Share

Chapter 94

“Kamu tidak pantas untuk menjadi mamih sambung untuk Amanda.”

Andhira menaikkan sebelah alisnya, menatap satu tulisan berwarna merah pada secarik kertas yang ada di dalam kotak. Dirinya membaca tulisan tersebut, sedangkan Arsenio menatap dingin beberapa kertas lainnya yang terdapat tulisan yang berbeda.

“Saya tidak rela jika Amanda diurus sama perempuan seperti kamu,” ucap Arsenio datar, Andhira mengusap lengan kekar Arsenio.

“Dibuang aja deh, Mas. Emosi aku bacanya, kaya ngirim kaya gitu ke aku, buat bikin aku takut ya?” oceh Andhira, diakhiri dengan tertawa pelan. Dia menatap Arsenio, “Dia kirim itu ke rumah aku, mungkin karena kamu gak bakal ke rumah aku. Ternyata, mantan istri kamu itu bodoh.”

Arsenio terkekeh, “Ramah banget ya itu mulut.”

Andhira mengulum bibir, teguran untuknya tetapi secara halus. Sepeka itu perasaannya, mudah menyadari sesuatu tanpa harus secara terang-terangan. Memang tidak enak, tetapi mau bagaimana lagi?

“Maaf.”

Arsenio mengambil alih kertas yang dipegang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status