Share

Jatuh Cinta di Hati yang Tepat
Jatuh Cinta di Hati yang Tepat
Author: Hilya

Bab 1

Author: Hilya
Eleanor Izara hendak menjemput Rowan Naval di bar. Begitu mendengar percakapan Rowan dan teman-temannya, langkah Eleanor terhenti. Salah satu teman Rowan bertanya, "Rowan, Miranda sudah kembali dari luar negeri. Bagaimana dengan Eleanor?"

Rowan bertanya balik dengan acuh tak acuh, "Memangnya kenapa?"

Teman Rowan bertanya lagi, "Kamu sudah bersama Eleanor 3 tahun, 'kan? Siapa yang kamu pilih setelah Miranda kembali?"

Dari celah pintu, Eleanor bisa melihat Rowan menyalakan rokok. Asap rokok mengepul. Rowan terdiam sejenak sebelum menyahut, "Aku nggak tahu. Aku nggak ingin menyakiti Eleanor, tapi aku juga nggak bisa melupakan Miranda."

Teman Rowan menanggapi, "Miranda itu cinta pertamamu. Dulu cinta kalian begitu menggebu-gebu, wajar saja kalau kamu nggak bisa melupakan Miranda."

Teman Rowan yang lain menimpali, "Tapi, Eleanor sudah bersamamu selama 3 tahun. Dia juga cantik sekali. Masa kamu masih belum melupakan Miranda?"

Rowan memijat keningnya. Dia tampak lelah saat berbicara, "Elenor memang sangat cantik. Dulu aku mendekatinya karena melihat dia sedikit mirip dengan Miranda. Selama ini, aku terus mengingat Miranda saat bersama dengan Eleanor."

"Jadi, kamu mencari pengganti Miranda?" tanya teman Rowan. Dia mendesah, lalu menambahkan, "Aku merasa kasihan pada Eleanor."

Teman lain bertanya, "Jadi, kapan kamu mau putus dengan Eleanor?"

Rowan membuang abu rokok sambil menjawab, "Aku belum putuskan. Eleanor sangat patuh dan pengertian. Aku nggak rela putus dengannya."

Teman itu menepuk bahu Rowan dan menasihati, "Rowan, kamu nggak bisa memiliki mereka berdua sekaligus. Pikirkan baik-baik."

Teman Rowan yang lain berkomentar dengan santai, "Aduh, apa salahnya? Menurutku, kamu pacaran dengan mereka berdua saja. Kalau kamu merasa bersalah pada Eleanor, belikan lebih banyak hadiah untuk hibur dia. Wanita itu gampang dibujuk."

Rowan mencibir, lalu membalas, "Kamu kira semua orang seperti kamu yang bisa pacaran dengan beberapa wanita sekaligus? Aku nggak begitu liar."

Sementara itu, Eleanor yang berdiri di luar pintu mentertawakan dirinya sendiri, lalu pergi. Setelah keluar dari restoran, Eleanor berjalan di dekat sungai sembari mengingat momen kebersamaannya dengan Rowan selama beberapa tahun ini.

Eleanor berpacaran dengan Rowan selama 3 tahun. Dia mengira mereka saling mencintai. Ternyata, Eleanor hanya pengganti cinta pertama Rowan.

Eleanor berdiri di dekat sungai. Sebelah kiri adalah jalanan yang dipenuhi mobil, sedangkan sebelah kanan adalah sungai dengan arus yang deras.

Air mata Eleanor mengalir. Rambutnya tertiup angin. Eleanor sudah membuat keputusan. Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon, "Halo? Ayah, aku setuju dengan perjodohan keluarga."

Cahaya lampu jalan tidak cukup menerangi kegelapan malam. Serangga beterbangan di bawah lampu.

Eleanor yang berdiri di bawah lampu memandangi pemandangan malam seraya menjelaskan, "Nggak apa-apa, aku sudah puas bersenang-senang. Sekarang aku mau menikah dan hidup tenang. Dulu aku memang salah, aku nggak pengertian."

Eleanor melanjutkan, "Seharusnya aku nggak bertengkar dengan kalian dan kabur dari rumah. Sekarang aku sudah menyadari kesalahanku. Aku akan kembali ke Kota Ordo setelah selesai mengurus masalah di sini."

....

Eleanor jalan-jalan di luar untuk waktu yang sangat lama. Dia baru pulang ke vila Kompleks Helia pada pukul 10 malam.

Jenar yang merupakan pembantu di vila memberikan bubur sambil berkata begitu melihat Eleanor pulang, "Nona Eleanor, akhirnya kamu pulang. Kamu yang masak bubur ini untuk Tuan, 'kan? Tadi aku lihat buburnya sudah dingin, jadi aku panaskan lagi."

Jenar meneruskan, "Aku mau antarkan bubur ini untuk Tuan, tapi kamu sudah pulang. Kalau nggak, kamu yang antarkan untuk Tuan saja."

Eleanor tidak mengatakan apa pun. Dia mengambil mangkuk bubur, lalu berjalan ke kamar tidur di lantai atas.

Begitu membuka pintu kamar, Eleanor tidak melihat Rowan di dekat meja kerja. Layar komputer masih menyala, tetapi Rowan tidak duduk di depan komputer.

Terdengar suara air mengalir di kamar mandi dan lampu di dalam menyala. Kenapa hari ini Rowan mandi begitu cepat?

Eleanor meletakkan mangkuk bubur di atas meja. Notifikasi WhatsApp di komputer terus berbunyi sehingga menarik perhatian Eleanor. Dia menggerakkan mouse dan membuka WhatsApp. Ternyata Miranda Harsha yang mengirim pesan.

[ Rowan, aku sudah kembali. Apa malam ini kamu bisa menjemputku di bandara Kota Alman pada jam 11.30 malam? ]

Pesan ini dikirim 10 menit yang lalu. Ternyata Rowan mandi karena hendak menjemput cinta pertamanya di bandara. Eleanor melihat pesan Miranda yang lain.

[ Rowan, aku terus merindukanmu selama kita berpisah. Aku nggak bisa melupakanmu. Aku sangat menyesal dulu aku memilih putus denganmu demi mengembangkan karierku di luar negeri. ]

[ Kita terlalu angkuh sehingga nggak ada yang mau mengalah. Aku tahu sebenarnya kamu masih merindukanku, 'kan? ]

[ Rowan, beberapa tahun ini aku pacaran dengan beberapa pria. Tapi, kami putus setelah pacaran dalam waktu singkat. Aku merasa ada yang kurang waktu pacaran dengan mereka. Kemudian, aku baru menyadari ternyata aku masih mencintaimu. ]

[ Sebelumnya aku nggak berani pulang ke Kota Alman karena takut kamu masih membenciku. Aku juga takut kamu nggak mau menemuiku. Aku nggak sanggup lihat kamu bersama wanita lain, aku takut kamu nggak mencintaiku lagi. ]

[ Dulu aku yang salah. Rowan, apa kamu bisa memaafkanku? ]

Eleanor membaca semua pesan itu tanpa bersuara. Hatinya gundah. Ketika hendak menutup ruang obrolan, Eleanor melihat Rowan membalas pesan Miranda.

[ Miranda, aku cuma ingin tanya sesuatu, apa kamu masih mencintaiku? ]

Aplikasi WhatsApp di komputer masih belum ditutup. Rowan membalas pesan Miranda dengan ponselnya saat mandi.

Hati Eleanor terasa sakit. Setiap hari, Rowan sibuk kerja. Jadi, dia sering tidak sempat membalas pesan Eleanor.

Eleanor sudah terbiasa. Sekarang dia jarang mengirim pesan kepada Rowan agar tidak mengganggu Rowan bekerja. Namun, Rowan bahkan menyempatkan diri untuk membalas pesan Miranda biarpun sedang mandi.

Perlakuan untuk orang yang dicintai dan tidak dicintai sangat berbeda. Miranda langsung membalas pesan Rowan.

[ Aku hanya mencintaimu. ]

Rowan membalas pesan Miranda.

[ Oke. Aku akan menjemputmu. ]

Kala ini, Eleanor merasa hubungannya dengan Rowan selama 3 tahun seperti sebuah lelucon. Eleanor menutup ruang obrolan, lalu meletakkan mouse di tempat semula. Dia menganggap apa pun tidak terjadi.

Eleanor turun ke lantai bawah dan berjalan ke dapur. Dia mengambil semangkuk bubur untuk dirinya sendiri dan memakannya.

Rowan menderita penyakit lambung. Eleanor khusus belajar memasak bubur yang bagus untuk kesehatan lambung ini demi Rowan.

Pertama-tama, bunga bakung, jali, dan kacang merah yang sudah direndam dimasukkan ke dalam air mendidih. Setelah itu, tambahkan beras dan aduk perlahan dengan api kecil. Saat hampir matang, tambahkan ubi kelapa yang sudah dipotong kecil-kecil.

Memasak bubur ini cukup menghabiskan waktu dan tenaga. Akan tetapi, Eleanor memasaknya selama 2 tahun karena Rowan menyukainya.

Sesudah Eleanor menghabiskan buburnya, Rowan turun dari lantai atas. Dia sudah selesai mandi dan mengeringkan rambutnya. Dia juga memakai baju yang rapi.

Rowan bertanya, "Tadi kamu pergi ke mana? Aku nggak lihat kamu waktu pulang."

Eleanor menjawab dengan datar, "Aku jalan-jalan sebentar di luar."

Rowan berjalan ke pintu seraya berujar, "Aku mau keluar karena ada urusan penting. Kalau mengantuk, kamu tidur dulu. Nggak usah tunggu aku lagi."

Eleanor menunduk sembari menimpali, "Oke. Apa kamu pulang malam ini?"

Rowan yang sedang memakai sepatu tertegun sejenak, lalu menyahut, "Ada urusan penting di kantor. Kalau waktunya terlalu malam setelah urusannya selesai, seharusnya aku nggak pulang lagi."

"Oh, oke," balas Eleanor. Dia sama sekali tidak bertengkar dengan Rowan.

Selama ini, Eleanor memang sangat pengertian. Jadi, Rowan tidak curiga sedikit pun. Dia langsung keluar setelah memakai sepatu.

Eleanor naik ke lantai atas. Dia membuka pintu kamar Rowan. Ternyata Rowan tidak memakan bubur yang dimasak Eleanor.

Tiba-tiba, pria yang dijodohkan dengan Eleanor mengirim pesan. Pria itu bernama Dominic Orlando.

[ Elea, kapan kamu kembali ke Kota Ordo? ]

Bagi Eleanor, Dominic adalah kakak yang sangat menyayanginya. Sewaktu Dominic memanggilnya "Elea", Eleanor tidak menganggap ini adalah panggilan dari tunangannya. Eleanor hanya menganggapnya sebagai panggilan seorang kakak kepada adiknya.

Eleanor membalas pesan Dominic.

[ Aku selesaikan masalah di sini dulu. ]

Dominic langsung membalas pesan Eleanor.

[ Oke. Bilang saja kalau kamu butuh bantuanku. ]

Eleanor segera membalas pesan Dominic.

[ Oke. Terima kasih, Kak Dominic. ]

Dominic mengirim pesan kepada Eleanor lagi.

[ Tidur lebih awal. Selamat malam. ]

Malam ini, Rowan tidak pulang. Keesokan paginya, Eleanor dibangunkan oleh suara deringan ponselnya. Dia menjawab panggilan telepon, "Halo?"

Terdengar suara penelepon. "Eleanor, lusa aku berulang tahun. Ingat datang ke pesta ulang tahunku."

Eleanor yang masih mengantuk melihat nama penelepon. Jenisa adalah teman di lingkaran sosial Rowan. Dia cukup dekat dengan Eleanor.

"Oke. Kirim alamatnya kepadaku," kata Eleanor. Setelah mengakhiri panggilan telepon, dia bangun dan mandi.

Eleanor pergi ke mal untuk membeli hadiah Jenisa. Dia membeli sebuah kalung model terbaru dari merek terkenal. Desain kalung ini sangat cocok dengan Jenisa.

....

Pada hari ulang tahun Jenisa, Eleanor datang ke lokasi pesta lebih awal. Dia memberikan hadiah kepada Jenisa dan berucap, "Jenisa, selamat ulang tahun."

Jenisa mengambil hadiah dari Eleanor dan mengucapkan terima kasih dengan sopan. Saat mereka sedang berbincang, Rowan datang dengan menggandeng seorang wanita yang wajahnya terlihat asing.

Rowan terkejut ketika bertatapan dengan Eleanor. Dia bertanya, "Eleanor, kenapa kamu ada di sini?"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 2

    Rowan refleks menepis tangan wanita di sampingnya. Tubuh wanita itu menegang. Eleanor bertanya seraya tersenyum sinis, "Aku juga berteman dengan Jenisa. Apa aneh kalau aku menghadiri pesta ulang tahunnya?"Rowan menanggapi, "Nggak. Aku kira kamu nggak suka menghadiri acara seperti ini. Jadi, aku nggak kabari kamu."Eleanor menyindir dalam hati, 'Apa kamu memang nggak kabari aku karena aku nggak suka menghadiri acara seperti ini? Seharusnya kamu sengaja nggak bilang biar bisa bawa wanita lain, 'kan?'Rowan mengamati sekeliling dengan tatapan dingin setelah selesai menjelaskan, seolah-olah sedang bertanya siapa yang menyuruh Eleanor datang.Jenisa yang merasa bersalah mengalihkan pandangannya. Dia tidak berani bertatapan dengan Rowan. Jenisa berpura-pura masalah ini tidak ada hubungan dengannya.Wanita yang datang bersama Rowan berinisiatif maju dan menyapa Eleanor, "Halo, kamu Eleanor, ya? Namaku Miranda, seharusnya kamu pernah dengar Rowan mengungkit tentangku, 'kan?"Ternyata wanita i

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 3

    Rowan baru sadar pacarnya juga berada di tempat ini. Dia langsung menarik tangannya yang merangkul pinggang Miranda dan mundur beberapa langkah. Teman-teman Rowan mengikuti arah pandangannya. Mereka baru menyadari Eleanor masih belum pergi, lalu mereka membantu Rowan."Ayo, kita lanjut main. Miranda, kamu sering sakit maag. Jangan minum anggur lagi. Kita ganti saja aturan mainnya, orang yang kalah harus main jujur atau tantangan.""Saran ini bagus. Kita main jujur atau tantangan saja."Rowan kembali duduk di samping Eleanor setelah menenangkan dirinya. Dia mengira Eleanor akan cemburu dan merajuk. Namun, Eleanor tidak melontarkan sepatah kata pun.Sikap Eleanor yang acuh tak acuh membuat sedikit Rowan panik. Dia merasa Eleanor berbeda dengan dulu. Mereka berdua terus terdiam.Saat Rowan sedang ragu-ragu untuk menjelaskan kepada Eleanor, terdengar suara seruan seseorang. "Miranda, kamu kalah lagi. Kali ini, kamu mau pilih jujur atau tantangan?"Perhatian Rowan teralih lagi. Tatapannya t

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 4

    [ Elea, cincin tunangan yang kubuat khusus untukmu di Chaumet sudah diantar ke toko cabang Kota Alman. Kamu bisa melihatnya kalau ada waktu. ]Chaumet adalah merek perhiasan terkenal di dunia. Beberapa hari yang lalu, Eleanor baru menyetujui perjodohan keluarga. Namun, hari ini cincin tunangan sudah diantar.Apa cincin ini sudah dibuat sebelumnya? Eleanor tidak bertanya lagi, dia hanya membalas pesan Dominic dengan singkat.[ Oke. ]Di toko Chaumet. Staf toko mengeluarkan cincin dan berkata dengan ramah, "Bu Eleanor, ini cincin yang dibuat Pak Dominic untukmu."Eleanor mengambil cincin itu dan mengamatinya dengan saksama. Berlian langka berwarna biru sebesar 5 karat dikelilingi oleh berlian kecil berwarna merah muda dan tidak berwarna. Di bawah cahaya lampu, cincin itu tampak berkilauan dan sangat indah.Staf menjelaskan, "Inisial nama Bu Eleanor dan Pak Dominic diukir di bagian dalam cincin."Eleanor melihat cincin itu dengan teliti. Di bagian dalamnya memang terukir inisial "DO" dan

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 5

    Orang yang datang adalah teman Rowan, Anthony. Dia adalah pria yang merasa kasihan pada Eleanor di bar malam itu. Eleanor mengenal Anthony hampir 3 tahun. Selama ini, kesannya terhadap Anthony juga cukup bagus.Eleanor membalas, "Aku datang belanja."Anthony melirik kantong belanja yang dibawa Eleanor dan bertanya, "Apa kamu beli hadiah untuk Rowan?"Eleanor merasa repot menjelaskan, jadi dia mengangguk. Anthony berkata, "Jam tangan merek ini sangat mahal. Bahkan model yang paling simpel saja harganya ratusan juta. Sebenarnya kamu nggak perlu beli hadiah yang begitu mahal, Rowan ...."Rowan tidak pantas menerima hadiah semahal ini dari Eleanor. Dia sudah mengakui dirinya tidak bisa melupakan Miranda. Rowan hanya menganggap Eleanor sebagai pengganti.Semalam Rowan juga meninggalkan Eleanor. Dia menarik tangan Miranda di depan semua orang dan pergi dari lokasi pesta.Rowan dan Miranda bersenang-senang di hotel setelah meninggalkan pesta ulang tahun Jenisa. Eleanor tidak mengetahui hal in

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 6

    Eleanor melihat Rowan dan bertanya balik dengan ekspresi bingung, "Apa?"Rowan berpikir mungkin Eleanor masih marah, jadi Eleanor tidak langsung memberikan hadiah kepada Rowan. Tidak masalah, Rowan akan mengalah terlebih dahulu. Dia berucap dengan lembut, "Tadi nada bicaraku waktu di toko agak kasar. Jangan marah lagi."Seharusnya amarah Eleanor akan reda setelah Rowan berbicara seperti ini. Eleanor mendesah, lalu melihat Rowan dan berkata dengan serius, "Aku nggak marah."Rowan yang tidak percaya menanggapi, "Lain di mulut, lain di hati.""Terserah kalau kamu berpikiran begitu," balas Eleanor.Rowan langsung merasa gusar setelah mendengar ucapan Eleanor. Dia memarahi, "Eleanor, aku sudah minta maaf. Apa lagi yang kamu inginkan?"Eleanor tetap lanjut membereskan barang dan menyahut dengan tenang, "Aku nggak butuh permintaan maaf darimu."Rowan mengamati Eleanor sejenak, lalu bertanya dengan canggung, "Mana hadiahnya?"Eleanor memandang Rowan dan bertanya balik, "Hadiah apa?"Rowan menj

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 7

    Eleanor duduk di sofa tunggal di samping Yolanda. Dia tidak takut sedikit pun saat memandang Yolanda, bahkan dia berbicara dengan tenang, "Aku nggak ingin jadi menantu Keluarga Naval."Tentu saja Yolanda tidak percaya. Dia mengamati seluruh tubuh Eleanor, ini adalah pacar putranya selama 3 tahun.Eleanor memang cantik dan elegan. Meskipun berasal dari keluarga biasa, Eleanor tidak terlihat canggung dan minder.Tadi Yolanda sengaja mempermalukan Eleanor. Tidak disangka, Eleanor sama sekali tidak kesal. Dia tetap bersikap tenang begitu melihat Yolanda. Bahkan, dia sangat percaya diri saat berbicara.Namun, apa gunanya? Eleanor hanya wanita matre yang ingin menjadi menantu keluarga kaya. Biarpun pandai berpura-pura, status Eleanor tetap tidak tinggi.Yolanda berucap dengan angkuh, "Kamu nggak perlu berpura-pura di depanku. Aku juga wanita, jadi aku memahami pemikiranmu. Aku tahu Rowan disukai banyak wanita, nggak mudah bagimu untuk bertemu dengan putra keluarga kaya seperti dia. Biasanya

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 8

    Satu tahun yang lalu, Nichelle putus dengan pacarnya. Kemudian, pacarnya membuat daftar utang dan menyuruh Nichelle membayar. Di dalam daftar utang tertulis bahwa pacarnya mentransfer total 100 juta lebih kepada Nichelle saat pacaran selama 2 tahun.Nichelle menolak untuk membayar, lalu Nichelle digugat pacarnya. Jadi, Nichelle datang ke kantor pengacara untuk meminta bantuan. Kala itu, pengacara lain di kantor pergi menyelesaikan kasus di pengadilan. Hanya Eleanor yang berada di kantor.Nichelle berucap sambil menangis, "Bukan begitu, aku tinggal bersama dia selama 2 tahun. Dari awal, kami sudah sepakat untuk membagi 2 uang sewa, listrik, air, dan biaya sehari-hari lainnya. Dia bilang mau transfer 4 juta setiap bulan kepadaku, itu sudah termasuk uang sewa dan semua biaya lainnya."Nichelle melanjutkan, "Aku juga keluarkan 4 juta untuk membayar biaya hidup kami. Waktu itu, aku langsung menuruti kemauannya tanpa pikir panjang. Siapa sangka, dia malah suruh aku bayar utang setelah kami p

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 9

    Eleanor tidur sampai terbangun sendiri. Ketika membuka mata, waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi."Ah! " Eleanor meregangkan tubuh sembari bergumam, "Nggak bekerja memang menyenangkan."Eleanor beranjak dari kasur. Setelah cuci wajah dan gosok gigi, dia turun untuk makan sarapan.Jenar menyiapkan sarapan untuk dua orang.Eleanor melirik sekilas tempat duduk yang kosong di depannya tanpa mengatakan apa-apa.Melihat Eleanor sudah turun, Jenar bertanya dengan bingung, "Nona Eleanor, apa hari ini Tuan nggak turun untuk makan sarapan?"Eleanor makan sesuap bubur ayam sebelum menjawab, "Dia nggak pulang semalam. Sepertinya nggak akan makan.""Oh," sahut Jenar. Begitu sadar dirinya banyak bicara, dia tidak bertanya lebih lanjut lagi dan kembali ke dapur.Setelah menghabiskan sarapan, Eleanor menerima pesan dari Dominic.[ Elea, apa gaun pertunanganmu mau dibuat khusus atau pilih koleksi terbaru merek ternama? ]Jika ingin dibuat khusus, apakah masih sempat? Sepertinya Eleanor masih belum ta

Pinakabagong kabanata

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 100

    Mereka berdua terlihat berbincang dan tertawa, tampak begitu akrab.Rowan bergumam, "Cepat sekali dia keluar dari rumah sakit. Benar-benar susah mati."Anthony menduga pria itu adalah tunangan Eleanor. Tanpa ragu, Rowan membuka pintu mobil dan berjalan menuju Eleanor.....Sudah seminggu sejak Dominic keluar dari rumah sakit. Selama seminggu ini, setiap hari dia harus makan makanan polos di bawah pengawasan Eleanor.Awalnya dia masih bisa menerimanya, tetapi setelah beberapa hari berturut-turut hanya makan makanan yang begitu-begitu saja, dia mulai bosan.Setelah membujuk dan merajuk, akhirnya hari ini Eleanor setuju untuk membawanya keluar makan sesuatu yang lebih enak.Restoran yang mereka tuju berada di pusat kota, daerah paling ramai. Itu adalah restoran tua yang terkenal di Kota Ordo, tempat mereka biasa makan sejak kecil.Karena sekarang jam makan, restoran itu penuh. Tidak ada satu kursi pun yang kosong, bahkan di depan pintu ada antrean panjang yang menunggu giliran masuk.Untu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 99

    Akhir-akhir ini, Rowan sibuk mencari investor untuk perusahaannya. Di Kota Ordo, hampir tidak ada perusahaan yang bersedia berinvestasi di Grup Naval. Jadi, dia terpaksa mencari peluang di luar kota. Sebagian besar waktunya dihabiskan di hotel dan pesawat.Hari ini, Rowan baru saja kembali ke Kota Ordo dan Anthony sudah datang menjemputnya. Saat sore hari dalam perjalanan menuju sebuah acara makan, Anthony melirik sekilas ke arah Rowan ketika mobil berhenti di lampu merah.Rowan sedang memegang ponselnya, melihat satu per satu foto lamanya bersama Eleanor. Anthony membuka mulut seolah-olah ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu-ragu.Sebelum dia sempat berbicara, Rowan sudah lebih dulu menyodorkan ponselnya. Matanya penuh nostalgia. "Lihat, betapa bahagianya kami dulu."Anthony memandangnya dengan ekspresi rumit. Beberapa waktu lalu, Rowan memintanya membeli cincin dari Pransis, katanya ingin menggunakannya untuk merebut kembali Eleanor.Saat itu, Rowan mengatakan bahwa Eleanor akan seg

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 98

    Eleanor masih belum puas dan bertanya lagi, "Benar-benar nggak ada perkiraan waktu?""Kalau harus dijawab, mungkin saat kamu SMA. Saat Declan mengganggumu, aku menghajarnya dan baru sadar kalau perasaanku ke kamu memang berbeda."Eleanor merapatkan bibirnya. "Kamu menyembunyikannya dengan baik ya."Dominic mengusap kepala Eleanor yang lembut. "Aku harus menunggumu tumbuh dewasa dulu."Tatapannya tiba-tiba dipenuhi sedikit kesedihan. "Begitu kamu lulus kuliah, aku langsung menemui ayahmu untuk mengajukan pernikahan. Tapi, kamu malah menolak dan kabur dari rumah."Eleanor merasa bersalah. Dia mengalihkan pandangannya dan bergumam, "Waktu itu ... aku pikir Ayah mengorbankanku demi bisnis keluarga. Mana aku tahu kalau kamu sudah merencanakan ini sejak lama? Kamu juga nggak pernah bilang. Aku benar-benar merasa dirugikan ...."Tiba-tiba, Dominic memasang ekspresi kesakitan. "Aduh, sakit sekali."Eleanor pun panik dan buru-buru melihat ke arah pinggangnya yang terluka. "Kenapa? Kebentur sesu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 97

    Ucapan Rowan seperti mantra yang terus bergema di kepala Eleanor, membuat pikirannya kacau sepanjang hari.Keesokan harinya saat Eleanor datang ke rumah sakit untuk menjenguk Dominic, wajahnya tampak penuh beban."Elea, lagi pikirin apa?" tanya Dominic.Eleanor mengedipkan matanya, memalingkan wajahnya agar tak menatapnya langsung. "Itu ... soal Katalina, sebenarnya dia siapa?"Dominic tersenyum misterius. "Cemburu ya?"Eleanor berusaha terlihat tidak acuh dan menggembungkan pipinya sedikit. "Nggak kok. Aku hanya penasaran. Kamu nggak pernah menyebutnya sebelumnya."Mengingat bagaimana wanita itu menculik Emily dan hampir menikamnya, Eleanor bukan hanya cemburu, tetapi juga marah. "Dari mana kamu mendapatkan penggemar gila seperti itu?"Dominic melambaikan tangannya ke arah Eleanor. "Kemari."Eleanor menurut. Dia mendekat dan duduk di tepi tempat tidur.Dominic menggenggam tangannya dengan serius. "Aku dan dia dulu teman sekelas waktu SMA. Dia pernah mengejarku dengan sangat agresif, t

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 96

    "Hmm."Selena menoleh menatap Dominic. "Kamu sudah kenyang? Mau makan lagi nggak? Ibu bawa semua makanan favoritmu."Dominic menjawab, "Nggak perlu. Masakan Eleanor pas banget di lidahku, aku habiskan semuanya."Mendengar itu, Selena tersenyum puas. "Baiklah. Kalau sudah makan, nggak apa-apa."Kevin memandang mereka dengan tatapan menggoda. "Oh? Masakan Eleanor ya?"Dia meletakkan keranjang buah dan suplemen yang dibawanya, lalu menatap Dominic sambil tersenyum. "Kamu beruntung sekali ya."Dominic menanggapi, "Tentu saja. Kebahagiaan seperti ini mana bisa dirasakan oleh para jomblo?"Senyuman Kevin langsung membeku. "Baiklah, aku juga harus cari pacar, lalu pamer kemesraan setiap hari di depanmu sampai kamu muak!"Olivia membelalakkan mata karena terkejut. "Elea, kamu bisa masak?"Eleanor tersenyum tipis. "Baru saja belajar.""Tsk, tsk, cinta memang ajaib." Olivia masih tak percaya. Dia bahkan mengelilingi Eleanor seakan-akan ingin memastikan sesuatu."Aku masih ingat waktu kuliah dulu

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 95

    Saat Dominic sadar kembali, meja lipat di depannya sudah penuh dengan makanan. Ada tumis pakcoy, daging sapi, nasi putih yang masih mengepul asap, serta semangkuk sup."Kamu masak sebanyak ini?" Dominic tersenyum lembut. "Sup apa ini?""Sup ayam kampung." Eleanor mengangkat mangkuk sup, mengambil sesendok, lalu meniupnya perlahan sebelum menyodorkannya ke bibir Dominic. "Coba cicipi."Dominic menurunkan pandangannya sambil tersenyum, tetapi senyuman itu tiba-tiba memudar. "Tanganmu kenapa?" Dia melihat ada lepuhan kecil di jari telunjuk kanan Eleanor.Eleanor refleks ingin menyembunyikannya, tetapi sudah terlambat. Dia hanya bisa berkata dengan jujur, "Tadi ... waktu di dapur, aku nggak sengaja kena air panas. Nggak apa-apa, cuma lepuhan kecil saja."Mata Dominic sedikit memerah. "Sakit nggak?"Eleanor menggeleng. "Nggak sakit."Dominic menyesap sup dengan tenang, lalu menggenggam pergelangan tangan Eleanor dengan lembut, menunduk dan meniup pelan bagian yang terluka.Setelah beberapa

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 94

    Bibir pucat Dominic membentuk senyuman tipis. "Baik, aku janji padamu."Isaac dan Selena baru saja keluar dari ruang ICU ketika mereka menerima telepon. Suara di ujung telepon terdengar cemas. "Pak Isaac, ada masalah."Di pusat tahanan, Katalina mengaku bahwa dia hamil. Sesuai prosedur, dia harus dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan.Dalam perjalanan ke rumah sakit, sebuah mobil tiba-tiba melaju dengan kencang, menabrak mobil yang membawa Katalina hingga berhenti di tepi jalan.Dari mobil itu, turun beberapa pria bertubuh kekar dengan keterampilan luar biasa. Mereka pun membawa Katalina pergi.Petugas yang mengawal mengalami cedera parah, sementara kendaraan mereka rusak berat dan tidak bisa langsung mengejar.Mendengar laporan itu, wajah Isaac menunjukkan ekspresi tak percaya. "Dia berhasil dibawa pergi?""Apa yang terjadi? Siapa yang dibawa pergi?" tanya Selena dengan cemas.Isaac menarik napas dalam-dalam, tubuhnya sedikit bungkuk. "Katalina.""Apa?" Selena terkejut. "Bukankah di

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 93

    Eleanor sudah cemas sepanjang sore. Sekarang setelah Dominic melewati masa kritis, dia ingin melihatnya. Bagaimanapun, Dominic terluka karena melindunginya."Ayo, ikut aku pulang," ucap Adrian dengan tegas.Eleanor menggeleng, menatap ayahnya dengan teguh. "Ayah, aku tahu Ayah sangat marah sekarang, tapi aku belum bisa pulang. Dominic sudah mempertaruhkan nyawanya untukku. Aku nggak punya alasan untuk pergi begitu saja. Kalau dia nggak melihatku saat siuman nanti, dia pasti akan sangat sedih."Nirvan merasa terharu mendengar kata-kata itu. Dia lantas menoleh ke Adrian. "Adrian, istriku tadi memang terlalu kasar. Aku minta maaf, jangan terlalu dimasukkan ke dalam hati."Isaac juga menimpali, "Benar, Dominic pasti ingin melihat Eleanor di sisinya setelah siuman."Selena berkata, "Adrian, jangan marah. Kedua anak ini saling mencintai, ini hal yang baik."Tokoh besar seperti Nirvan sampai merendahkan diri untuk meminta maaf, Adrian pun tidak bisa berkata apa-apa lagi.Memang benar bahwa Gi

  • Jatuh Cinta di Hati yang Tepat   Bab 92

    Eleanor menunduk. "Semua ini salahku."Selena langsung menoleh ke arahnya. "Elea, apa maksudmu?"Eleanor pun menceritakan semuanya dengan jelas.Giana bertanya dengan nada menyalahkan, "Jadi, Dominic ditikam karena melindungimu?"Eleanor menggigit bibirnya. "Ya."Giana pun kesal. "Eleanor, kamu terlalu gegabah. Kami sudah melapor ke polisi dan ada banyak pengawal di vila. Kenapa kamu nggak bisa menunggu sebentar? Kalau kamu nggak bertindak gegabah, Dominic nggak akan terluka seperti ini.""Maafkan aku, ini semua salahku," ucap Eleanor dengan suara lirih, kepalanya semakin tertunduk.Giana semakin menekan. "Kamu belum resmi masuk keluarga ini, tapi sudah membawa masalah sebesar ini."Wajah Adrian langsung menjadi masam. "Apa maksudmu? Jelas-jelas Dominic yang ada masalah dengan wanita itu, sementara putriku adalah korbannya. Kenapa malah menyalahkan putriku?"Adrian menyindir, "Gampang sekali kalian bicaranya. Kalian suruh kami menunggu? Wanita itu menculik putri bungsuku, menodongkan p

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status