Bab 8

Satu tahun yang lalu, Nichelle putus dengan pacarnya. Kemudian, pacarnya membuat daftar utang dan menyuruh Nichelle membayar. Di dalam daftar utang tertulis bahwa pacarnya mentransfer total 100 juta lebih kepada Nichelle saat pacaran selama 2 tahun.

Nichelle menolak untuk membayar, lalu Nichelle digugat pacarnya. Jadi, Nichelle datang ke kantor pengacara untuk meminta bantuan. Kala itu, pengacara lain di kantor pergi menyelesaikan kasus di pengadilan. Hanya Eleanor yang berada di kantor.

Nichelle berucap sambil menangis, "Bukan begitu, aku tinggal bersama dia selama 2 tahun. Dari awal, kami sudah sepakat untuk membagi 2 uang sewa, listrik, air, dan biaya sehari-hari lainnya. Dia bilang mau transfer 4 juta setiap bulan kepadaku, itu sudah termasuk uang sewa dan semua biaya lainnya."

Nichelle melanjutkan, "Aku juga keluarkan 4 juta untuk membayar biaya hidup kami. Waktu itu, aku langsung menuruti kemauannya tanpa pikir panjang. Siapa sangka, dia malah suruh aku bayar utang setelah kami putus. Dia bilang uang yang ditransfernya itu hibah karena mengira kami akan menikah, jadi aku harus mengembalikan uang itu kalau putus."

Nichelle meneruskan, "Tapi, jelas-jelas uang itu dipakai untuk membayar biaya sehari-hari kami. Kenapa malah menjadi hibah? Selama 2 tahun ini, total hadiah yang dia berikan padaku nggak lebih dari 1 juta. Dia masih berani gugat aku ...."

Nichelle menambahkan, "Orang tuaku memberikan biaya hidup sebesar 4 juta kepadaku setiap bulan. Aku cuma seorang mahasiswi, dari mana aku dapatkan uang 100 juta untuk bayar dia? Aku juga nggak berani beri tahu orang tuaku. Ayahku pasti menghajarku kalau tahu aku sewa rumah dan tinggal bersama pria waktu kuliah."

Nichelle memohon, "Kak, tolong bantu aku. Aku benar-benar putus asa ...."

Sungguh ironis. Nichelle yang merupakan mahasiswa hukum malah dijebak oleh pria berengsek. Wanita bucin pasti ditipu habis-habisan oleh pria berengsek.

Eleanor yang merasa tidak berdaya mendesah. Dia merasa kasihan pada Nichelle. Biasanya, pengacara tidak akan menerima kasus dari klien yang tidak mampu membayar honor mereka.

Namun, Eleanor berbeda. Dia bukan hanya menerima kasus Nichelle, bahkan dia juga meminjamkan uang kepada Nichelle untuk membayar honor pengacara.

Saat itu, Eleanor berpikir Nichelle sangat kesulitan. Jika tidak ada yang membantu, takutnya Nichelle akan melakukan hal bodoh.

Honor pengacara tidak langsung dibayar kepada pengacara yang bertanggung jawab mengurus kasus. Klien akan membayar kepada kantor pengacara, lalu kantor akan memberikan gaji kepada pengacara yang bertugas.

Kala itu, Eleanor baru mendapatkan lisensi advokat. Gaji Eleanor di kantor pengacara sebesar 14 juta sebulan. Eleanor langsung meminta WhatsApp Nichelle, lalu meminjam Nichelle uang agar dia bisa membayar honor pengacara.

Setelah menerima kasus Nichelle, Eleanor berusaha untuk mendapatkan bukti penting. Akhirnya, Eleanor memenangkan kasus ini di pengadilan sehingga Nichelle sangat salut dan berterima kasih kepada Eleanor. Begitu lulus kuliah, Nichelle langsung menjadi asisten Eleanor di kantor pengacara.

Sekarang, Nichelle bertanya dengan mata memerah, "Kak Eleanor, aku nggak bisa pergi lagi karena ijazahku ditahan perusahaan. Apa aku boleh cari kamu setelah masa magangku berakhir?"

Eleanor tertegun sejenak. Dia tidak menyangka Nichelle akan bertanya seperti itu. Eleanor tersenyum lembut dan menyahut, "Tentu saja boleh, rumahku di Kota Ordo. Nanti kamu bisa hubungi aku dulu sebelum cari aku."

Nichelle yang terharu pun tertawa dan menanggapi, "Baguslah! Kak, aku akan mengikutimu ke mana pun kamu pergi seumur hidup. Jangan merasa terganggu dengan pengikutmu ini."

"Aku nggak merasa terganggu," balas Eleanor.

Di kantor manajer. Melihat surat pengunduran diri Eleanor, manajer bertanya dengan ekspresi bingung, "Eleanor, kenapa kamu tiba-tiba mengundurkan diri? Apa kamu menghadapi kesulitan dalam kerjaanmu?"

Manajer adalah seorang pria paruh baya yang memakai kacamata. Eleanor menggeleng dan menjawab, "Bukan, Pak. Aku mengundurkan diri karena urusan keluarga. Aku harus pulang."

Eleanor meneruskan, "Aku tahu seharusnya aku mengajukan surat pengunduran diri satu bulan sebelum meninggalkan kantor, tapi masalahnya agak mendadak. Aku juga nggak memperkirakannya, maaf."

Eleanor menambahkan, "Aku sudah serah terima kerjaanku. Aku masih punya 1 kasus yang sidang keduanya diadakan 10 hari lagi. Aku akan pulang setelah persidangan selesai. Sekarang aku kabari kamu dulu."

Manajer terdiam sejenak sebelum membalas, "Baiklah kalau begitu. Semoga masa depanmu cerah."

Setelah keluar dari kantor pengacara, Eleanor menyusuri jalanan tanpa tujuan. Langit sudah gelap dan lampu jalan menyala. Terdengar suara desiran angin malam.

Eleanor tiba-tiba merasa kesepian. Sebentar lagi, dia akan meninggalkan kota yang ditinggalinya selama 3 tahun ini.

Eleanor ingat semua kartu banknya diblokir Adrian saat baru tiba di Kota Alman. Hanya tersisa beberapa juta di rekeningnya. Eleanor tinggal di hotel selama 3 hari.

Selama 3 hari ini, Eleanor mendapatkan pekerjaan dan menyewa rumah yang disubsidi pemerintah di dekat kantor pengacara.

Eleanor harus membayar uang jaminan dan uang sewa selama 3 bulan. Setelah melunasinya, uang Eleanor hanya tersisa sedikit. Eleanor mengandalkan bantuan dari sahabatnya di Kota Ordo untuk bisa makan.

Kompleks perumahan subsidi sangat kacau. Sistem keamanannya juga tidak bagus. Saat Eleanor baru pindah, seorang pria mabuk mengetuk pintu rumahnya.

Setiap hari, Eleanor yang ketakutan bersembunyi di dalam selimut waktu tengah malam dan tidak berani membuka pintu. Eleanor melapor kepada penyewa rumah, tetapi penyewa rumah juga tidak berdaya.

Eleanor terpaksa pindah rumah. Bahkan, dia juga ditipu oleh penyewa rumah licik yang mengambil uang jaminannya.

Awalnya, Eleanor masih meminta uang jaminan dengan sabar. Apa daya, penyewa rumah licik itu bukan hanya tidak mengembalikan uang jaminan, dia juga memaki Eleanor.

Eleanor yang marah melaporkan penyewa rumah kepada pihak berwajib karena tidak memberikan invois, menggelapkan pajak, dan tidak memasang sistem pemadam kebakaran yang memenuhi standar.

Selain itu, Eleanor segera menggugat penyewa rumah ke pengadilan atas pelanggaran perjanjian dan penghinaan. Alhasil, penyewa rumah itu kewalahan. Sebelum pengadilan mendaftarkan kasusnya, penyewa rumah licik itu sudah mengembalikan uang jaminan kepada Eleanor.

Eleanor menarik kembali gugatannya atas pelanggaran perjanjian, tetapi tetap bersikeras menggugat penyewa rumah atas penghinaan. Akhirnya, penyewa rumah yang kalah dalam persidangan membayar kompensasi kepada Eleanor karena kasus penghinaan.

Eleanor tersenyum begitu memikirkan masalah ini. Sepertinya, itu adalah masa-masa yang paling kelam dalam hidupnya.

Kemudian, Eleanor mendengar wanita yang tinggal di sebelah rumahnya dulu mengatakan pria mabuk itu dihajar setelah Eleanor pindah. Kemungkinan dia menyinggung tokoh hebat. Penyewa rumah licik juga menghilang setelah kejadian itu.

Eleanor hanya merasa orang jahat pasti akan mendapatkan balasannya. Sewaktu bertemu Rowan pertama kali, Eleanor masih merupakan pengacara magang. Dia mengikuti pengacara lain dari kantornya pergi ke perusahaan kecil di bawah naungan Grup Naval untuk membicarakan masalah konsultasi hukum dan penandatanganan kontrak.

Kebetulan Rowan melakukan inspeksi di perusahaan itu. Rowan mengatakan dia jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap Eleanor.

Setelah itu, Rowan berjuang untuk mendekati Eleanor. Dia memperhatikan semua detail dan memuaskan kebutuhan emosional Eleanor. Kala itu, Rowan selalu muncul ketika Eleanor membutuhkannya.

Rowan juga tetap menyayangi Eleanor sesudah mereka bersama. Keduanya pernah menikmati momen-momen yang romantis.

Pada malam perayaan satu tahun berpacaran, Eleanor dan Rowan minum anggur. Rowan ingin berhubungan intim dengan Eleanor. Dia menghampiri Eleanor, lalu memeluknya dan hendak mencium bibirnya.

Eleanor yang panik mendorong Rowan dengan kuat. Rowan tersinggung dan bertanya dengan suara serak, "Kenapa?"

Eleanor sangat gugup sampai-sampai berbicara terbata-bata, "Aku ... belum siap. Beri aku ... waktu."

Setelah kejadian itu, Rowan tidak menyayangi Eleanor seperti sebelumnya lagi. Kemudian, Eleanor juga tidak pernah siap untuk berhubungan intim dengan Rowan. Bahkan, Eleanor tidak bersedia berciuman dengannya.

Eleanor juga tidak tahu alasannya. Mungkin karena ini adalah pertama kalinya dia pacaran, jadi dia tidak ingin hubungannya dengan Rowan berkembang terlalu cepat.

Mungkin juga karena Eleanor tahu Rowan pernah mencium banyak wanita dan berhubungan intim dengan mereka. Jadi, Eleanor tanpa sadar menganggap Rowan kotor dan tubuh Eleanor tidak bisa menerima Rowan.

Apa pun alasannya, sekarang Eleanor sangat bersyukur. Sesampainya di vila, Eleanor tidak melihat Rowan.

Eleanor tidur setelah mandi. Sepuluh hari lagi, Eleanor bisa meninggalkan tempat ini. Rasanya benar-benar menyenangkan.