Share

Chapter 86

“Andhira.”

Andhira menoleh, dirinya segera bangkit, dibantu oleh Darwis. Sedangkan Dokter memberikan satu gelas teh hangat, Andhira menerimanya dan tersenyum kepada Dokter.

“Makasih, Dok.”

Andhira menyeruput teh hangat yang diberikan oleh Dokter, sedangkan Darwis hanya bergeming memperhatikan Andhira yang masih linglung. Berbeda dengan Dokter yang menyentuh kening Andhira, memastikan suhu tubuh gadis itu sudah turun dan tidak sepanas saat tadi dibawa pertama pertama kali.

“Kamu beneran belum makan tadi?” tanya Dokter lembut, diangguki oleh Andhira.

Andhira terkekeh, “Iya, Dok. Lupa sarapan, karena udah panik duluan. Makalah yang harus saya kumpulkan siang nanti, tiba-tiba gak ada di rumah. Dokter bisa bayangin deh sepanik apa saya tadi pagi,” ocehnya, sedangkan Dokter hanya menggeleng kepala.

“Lain kali, kamu gak boleh lupa buat sarapan,” ujar Dokter, diangguki oleh Andhira.

“Tapi gak janji deh, Dok. Takut ada hal-hal gak terduga lainnya, apalagi saya ini panikan. Kalau udah panik,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status