Share

Jatuh Cinta di Hati yang Tepat
Jatuh Cinta di Hati yang Tepat
Penulis: Hilya

Bab 1

Penulis: Hilya
Eleanor Izara hendak menjemput Rowan Naval di bar. Begitu mendengar percakapan Rowan dan teman-temannya, langkah Eleanor terhenti. Salah satu teman Rowan bertanya, "Rowan, Miranda sudah kembali dari luar negeri. Bagaimana dengan Eleanor?"

Rowan bertanya balik dengan acuh tak acuh, "Memangnya kenapa?"

Teman Rowan bertanya lagi, "Kamu sudah bersama Eleanor 3 tahun, 'kan? Siapa yang kamu pilih setelah Miranda kembali?"

Dari celah pintu, Eleanor bisa melihat Rowan menyalakan rokok. Asap rokok mengepul. Rowan terdiam sejenak sebelum menyahut, "Aku nggak tahu. Aku nggak ingin menyakiti Eleanor, tapi aku juga nggak bisa melupakan Miranda."

Teman Rowan menanggapi, "Miranda itu cinta pertamamu. Dulu cinta kalian begitu menggebu-gebu, wajar saja kalau kamu nggak bisa melupakan Miranda."

Teman Rowan yang lain menimpali, "Tapi, Eleanor sudah bersamamu selama 3 tahun. Dia juga cantik sekali. Masa kamu masih belum melupakan Miranda?"

Rowan memijat keningnya. Dia tampak lelah saat berbicara, "Elenor memang sangat cantik. Dulu aku mendekatinya karena melihat dia sedikit mirip dengan Miranda. Selama ini, aku terus mengingat Miranda saat bersama dengan Eleanor."

"Jadi, kamu mencari pengganti Miranda?" tanya teman Rowan. Dia mendesah, lalu menambahkan, "Aku merasa kasihan pada Eleanor."

Teman lain bertanya, "Jadi, kapan kamu mau putus dengan Eleanor?"

Rowan membuang abu rokok sambil menjawab, "Aku belum putuskan. Eleanor sangat patuh dan pengertian. Aku nggak rela putus dengannya."

Teman itu menepuk bahu Rowan dan menasihati, "Rowan, kamu nggak bisa memiliki mereka berdua sekaligus. Pikirkan baik-baik."

Teman Rowan yang lain berkomentar dengan santai, "Aduh, apa salahnya? Menurutku, kamu pacaran dengan mereka berdua saja. Kalau kamu merasa bersalah pada Eleanor, belikan lebih banyak hadiah untuk hibur dia. Wanita itu gampang dibujuk."

Rowan mencibir, lalu membalas, "Kamu kira semua orang seperti kamu yang bisa pacaran dengan beberapa wanita sekaligus? Aku nggak begitu liar."

Sementara itu, Eleanor yang berdiri di luar pintu mentertawakan dirinya sendiri, lalu pergi. Setelah keluar dari restoran, Eleanor berjalan di dekat sungai sembari mengingat momen kebersamaannya dengan Rowan selama beberapa tahun ini.

Eleanor berpacaran dengan Rowan selama 3 tahun. Dia mengira mereka saling mencintai. Ternyata, Eleanor hanya pengganti cinta pertama Rowan.

Eleanor berdiri di dekat sungai. Sebelah kiri adalah jalanan yang dipenuhi mobil, sedangkan sebelah kanan adalah sungai dengan arus yang deras.

Air mata Eleanor mengalir. Rambutnya tertiup angin. Eleanor sudah membuat keputusan. Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon, "Halo? Ayah, aku setuju dengan perjodohan keluarga."

Cahaya lampu jalan tidak cukup menerangi kegelapan malam. Serangga beterbangan di bawah lampu.

Eleanor yang berdiri di bawah lampu memandangi pemandangan malam seraya menjelaskan, "Nggak apa-apa, aku sudah puas bersenang-senang. Sekarang aku mau menikah dan hidup tenang. Dulu aku memang salah, aku nggak pengertian."

Eleanor melanjutkan, "Seharusnya aku nggak bertengkar dengan kalian dan kabur dari rumah. Sekarang aku sudah menyadari kesalahanku. Aku akan kembali ke Kota Ordo setelah selesai mengurus masalah di sini."

....

Eleanor jalan-jalan di luar untuk waktu yang sangat lama. Dia baru pulang ke vila Kompleks Helia pada pukul 10 malam.

Jenar yang merupakan pembantu di vila memberikan bubur sambil berkata begitu melihat Eleanor pulang, "Nona Eleanor, akhirnya kamu pulang. Kamu yang masak bubur ini untuk Tuan, 'kan? Tadi aku lihat buburnya sudah dingin, jadi aku panaskan lagi."

Jenar meneruskan, "Aku mau antarkan bubur ini untuk Tuan, tapi kamu sudah pulang. Kalau nggak, kamu yang antarkan untuk Tuan saja."

Eleanor tidak mengatakan apa pun. Dia mengambil mangkuk bubur, lalu berjalan ke kamar tidur di lantai atas.

Begitu membuka pintu kamar, Eleanor tidak melihat Rowan di dekat meja kerja. Layar komputer masih menyala, tetapi Rowan tidak duduk di depan komputer.

Terdengar suara air mengalir di kamar mandi dan lampu di dalam menyala. Kenapa hari ini Rowan mandi begitu cepat?

Eleanor meletakkan mangkuk bubur di atas meja. Notifikasi WhatsApp di komputer terus berbunyi sehingga menarik perhatian Eleanor. Dia menggerakkan mouse dan membuka WhatsApp. Ternyata Miranda Harsha yang mengirim pesan.

[ Rowan, aku sudah kembali. Apa malam ini kamu bisa menjemputku di bandara Kota Alman pada jam 11.30 malam? ]

Pesan ini dikirim 10 menit yang lalu. Ternyata Rowan mandi karena hendak menjemput cinta pertamanya di bandara. Eleanor melihat pesan Miranda yang lain.

[ Rowan, aku terus merindukanmu selama kita berpisah. Aku nggak bisa melupakanmu. Aku sangat menyesal dulu aku memilih putus denganmu demi mengembangkan karierku di luar negeri. ]

[ Kita terlalu angkuh sehingga nggak ada yang mau mengalah. Aku tahu sebenarnya kamu masih merindukanku, 'kan? ]

[ Rowan, beberapa tahun ini aku pacaran dengan beberapa pria. Tapi, kami putus setelah pacaran dalam waktu singkat. Aku merasa ada yang kurang waktu pacaran dengan mereka. Kemudian, aku baru menyadari ternyata aku masih mencintaimu. ]

[ Sebelumnya aku nggak berani pulang ke Kota Alman karena takut kamu masih membenciku. Aku juga takut kamu nggak mau menemuiku. Aku nggak sanggup lihat kamu bersama wanita lain, aku takut kamu nggak mencintaiku lagi. ]

[ Dulu aku yang salah. Rowan, apa kamu bisa memaafkanku? ]

Eleanor membaca semua pesan itu tanpa bersuara. Hatinya gundah. Ketika hendak menutup ruang obrolan, Eleanor melihat Rowan membalas pesan Miranda.

[ Miranda, aku cuma ingin tanya sesuatu, apa kamu masih mencintaiku? ]

Aplikasi WhatsApp di komputer masih belum ditutup. Rowan membalas pesan Miranda dengan ponselnya saat mandi.

Hati Eleanor terasa sakit. Setiap hari, Rowan sibuk kerja. Jadi, dia sering tidak sempat membalas pesan Eleanor.

Eleanor sudah terbiasa. Sekarang dia jarang mengirim pesan kepada Rowan agar tidak mengganggu Rowan bekerja. Namun, Rowan bahkan menyempatkan diri untuk membalas pesan Miranda biarpun sedang mandi.

Perlakuan untuk orang yang dicintai dan tidak dicintai sangat berbeda. Miranda langsung membalas pesan Rowan.

[ Aku hanya mencintaimu. ]

Rowan membalas pesan Miranda.

[ Oke. Aku akan menjemputmu. ]

Kala ini, Eleanor merasa hubungannya dengan Rowan selama 3 tahun seperti sebuah lelucon. Eleanor menutup ruang obrolan, lalu meletakkan mouse di tempat semula. Dia menganggap apa pun tidak terjadi.

Eleanor turun ke lantai bawah dan berjalan ke dapur. Dia mengambil semangkuk bubur untuk dirinya sendiri dan memakannya.

Rowan menderita penyakit lambung. Eleanor khusus belajar memasak bubur yang bagus untuk kesehatan lambung ini demi Rowan.

Pertama-tama, bunga bakung, jali, dan kacang merah yang sudah direndam dimasukkan ke dalam air mendidih. Setelah itu, tambahkan beras dan aduk perlahan dengan api kecil. Saat hampir matang, tambahkan ubi kelapa yang sudah dipotong kecil-kecil.

Memasak bubur ini cukup menghabiskan waktu dan tenaga. Akan tetapi, Eleanor memasaknya selama 2 tahun karena Rowan menyukainya.

Sesudah Eleanor menghabiskan buburnya, Rowan turun dari lantai atas. Dia sudah selesai mandi dan mengeringkan rambutnya. Dia juga memakai baju yang rapi.

Rowan bertanya, "Tadi kamu pergi ke mana? Aku nggak lihat kamu waktu pulang."

Eleanor menjawab dengan datar, "Aku jalan-jalan sebentar di luar."

Rowan berjalan ke pintu seraya berujar, "Aku mau keluar karena ada urusan penting. Kalau mengantuk, kamu tidur dulu. Nggak usah tunggu aku lagi."

Eleanor menunduk sembari menimpali, "Oke. Apa kamu pulang malam ini?"

Rowan yang sedang memakai sepatu tertegun sejenak, lalu menyahut, "Ada urusan penting di kantor. Kalau waktunya terlalu malam setelah urusannya selesai, seharusnya aku nggak pulang lagi."

"Oh, oke," balas Eleanor. Dia sama sekali tidak bertengkar dengan Rowan.

Selama ini, Eleanor memang sangat pengertian. Jadi, Rowan tidak curiga sedikit pun. Dia langsung keluar setelah memakai sepatu.

Eleanor naik ke lantai atas. Dia membuka pintu kamar Rowan. Ternyata Rowan tidak memakan bubur yang dimasak Eleanor.

Tiba-tiba, pria yang dijodohkan dengan Eleanor mengirim pesan. Pria itu bernama Dominic Orlando.

[ Elea, kapan kamu kembali ke Kota Ordo? ]

Bagi Eleanor, Dominic adalah kakak yang sangat menyayanginya. Sewaktu Dominic memanggilnya "Elea", Eleanor tidak menganggap ini adalah panggilan dari tunangannya. Eleanor hanya menganggapnya sebagai panggilan seorang kakak kepada adiknya.

Eleanor membalas pesan Dominic.

[ Aku selesaikan masalah di sini dulu. ]

Dominic langsung membalas pesan Eleanor.

[ Oke. Bilang saja kalau kamu butuh bantuanku. ]

Eleanor segera membalas pesan Dominic.

[ Oke. Terima kasih, Kak Dominic. ]

Dominic mengirim pesan kepada Eleanor lagi.

[ Tidur lebih awal. Selamat malam. ]

Malam ini, Rowan tidak pulang. Keesokan paginya, Eleanor dibangunkan oleh suara deringan ponselnya. Dia menjawab panggilan telepon, "Halo?"

Terdengar suara penelepon. "Eleanor, lusa aku berulang tahun. Ingat datang ke pesta ulang tahunku."

Eleanor yang masih mengantuk melihat nama penelepon. Jenisa adalah teman di lingkaran sosial Rowan. Dia cukup dekat dengan Eleanor.

"Oke. Kirim alamatnya kepadaku," kata Eleanor. Setelah mengakhiri panggilan telepon, dia bangun dan mandi.

Eleanor pergi ke mal untuk membeli hadiah Jenisa. Dia membeli sebuah kalung model terbaru dari merek terkenal. Desain kalung ini sangat cocok dengan Jenisa.

....

Pada hari ulang tahun Jenisa, Eleanor datang ke lokasi pesta lebih awal. Dia memberikan hadiah kepada Jenisa dan berucap, "Jenisa, selamat ulang tahun."

Jenisa mengambil hadiah dari Eleanor dan mengucapkan terima kasih dengan sopan. Saat mereka sedang berbincang, Rowan datang dengan menggandeng seorang wanita yang wajahnya terlihat asing.

Rowan terkejut ketika bertatapan dengan Eleanor. Dia bertanya, "Eleanor, kenapa kamu ada di sini?"

Bab terkait

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 2

    Rowan refleks menepis tangan wanita di sampingnya. Tubuh wanita itu menegang. Eleanor bertanya seraya tersenyum sinis, "Aku juga berteman dengan Jenisa. Apa aneh kalau aku menghadiri pesta ulang tahunnya?"Rowan menanggapi, "Nggak. Aku kira kamu nggak suka menghadiri acara seperti ini. Jadi, aku nggak kabari kamu."Eleanor menyindir dalam hati, 'Apa kamu memang nggak kabari aku karena aku nggak suka menghadiri acara seperti ini? Seharusnya kamu sengaja nggak bilang biar bisa bawa wanita lain, 'kan?'Rowan mengamati sekeliling dengan tatapan dingin setelah selesai menjelaskan, seolah-olah sedang bertanya siapa yang menyuruh Eleanor datang.Jenisa yang merasa bersalah mengalihkan pandangannya. Dia tidak berani bertatapan dengan Rowan. Jenisa berpura-pura masalah ini tidak ada hubungan dengannya.Wanita yang datang bersama Rowan berinisiatif maju dan menyapa Eleanor, "Halo, kamu Eleanor, ya? Namaku Miranda, seharusnya kamu pernah dengar Rowan mengungkit tentangku, 'kan?"Ternyata wanita i

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 3

    Rowan baru sadar pacarnya juga berada di tempat ini. Dia langsung menarik tangannya yang merangkul pinggang Miranda dan mundur beberapa langkah. Teman-teman Rowan mengikuti arah pandangannya. Mereka baru menyadari Eleanor masih belum pergi, lalu mereka membantu Rowan."Ayo, kita lanjut main. Miranda, kamu sering sakit maag. Jangan minum anggur lagi. Kita ganti saja aturan mainnya, orang yang kalah harus main jujur atau tantangan.""Saran ini bagus. Kita main jujur atau tantangan saja."Rowan kembali duduk di samping Eleanor setelah menenangkan dirinya. Dia mengira Eleanor akan cemburu dan merajuk. Namun, Eleanor tidak melontarkan sepatah kata pun.Sikap Eleanor yang acuh tak acuh membuat sedikit Rowan panik. Dia merasa Eleanor berbeda dengan dulu. Mereka berdua terus terdiam.Saat Rowan sedang ragu-ragu untuk menjelaskan kepada Eleanor, terdengar suara seruan seseorang. "Miranda, kamu kalah lagi. Kali ini, kamu mau pilih jujur atau tantangan?"Perhatian Rowan teralih lagi. Tatapannya t

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 4

    [ Elea, cincin tunangan yang kubuat khusus untukmu di Chaumet sudah diantar ke toko cabang Kota Alman. Kamu bisa melihatnya kalau ada waktu. ]Chaumet adalah merek perhiasan terkenal di dunia. Beberapa hari yang lalu, Eleanor baru menyetujui perjodohan keluarga. Namun, hari ini cincin tunangan sudah diantar.Apa cincin ini sudah dibuat sebelumnya? Eleanor tidak bertanya lagi, dia hanya membalas pesan Dominic dengan singkat.[ Oke. ]Di toko Chaumet. Staf toko mengeluarkan cincin dan berkata dengan ramah, "Bu Eleanor, ini cincin yang dibuat Pak Dominic untukmu."Eleanor mengambil cincin itu dan mengamatinya dengan saksama. Berlian langka berwarna biru sebesar 5 karat dikelilingi oleh berlian kecil berwarna merah muda dan tidak berwarna. Di bawah cahaya lampu, cincin itu tampak berkilauan dan sangat indah.Staf menjelaskan, "Inisial nama Bu Eleanor dan Pak Dominic diukir di bagian dalam cincin."Eleanor melihat cincin itu dengan teliti. Di bagian dalamnya memang terukir inisial "DO" dan

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 5

    Orang yang datang adalah teman Rowan, Anthony. Dia adalah pria yang merasa kasihan pada Eleanor di bar malam itu. Eleanor mengenal Anthony hampir 3 tahun. Selama ini, kesannya terhadap Anthony juga cukup bagus.Eleanor membalas, "Aku datang belanja."Anthony melirik kantong belanja yang dibawa Eleanor dan bertanya, "Apa kamu beli hadiah untuk Rowan?"Eleanor merasa repot menjelaskan, jadi dia mengangguk. Anthony berkata, "Jam tangan merek ini sangat mahal. Bahkan model yang paling simpel saja harganya ratusan juta. Sebenarnya kamu nggak perlu beli hadiah yang begitu mahal, Rowan ...."Rowan tidak pantas menerima hadiah semahal ini dari Eleanor. Dia sudah mengakui dirinya tidak bisa melupakan Miranda. Rowan hanya menganggap Eleanor sebagai pengganti.Semalam Rowan juga meninggalkan Eleanor. Dia menarik tangan Miranda di depan semua orang dan pergi dari lokasi pesta.Rowan dan Miranda bersenang-senang di hotel setelah meninggalkan pesta ulang tahun Jenisa. Eleanor tidak mengetahui hal in

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 6

    Eleanor melihat Rowan dan bertanya balik dengan ekspresi bingung, "Apa?"Rowan berpikir mungkin Eleanor masih marah, jadi Eleanor tidak langsung memberikan hadiah kepada Rowan. Tidak masalah, Rowan akan mengalah terlebih dahulu. Dia berucap dengan lembut, "Tadi nada bicaraku waktu di toko agak kasar. Jangan marah lagi."Seharusnya amarah Eleanor akan reda setelah Rowan berbicara seperti ini. Eleanor mendesah, lalu melihat Rowan dan berkata dengan serius, "Aku nggak marah."Rowan yang tidak percaya menanggapi, "Lain di mulut, lain di hati.""Terserah kalau kamu berpikiran begitu," balas Eleanor.Rowan langsung merasa gusar setelah mendengar ucapan Eleanor. Dia memarahi, "Eleanor, aku sudah minta maaf. Apa lagi yang kamu inginkan?"Eleanor tetap lanjut membereskan barang dan menyahut dengan tenang, "Aku nggak butuh permintaan maaf darimu."Rowan mengamati Eleanor sejenak, lalu bertanya dengan canggung, "Mana hadiahnya?"Eleanor memandang Rowan dan bertanya balik, "Hadiah apa?"Rowan menj

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 7

    Eleanor duduk di sofa tunggal di samping Yolanda. Dia tidak takut sedikit pun saat memandang Yolanda, bahkan dia berbicara dengan tenang, "Aku nggak ingin jadi menantu Keluarga Naval."Tentu saja Yolanda tidak percaya. Dia mengamati seluruh tubuh Eleanor, ini adalah pacar putranya selama 3 tahun.Eleanor memang cantik dan elegan. Meskipun berasal dari keluarga biasa, Eleanor tidak terlihat canggung dan minder.Tadi Yolanda sengaja mempermalukan Eleanor. Tidak disangka, Eleanor sama sekali tidak kesal. Dia tetap bersikap tenang begitu melihat Yolanda. Bahkan, dia sangat percaya diri saat berbicara.Namun, apa gunanya? Eleanor hanya wanita matre yang ingin menjadi menantu keluarga kaya. Biarpun pandai berpura-pura, status Eleanor tetap tidak tinggi.Yolanda berucap dengan angkuh, "Kamu nggak perlu berpura-pura di depanku. Aku juga wanita, jadi aku memahami pemikiranmu. Aku tahu Rowan disukai banyak wanita, nggak mudah bagimu untuk bertemu dengan putra keluarga kaya seperti dia. Biasanya

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 8

    Satu tahun yang lalu, Nichelle putus dengan pacarnya. Kemudian, pacarnya membuat daftar utang dan menyuruh Nichelle membayar. Di dalam daftar utang tertulis bahwa pacarnya mentransfer total 100 juta lebih kepada Nichelle saat pacaran selama 2 tahun.Nichelle menolak untuk membayar, lalu Nichelle digugat pacarnya. Jadi, Nichelle datang ke kantor pengacara untuk meminta bantuan. Kala itu, pengacara lain di kantor pergi menyelesaikan kasus di pengadilan. Hanya Eleanor yang berada di kantor.Nichelle berucap sambil menangis, "Bukan begitu, aku tinggal bersama dia selama 2 tahun. Dari awal, kami sudah sepakat untuk membagi 2 uang sewa, listrik, air, dan biaya sehari-hari lainnya. Dia bilang mau transfer 4 juta setiap bulan kepadaku, itu sudah termasuk uang sewa dan semua biaya lainnya."Nichelle melanjutkan, "Aku juga keluarkan 4 juta untuk membayar biaya hidup kami. Waktu itu, aku langsung menuruti kemauannya tanpa pikir panjang. Siapa sangka, dia malah suruh aku bayar utang setelah kami p

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 9

    Eleanor tidur sampai terbangun sendiri. Ketika membuka mata, waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi."Ah! " Eleanor meregangkan tubuh sembari bergumam, "Nggak bekerja memang menyenangkan."Eleanor beranjak dari kasur. Setelah cuci wajah dan gosok gigi, dia turun untuk makan sarapan.Jenar menyiapkan sarapan untuk dua orang.Eleanor melirik sekilas tempat duduk yang kosong di depannya tanpa mengatakan apa-apa.Melihat Eleanor sudah turun, Jenar bertanya dengan bingung, "Nona Eleanor, apa hari ini Tuan nggak turun untuk makan sarapan?"Eleanor makan sesuap bubur ayam sebelum menjawab, "Dia nggak pulang semalam. Sepertinya nggak akan makan.""Oh," sahut Jenar. Begitu sadar dirinya banyak bicara, dia tidak bertanya lebih lanjut lagi dan kembali ke dapur.Setelah menghabiskan sarapan, Eleanor menerima pesan dari Dominic.[ Elea, apa gaun pertunanganmu mau dibuat khusus atau pilih koleksi terbaru merek ternama? ]Jika ingin dibuat khusus, apakah masih sempat? Sepertinya Eleanor masih belum ta

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 50

    Mengingat bagaimana dulu dia mengabaikan Eleanor demi Miranda dan mengucapkan banyak kata-kata menyakitkan, Rowan kembali merasakan sakit di hatinya.Tiba-tiba, dia teringat bahwa Eleanor dulu sangat ingin menikah dengannya. Namun, dia pernah mengatakan banyak hal yang menyakitkan, bahkan berkata bahwa dia tidak mungkin menikahinya.Namun, bagaimana jika dia bersedia menikahi Eleanor? Apakah Eleanor akan kembali padanya?Memikirkan hal itu, mata Rowan kembali berbinar. Jika Eleanor menikah dengannya dan menjadi Nyonya Keluarga Naval, dia pasti akan menerima ajakannya untuk kembali bersama!....Keesokan paginya, Eleanor pergi ke kantor jaminan sosial bersama kliennya untuk mengurus klaim kecelakaan kerja. Menjelang siang, dia naik taksi kembali ke firma hukum.Saat taksi mendekati jalan tempat firma hukum berada, sopirnya bergumam, "Ada apa di depan sana? Kenapa ramai sekali?"Kemudian, dia menoleh ke arah Eleanor. "Bu, jalan di depan macet, sebaiknya turun di sini saja. Nggak jauh kok

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 49

    Beberapa tahun lalu, Dominic pernah berkelahi dan dihukum oleh kakeknya dengan aturan keluarga. Untungnya, saat itu mereka tidak tahu alasan dia berkelahi.Kali ini pun, dia tidak boleh membiarkan keluarganya tahu bahwa dia berkelahi demi Eleanor. Jika tidak, pertunangan mereka bisa ditunda atau bahkan dibatalkan.Haris menyeka keringat dingin di dahinya, punggungnya terasa dingin. Dia lalu mengangguk cepat. "Baik, baik.""Urus administrasi," perintah Dominic dengan suara datar."Baik, Pak."Tempat tidur Rowan tidak jauh dari sana, jadi dia bisa mendengar percakapan mereka dengan jelas. "Hah." Dia mengangkat alis dan tersenyum sinis. "Sudah sebesar ini, masih takut ketahuan keluarga kalau berkelahi? Dasar bayi besar!"Dominic hanya tertawa dan meliriknya dengan tatapan penuh provokasi. "Keluargaku nggak perlu tahu, cukup tunanganku saja yang tahu."Kata tunangan terlalu tajam, seperti belati paling tajam yang menusuk tepat ke jantung Rowan. Dalam sekejap, Rowan kehilangan seluruh tenag

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 48

    Begitu kedua pria itu dipisahkan, Eleanor segera berlari ke arah Dominic. Matanya penuh kepedihan. Air mata menggenang di pelupuknya, suaranya bergetar seperti hendak menangis. "Kak, kamu terluka! Kita harus ke rumah sakit sekarang!"Melihat Eleanor, semua keganasan di mata Dominic langsung lenyap, berganti dengan kelembutan. "Aku baik-baik saja."Tidak jauh dari sana, Rowan yang ditahan oleh polisi melihat pemandangan itu dan merasa hatinya hancur berkeping-keping.Dengan wajahnya yang tersirat kesakitan mendalam, dia terlihat seperti anjing yang ditelantarkan oleh pemiliknya. Dia bertanya, "Eleanor, siapa dia?"Begitu mendengar pertanyaan itu, kilatan amarah muncul di mata Eleanor. Dia sontak menoleh dan menatap langsung ke arah Rowan.Kebencian dalam tatapannya begitu jelas, menusuk tepat ke hati Rowan, membuatnya terasa seperti tertusuk belati. Detik berikutnya, Rowan mendengar suara dingin yang menusuk tulang."Rowan, aku nggak ingin melihatmu lagi. Tolong lenyap dari hidupku untu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 47

    Dominic bahkan tidak melirik Rowan. Tanpa sepatah kata pun, dia langsung mengayunkan tinjunya ke wajah Rowan. Pukulan itu penuh dengan amarah, dia mengerahkan seluruh kekuatannya.Rowan mengerang kesakitan, refleks melepaskan Eleanor dan menutupi bagian yang dipukul. "Sialan! Cari mati ya!"Dominic menarik Eleanor ke belakangnya, melindunginya dengan tubuhnya. Tatapan dinginnya yang penuh niat membunuh tertuju pada Rowan. Dia menggertakkan giginya. "Jauhi dia!"Rowan yang sudah dipukul pun semakin marah saat melihat pria ini melindungi Eleanor. Dadanya sesak dipenuhi amarah. Dia mendorong Dominic dengan kasar. "Berengsek! Dia wanitaku, jangan sentuh dia!"Dominic menyerahkan termos makanan ke tangan Eleanor. "Tunggu di sana."Begitu Eleanor menerima termos itu, Dominic langsung berbalik dan menendang Rowan dengan keras.Rowan terjungkal ke tanah. Dia bangkit dengan wajah penuh amarah. Sebagai pewaris Keluarga Naval, dia selalu dipuja dan dihormati. Dia tidak pernah diperlakukan sehina

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 46

    Eleanor langsung menghentikan langkah kakinya. Dia menoleh ke arah sumber suara dan melihat Rowan berdiri di bawah pohon, menatapnya dalam diam. Tatapannya gelap dan berbahaya."Nanti kita bicara lagi, aku tutup dulu." Eleanor langsung mengakhiri panggilan dan berjalan ke arah Rowan.Dia berhenti satu meter di depannya. Ekspresinya penuh kekesalan. "Gimana kamu bisa menemukan tempat ini?""Hah." Rowan menyipitkan matanya sedikit, auranya penuh ancaman. "Kamu menghindar dariku?"Eleanor mengernyit. "Kenapa aku harus menghindarimu? Bukannya aku sudah bilang aku akan balik ke kampung halaman?"Rowan melangkah lebih dekat. Eleanor refleks mundur. Gerakan itu membuat kekesalan di tatapan Rowan semakin dalam."Kamu bilang cuma sebentar, tapi kamu nggak bilang nggak akan kembali ke Kota Alman." Rowan mencondongkan tubuhnya ke depan. Tatapannya dipenuhi emosi yang berkecamuk. "Kamu mau merajuk sampai kapan?"Eleanor berdecak kesal sambil menatap mata Rowan dengan tenang. "Aku nggak merajuk. Ro

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 45

    Keesokan hari saat bekerja, Vivian memberikan dua kasus kepada Eleanor. Dia secara langsung menyerahkan berkas kasus dan berbicara dengan cepat, "Klien ingin mengajukan banding. Pengacara sebelumnya sudah mengundurkan diri, jadi sekarang dialihkan ke kamu.""Batas waktu banding sudah dekat, sebaiknya kamu segera menyiapkan dokumen banding hari ini dan merapikan semua berkas untuk diajukan ke pengadilan.""Lalu, ada kasus kecelakaan kerja ini. Kamu perlu membawa klien melakukan verifikasi kecelakaan dan penilaian kemampuan kerja. Kamu bisa membuat janji dengannya hari ini atau besok. Besok sudah hari Jumat, sebaiknya jangan ditunda sampai minggu depan."Eleanor menerima berkas kasus dan mengangguk berkali-kali. "Baik, baik."Dia baru mulai bekerja, tetapi sudah langsung menangani kasus. Memang pantas jika firma hukum ini menjadi yang terbaik di Kota Ordo.Sibuk sedikit bukan masalah, semakin banyak kasus berarti semakin banyak komisi dan pengalaman yang bisa didapat.Eleanor lantas meng

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 44

    Sekarang Adrian sudah mengaktifkan kembali kartu banknya, jadi nominal sebanyak ini bukan masalah bagi Eleanor. Anggap saja ini sebagai biaya untuk menjaga hubungan sosial.Saat makan malam berlangsung, Eleanor bangkit untuk pergi ke toilet. Erica kembali melontarkan sindiran, "Bu Eleanor, mau ke mana? Jangan-jangan mau kabur karena nggak sanggup bayar ya? Hahaha."Dengan ekspresi datar, Eleanor menjawab, "Aku mau ke toilet. Kenapa? Kamu nggak percaya padaku? Mau ikut juga?""Mana mungkin? Aku cuma bercanda kok. Kalau kamu terlalu serius, berarti salahmu sendiri," balas Erica dengan santai.Eleanor tidak lagi menggubrisnya dan langsung keluar dari ruangan. Saat berjalan ke toilet dan melewati area dekat lift, dia tanpa sengaja menoleh dan bertemu dengan sepasang mata yang familier.Dominic tampak terkejut. "Elea? Kok kamu ada di sini?"Di sekelilingnya, ada beberapa pria berpakaian formal dengan tampilan berkelas.Ruangan tempat Eleanor makan bersama rekan-rekannya berada di lantai sat

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 43

    Di Restoran Nuansa, restoran mewah di sekitar Firma Hukum Victory. Selain ruang VIP eksklusif, hampir semua ruang privat dipesan oleh firma hukum.Di dalam ruang makan tempat Eleanor duduk ...."Bu Eleanor, wah, kamu royal sekali ya! Langsung pilih Restoran Nuansa!" Seorang pengacara wanita muda tersenyum. "Terakhir kali aku makan di sini itu pas acara tahunan firma, waktu bos besar yang traktir."Vivian ikut bercanda, "Bu Eleanor masih muda, tapi sudah sukses. Sepertinya selama ini dapat banyak klien besar ya? Di kantor kita, kalau semua departemen digabung, ada lebih dari 100 orang. Sepertinya malam ini kamu bakal keluar banyak uang nih."Torro terkekeh-kekeh dan berkata, "Kamu ini keren juga ya."Seorang wanita muda lainnya bertanya dengan nada sarkastis, "Bu Eleanor, kamu yakin bisa nih? Di sini, rata-rata per orang bisa habis 400 sampai 600 ribu. Ditambah minuman dan alkohol, makan malam ini bisa-bisa menghabiskan gaji tiga bulanmu. Gimana kalau cari tempat lain saja? Jangan memak

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 42

    Eleanor berpikir, jika dirinya bekerja di Firma Hukum Victory nanti, dia akan pindah ke apartemen supaya perjalanan ke kantor lebih mudah. Tinggal sendiri juga lebih nyaman. Yang paling penting, dia tidak perlu berhadapan dengan Adrian dan Karmela. Hidupnya akan lebih tenang.Di Firma Hukum Victory, yang mewawancarainya adalah HRD serta Vivian. Eleanor adalah lulusan universitas ternama dan memiliki pengalaman kerja 3 tahun. Semua pertanyaan profesional yang diajukan oleh Vivian dapat dijawab dengan lancar.Terlihat jelas bahwa Vivian sangat puas dengannya. Untuk gaji dan tunjangan, mereka langsung menyetujui ekspektasi Eleanor. Gaji pokok 30 juta ditambah komisi dari biaya hukum.Setelah wawancara selesai, Vivian tersenyum dan berkata, "Bu Eleanor, sampai jumpa besok."Eleanor membalas dengan senyuman sopan, "Sampai jumpa besok."Wawancara ini jauh lebih mudah dari yang dibayangkan. Awalnya, dia mengira firma hukum akan menekan tawaran gajinya. Tak disangka, semuanya berjalan begitu l

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status