Share

Bab 5

Author: Hilya
Orang yang datang adalah teman Rowan, Anthony. Dia adalah pria yang merasa kasihan pada Eleanor di bar malam itu. Eleanor mengenal Anthony hampir 3 tahun. Selama ini, kesannya terhadap Anthony juga cukup bagus.

Eleanor membalas, "Aku datang belanja."

Anthony melirik kantong belanja yang dibawa Eleanor dan bertanya, "Apa kamu beli hadiah untuk Rowan?"

Eleanor merasa repot menjelaskan, jadi dia mengangguk. Anthony berkata, "Jam tangan merek ini sangat mahal. Bahkan model yang paling simpel saja harganya ratusan juta. Sebenarnya kamu nggak perlu beli hadiah yang begitu mahal, Rowan ...."

Rowan tidak pantas menerima hadiah semahal ini dari Eleanor. Dia sudah mengakui dirinya tidak bisa melupakan Miranda. Rowan hanya menganggap Eleanor sebagai pengganti.

Semalam Rowan juga meninggalkan Eleanor. Dia menarik tangan Miranda di depan semua orang dan pergi dari lokasi pesta.

Rowan dan Miranda bersenang-senang di hotel setelah meninggalkan pesta ulang tahun Jenisa. Eleanor tidak mengetahui hal ini, tetapi Anthony tahu jelas. Rowan dan teman-temannya membentuk sebuah grup obrolan.

Eleanor dan Rowan berpacaran selama 3 tahun. Namun, Eleanor tidak diundang masuk ke grup. Miranda yang baru kembali dari luar negeri langsung diundang oleh Rowan untuk masuk ke grup obrolan tersebut.

Siang ini, Miranda tiba-tiba mengirim fotonya bersama Rowan di ranjang ke grup mereka. Dia juga meminta Rowan menyimpannya sebagai kenangan. Alhasil, Miranda langsung menghapus foto sesaat setelah mengirimnya. Dia menjelaskan dirinya salah mengirim foto itu ke grup.

Kebetulan Anthony melihat foto itu. Dia hendak berkomentar, tetapi akhirnya dia memutuskan untuk menahan diri. Lagi pula, masalah ini tidak berhubungan dengannya. Lebih baik Anthony tidak ikut campur.

Anthony ingin menyarankan kepada Eleanor untuk putus dengan Rowan setelah mengingat kejadian itu. Dia berniat memberi tahu Eleanor kebenarannya. Namun, akhirnya Anthony berubah pikiran.

Anthony berujar, "Rowan nggak kekurangan barang-barang seperti ini. Kamu nggak perlu menghabiskan gaji beberapa bulan demi membeli hadiah semahal ini untuk Rowan."

Bagaimanapun, Rowan adalah teman baik Anthony. Mereka sudah berteman selama belasan tahun, jadi dia tidak tega menjelek-jelekkan Rowan.

Anthony juga ingin mengatakan kepada Eleanor mungkin Rowan tidak menghargai hadiah yang dibeli dengan gaji Eleanor selama beberapa bulan. Akan tetapi, Anthony takut Eleanor tersinggung. Jadi, dia tidak tega melontarkan ucapan seperti itu.

Tentu saja Eleanor tahu Rowan tidak pantas mendapatkan hadiah semahal ini. Lagi pula, hadiah ini memang bukan untuk Rowan. Eleanor mengangguk dan menanggapi dengan singkat sambil tersenyum, "Oke. Lain kali aku nggak beli lagi."

Eleanor dan Anthony berbincang sejenak, lalu mereka berpisah. Anthony mendesah ketika memandangi sosok Eleanor. Dia berkomentar, "Aduh, padahal Eleanor sangat baik. Tapi, dia malah dicelakai Rowan."

Anthony membuka WhatsApp, lalu mengirim pesan kepada Rowan. Anthony berniat menasihati temannya.

[ Rowan, pacarmu benar-benar baik. Tadi aku melihat dia membeli jam tangan untukmu. Dia langsung membelikan jam tangan ratusan juta untukmu tanpa ragu. Dia pasti menghabiskan gajinya selama beberapa bulan, hargai Eleanor baik-baik. ]

Rowan sedang makan bersama Miranda sewaktu menerima pesan dari Anthony. Amarah Rowan langsung reda setelah membaca pesan itu. Ekspresinya tidak terlalu muram lagi.

Sepertinya Eleanor tahu hari ini dia berbuat salah. Dia mengakui kesalahannya dengan membeli hadiah untuk Rowan. Kalau begitu, Rowan juga tidak akan membuat perhitungan dengan Eleanor lagi.

Nantinya Rowan akan meminta maaf kepada Eleanor setelah menerima hadiah darinya. Tadi nada bicara Rowan agak kasar, dia akan meminta Eleanor untuk tidak menganggapnya serius. Rowan juga akan menghibur Eleanor. Rowan yakin cara ini pasti bisa membuat Eleanor luluh.

Miranda yang duduk di seberang bertanya, "Rowan, ada apa? Siapa yang mengirim pesan kepadamu?"

Rowan menyimpan ponselnya, lalu menjawab dengan tenang, "Nggak penting."

Miranda tidak bertanya lagi. Tak lama kemudian, Rowan pergi ke kamar mandi. Miranda mengambil ponsel Rowan yang diletakkan di atas meja.

Miranda pernah melihat Rowan memasukkan kode sandi ponselnya. Rowan menggunakan hari ulang tahunnya sebagai kode sandi, jadi sangat mudah diingat.

Miranda segera memasukkan kode sandi dan membuka WhatsApp. Dia melihat ruang obrolan Eleanor terlebih dahulu.

Terakhir kali Eleanor mengirim pesan kepada Rowan seminggu yang lalu. Dia mengajak Rowan jalan-jalan saat libur di hari kemerdekaan. Eleanor yang jarang bisa berlibur ingin jalan-jalan.

Eleanor juga mengirim detail beberapa tempat yang ingin dikunjunginya. Rowan baru membalas pesan Eleanor 5 jam kemudian. Dia mengatakan tempat wisata pasti sangat ramai dan tidak menyenangkan saat hari libur. Setelah itu, Eleanor tidak mengirim pesan lagi.

Miranda melihat tempat wisata yang ingin dikunjungi Eleanor sekilas. Ekspresinya terlihat sinis. Sepertinya hubungan Eleanor dan Rowan selama 3 tahun tidak terlalu dekat. Rowan bahkan tidak bersedia menemani Eleanor liburan.

Miranda tidak menemukan ada yang tidak beres dengan pesan Eleanor. Jadi, dia keluar dari ruang obrolan, lalu lanjut mencari. Miranda melihat pesan Anthony.

Miranda mencibir. Mengingat sikap Eleanor yang acuh tak acuh saat bertemu 2 kali, Miranda sangat meremehkan Eleanor.

Miranda mengira Eleanor hendak melepaskan Rowan. Tidak disangka, Eleanor masih berusaha mengakui kesalahannya dengan membeli hadiah. Dia ingin berbaikan dengan Rowan.

Miranda keluar dari WhatsApp, lalu mematikan layar ponsel. Dia meletakkan ponsel Rowan di tempat semula.

Miranda mengeluarkan ponselnya sendiri dan menelepon Yolanda, "Halo? Bibi Yolanda, tadi aku bertemu pacar Rowan waktu melihat cincin bersama Rowan. Wanita itu lagi mencoba cincin di toko dan berniat mendesak Rowan menikahinya ...."

....

Eleanor pulang ke vila dengan membawa hadiah. Dia lanjut membereskan kopernya. Eleanor memasukkan hadiah Dominic ke dalam koper. Wajah tampan Dominic tiba-tiba muncul di benak Eleanor.

Eleanor sudah mengenal Dominic sejak lama. Mereka tinggal di kompleks yang sama, jarak rumah mereka tidak sampai 300 meter. Waktu kecil, mereka sering bertemu.

Dominic lebih tua 4 tahun dari Eleanor. Dia bertemu Dominic pertama kali di kediaman Keluarga Orlando.

Orang tua Eleanor membawa putri mereka bertamu di rumah kediaman Keluarga Orlando. Kala itu, Eleanor baru berumur 10 tahun. Dia masih polos, sedangkan Dominic sudah tumbuh besar menjadi remaja tampan seperti pemeran utama pria dalam drama anak sekolah.

Eleanor hanya ingat dirinya terpana begitu melihat Dominic pertama kali. Ketampanan Dominic sangat menonjol, tetapi tatapannya sangat dingin.

Eleanor disuruh ibunya untuk memanggil Dominic, lalu Eleanor memanggil dengan patuh, "Kak Dominic."

Dalam ingatan Eleanor, Dominic selalu bersikap dingin. Dia hanya membalas Eleanor dengan singkat, "Halo."

Saat itu, Eleanor merasa seharusnya Dominic sangat sulit didekati. Dia salah paham kepada Dominic selama bertahun-tahun.

Ketika Eleanor masuk SMA, nilai matematikanya sangat buruk. Entah dari mana ibunya Dominic mendengar kabar. Dia berkata kepada Adrian seraya tersenyum, "Nanti aku suruh Dominic ajar Elea. Waktu SMA, Dominic paling menguasai pelajaran matematika. Nilai matematikanya hampir sempurna waktu ujian masuk universitas!"

Waktu itu, ibunya Eleanor sudah meninggal. Sifat Eleanor berbeda jauh jika dibandingkan dengan sifatnya saat kecil. Dalam waktu 5 tahun, Eleanor yang ceria berubah menjadi gadis pendiam dan pembangkang.

Setelah Dominic datang, Eleanor langsung berkata, "Kamu nggak usah ajar aku."

Pada saat itu, Dominic sudah berusia 21 tahun. Dia sangat tinggi, tampaknya tinggi badannya di atas 185 sentimeter. Dominic memakai kaos putih lengan pendek dan celana jin berwarna abu-abu tua. Gaya rambut berponi membuat Dominic terlihat muda.

"Tapi, aku tetap mau mengajarmu," sahut Dominic seraya tersenyum. Nada bicaranya terkesan santai.

Eleanor mengira Dominic pasti sangat galak dan kritis. Ternyata, Dominic hanya mengernyit setelah melihat kertas ujian matematika Eleanor. Kemudian, Dominic mulai mengajari Eleanor dengan sabar.

Dominic menjelaskan setiap soal yang salah. Hanya saja, dia tetap tidak kehilangan kesabaran. Suara Dominic yang sedikit serak sangat enak didengar. Lama-kelamaan, Eleanor merasa matematika tidak terlalu menyebalkan lagi.

Ada beberapa soal yang bisa diselesaikan dengan lebih dari satu cara. Dominic menjelaskan semua cara kepada Eleanor.

Eleanor yang awalnya menolak dan tidak tertarik perlahan mulai mengagumi Dominic. Dia memuji, "Wah! Dominic, kamu hebat sekali. Kamu sudah tamat SMA cukup lama, tapi kamu masih mengingat pelajarannya begitu jelas."

"Aku juga nggak ingat semuanya. Aku sudah baca buku pelajaran sebelum datang," timpal Dominic. Selesai bicara, dia berjeda sejenak. Dominic memukul kepala Eleanor dengan pena dan menegur, "Nggak sopan, ke depannya ingat panggil aku 'Kak Dominic'."

Saat musim panas itu, Eleanor duduk di bangku SMA 2. Dominic mengajar Eleanor selama 2 bulan. Kala itu, Dominic kuliah tahun ketiga di Universitas Ordo. Dia hampir tidak bermain selama liburan musim panas.

Setiap hari, Dominic sibuk mengajar Eleanor serta memeriksa kertas ujian dan pekerjaan rumahnya. Liburan musim panas untuk murid SMA sangat singkat. Dominic masih libur saat Eleanor sudah masuk sekolah.

Eleanor selalu melihat Dominic duduk di sofa ruang tamu setiap pulang dari sekolah. Dia menunggu Eleanor pulang untuk mengajarinya.

Berkat Dominic, nilai matematika Eleanor meningkat pesat. Dia bahkan bisa mendapatkan nilai 80 sampai 90. Padahal, awalnya Eleanor tidak lulus ujian matematika.

Nilai Eleanor dalam pelajaran lain sangat bagus. Tanpa nilai ujian matematika yang buruk, Eleanor berhasil masuk ke Universitas Ordo dan menjadi junior Dominic.

Waktu itu, Eleanor hanya menganggap Dominic sebagai kakak yang sangat baik. Eleanor menghormati dan menyukai Dominic, tetapi dia tidak berpikiran untuk menjadi pacar Dominic.

Jadi, Eleanor tidak bisa menerimanya saat ayahnya berniat menikahkannya dengan Dominic. Dia hanya menganggap Dominic sebagai kakak. Mana mungkin adik menikah dengan kakaknya?

Ketika Eleanor mengingat momen di masa lalu, tiba-tiba pintu kamar dibuka. Rowan berdiri di samping pintu dan bertanya sembari menatap Eleanor, "Apa kamu sudah selesai beres-beres?"

"Hampir selesai," jawab Eleanor.

Rowan bersandar di kusen pintu dan bertanya lagi, "Eleanor, apa kamu ingin bilang sesuatu padaku?"
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 6

    Eleanor melihat Rowan dan bertanya balik dengan ekspresi bingung, "Apa?"Rowan berpikir mungkin Eleanor masih marah, jadi Eleanor tidak langsung memberikan hadiah kepada Rowan. Tidak masalah, Rowan akan mengalah terlebih dahulu. Dia berucap dengan lembut, "Tadi nada bicaraku waktu di toko agak kasar. Jangan marah lagi."Seharusnya amarah Eleanor akan reda setelah Rowan berbicara seperti ini. Eleanor mendesah, lalu melihat Rowan dan berkata dengan serius, "Aku nggak marah."Rowan yang tidak percaya menanggapi, "Lain di mulut, lain di hati.""Terserah kalau kamu berpikiran begitu," balas Eleanor.Rowan langsung merasa gusar setelah mendengar ucapan Eleanor. Dia memarahi, "Eleanor, aku sudah minta maaf. Apa lagi yang kamu inginkan?"Eleanor tetap lanjut membereskan barang dan menyahut dengan tenang, "Aku nggak butuh permintaan maaf darimu."Rowan mengamati Eleanor sejenak, lalu bertanya dengan canggung, "Mana hadiahnya?"Eleanor memandang Rowan dan bertanya balik, "Hadiah apa?"Rowan menj

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 7

    Eleanor duduk di sofa tunggal di samping Yolanda. Dia tidak takut sedikit pun saat memandang Yolanda, bahkan dia berbicara dengan tenang, "Aku nggak ingin jadi menantu Keluarga Naval."Tentu saja Yolanda tidak percaya. Dia mengamati seluruh tubuh Eleanor, ini adalah pacar putranya selama 3 tahun.Eleanor memang cantik dan elegan. Meskipun berasal dari keluarga biasa, Eleanor tidak terlihat canggung dan minder.Tadi Yolanda sengaja mempermalukan Eleanor. Tidak disangka, Eleanor sama sekali tidak kesal. Dia tetap bersikap tenang begitu melihat Yolanda. Bahkan, dia sangat percaya diri saat berbicara.Namun, apa gunanya? Eleanor hanya wanita matre yang ingin menjadi menantu keluarga kaya. Biarpun pandai berpura-pura, status Eleanor tetap tidak tinggi.Yolanda berucap dengan angkuh, "Kamu nggak perlu berpura-pura di depanku. Aku juga wanita, jadi aku memahami pemikiranmu. Aku tahu Rowan disukai banyak wanita, nggak mudah bagimu untuk bertemu dengan putra keluarga kaya seperti dia. Biasanya

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 8

    Satu tahun yang lalu, Nichelle putus dengan pacarnya. Kemudian, pacarnya membuat daftar utang dan menyuruh Nichelle membayar. Di dalam daftar utang tertulis bahwa pacarnya mentransfer total 100 juta lebih kepada Nichelle saat pacaran selama 2 tahun.Nichelle menolak untuk membayar, lalu Nichelle digugat pacarnya. Jadi, Nichelle datang ke kantor pengacara untuk meminta bantuan. Kala itu, pengacara lain di kantor pergi menyelesaikan kasus di pengadilan. Hanya Eleanor yang berada di kantor.Nichelle berucap sambil menangis, "Bukan begitu, aku tinggal bersama dia selama 2 tahun. Dari awal, kami sudah sepakat untuk membagi 2 uang sewa, listrik, air, dan biaya sehari-hari lainnya. Dia bilang mau transfer 4 juta setiap bulan kepadaku, itu sudah termasuk uang sewa dan semua biaya lainnya."Nichelle melanjutkan, "Aku juga keluarkan 4 juta untuk membayar biaya hidup kami. Waktu itu, aku langsung menuruti kemauannya tanpa pikir panjang. Siapa sangka, dia malah suruh aku bayar utang setelah kami p

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 9

    Eleanor tidur sampai terbangun sendiri. Ketika membuka mata, waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi."Ah! " Eleanor meregangkan tubuh sembari bergumam, "Nggak bekerja memang menyenangkan."Eleanor beranjak dari kasur. Setelah cuci wajah dan gosok gigi, dia turun untuk makan sarapan.Jenar menyiapkan sarapan untuk dua orang.Eleanor melirik sekilas tempat duduk yang kosong di depannya tanpa mengatakan apa-apa.Melihat Eleanor sudah turun, Jenar bertanya dengan bingung, "Nona Eleanor, apa hari ini Tuan nggak turun untuk makan sarapan?"Eleanor makan sesuap bubur ayam sebelum menjawab, "Dia nggak pulang semalam. Sepertinya nggak akan makan.""Oh," sahut Jenar. Begitu sadar dirinya banyak bicara, dia tidak bertanya lebih lanjut lagi dan kembali ke dapur.Setelah menghabiskan sarapan, Eleanor menerima pesan dari Dominic.[ Elea, apa gaun pertunanganmu mau dibuat khusus atau pilih koleksi terbaru merek ternama? ]Jika ingin dibuat khusus, apakah masih sempat? Sepertinya Eleanor masih belum ta

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 10

    Eleanor menghubungi Dominic.Dominic segera menjawab panggilan. Dia bertanya dengan sangat lembut, "Elea, kamu suka ketiga gaun itu, ya?Eleanor menyahut, "Iya. Menurutmu, mana yang paling bagus?"Di ujung telepon, Dominic tertawa pelan sebelum membalas dengan penuh kasih sayang, "Bukannya sudah kubilang beli saja semuanya kalau suka? Aku sudah menyuruh asistenku pesan ketiganya.""Secepat itu? Aku baru saja mengunggahnya," timpal Eleanor."Aku takut kehabisan kalau terlambat. Itu semua edisi terbatas," tutur Dominic."Oke. Kalau begitu, maaf merepotkanmu, Kak Dominic," kata Eleanor."Elea, sekarang kamu calon istriku. Kita keluarga. Nggak ada yang merepotkan," balas Dominic.Ucapan Dominic memang tidak salah. Namun, sekarang Eleanor masih belum bisa menjalani peran sebagai calon istri. Di dalam hatinya, Dominic tetap seorang kakak tetangga yang dulu membimbingnya belajar dengan sabar."Oh, iya, Elea. Naik taksi di Kota Alman kurang leluasa. Aku sudah membelikan mobil untukmu dan baru

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 11

    Terlihat sebuah mobil Bentley Continental GT berwarna biru salju. Warnanya sangat cantik dan unik. Mata Eleanor berbinar-binar. Dia sangat menyukai mobil ini.Seorang pria berjas turun sambil memberi hormat. Dia menyerahkan kunci mobil kepada Eleanor sebelum berujar, "Bu Eleanor, ini mobil yang diberikan Pak Dominic."Ketika menerima kunci mobil, hati Eleanor sedikit tersentuh. Dominic cukup royal kepadanya. Mobil ini setidaknya seharga lebih dari 8 miliar."Terima kasih," tutur Eleanor."Sama-sama. Kalau nggak ada urusan lain, aku pamit dulu," ucap pria itu sembari membungkuk dengan hormat."Oke," sahut Eleanor.Tidak lama setelah pria itu pergi, Eleanor menerima panggilan dari Dominic."Mobilnya bagus nggak?" tanya Dominic dengan santai. Nada bicaranya terdengar seakan-akan sedang menanyakan makanan hari ini sesuai selera atau tidak. Mobil seharga 8 miliar terdengar seperti sayuran yang dijual di pasar saat diucapkan dari mulutnya.Sebenarnya, bagi orang-orang dari kalangan seperti m

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 12

    Eleanor tersenyum dengan tidak acuh, lalu menyahut, "Benar. Karena kamu nggak benar-benar mengenalku."Setelah melontarkan itu, Eleanor menggoda Miranda dengan usil. Katanya, "Miranda, kamu benar-benar nggak mau berfoto? Kalau nggak mau, aku bawa mobilnya pergi, nih."Miranda begitu kesal sampai wajahnya merah padam. Dia benar-benar sangat Ingin berfoto! Namun, Eleanor ada di dalam mobil. Apa pun yang terjadi, dia tidak akan menurunkan harga dirinya."Aku nggak butuh," jawab Miranda dengan keras kepala."Ya, sudah. Sampai jumpa!" seru Eleanor seraya melambaikan tangan kepada mereka. Kemudian, dia menginjak pedal gas dan melaju pergi.Mobil Bentley biru menghilang dari pandangan Rowan dan Miranda.Miranda bertanya dengan kesal, "Rowan, kenapa kamu bisa tertarik sama wanita yang begitu mementingkan gengsi?"Rowan memijat dahinya sebelum menimpali, "Dulu dia nggak seperti ini. Aku nggak tahu ada apa dengannya akhir-akhir ini. Dia bukan cuma memaksaku menikah dengannya, tapi juga menyewa m

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 13

    Satu malam sebelum hari persidangan.Ketika sedang mandi, Eleanor mendengar suara barang pecah dari kamarnya. Dia segera membilas busa di tubuhnya, lalu memakai baju tidur dan keluar memeriksanya. Di dalam kamar tidak ada siapa-siapa, hanya ada pecahan porselen yang berserakan di lantai.Eleanor langsung mengenali barang yang pecah adalah boneka porselen peninggalan ibunya. Itu adalah boneka Cinnamoroll biru muda.Saat ulang tahunnya yang ke-12, Eleanor dan ibunya mewarnai boneka itu bersama di toko kerajinan tangan. Di belakang boneka itu juga terukir namanya dan ibunya.Begitu melihat pecahan di lantai, Eleanor merasa darahnya seakan-akan mendidih. Amarahnya seketika meluap."Siapa yang melakukannya?" pekik Eleanor keluar dari kamar.Tok! Tok! Tok! Eleanor mengetuk pintu kamar Rowan dengan keras sambil berteriak marah, "Rowan! Miranda! Siapa di antara kalian yang masuk ke kamarku?"Pintu kamar Rowan terbuka. Dia bertanya dengan jengkel, "Apa yang kamu lakukan malam-malam? Kenapa kamu

Pinakabagong kabanata

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 100

    Mereka berdua terlihat berbincang dan tertawa, tampak begitu akrab.Rowan bergumam, "Cepat sekali dia keluar dari rumah sakit. Benar-benar susah mati."Anthony menduga pria itu adalah tunangan Eleanor. Tanpa ragu, Rowan membuka pintu mobil dan berjalan menuju Eleanor.....Sudah seminggu sejak Dominic keluar dari rumah sakit. Selama seminggu ini, setiap hari dia harus makan makanan polos di bawah pengawasan Eleanor.Awalnya dia masih bisa menerimanya, tetapi setelah beberapa hari berturut-turut hanya makan makanan yang begitu-begitu saja, dia mulai bosan.Setelah membujuk dan merajuk, akhirnya hari ini Eleanor setuju untuk membawanya keluar makan sesuatu yang lebih enak.Restoran yang mereka tuju berada di pusat kota, daerah paling ramai. Itu adalah restoran tua yang terkenal di Kota Ordo, tempat mereka biasa makan sejak kecil.Karena sekarang jam makan, restoran itu penuh. Tidak ada satu kursi pun yang kosong, bahkan di depan pintu ada antrean panjang yang menunggu giliran masuk.Untu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 99

    Akhir-akhir ini, Rowan sibuk mencari investor untuk perusahaannya. Di Kota Ordo, hampir tidak ada perusahaan yang bersedia berinvestasi di Grup Naval. Jadi, dia terpaksa mencari peluang di luar kota. Sebagian besar waktunya dihabiskan di hotel dan pesawat.Hari ini, Rowan baru saja kembali ke Kota Ordo dan Anthony sudah datang menjemputnya. Saat sore hari dalam perjalanan menuju sebuah acara makan, Anthony melirik sekilas ke arah Rowan ketika mobil berhenti di lampu merah.Rowan sedang memegang ponselnya, melihat satu per satu foto lamanya bersama Eleanor. Anthony membuka mulut seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu-ragu.Sebelum dia sempat berbicara, Rowan sudah lebih dulu menyodorkan ponselnya. Matanya penuh nostalgia. "Lihat, betapa bahagianya kami dulu."Anthony memandangnya dengan ekspresi rumit. Beberapa waktu lalu, Rowan memintanya membeli cincin dari Pransis, katanya ingin menggunakannya untuk merebut kembali Eleanor.Saat itu, Rowan mengatakan bahwa Eleanor akan seg

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 98

    Eleanor masih belum puas dan bertanya lagi, "Benar-benar nggak ada perkiraan waktu?""Kalau harus dijawab, mungkin saat kamu SMA. Saat Declan mengganggumu, aku menghajarnya dan baru sadar kalau perasaanku ke kamu memang berbeda."Eleanor merapatkan bibirnya. "Kamu menyembunyikannya dengan baik ya."Dominic mengusap kepala Eleanor yang lembut. "Aku harus menunggumu tumbuh dewasa dulu."Tatapannya tiba-tiba dipenuhi sedikit kesedihan. "Begitu kamu lulus kuliah, aku langsung menemui ayahmu untuk mengajukan pernikahan. Tapi, kamu malah menolak dan kabur dari rumah."Eleanor merasa bersalah. Dia mengalihkan pandangannya dan bergumam, "Waktu itu ... aku pikir Ayah mengorbankanku demi bisnis keluarga. Mana aku tahu kalau kamu sudah merencanakan ini sejak lama? Kamu juga nggak pernah bilang. Aku benar-benar merasa dirugikan ...."Tiba-tiba, Dominic memasang ekspresi kesakitan. "Aduh, sakit sekali."Eleanor pun panik dan buru-buru melihat ke arah pinggangnya yang terluka. "Kenapa? Kebentur sesu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 97

    Ucapan Rowan seperti mantra yang terus bergema di kepala Eleanor, membuat pikirannya kacau sepanjang hari.Keesokan harinya saat Eleanor datang ke rumah sakit untuk menjenguk Dominic, wajahnya tampak penuh beban."Elea, lagi pikirin apa?" tanya Dominic.Eleanor mengedipkan matanya, memalingkan wajahnya agar tak menatapnya langsung. "Itu ... soal Katalina, sebenarnya dia siapa?"Dominic tersenyum misterius. "Cemburu ya?"Eleanor berusaha terlihat tidak acuh dan menggembungkan pipinya sedikit. "Nggak kok. Aku hanya penasaran. Kamu nggak pernah menyebutnya sebelumnya."Mengingat bagaimana wanita itu menculik Emily dan hampir menikamnya, Eleanor bukan hanya cemburu, tetapi juga marah. "Dari mana kamu mendapatkan penggemar gila seperti itu?"Dominic melambaikan tangannya ke arah Eleanor. "Kemari."Eleanor menurut. Dia mendekat dan duduk di tepi tempat tidur.Dominic menggenggam tangannya dengan serius. "Aku dan dia dulu teman sekelas waktu SMA. Dia pernah mengejarku dengan sangat agresif, t

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 96

    "Hmm."Selena menoleh menatap Dominic. "Kamu sudah kenyang? Mau makan lagi nggak? Ibu bawa semua makanan favoritmu."Dominic menjawab, "Nggak perlu. Masakan Eleanor pas banget di lidahku, aku habiskan semuanya."Mendengar itu, Selena tersenyum puas. "Baiklah. Kalau sudah makan, nggak apa-apa."Kevin memandang mereka dengan tatapan menggoda. "Oh? Masakan Eleanor ya?"Dia meletakkan keranjang buah dan suplemen yang dibawanya, lalu menatap Dominic sambil tersenyum. "Kamu beruntung sekali ya."Dominic menanggapi, "Tentu saja. Kebahagiaan seperti ini mana bisa dirasakan oleh para jomblo?"Senyuman Kevin langsung membeku. "Baiklah, aku juga harus cari pacar, lalu pamer kemesraan setiap hari di depanmu sampai kamu muak!"Olivia membelalakkan mata karena terkejut. "Elea, kamu bisa masak?"Eleanor tersenyum tipis. "Baru saja belajar.""Tsk, tsk, cinta memang ajaib." Olivia masih tak percaya. Dia bahkan mengelilingi Eleanor seakan-akan ingin memastikan sesuatu."Aku masih ingat waktu kuliah dulu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 95

    Saat Dominic sadar kembali, meja lipat di depannya sudah penuh dengan makanan. Ada tumis pakcoy, daging sapi, nasi putih yang masih mengepul asap, serta semangkuk sup."Kamu masak sebanyak ini?" Dominic tersenyum lembut. "Sup apa ini?""Sup ayam kampung." Eleanor mengangkat mangkuk sup, mengambil sesendok, lalu meniupnya perlahan sebelum menyodorkannya ke bibir Dominic. "Coba cicipi."Dominic menurunkan pandangannya sambil tersenyum, tetapi senyuman itu tiba-tiba memudar. "Tanganmu kenapa?" Dia melihat ada lepuhan kecil di jari telunjuk kanan Eleanor.Eleanor refleks ingin menyembunyikannya, tetapi sudah terlambat. Dia hanya bisa berkata dengan jujur, "Tadi ... waktu di dapur, aku nggak sengaja kena air panas. Nggak apa-apa, cuma lepuhan kecil saja."Mata Dominic sedikit memerah. "Sakit nggak?"Eleanor menggeleng. "Nggak sakit."Dominic menyesap sup dengan tenang, lalu menggenggam pergelangan tangan Eleanor dengan lembut, menunduk dan meniup pelan bagian yang terluka.Setelah beberapa

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 94

    Bibir pucat Dominic membentuk senyuman tipis. "Baik, aku janji padamu."Isaac dan Selena baru saja keluar dari ruang ICU ketika mereka menerima telepon. Suara di ujung telepon terdengar cemas. "Pak Isaac, ada masalah."Di pusat tahanan, Katalina mengaku bahwa dia hamil. Sesuai prosedur, dia harus dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan.Dalam perjalanan ke rumah sakit, sebuah mobil tiba-tiba melaju dengan kencang, menabrak mobil yang membawa Katalina hingga berhenti di tepi jalan.Dari mobil itu, turun beberapa pria bertubuh kekar dengan keterampilan luar biasa. Mereka pun membawa Katalina pergi.Petugas yang mengawal mengalami cedera parah, sementara kendaraan mereka rusak berat dan tidak bisa langsung mengejar.Mendengar laporan itu, wajah Isaac menunjukkan ekspresi tak percaya. "Dia berhasil dibawa pergi?""Apa yang terjadi? Siapa yang dibawa pergi?" tanya Selena dengan cemas.Isaac menarik napas dalam-dalam, tubuhnya sedikit bungkuk. "Katalina.""Apa?" Selena terkejut. "Bukankah di

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 93

    Eleanor sudah cemas sepanjang sore. Sekarang setelah Dominic melewati masa kritis, dia ingin melihatnya. Bagaimanapun, Dominic terluka karena melindunginya."Ayo, ikut aku pulang," ucap Adrian dengan tegas.Eleanor menggeleng, menatap ayahnya dengan teguh. "Ayah, aku tahu Ayah sangat marah sekarang, tapi aku belum bisa pulang. Dominic sudah mempertaruhkan nyawanya untukku. Aku nggak punya alasan untuk pergi begitu saja. Kalau dia nggak melihatku saat siuman nanti, dia pasti akan sangat sedih."Nirvan merasa terharu mendengar kata-kata itu. Dia lantas menoleh ke Adrian. "Adrian, istriku tadi memang terlalu kasar. Aku minta maaf, jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati."Isaac juga menimpali, "Benar, Dominic pasti ingin melihat Eleanor di sisinya setelah siuman."Selena berkata, "Adrian, jangan marah. Kedua anak ini saling mencintai, ini hal yang baik."Tokoh besar seperti Nirvan sampai merendahkan diri untuk meminta maaf, Adrian pun tidak bisa berkata apa-apa lagi.Memang benar bahwa Gi

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 92

    Eleanor menunduk. "Semua ini salahku."Selena langsung menoleh ke arahnya. "Elea, apa maksudmu?"Eleanor pun menceritakan semuanya dengan jelas.Giana bertanya dengan nada menyalahkan, "Jadi, Dominic ditikam karena melindungimu?"Eleanor menggigit bibirnya. "Ya."Giana pun kesal. "Eleanor, kamu terlalu gegabah. Kami sudah melapor ke polisi dan ada banyak pengawal di vila. Kenapa kamu nggak bisa menunggu sebentar? Kalau kamu nggak bertindak gegabah, Dominic nggak akan terluka seperti ini.""Maafkan aku, ini semua salahku," ucap Eleanor dengan suara lirih, kepalanya semakin tertunduk.Giana semakin menekan. "Kamu belum resmi masuk keluarga ini, tapi sudah membawa masalah sebesar ini."Wajah Adrian langsung menjadi masam. "Apa maksudmu? Jelas-jelas Dominic yang ada masalah dengan wanita itu, sementara putriku adalah korbannya. Kenapa malah menyalahkan putriku?"Adrian menyindir, "Gampang sekali kalian bicaranya. Kalian suruh kami menunggu? Wanita itu menculik putri bungsuku, menodongkan p

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status