan dengan baik.“Tidak mempersilakan kami masuk?” Aku menahan daun pintu dengan sepatu.Ayu tetap bersikeras menutup pintu, namun Pak Kevin berhasil menariknya dan menerobos masuk. Perempuan itu pun berteriak minta tolong. Sayangnya, usaha tersebut tak membuahkan hasil karena kami lebih dahulu membungkam mulutnya.“Jangan kamu pikir bisa berbuat seenaknya setelah merusak nama baik Pecitra,” ucapku padanya dengan suara pelan, tepat di telinga perempuan itu.“Kalau kalian berani macam-m

  • Jebakan Cinta sang CEO   Bab 102 | Titik Terang

    “Bagaimana situasi di Jakarta?” tanya Rasenda padaku yang sedang berada dalam perjalanan menuju Petals Allure.“Semua aman terkendali meskipun ada kayu yang melintang. Kamu tenang saja karena aku sudah membereskannya,” kataku, merujuk pada Rapat Dewan Direksi yang baru saja digelar.Bila teringat tentang rapat tersebut, dadaku jadi bergemuruh. Kalau berbuat kekerasan tak melanggar hukum, mungkin aku sudah menarik rambut para direksi sampai kepala mereka botak.“Aku kesal banget tahu. Bisa-bisanya mereka mau gantiin kamu. Dibilangnya kamu mangkir dari tugas saat perusahaan sedang ada masalah. Padahal kan di sana kamu juga masih mengerjakan urusan kantor,” sambungku.“Lalu apa yang kamu lakukan?” tanya lelaki itu dari balik telepon.“Ya aku lawan. Untung saja kamu kasih aku surat kuasa untuk atur saham yang kamu punya. Aku bilang saja kalau aku memegang saham mayoritas bahkan sampai tujuh puluh persen, jadinya mereka enggak bisa berdebat lagi,” jawabku.Rasenda pun tertawa keras setelah

DMCA.com Protection Status