Share

Pasangan Resmi

Penulis: Caramelly
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-28 22:07:50

Lucien terdiam sejenak. Sorot matanya dalam, namun tidak menunjukkan kemarahan. Perlahan, ia bersandar santai di sofa, seolah sedang mempertimbangkan jawabannya.

"Apa yang mau kamu dengar?" tanyanya pelan, suara beratnya terdengar tenang.

Lizbeth menunduk sedikit, merasa canggung. "Banyak orang bilang kalau ... Kingsley punya koneksi dengan organisasi terlarang di Sicilia! Mereka bilang kekayaan keluargamu tidak sepenuhnya bersih … kamu juga kejam."

Suasana di antara mereka hening untuk beberapa detik. Hanya suara detak jam di dinding yang terdengar samar.

Lucien tersenyum tipis. Senyum yang tidak sepenuhnya menghapus kesan dingin di wajahnya.

"Aku tidak akan menyangkal sejarah keluargaku," katanya, suaranya tenang namun terasa berat. "Kakek buyutku dulu pria keras kepala. Dunia yang dia masuki, memang dunia yang tidak semua orang berani sentuh. Penuh perjuangan, bahkan sampai berdarah-darah.”

Lizbeth menahan napasnya.

"Tapi, Lilibeth," Lucien menatapnya lebih dalam, "Kingsley yang se
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kedatangan Tamu

    Lizbeth menahan napas, jantungnya berdebar kencang. Ia tak berani bertanya lebih jauh. Tidak malam ini. Namun, ia tahu, kata-kata Lucien bukan sekadar hiburan belaka. Ada ketulusan dan keteguhan dalam setiap ucapannya, dan Lizbeth dapat merasakannya.Belum pernah ia dicintai dengan cara seperti ini. Perlahan, Lucien membuktikan ucapannya satu per satu. Meski begitu, Lizbeth menahan harapan. Ia tahu, hati manusia sulit ditebak, bisa berubah kapan saja. Itu bukan sekadar kecemasan, tapi pelajaran pahit yang ia dapatkan selama ini.Meski telah mendapatkan cinta Lucien, tantangan yang harus dihadapi Lizbeth belum selesai. Ia tahu betul, ia harus tetap berdiri di atas kakinya sendiri.***Keesokan paginya, sinar matahari menerobos masuk melalui gorden putih kamar.Lizbeth yang perlahan terbangun, menemukan dirinya masih berada dalam pelukan Lucien yang hangat dan tubuh kokohnya. Lucien masih terlelap, wajahnya tampak damai, jauh dari kesan dingin dan tegas yang biasa ia tunjukkan.Tanpa sad

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-29
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Dipermalukan

    Lizbeth tidak membantah sepatah kata pun yang dilontarkan Victoria. Dalam hatinya, ia pun bertanya-tanya, apa yang membuat Lucien begitu keras kepala sampai mempertahankannya? Apakah hanya karena malam panas yang pernah mereka lewati? Rasanya tidak cukup untuk menjelaskan sikap Lucien yang sedemikian rupa. Sampai mati-matian menahan Lizbeth di sisinya.“Mom, cukup. Jangan perlakukan Lizbeth seperti ini,” ucap Lucien tegas.“Berhenti membelanya,” sahut Victoria dingin. “Perempuan seperti dia hanya menginginkan kekayaan kakakmu. Kau pikir aku tidak tahu? Sebaiknya kau mengundurkan diri dari perusahaan. Aku bisa memberimu uang, berapapun yang kau mau. Tinggal sebutkan jumlahnya.”Lizbeth menahan napas. Ia berhasil dipermalukan di hadapan Meghan dan Edwina. Meghan bahkan menunduk, seolah menahan tawa.“Saya mengerti kekhawatiran Nyonya. Tapi saya tidak mencintai Lucien karena uang. Saya mencintainya karena dia pria yang baik,” ujar Lizbeth tenang, namun tegas.Victoria tertegun sejenak. S

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-29
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Malam yang Membara

    “Uuuh —”Sentuhan hangat terasa membakar tubuh Lizbeth, saat bibir pria itu menyentuh tengkuknya. Jemarinya menyusuri bagian dalam gaun merah yang dikenakan Lizbeth. Menyentuh area yang belum pernah disentuh siapa pun sebelumnya.Ketika mata keduanya saling bertemu, pria tampan itu menarik tubuh Lizbeth ke dalam pelukannya, lalu mencium bibirnya dengan kelembutan yang mengejutkan. Ciuman itu menghapus semua keraguan, menggantinya dengan gejolak hasrat yang tak tertahankan.“Mmmppth!”Pakaian mereka satu per satu jatuh ke lantai, meninggalkan tubuh yang saling bersentuhan tanpa jarak. Lizbeth memeluk pria itu erat, membalas setiap sentuhan dan ciuman dengan penuh semangat. Semakin lama, semakin dalam Lizbeth menciumnya, ia merasakan semakin tenggorokannya terasa kering, membuatnya semakin tidak bisa berhenti menciumnya.Napas yang semakin memburu membuat keduanya semakin tidak bisa menahan gejolak di dada. Sentuhan tangannya menyapu punggung halus Lizbeth yang terekspos. “Aku pasti aka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Diusir Dari Rumah

    Lizbeth baru saja kembali ke sebuah resor di tepi pantai di New York, tempat yang seharusnya menjadi saksi hari bahagianya. Namun, semua rencana pernikahan itu berantakan. Hatinya masih terasa perih setelah memergoki Elmer, pria yang akan menikahinya, berselingkuh dengan kakak tirinya, Valeria.Begitu memasuki kamar hotel tempat keluarganya menginap, Lizbeth dikejutkan oleh pemandangan yang tidak biasa. Martha, ibu tirinya, tengah mengobrak-abrik isi kamar bersama seorang asisten pribadi. Pakaian Lizbeth berserakan di mana-mana.Melihat kehadiran Lizbeth, Martha menoleh dan tersenyum miring, lalu mengulurkan tangannya. “Berikan cincin pernikahan itu. Pernikahan Valeria dan Elmer hari ini harus sempurna. Tak boleh ada cela.”Lizbeth menggenggam erat tasnya, tubuhnya menegang, ketakutan menyergap saat Martha mulai melangkah mendekat. Tanpa peringatan, Martha merebut tas itu dengan kasar, mengeluarkan seluruh isinya, lalu mengaduk-aduk dengan geram. Dan tidak menemukan apa yang dicarinya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Dimutasi

    Waktu telah berlalu, dan akhirnya Lizbeth kembali bekerja setelah menghabiskan satu minggu masa cutinya di sebuah penginapan. Pagi itu, sebelum berangkat kerja, ia hanya memakan sepotong roti demi menghemat pengeluaran. Setelah itu, ia menaiki bus menuju tempat kerjanya. Lizbeth bekerja sebagai resepsionis di sebuah perusahaan Real Estate."Aku dengar pernikahannya gagal! Kekasihnya malah menikahi kakaknya.""Pasti kakaknya lebih cantik. Sampai sekarang aku masih heran, kok bisa si cupu kayak dia kerja di sini.""Katanya, dia sempat menggoda kepala divisi kita."Lizbeth yang sedang berada di dekat loker pura-pura tidak mendengar apa pun. Ia memilih mengabaikan komentar menyakitkan itu. Hingga tiba-tiba, suara pintu loker dibanting keras membuat semua terdiam.“Jaga bicara kalian. Hati Lilibeth, jauh lebih cantik daripada mulut kalian berdua!” tegur Grace teman dekat Lizbeth.Kedua perempuan yang membicarakan Lizbeth pergi. Grace menghampiri Lizbeth yang kini menutup lokernya dengan ten

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Bertemu Kembali Denganmu

    ‘Mungkin ini hanya perasaanku saja.’“Sebaiknya kamu jangan melamun. Jika CEO killer melihatnya, kamu bisa habis diomelinya.”“CEO Killer?” tanya Lizbeth saat ia dan Angela berjalan kembali ke meja resepsionis.“Kamu tidak tahu CEO kita?”Lizbeth menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu apa pun.”“Ada desas desus kalau bos kita keturunan mafia! Dia sangat kejam, resepsionis sebelummu, hanya bertahan selama satu minggu!” bisik Angela.Mendengar cerita Angela, membuat Lizbeth cemas. Dapatkah dia bertahan, bagaimanapun dia membutuhkan uang.Angela memandang Lizbeth dari atas sampai ujung kakinya. Angela menggelengkan kepala. Memuat Lizbeth mengerutkan keningnya.“Jujur saja, kamu tidak cantik. Sebagai resepsionis, kita harus tampil menarik. Ada baiknya kamu tak lagi memakai kacamata, pakailah lensa kontak. Dan makeup-mu... duh, lalu gaya rambutmu itu, kuno sekali. Sepertinya kamu tidak akan bertahan lama di sini.”Lizbeth terkejut. Matanya melotot. “Apa maksudmu?”Angela tidak lagi menj

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Sebuah Pilihan Sulit

    Rapat itu membahas strategi penjualan properti baru yang akan segera digarap oleh KINGSLEY Properti. Target utama mereka adalah perumahan kelas elit yang ditujukan untuk para konglomerat.“Perbarui izin pembangunan. Untuk desain, kali ini saya ingin mengadakan sayembara. Masalah anggaran, diskusikan dengan sekretaris saya. Rapat selesai.”Lucien berdiri, meninggalkan ruang rapat, diikuti oleh Kilian. Ia langsung kembali ke ruang kerjanya, dan tidak lama kemudian Kilian menyerahkan sebuah dokumen penting yang Lucien minta.Di waktu yang berbeda Lizbeth sedang membuat laporan di depan komputernya, telepon kantor berdering. Ia mengangkatnya, lalu segera pergi menemui manajernya.“Ibu memanggil saya?” tanya Lizbeth yang berdiri di hadapan Sonia.Sonia mengisyaratkan agar Lizbeth duduk. Entah kenapa, firasat Lizbeth merasa tidak enak.“Lizbeth, saya senang sekali kamu bisa bergabung dengan perusahaan ini. Kamu cekatan dalam bekerja. Tapi, maaf … kamu tidak bisa lagi melanjutkan pekerjaan d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Takkan Pernah Kulepaskan!

    “Lucien, jangan, uuuh!”Lizbeth merasakan napas Lucien yang mulai memburu. Dia sadar, pria itu tak akan menggubris permohonannya, apalagi melepaskannya.Kemejanya kini terbuka sepenuhnya, memperlihatkan bra dan tanda merah yang belum sepenuhnya pudar dari malam itu. Lizbeth merasa malu setengah mati. Saat Lucien melihatnya.Tanpa diduga, Lucien membuat tanda di tempat yang sama. Lizbeth menggigit bibirnya saat sensasi malam itu kembali menyeruak. Setelah selesai membuat tanda merah di tempat yang sama, Lizbeth melihat ekspresi puas di wajah Lucien.“Aku mohon lepaskan aku!” pinta Lizbeth, matanya mulai berkaca-kaca.Lucien mendekatkan wajah ke telinganya. Lizbeth mengira ia akan membisikkan sesuatu, tapi yang terjadi, Lucien justru mengecup telinganya, lalu kembali melumat bibirnya dengan paksa.Tubuh Lucien sepenuhnya mendominasi, hampir menindih Lizbeth. Dia tak punya ruang untuk melawan. Ciuman Lucien makin liar. Membuat Lizbeth semakin tidak bisa melawan. Tangannya merobek paksa ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-26

Bab terbaru

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Dipermalukan

    Lizbeth tidak membantah sepatah kata pun yang dilontarkan Victoria. Dalam hatinya, ia pun bertanya-tanya, apa yang membuat Lucien begitu keras kepala sampai mempertahankannya? Apakah hanya karena malam panas yang pernah mereka lewati? Rasanya tidak cukup untuk menjelaskan sikap Lucien yang sedemikian rupa. Sampai mati-matian menahan Lizbeth di sisinya.“Mom, cukup. Jangan perlakukan Lizbeth seperti ini,” ucap Lucien tegas.“Berhenti membelanya,” sahut Victoria dingin. “Perempuan seperti dia hanya menginginkan kekayaan kakakmu. Kau pikir aku tidak tahu? Sebaiknya kau mengundurkan diri dari perusahaan. Aku bisa memberimu uang, berapapun yang kau mau. Tinggal sebutkan jumlahnya.”Lizbeth menahan napas. Ia berhasil dipermalukan di hadapan Meghan dan Edwina. Meghan bahkan menunduk, seolah menahan tawa.“Saya mengerti kekhawatiran Nyonya. Tapi saya tidak mencintai Lucien karena uang. Saya mencintainya karena dia pria yang baik,” ujar Lizbeth tenang, namun tegas.Victoria tertegun sejenak. S

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kedatangan Tamu

    Lizbeth menahan napas, jantungnya berdebar kencang. Ia tak berani bertanya lebih jauh. Tidak malam ini. Namun, ia tahu, kata-kata Lucien bukan sekadar hiburan belaka. Ada ketulusan dan keteguhan dalam setiap ucapannya, dan Lizbeth dapat merasakannya.Belum pernah ia dicintai dengan cara seperti ini. Perlahan, Lucien membuktikan ucapannya satu per satu. Meski begitu, Lizbeth menahan harapan. Ia tahu, hati manusia sulit ditebak, bisa berubah kapan saja. Itu bukan sekadar kecemasan, tapi pelajaran pahit yang ia dapatkan selama ini.Meski telah mendapatkan cinta Lucien, tantangan yang harus dihadapi Lizbeth belum selesai. Ia tahu betul, ia harus tetap berdiri di atas kakinya sendiri.***Keesokan paginya, sinar matahari menerobos masuk melalui gorden putih kamar.Lizbeth yang perlahan terbangun, menemukan dirinya masih berada dalam pelukan Lucien yang hangat dan tubuh kokohnya. Lucien masih terlelap, wajahnya tampak damai, jauh dari kesan dingin dan tegas yang biasa ia tunjukkan.Tanpa sad

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Pasangan Resmi

    Lucien terdiam sejenak. Sorot matanya dalam, namun tidak menunjukkan kemarahan. Perlahan, ia bersandar santai di sofa, seolah sedang mempertimbangkan jawabannya."Apa yang mau kamu dengar?" tanyanya pelan, suara beratnya terdengar tenang.Lizbeth menunduk sedikit, merasa canggung. "Banyak orang bilang kalau ... Kingsley punya koneksi dengan organisasi terlarang di Sicilia! Mereka bilang kekayaan keluargamu tidak sepenuhnya bersih … kamu juga kejam."Suasana di antara mereka hening untuk beberapa detik. Hanya suara detak jam di dinding yang terdengar samar.Lucien tersenyum tipis. Senyum yang tidak sepenuhnya menghapus kesan dingin di wajahnya."Aku tidak akan menyangkal sejarah keluargaku," katanya, suaranya tenang namun terasa berat. "Kakek buyutku dulu pria keras kepala. Dunia yang dia masuki, memang dunia yang tidak semua orang berani sentuh. Penuh perjuangan, bahkan sampai berdarah-darah.”Lizbeth menahan napasnya."Tapi, Lilibeth," Lucien menatapnya lebih dalam, "Kingsley yang se

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Keluarga Mafia!

    Di tengah kecanggungan yang Lizbeth rasakan, suara kepala pelayan terdengar mengumumkan kedatangan seseorang."Tuan besar datang," kata Walter.Jantung Lizbeth berdebar. Ia yakin pria yang datang kali ini adalah ayah Lucien. Sekilas ia melirik ke arah Lucien. Tatapan pria itu tenang, seolah ingin meyakinkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja. Tapi saat mata Lizbeth bertemu dengan tatapan Victoria, hatinya kembali mengeras. Sorot mata wanita itu jelas-jelas menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Lizbeth.Tak lama kemudian, Cameron Abraham Kingsley muncul, masih mengenakan pakaian berkudanya. Sosoknya tegap, sorot matanya tajam. Ketika sorot matanya bertemu dengan Lizbeth, bibirnya bergerak seolah hendak mengatakan sesuatu, namun ia hanya menghela napas berat. Di sudut ruangan, Victoria tampak semakin geram.Tatapan Cameron kemudian beralih kepada Lucien, anak sulungnya."Kau sudah kembali, Lucien.Rupanya kali ini kau tidak datang dengan tangan kosong. Temui aku di ruang kerja," ucapn

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Bertemu keluarga Kingsley

    Lizbeth mendongak, melonggarkan pelukan Lucien. Dengan suara bergetar, ia berusaha tersenyum di tengah isak tangisnya. “Mungkin ini terlalu cepat, tapi aku ingin percaya... aku ingin bersamamu, Lucien. Tapi, bisakah kamu bersabar denganku?”Lucien menatapnya dalam sebelum mengangguk, lalu mengecup keningnya penuh kesabaran. “Tentu,” ucap Lucien, lalu memeluknya kembali.Lizbeth tersenyum. Pelukan hangat Lucien hampir membuatnya kehilangan napas. Setelah beberapa saat, Lucien melepaskan pelukannya. Mereka duduk saling berhadapan, dan Lucien memegang kedua tangan Lizbeth dengan erat, tatapan matanya lembut dan penuh arti."Lucien," panggil Lizbeth pelan. "Aku harap, mulai sekarang kita bisa lebih terbuka satu sama lain. Kamu tahu banyak tentangku, dan aku juga ingin tahu semua tentangmu. Jangan ada yang disembunyikan, kita bisa mendiskusikan semuanya, terutama karena aku sekarang bekerja di bawahmu."Lucien mengangguk pelan. "Baiklah," jawabnya lembut."Ada satu hal lagi. Aku ingin m

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Pengakuan Cinta yang Manis

    Lizbeth sama sekali tidak terkejut dengan ucapan Lucien. Ia tahu, seorang Lucien tidak akan pernah menarik kembali ucapannya. Namun, meski tak ingin memikirkannya lebih jauh, tetap ada rasa tak nyaman di lubuk hatinya. Bagaimanapun, tak pernah sedikit pun terlintas dalam benaknya untuk membalas dendam pada Elmer.Malam itu, Lizbeth memilih tidur. Sementara ponselnya kembali disita oleh Lucien. Kini, Lizbeth hanya menggunakan ponsel kantor. Ia tak bisa membantah. Kekuasaan Lucien jauh lebih besar dari yang ia bayangkan.Lucien tak ingin Lizbeth membaca pesan-pesan tidak berguna dari orang-orang yang selama ini menyakitinya. Maka hari itu, tak ada satu pun panggilan atau pesan dari Martha dan Valeria yang sampai ke Lizbeth. Semuanya telah dihapus oleh Lucien. Bahkan, lebih jauh lagi, Lucien sudah memblokir mereka.Meski kelopak matanya tertutup, hati Lizbeth masih berbicara. Mengapa Lucien melakukan semua ini kepada perempuan yang baru saja ia cintai? Apakah ini bagian dari pembuktian,

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Ingin Melindungimu

    Lizbeth mengernyitkan kening, lalu berdiri menatap Lucien yang tampak tenang. Pria itu seolah tak tergoyahkan sedikit pun oleh kekacauan yang sedang menimpa Elmer. Seolah masalah itu tak pernah ada."Kamu melakukan semua ini karena mereka menghinaku?" tanyanya dengan suara datar namun bergetar."Padahal aku sudah bilang, masalah ini tak perlu diperpanjang. Atau—" Lizbeth menatapnya lekat, seolah ingin membaca isi pikiran Lucien, " … kau memang punya maksud lain?" Lucien tak langsung menjawab. Ia hanya diam, matanya menatap Lizbeth dalam-dalam, hingga suara ketukan pintu memecah ketegangan.Lucien bangkit dan membuka pintu. Seorang pelayan hotel mendorong troli berisi makanan. Tidak lama setelah itu, pelayan pergi. Lucien mendorong troli masuk.Lizbeth refleks bergerak, bermaksud membantunya. Namun, tangan Lucien menahan."Biar aku saja," ucapnya singkat.Ia menyusun makanan di meja makan. Sementara Lizbeth berdiri mematung, matanya mengamati setiap gerak Lucien yang tetap tenang. Tak

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Pembalasan Lucien

    Mendengar itu semua membuat matanya berkaca-kaca. Lizbeth tidak bisa menipu hatinya, kalau ucapan Lucien membuat hatinya hangat, membuatnya tersentuh.“Lucien, apa kamu selalu berkata semanis ini kepada semua perempuan?” tanya Lizbeth.Lucien menggeleng pelan. Mata yang semula memandangnya dingin, kini menatap penuh kehangatan. Lizbeth tidak percaya, pria tampan, kaya, bahkan dekat dengan kata sempurna. Mana mungkin tidak memiliki seseorang di hatinya? Kenapa harus dirinya. Apa hanya karena dirinya telah tidur bersama? Bukankah itu hal biasa bagi mereka? Kenapa Lucien seolah tergila-gila kepadanya?Lucien membelai wajah Lizbeth.“Kau hanya perlu tahu, aku milikmu. Dan kau milikku, kamu harus ingat ini.”Bagaimana mungkin Lizbeth melupakannya, semua kalimat yang pernah Lucien katakan padanya, tersimpan rapi di ingatannya. Lizbeth tersenyum, lalu menghela napas seraya mengangkat wajahnya. Kata-kata manis seperti ini memang hanya ia dapatkan dari Lucien.“Aku rasa kamu terlalu terobsesi

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kesepian Lagi

    Lizbeth tercengang mendengar ucapan Lucien. Kelopak matanya bergetar, dan perlahan ia menghela napas."Aku tidak mau kamu menentukan hidupku, Lucien. Hidupku adalah tanggung jawabku sendiri."Lucien meraih dagunya, menatap mata Lizbeth dengan lembut, penuh kehangatan."Aku tahu, kalau aku mengaturmu, kamu pasti akan kabur dariku. Tapi aku tak akan membiarkan itu terjadi. Lakukanlah apa yang kamu sukai."Tangannya kembali membelai rambut Lizbeth, seolah gadis itu adalah putri kecil yang harus selalu dijaga.Setelah hampir enam jam penerbangan, Lizbeth akhirnya mengetahui ke mana tujuan akhir mereka—New York. Kota di mana kisah mereka bermula. Tapi benarkah New York adalah satu-satunya titik awal cerita itu? Hanya Lucien yang tahu jawabannya.Kini Lizbeth telah berganti pakaian kasual, Lizbeth turun bersama Lucien dan Kilian. Ternyata, bukan hanya di LA, di New York pun keluarga Kingsley memiliki landasan udara pribadi. Di seberang sana berdiri hanggar megah, bahkan lebih besar daripad

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status