Share

Bab 58 | Tangga Darurat Menjadi Saksi

“Sudah jangan tengok kanan-kiri, tidak ada pohon cemara. Jalan saja lurus ke depan,” ucap Rasenda saat membawaku keluar dari tangga darurat.

Aku yakin semua mata pasti sedang tertuju padaku. Bagaimana tidak? Saat ini diriku menggunakan kacamata super besar dengan warna hitam yang pekat.

“Kenapa mukamu kayak gitu? Apa yang kamu pikirkan?” tanya lelaki yang sedang menuntunku.

“Aku hanya lagi mikir kalau rumput sintetis yang ada di Pelisia Quarter Keeps bisa ngomong, mereka pasti akan bergosip tentangku sepanjang masa,” jawabku.

“Kalau memang benar begitu, biar kubuang saja semua rumput yang ada dan ganti pakai yang baru,” ucapnya. Dasar tukang buang barang! Mentang-mentang dia kaya dan punya kuasa.

“Masih lama apa enggak sih?” tanyaku yang mulai bosan dengan kegelapan ini. Kalau bukan karena mataku yang bengkak, aku juga tidak mau menutupnya.

Beberapa waktu yang lalu, Rasenda menghubungiku melalui panggilan telepon karena diriku tak kunjung kembali ke kantor. Pada saat itu, tak ada suar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status