Share

Bab 4

Penulis: Hilya
[ Elea, cincin tunangan yang kubuat khusus untukmu di Chaumet sudah diantar ke toko cabang Kota Alman. Kamu bisa melihatnya kalau ada waktu. ]

Chaumet adalah merek perhiasan terkenal di dunia. Beberapa hari yang lalu, Eleanor baru menyetujui perjodohan keluarga. Namun, hari ini cincin tunangan sudah diantar.

Apa cincin ini sudah dibuat sebelumnya? Eleanor tidak bertanya lagi, dia hanya membalas pesan Dominic dengan singkat.

[ Oke. ]

Di toko Chaumet. Staf toko mengeluarkan cincin dan berkata dengan ramah, "Bu Eleanor, ini cincin yang dibuat Pak Dominic untukmu."

Eleanor mengambil cincin itu dan mengamatinya dengan saksama. Berlian langka berwarna biru sebesar 5 karat dikelilingi oleh berlian kecil berwarna merah muda dan tidak berwarna. Di bawah cahaya lampu, cincin itu tampak berkilauan dan sangat indah.

Staf menjelaskan, "Inisial nama Bu Eleanor dan Pak Dominic diukir di bagian dalam cincin."

Eleanor melihat cincin itu dengan teliti. Di bagian dalamnya memang terukir inisial "DO" dan "EI". Sudah jelas Dominic membuat cincin ini dengan sepenuh hati. Eleanor memakai cincin itu, ukurannya pas.

"Cantik sekali," puji staf toko.

Begitu Eleanor memakai cincin, tiba-tiba terdengar suara Rowan. "Eleanor, kenapa kamu ada di sini?"

Eleanor mengernyit dan berbalik. Rowan langsung melepaskan tangan Miranda saat Eleanor berbalik.

Tatapan Miranda menjadi dingin, lalu dia segera bersikap normal. Eleanor sama sekali tidak terkejut melihat Rowan muncul di depannya dengan membawa Miranda.

Eleanor tersenyum manis dan menyahut, "Aku datang untuk mencoba cincin."

Mendengar ucapan Eleanor, Rowan langsung menghampirinya. Begitu melihat cincin di jari Eleanor, ekspresi Rowan menjadi muram.

Eleanor menggoyang tangannya untuk menunjukkan cincin yang berkilauan itu. Dia tersenyum lebar dan bertanya, "Bagaimana? Cantik, nggak?"

Rowan menjawab dengan ekspresi kesal, "Nggak."

Mereka tahu apa arti dari cincin. Rowan mengira Eleanor sangat patuh dan pengertian. Dia tidak menyangka Eleanor juga mengincar barang yang bukan miliknya.

Rowan tidak bisa menikahi Eleanor dan Eleanor juga tidak pantas untuknya. Rowan tidak berbicara. Ekspresinya sangat dingin.

Miranda yang berdiri di samping tersenyum kepada Eleanor dan menceletuk, "Eleanor, kebetulan sekali. Hari ini aku dan Rowan juga datang melihat cincin."

Eleanor mencibir dalam hati. Ternyata tadi Miranda yang menelepon Rowan. Apa urusan penting yang dimaksud Rowan adalah menemani Miranda jalan-jalan dan melihat cincin?

Rowan tidak menjelaskan. Itu berarti dia mengakui ucapan Miranda memang benar.

Tatapan Miranda tertuju pada cincin di jari Eleanor. Sepertinya berlian biru di tengah itu sebesar 5 karat. Di sekelilingnya juga terdapat berlian merah muda yang langka.

Seharusnya harga cincin itu sekitar 16 miliar. Beraninya Eleanor mencoba cincin itu! Apa dia tidak merasa malu jika tidak sanggup membelinya?

Eleanor hanya menanggapi ucapan Miranda yang provokatif dengan singkat, "Oh."

Kemudian, Eleanor lanjut mengamati cincin di jarinya dengan santai. Harus diakui, selera Dominic sangat bagus. Eleanor sangat menyukai cincin itu.

Miranda memuji seraya tersenyum, "Eleanor, cincinmu sangat cantik."

"Iya, aku juga merasa cantik," balas Eleanor.

Ekspresi Rowan sangat masam. Dia memerintah, "Eleanor, lepaskan cincinnya."

"Kenapa?" tanya Eleanor. Dia melihat Rowan sambil berpura-pura bingung.

Rowan tidak bisa mengendalikan emosinya lagi. Dia menegur, "Untuk apa kamu mencoba cincin? Kamu mau mendesak aku menikahimu? Aku nggak akan menikah denganmu!"

Miranda diam-diam tersenyum. Dia merasa sangat bangga. Miranda berujar, "Eleanor, hari ini aku dan Rowan disuruh Bibi Yolanda untuk mencoba cincin."

Yolanda Maher adalah ibunya Rowan. Maksud Miranda sudah jelas. Dia adalah menantu yang disukai dan diakui ibunya Rowan. Eleanor tidak perlu berharap untuk menjadi menantu Keluarga Naval lagi.

Eleanor merasa lucu melihat pasangan di depannya ini. Dia mencoba cincin yang dibuat tunangannya, kenapa reaksi mereka berdua begitu heboh? Yang satunya orang narsistik yang mengira Eleanor mendesaknya menikah, yang satunya lagi memamerkan dirinya sudah mendapatkan persetujuan Yolanda.

Masalahnya, ayah Eleanor juga meremehkan Keluarga Naval dari Kota Alman yang tidak terlalu berpengaruh ini. Eleanor membalas dengan tenang, "Oh, oke."

Miranda dan Rowan tertegun sejenak. Kenapa Eleanor sama sekali tidak peduli? Miranda mengamati wajah dan ekspresi Eleanor. Dia ingin melihat Eleanor merasa cemburu dan tidak rela.

Namun, ekspresi Eleanor terlihat tenang. Seketika Miranda tidak bisa menebak pemikiran Eleanor. Apa Eleanor hanya berpura-pura atau benar-benar tidak peduli?

Ekspresi Rowan sangat muram. Dia marah-marah, "Eleanor, untuk apa kamu bertindak seperti ini? Apa kamu tahu hari ini aku dan Miranda mau melihat cincin di sini makanya kamu sengaja menungguku? Sejujurnya, kita nggak akan menikah! Nggak ada gunanya kamu mendesakku hari ini!"

Rowan menegaskan, "Aku harus menikah dengan wanita yang latar belakang keluarganya sepadan denganku! Dengan persyaratanmu, mana mungkin kita menikah? Lihat sikapmu sekarang! Aku merasa malu!"

Emosi Rowan tersulut. Dia tidak berhenti mengomel, tetapi Eleanor tidak marah sedikit pun.

Eleanor hanya tersenyum dan bertanya, "Aku membuatmu malu lagi? Seingatku, kita belum putus. Kalau begitu, berarti Miranda itu pelakor dan kamu itu pria berengsek yang selingkuh. Sebenarnya siapa yang memalukan?"

Ucapan Eleanor membuat amarah Rowan meledak. Dia membentak dengan geram, "Kamu mau lepaskan cincin itu atau nggak?"

Eleanor menyahut dengan tenang, "Nggak."

Rowan menegaskan lagi, "Oke! Pakai saja kalau kamu suka! Pokoknya aku nggak mungkin membeli cincin untukmu dan menikahimu!"

Eleanor membalas, "Oke."

Melihat Eleanor yang keras kepala, Rowan merasa tidak berdaya. Dia memelototi Eleanor, lalu pergi dengan marah. Miranda mengejar Rowan sembari memanggil, "Rowan, tunggu aku."

Setelah Rowan dan Miranda pergi, staf toko bertanya dengan ekspresi bingung, "Bu Miranda, mereka siapa?"

"Orang nggak penting, nggak usah pedulikan mereka," sahut Eleanor.

Eleanor dan Rowan sudah berpacaran selama 3 tahun, tetapi Rowan tidak berniat menikahi Eleanor. Ternyata, Rowan yang tidak pantas menikah dengan Eleanor. Sebenarnya, Eleanor juga tidak berpikiran untuk menikah dengan Rowan.

Eleanor memfoto dirinya yang memakai cincin beberapa kali, lalu mengirimnya kepada Dominic dan menulis pesan.

[ Cantik, nggak? ]

Sementara itu, di kantor presdir Grup Orlando yang terletak di Kota Ordo. Dominic tersenyum begitu melihat pesan dari "Elea". Dia meletakkan dokumen di atas meja dan membalas pesan Eleanor.

[ Cantik. Kamu suka, nggak? ]

Senyum di wajah Eleanor makin lebar. Dia membalas pesan Dominic.

[ Suka. ]

Dominic mengirim pesan kepada Eleanor lagi.

[ Baguslah kalau kamu suka. ]

Eleanor bertanya kepada Dominic.

[ Kak Dominic, cincin ini pasti sangat mahal, 'kan? ]

Dominic segera menjawab pertanyaan Eleanor.

[ Nggak mahal. Kamu pantas mendapatkan yang terbaik. ]

Asisten Dominic yang bernama Haris berdiri di samping sambil menunggu Dominic menandatangani dokumen. Dia sudah diam-diam melirik Dominic beberapa kali.

Apa penglihatan Haris bermasalah? Dominic yang biasanya bersikap dingin juga bisa tersenyum? Bahkan, Dominic tampak sangat ... bahagia saat tersenyum. Haris merasa hati Dominic sedang berbunga-bunga.

"Aku sudah tanda tangan, apa yang kamu lihat?" tegur Dominic. Saat melihat Haris, ekspresi Dominic kembali menjadi dingin.

Haris yang tersadar langsung mengambil dokumen dari tangan Dominic dan berucap, "Aku nggak lihat apa-apa, Pak Dominic. Kalau begitu, aku keluar dulu."

Di sisi lain, Eleanor sudah melepaskan cincinnya. Dia berjalan masuk ke toko di mal sebelah yang khusus menjual jam tangan pria. Eleanor berencana membeli jam tangan untuk Dominic sebagai hadiah pertemuan. Nantinya dia akan memberikannya kepada Dominic setelah kembali ke Kota Ordo.

Ayah Eleanor sudah mengirim foto Dominic yang terbaru. Dominic sangat karismatik, dominan, dan tampan. Penampilan Dominic tidak berbeda jauh dengan bayangan Eleanor.

Eleanor memilih jam tangan hitam yang sangat cocok dengan Dominic. Begitu Eleanor selesai membayar, seseorang yang familier menyapa, "Eleanor, kamu lagi ...."

Bab terkait

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 5

    Orang yang datang adalah teman Rowan, Anthony. Dia adalah pria yang merasa kasihan pada Eleanor di bar malam itu. Eleanor mengenal Anthony hampir 3 tahun. Selama ini, kesannya terhadap Anthony juga cukup bagus.Eleanor membalas, "Aku datang belanja."Anthony melirik kantong belanja yang dibawa Eleanor dan bertanya, "Apa kamu beli hadiah untuk Rowan?"Eleanor merasa repot menjelaskan, jadi dia mengangguk. Anthony berkata, "Jam tangan merek ini sangat mahal. Bahkan model yang paling simpel saja harganya ratusan juta. Sebenarnya kamu nggak perlu beli hadiah yang begitu mahal, Rowan ...."Rowan tidak pantas menerima hadiah semahal ini dari Eleanor. Dia sudah mengakui dirinya tidak bisa melupakan Miranda. Rowan hanya menganggap Eleanor sebagai pengganti.Semalam Rowan juga meninggalkan Eleanor. Dia menarik tangan Miranda di depan semua orang dan pergi dari lokasi pesta.Rowan dan Miranda bersenang-senang di hotel setelah meninggalkan pesta ulang tahun Jenisa. Eleanor tidak mengetahui hal in

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 6

    Eleanor melihat Rowan dan bertanya balik dengan ekspresi bingung, "Apa?"Rowan berpikir mungkin Eleanor masih marah, jadi Eleanor tidak langsung memberikan hadiah kepada Rowan. Tidak masalah, Rowan akan mengalah terlebih dahulu. Dia berucap dengan lembut, "Tadi nada bicaraku waktu di toko agak kasar. Jangan marah lagi."Seharusnya amarah Eleanor akan reda setelah Rowan berbicara seperti ini. Eleanor mendesah, lalu melihat Rowan dan berkata dengan serius, "Aku nggak marah."Rowan yang tidak percaya menanggapi, "Lain di mulut, lain di hati.""Terserah kalau kamu berpikiran begitu," balas Eleanor.Rowan langsung merasa gusar setelah mendengar ucapan Eleanor. Dia memarahi, "Eleanor, aku sudah minta maaf. Apa lagi yang kamu inginkan?"Eleanor tetap lanjut membereskan barang dan menyahut dengan tenang, "Aku nggak butuh permintaan maaf darimu."Rowan mengamati Eleanor sejenak, lalu bertanya dengan canggung, "Mana hadiahnya?"Eleanor memandang Rowan dan bertanya balik, "Hadiah apa?"Rowan menj

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 7

    Eleanor duduk di sofa tunggal di samping Yolanda. Dia tidak takut sedikit pun saat memandang Yolanda, bahkan dia berbicara dengan tenang, "Aku nggak ingin jadi menantu Keluarga Naval."Tentu saja Yolanda tidak percaya. Dia mengamati seluruh tubuh Eleanor, ini adalah pacar putranya selama 3 tahun.Eleanor memang cantik dan elegan. Meskipun berasal dari keluarga biasa, Eleanor tidak terlihat canggung dan minder.Tadi Yolanda sengaja mempermalukan Eleanor. Tidak disangka, Eleanor sama sekali tidak kesal. Dia tetap bersikap tenang begitu melihat Yolanda. Bahkan, dia sangat percaya diri saat berbicara.Namun, apa gunanya? Eleanor hanya wanita matre yang ingin menjadi menantu keluarga kaya. Biarpun pandai berpura-pura, status Eleanor tetap tidak tinggi.Yolanda berucap dengan angkuh, "Kamu nggak perlu berpura-pura di depanku. Aku juga wanita, jadi aku memahami pemikiranmu. Aku tahu Rowan disukai banyak wanita, nggak mudah bagimu untuk bertemu dengan putra keluarga kaya seperti dia. Biasanya

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 8

    Satu tahun yang lalu, Nichelle putus dengan pacarnya. Kemudian, pacarnya membuat daftar utang dan menyuruh Nichelle membayar. Di dalam daftar utang tertulis bahwa pacarnya mentransfer total 100 juta lebih kepada Nichelle saat pacaran selama 2 tahun.Nichelle menolak untuk membayar, lalu Nichelle digugat pacarnya. Jadi, Nichelle datang ke kantor pengacara untuk meminta bantuan. Kala itu, pengacara lain di kantor pergi menyelesaikan kasus di pengadilan. Hanya Eleanor yang berada di kantor.Nichelle berucap sambil menangis, "Bukan begitu, aku tinggal bersama dia selama 2 tahun. Dari awal, kami sudah sepakat untuk membagi 2 uang sewa, listrik, air, dan biaya sehari-hari lainnya. Dia bilang mau transfer 4 juta setiap bulan kepadaku, itu sudah termasuk uang sewa dan semua biaya lainnya."Nichelle melanjutkan, "Aku juga keluarkan 4 juta untuk membayar biaya hidup kami. Waktu itu, aku langsung menuruti kemauannya tanpa pikir panjang. Siapa sangka, dia malah suruh aku bayar utang setelah kami p

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 9

    Eleanor tidur sampai terbangun sendiri. Ketika membuka mata, waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi."Ah! " Eleanor meregangkan tubuh sembari bergumam, "Nggak bekerja memang menyenangkan."Eleanor beranjak dari kasur. Setelah cuci wajah dan gosok gigi, dia turun untuk makan sarapan.Jenar menyiapkan sarapan untuk dua orang.Eleanor melirik sekilas tempat duduk yang kosong di depannya tanpa mengatakan apa-apa.Melihat Eleanor sudah turun, Jenar bertanya dengan bingung, "Nona Eleanor, apa hari ini Tuan nggak turun untuk makan sarapan?"Eleanor makan sesuap bubur ayam sebelum menjawab, "Dia nggak pulang semalam. Sepertinya nggak akan makan.""Oh," sahut Jenar. Begitu sadar dirinya banyak bicara, dia tidak bertanya lebih lanjut lagi dan kembali ke dapur.Setelah menghabiskan sarapan, Eleanor menerima pesan dari Dominic.[ Elea, apa gaun pertunanganmu mau dibuat khusus atau pilih koleksi terbaru merek ternama? ]Jika ingin dibuat khusus, apakah masih sempat? Sepertinya Eleanor masih belum ta

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 10

    Eleanor menghubungi Dominic.Dominic segera menjawab panggilan. Dia bertanya dengan sangat lembut, "Elea, kamu suka ketiga gaun itu, ya?Eleanor menyahut, "Iya. Menurutmu, mana yang paling bagus?"Di ujung telepon, Dominic tertawa pelan sebelum membalas dengan penuh kasih sayang, "Bukannya sudah kubilang beli saja semuanya kalau suka? Aku sudah menyuruh asistenku pesan ketiganya.""Secepat itu? Aku baru saja mengunggahnya," timpal Eleanor."Aku takut kehabisan kalau terlambat. Itu semua edisi terbatas," tutur Dominic."Oke. Kalau begitu, maaf merepotkanmu, Kak Dominic," kata Eleanor."Elea, sekarang kamu calon istriku. Kita keluarga. Nggak ada yang merepotkan," balas Dominic.Ucapan Dominic memang tidak salah. Namun, sekarang Eleanor masih belum bisa menjalani peran sebagai calon istri. Di dalam hatinya, Dominic tetap seorang kakak tetangga yang dulu membimbingnya belajar dengan sabar."Oh, iya, Elea. Naik taksi di Kota Alman kurang leluasa. Aku sudah membelikan mobil untukmu dan baru

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 11

    Terlihat sebuah mobil Bentley Continental GT berwarna biru salju. Warnanya sangat cantik dan unik. Mata Eleanor berbinar-binar. Dia sangat menyukai mobil ini.Seorang pria berjas turun sambil memberi hormat. Dia menyerahkan kunci mobil kepada Eleanor sebelum berujar, "Bu Eleanor, ini mobil yang diberikan Pak Dominic."Ketika menerima kunci mobil, hati Eleanor sedikit tersentuh. Dominic cukup royal kepadanya. Mobil ini setidaknya seharga lebih dari 8 miliar."Terima kasih," tutur Eleanor."Sama-sama. Kalau nggak ada urusan lain, aku pamit dulu," ucap pria itu sembari membungkuk dengan hormat."Oke," sahut Eleanor.Tidak lama setelah pria itu pergi, Eleanor menerima panggilan dari Dominic."Mobilnya bagus nggak?" tanya Dominic dengan santai. Nada bicaranya terdengar seakan-akan sedang menanyakan makanan hari ini sesuai selera atau tidak. Mobil seharga 8 miliar terdengar seperti sayuran yang dijual di pasar saat diucapkan dari mulutnya.Sebenarnya, bagi orang-orang dari kalangan seperti m

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 12

    Eleanor tersenyum dengan tidak acuh, lalu menyahut, "Benar. Karena kamu nggak benar-benar mengenalku."Setelah melontarkan itu, Eleanor menggoda Miranda dengan usil. Katanya, "Miranda, kamu benar-benar nggak mau berfoto? Kalau nggak mau, aku bawa mobilnya pergi, nih."Miranda begitu kesal sampai wajahnya merah padam. Dia benar-benar sangat Ingin berfoto! Namun, Eleanor ada di dalam mobil. Apa pun yang terjadi, dia tidak akan menurunkan harga dirinya."Aku nggak butuh," jawab Miranda dengan keras kepala."Ya, sudah. Sampai jumpa!" seru Eleanor seraya melambaikan tangan kepada mereka. Kemudian, dia menginjak pedal gas dan melaju pergi.Mobil Bentley biru menghilang dari pandangan Rowan dan Miranda.Miranda bertanya dengan kesal, "Rowan, kenapa kamu bisa tertarik sama wanita yang begitu mementingkan gengsi?"Rowan memijat dahinya sebelum menimpali, "Dulu dia nggak seperti ini. Aku nggak tahu ada apa dengannya akhir-akhir ini. Dia bukan cuma memaksaku menikah dengannya, tapi juga menyewa m

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 50

    Mengingat bagaimana dulu dia mengabaikan Eleanor demi Miranda dan mengucapkan banyak kata-kata menyakitkan, Rowan kembali merasakan sakit di hatinya.Tiba-tiba, dia teringat bahwa Eleanor dulu sangat ingin menikah dengannya. Namun, dia pernah mengatakan banyak hal yang menyakitkan, bahkan berkata bahwa dia tidak mungkin menikahinya.Namun, bagaimana jika dia bersedia menikahi Eleanor? Apakah Eleanor akan kembali padanya?Memikirkan hal itu, mata Rowan kembali berbinar. Jika Eleanor menikah dengannya dan menjadi Nyonya Keluarga Naval, dia pasti akan menerima ajakannya untuk kembali bersama!....Keesokan paginya, Eleanor pergi ke kantor jaminan sosial bersama kliennya untuk mengurus klaim kecelakaan kerja. Menjelang siang, dia naik taksi kembali ke firma hukum.Saat taksi mendekati jalan tempat firma hukum berada, sopirnya bergumam, "Ada apa di depan sana? Kenapa ramai sekali?"Kemudian, dia menoleh ke arah Eleanor. "Bu, jalan di depan macet, sebaiknya turun di sini saja. Nggak jauh kok

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 49

    Beberapa tahun lalu, Dominic pernah berkelahi dan dihukum oleh kakeknya dengan aturan keluarga. Untungnya, saat itu mereka tidak tahu alasan dia berkelahi.Kali ini pun, dia tidak boleh membiarkan keluarganya tahu bahwa dia berkelahi demi Eleanor. Jika tidak, pertunangan mereka bisa ditunda atau bahkan dibatalkan.Haris menyeka keringat dingin di dahinya, punggungnya terasa dingin. Dia lalu mengangguk cepat. "Baik, baik.""Urus administrasi," perintah Dominic dengan suara datar."Baik, Pak."Tempat tidur Rowan tidak jauh dari sana, jadi dia bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas. "Hah." Dia mengangkat alis dan tersenyum sinis. "Sudah sebesar ini, masih takut ketahuan keluarga kalau berkelahi? Dasar bayi besar!"Dominic hanya tertawa dan meliriknya dengan tatapan penuh provokasi. "Keluargaku nggak perlu tahu, cukup tunanganku saja yang tahu."Kata tunangan terlalu tajam, seperti belati paling tajam yang menusuk tepat ke jantung Rowan. Dalam sekejap, Rowan kehilangan seluruh tenag

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 48

    Begitu kedua pria itu dipisahkan, Eleanor segera berlari ke arah Dominic. Matanya penuh kepedihan. Air mata menggenang di pelupuknya, suaranya bergetar seperti hendak menangis. "Kak, kamu terluka! Kita harus ke rumah sakit sekarang!"Melihat Eleanor, semua keganasan di mata Dominic langsung lenyap, berganti dengan kelembutan. "Aku baik-baik saja."Tidak jauh dari sana, Rowan yang ditahan oleh polisi melihat pemandangan itu dan merasa hatinya hancur berkeping-keping.Dengan wajahnya yang tersirat kesakitan mendalam, dia terlihat seperti anjing yang ditelantarkan oleh pemiliknya. Dia bertanya, "Eleanor, siapa dia?"Begitu mendengar pertanyaan itu, kilatan amarah muncul di mata Eleanor. Dia sontak menoleh dan menatap langsung ke arah Rowan.Kebencian dalam tatapannya begitu jelas, menusuk tepat ke hati Rowan, membuatnya terasa seperti tertusuk belati. Detik berikutnya, Rowan mendengar suara dingin yang menusuk tulang."Rowan, aku nggak ingin melihatmu lagi. Tolong lenyap dari hidupku untu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 47

    Dominic bahkan tidak melirik Rowan. Tanpa sepatah kata pun, dia langsung mengayunkan tinjunya ke wajah Rowan. Pukulan itu penuh dengan amarah, dia mengerahkan seluruh kekuatannya.Rowan mengerang kesakitan, refleks melepaskan Eleanor dan menutupi bagian yang dipukul. "Sialan! Cari mati ya!"Dominic menarik Eleanor ke belakangnya, melindunginya dengan tubuhnya. Tatapan dinginnya yang penuh niat membunuh tertuju pada Rowan. Dia menggertakkan giginya. "Jauhi dia!"Rowan yang sudah dipukul pun semakin marah saat melihat pria ini melindungi Eleanor. Dadanya sesak dipenuhi amarah. Dia mendorong Dominic dengan kasar. "Berengsek! Dia wanitaku, jangan sentuh dia!"Dominic menyerahkan termos makanan ke tangan Eleanor. "Tunggu di sana."Begitu Eleanor menerima termos itu, Dominic langsung berbalik dan menendang Rowan dengan keras.Rowan terjungkal ke tanah. Dia bangkit dengan wajah penuh amarah. Sebagai pewaris Keluarga Naval, dia selalu dipuja dan dihormati. Dia tidak pernah diperlakukan sehina

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 46

    Eleanor langsung menghentikan langkah kakinya. Dia menoleh ke arah sumber suara dan melihat Rowan berdiri di bawah pohon, menatapnya dalam diam. Tatapannya gelap dan berbahaya."Nanti kita bicara lagi, aku tutup dulu." Eleanor langsung mengakhiri panggilan dan berjalan ke arah Rowan.Dia berhenti satu meter di depannya. Ekspresinya penuh kekesalan. "Gimana kamu bisa menemukan tempat ini?""Hah." Rowan menyipitkan matanya sedikit, auranya penuh ancaman. "Kamu menghindar dariku?"Eleanor mengernyit. "Kenapa aku harus menghindarimu? Bukannya aku sudah bilang aku akan balik ke kampung halaman?"Rowan melangkah lebih dekat. Eleanor refleks mundur. Gerakan itu membuat kekesalan di tatapan Rowan semakin dalam."Kamu bilang cuma sebentar, tapi kamu nggak bilang nggak akan kembali ke Kota Alman." Rowan mencondongkan tubuhnya ke depan. Tatapannya dipenuhi emosi yang berkecamuk. "Kamu mau merajuk sampai kapan?"Eleanor berdecak kesal sambil menatap mata Rowan dengan tenang. "Aku nggak merajuk. Ro

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 45

    Keesokan hari saat bekerja, Vivian memberikan dua kasus kepada Eleanor. Dia secara langsung menyerahkan berkas kasus dan berbicara dengan cepat, "Klien ingin mengajukan banding. Pengacara sebelumnya sudah mengundurkan diri, jadi sekarang dialihkan ke kamu.""Batas waktu banding sudah dekat, sebaiknya kamu segera menyiapkan dokumen banding hari ini dan merapikan semua berkas untuk diajukan ke pengadilan.""Lalu, ada kasus kecelakaan kerja ini. Kamu perlu membawa klien melakukan verifikasi kecelakaan dan penilaian kemampuan kerja. Kamu bisa membuat janji dengannya hari ini atau besok. Besok sudah hari Jumat, sebaiknya jangan ditunda sampai minggu depan."Eleanor menerima berkas kasus dan mengangguk berkali-kali. "Baik, baik."Dia baru mulai bekerja, tetapi sudah langsung menangani kasus. Memang pantas jika firma hukum ini menjadi yang terbaik di Kota Ordo.Sibuk sedikit bukan masalah, semakin banyak kasus berarti semakin banyak komisi dan pengalaman yang bisa didapat.Eleanor lantas meng

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 44

    Sekarang Adrian sudah mengaktifkan kembali kartu banknya, jadi nominal sebanyak ini bukan masalah bagi Eleanor. Anggap saja ini sebagai biaya untuk menjaga hubungan sosial.Saat makan malam berlangsung, Eleanor bangkit untuk pergi ke toilet. Erica kembali melontarkan sindiran, "Bu Eleanor, mau ke mana? Jangan-jangan mau kabur karena nggak sanggup bayar ya? Hahaha."Dengan ekspresi datar, Eleanor menjawab, "Aku mau ke toilet. Kenapa? Kamu nggak percaya padaku? Mau ikut juga?""Mana mungkin? Aku cuma bercanda kok. Kalau kamu terlalu serius, berarti salahmu sendiri," balas Erica dengan santai.Eleanor tidak lagi menggubrisnya dan langsung keluar dari ruangan. Saat berjalan ke toilet dan melewati area dekat lift, dia tanpa sengaja menoleh dan bertemu dengan sepasang mata yang familier.Dominic tampak terkejut. "Elea? Kok kamu ada di sini?"Di sekelilingnya, ada beberapa pria berpakaian formal dengan tampilan berkelas.Ruangan tempat Eleanor makan bersama rekan-rekannya berada di lantai sat

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 43

    Di Restoran Nuansa, restoran mewah di sekitar Firma Hukum Victory. Selain ruang VIP eksklusif, hampir semua ruang privat dipesan oleh firma hukum.Di dalam ruang makan tempat Eleanor duduk ...."Bu Eleanor, wah, kamu royal sekali ya! Langsung pilih Restoran Nuansa!" Seorang pengacara wanita muda tersenyum. "Terakhir kali aku makan di sini itu pas acara tahunan firma, waktu bos besar yang traktir."Vivian ikut bercanda, "Bu Eleanor masih muda, tapi sudah sukses. Sepertinya selama ini dapat banyak klien besar ya? Di kantor kita, kalau semua departemen digabung, ada lebih dari 100 orang. Sepertinya malam ini kamu bakal keluar banyak uang nih."Torro terkekeh-kekeh dan berkata, "Kamu ini keren juga ya."Seorang wanita muda lainnya bertanya dengan nada sarkastis, "Bu Eleanor, kamu yakin bisa nih? Di sini, rata-rata per orang bisa habis 400 sampai 600 ribu. Ditambah minuman dan alkohol, makan malam ini bisa-bisa menghabiskan gaji tiga bulanmu. Gimana kalau cari tempat lain saja? Jangan memak

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 42

    Eleanor berpikir, jika dirinya bekerja di Firma Hukum Victory nanti, dia akan pindah ke apartemen supaya perjalanan ke kantor lebih mudah. Tinggal sendiri juga lebih nyaman. Yang paling penting, dia tidak perlu berhadapan dengan Adrian dan Karmela. Hidupnya akan lebih tenang.Di Firma Hukum Victory, yang mewawancarainya adalah HRD serta Vivian. Eleanor adalah lulusan universitas ternama dan memiliki pengalaman kerja 3 tahun. Semua pertanyaan profesional yang diajukan oleh Vivian dapat dijawab dengan lancar.Terlihat jelas bahwa Vivian sangat puas dengannya. Untuk gaji dan tunjangan, mereka langsung menyetujui ekspektasi Eleanor. Gaji pokok 30 juta ditambah komisi dari biaya hukum.Setelah wawancara selesai, Vivian tersenyum dan berkata, "Bu Eleanor, sampai jumpa besok."Eleanor membalas dengan senyuman sopan, "Sampai jumpa besok."Wawancara ini jauh lebih mudah dari yang dibayangkan. Awalnya, dia mengira firma hukum akan menekan tawaran gajinya. Tak disangka, semuanya berjalan begitu l

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status