Share

Chapter 95

Penulis: Lapini
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-25 10:49:29

“Tuhkan kegedean banget di akuu, mas Arsenn sihh. Kenapa gak dijahit dulu sih kalau mau dipinjemin ke aku?”

Andhira menggerutu, sedangkan Arsenio terkekeh. Keduanya sedang memilih pesanan yang dikirimkan Mbak Maya kepada Arsenio. Andhira mengerucutkan bibir, kesal kepada kekasihnya itu yang membuatnya seperti anak penguin yang mengenakan jaket bulu dan kebesaran.

“Gapapa, aku gak mau asset aku diliat sama banyak orang,” ucap Arsenio, merangkul pinggang Andhira dengan posesif, sedangkan kekasihnya itu mendorong trolli yang sudah terisi sebagian dari pesanan.

“Gerahhh, Mas. Aku ke toilet deh yaa, mau lepas sweater aku aja, biar aku pake jaket mas Arsen,” bujuk Andhira, dan responnya tetap sama. Arsenio tidak mengijinkannya, alasan klasik, takutnya ada yang memasang cctv tersembunyi di toilet.

“Aku tiup sini, biar dingin,” ucap Arsenio, dan meniupkann leher Andhira, membuat sang empu spontan mencubit pinggangnya. “Aww, main cubit-cubit aja.”

Andhira mencebikkan bibir, dan dicapit oleh Ar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 96

    “Kamu gapapa, kann? Bilang sama aku, kalau kenapa-kenapa.”Arsenio mendekap erat Andhira yang terkejut. Bayangkan saja, saat Arsenio akan berbelok, tiba-tiba dari belakang menabrak mobil milik Arsenio cukup kencang, dan membuat Arsenio otomatis menginjak rem, agar tidak menimbulkan kecelakaan.“Aku gapapa, pasti mobilnya mas Arsen rusak,” ucap Andhira menatap wajah Arsenio dari bawah.Arsenio menaikkan sebelah alisnya, “Keselamatann kamu paling penting. Mobil kan tinggal dibawa ke bengkel, dan bisa jadi sempurna lagi. Kalau kamu? Gak gak.”Andhira membalas pelukan dari kekasihnya, menyandarkan kepalanya di dada bidang Arsenio. Jujur saja, dia memang terkejut dengan apa yang terjadi, keningnya tidak terbentur dashboard mobil, hanya syok.“Aku gapapa, cuma kaget aja,” ucap Andhira, diangguki oleh Arsenio. Kedua merenggangkan pelukan, menatap satu sama lain.“Masih jauh kedai es krim temen kamu itu?” tanya Arsenio, dijawab dengan menggelengkan kepala dari Andhira.Andhira menatap ruko d

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 97

    “Perkenalkan, saya Cahyo Adiyatama, saya menemani nona selama berada tidak bersama dengan tuan Arsenio.”Andhira mengerjapkan kedua matanya saat melihat sosok laki-laki mengenakan kemeja putih, memiliki list hitam di lengan, dan dimasukkan ke dalam celana berwarna hitam. Lalu beralih menatap Arsenio yang tersenyum kepadanya.“Ini maksudnya gimana? Om Cahyo ini bodyguard aku?” tanya Andhira, dijawab dengan gelengan kepala.“Anggap saja sebagai temen kamu. Umurnya baru dua puluh lima tahun, tapi prestasinya dibidang bela diri gak perlu diragukan. Dia ini aku daftarin kuliah, satu kelas sama kamu,” jelas Arsenio, membuat Andhira menaikkan sebelah alisnya.“Kok bisa?” tanya Andhira dengan bingung, sedangkan Arsenio terkekeh.“Kamu lupa? Aku ini deket sama petinggi kampus, jadi buat aku masukin Cahyo ini cukup mudah. Tinggal mengisi form, bayaran, masuk deh.”Andhira menatap Cahyo yang tersenyum tipis kepadanya, lalu menatap Arsenio, “Jadi, aku manggilnya apa? Om Cahyo aja yaa? Tapi aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-25
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 98

    “Siapa? Gebetan kamu yang baruu? Wahh parah.”Andhira yang sedang menyalin ulang catatannya, mendongak, menatap Reno yang datang bersama dengan Darwis. Kedua sahabatnya itu menatap Cahyo yang duduk di kursi belakang Andhira.“Iya,” jawab singkat Andhira, dan kembali melanjutkan menyalin ulang catatan. Dia membiarkan Reno dan Darwis berfikiran buruk tentangnya. Sedangkan Cahyo hanya menampilkan ekspresi dingin.Reno menarik kursi di sisi kanan Andhira untuk mendekat, menarik buku binder milik Andhira, berhasil membuat sang empu menatapnya.“Jawab jujur, dia siapa?” tanya Reno penuh penakanan, menatap kedua netra milik Andhira.Andhira hanya bergeming, tidak menjawab dengan cepat pertanyaan yang diberikan oleh Reno. Dia selalu berhati-hati dalam berucap, apalagi saat ini mereka sedang dikampus, jadi dirinya menoleh kebelakang, dan mendapatkan Cahyo yang tersenyum.“Cahyo Adiyatama, tetangga barunya Andhira,” sahut Cahyo, membuat Reno dan Darwis menatap satu sama lain, sebelum akhirn

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 99

    “GAK USAH DIOBATIN, PERIH BANGET.”Andhira memukul lengan Darwis yang sedang meneteskan obat merah di keningnya. Darwis hanya terdiam, tidak memperdulikan apa yang dikatakan oleh Andhira. Sedangkan Reno dan Cahyo menatap Andhira yang sedang diobati.“Mariam lagi coba cek cctv di depan, kali aja bisa tau siapa pelakunya,” ucap Reno kepada Andhira, sedangkan fokus Andhira terbagi menjadi dua.“Terus? AWW,” Andhira menatap tajam Darwis, “Kamu ada ada dendam apa sama aku? Gak usah diobatin, nanti juga sembuh sendiri.”“Andhira.”Seisi ruangan menatap Arsenio yang baru saja tiba, dan melangkahkan kaki menghampiri Andhira, mengambil alih obat merah yang digenggam oleh Darwis. Sedangkan Darwis beranjak, memberikan tempat untuk Arsenio.“Baru dateng?” tanya Andhira, dijawab dengan gelengan kepala. Hal itu membuat Andhira menaikkan sebelah alis, “Terus kemana aja? Nyasar ke rumah janda pirang?”Arsenio tidak menjawab, dia meniup luka di pelipis kanan Andhira, lalu menatap kedua bola mata mili

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 100

    “Aku cape deh lama-lama, kita putus aja ya, Mas.”Andhira menatap Arsenio yang menatap tajam kepadanya, dirinya benar-benar tidak akan kuat, jika harus mendapatkan teror terus-terusan seperti saat ini. Dia hanya ingin hidup dengan normal, tanpa ada teror.“Kamu apaan sih, gak ada ya putus-putus. Kamu jangan lupain perjanjian, kamu harus menerima konsekuensinya dan mencari jalan keluarnya bersama dengan aku,” ujar Arsenio, menggenggam erat tangan Andhira.Andhira terkekeh, “Mas, aku gak sekuat itu. Ini aku gak dikasih nafas sehari dua hari gitu, cuma hitungan jam, udah dapat teror lagi. Kita break aja kalau giitu, aku gak ketemu sama mas Arsen, ataupun Amanda.”Arsenio menggeleng, jelas saja dirinya menolak. Baru saja dirinya merasakan memiliki pasangann yang memang tulus kepadanya dan Amanda, lalu harus istirahat?“Gak, Andhira. Aku gak akan biarin itu terjadi. Jangan mengambil keputusan dalam keadaann emosi,” ucap Arsenio dengan lembut, sedangkan Andhira bergumam. Mereka saat ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-26
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 101

    “Dihh kemana nih duda satu? Dihubungi gak ada balesann sama sekali. Awas aja sampai nanti siang kalau masih tetep gak mau bales chat aku, gak angkat telfon aku, fix aku blokir nomornya.”Andhira menyimpan ponselnya di meja dengan tidak santai, lalu bersidekap dada. Dia saat ini sudah berada di kelas, bersama dengan Cahyo yang duduk di kursi belakang.“Pak Arsenio belum ada kabar juga?” tanya Cahyo dari kursinya, membuat Andhira menoleh dengan mata menyipit.“Chatnya bang Cahyo juga gak dibales? Ditelfon juga gak diangkat?” tanya Andhira bertubi-tubi. Sedangkan Cahyo bergumam, menatap Andhira yang menatapnya penuh curiga.“Benar. Saya kira, kamu sebagai pacarnya, dikabarin.”Andhira berdecak kesal, lalu memutar tubuhnya dengan perasaan yang kesal terhadap Arsenio yang mengabaikan pesan darinya. Dia membalikkan ponselnya menjadi kamera dibagian atas, dan layar ponsel bagian bawah.“Aku blokir sampai nanti sore gak ada kabar juga,” gerutu Andhira menatap ponselnya yang tergeletak begitu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-27
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 102

    “Halo, Andhira. Akhirnya kita bertemu.”Andhira mencengkram erat lengan Darwis, dan langsung mengumpat dibalik punggung Darwis. Reno dan Cahyo langsung memasang badan untuk Andhira.“Temen kamu beneran serem, Ren,” ucap Andhira dengan suara pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Reno yang berdiri di sisi kanan Darwis, sedangkan Cahyo di sisi kiri Darwis.“Bagaimana, Andhira? Kiriman yang aku kirim, kamu menyukainya?” tanya Manuel Maqueenza, seorang mafia yang pernah diceritakan oleh Reno.Andhira menaikkan sebelah alisnya, memikirkan pertanyaan yang diucapkan oleh Manuel. Lalu, menyadari beberapa hal, mungkin saja pelakunya memang Manuel, dan dimanipulasi oleh Manuel.“Kiriman?” tanya Reno, menatap Manuel dengan tatapan meminta penjelasan. Dirinya cukup bingung dengan pertanyaan yang diberikan oleh Manuel.Manuel terkekeh, “Reno … Reno … Aku kira, kamu ini cerdas. Bisa memahami situasinya. Bahkan, kamu tidak menyadari kalau kiriman yang diterima Andhira itu dari aku?” tanyanya, berhas

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 103

    “Kesel banget hari ini. Pertama, pak Arsenio hilang tanpa kabar kek syaiton. Kedua, temennya Reno tiba-tiba dateng. Ada apa sih sama hari ini?”Andhira menusuk sepotong siomay dengan menggunakan sendok garpu, bibirnya terus mengoceh, wajahnya tidak bisa menutupi bahwa dirinya dalam keadaan tidak baik-baik saja. Sedangkan ketiga pria dewasa di sekitarnya hanya terdiam memperhatikan Andhira.“Aku minta maaf yaa, karena aku upload foto kamu, dia jadi ngeganggu kamu,” ucap Reno dengan penuh rasa bersalah, membuat Andhira menatapnya.Andhira menaikkan sebelah alisnya, “Aku gak habis fikir ajaa, kenapa cuma liat dari foto aja dia bisa bertindak senekat itu ….”“Kamu jangan lupain dia ini mafia, entah dia bandar narkoba, atau perdagangan manusia atau lain-lainnya. Bahkan yaa, kalau dia menemukan sehelai rambut yang mengganggunya, bisa dijadiin target dia,” timpal Cahyo, menatap Andhira.Pernyataan dari Cahyo, berhasil membuat Andhira terdiam. Jujur saja, perasaann takut sudah pasti sedang A

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-29

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Extra Chapter

    “Nempel teruss. Awas awass, ngalangin jalann.” Andhira yang kesal kepada Garaga pun menendang tulang kering laki-laki dihadapannya saat ini, baru kemarin Garaga bersikap diluar nalarnya, kini kembali ke setelan pabrik. Arsenio yang berdiri di sisi kanan Andhira pun menepuk lengan tunangannya. “Aku tuh kemarin kaya bukan ketemu sama kamu. Jangan-jangan, kemarin itu kembaran kamu, kan?” tanya Andhira dengan penuh curiga, karena memang berbeda Garaga yang hadir di acara lamarannya dengan Garaga yang ada dihadapannya saat ini. “Enak aja, itu aku tau. Mode kalem, karena kamu mode kalem,” ucap Garaga, membuat Andhira menaikkan sebelah alisnya. Bingung dengan apa yang dikatakan oleh Garaga. “Aku daritadi kalem padahal, kok bisa-bisanya? Jangan salahin aku kalau jambul kamu longsor dalam waktu sekejap,” ancam Andhira, dan dia melihat Garaga melangkah mundur agar tidak terkena sasarannya. Arsenio hanya menggelengkan kepala melihat tingkah tunangannya yang memang berbeda dari hari kemarin

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Epilog

    “Aku tidak menyangka, ternyata yang menjadi calon suaminya Andhira itu Arsenio. Pria yang pernah aku tidak restui karena memiliki anak.” Papih hanya mengabaikannya, melepaskan genggaman tangan Mamih dan menggantikannya dengan rangkulan di pinggang. Keduanya melangkahkan kaki keluar dari pagar rumah untuk menyambut kedatangan keluarga Arsenio. Reno ditunjuk untuk menjadi MC di acara lamaran sahabatnya itu memakai pakaian batik, jujur saja jika bukan permintaan dari Andhira, dirinya tidak berdiri di sini, tetapii berdiri dibelakang bersama dengan Darwis,, Garaga, Kalvin dan Zavian. Dirinya saat ini berdiri di dekat di sisi kanan Papih. Arsenio berada di tengah, sisi kanannya terdapat Amanda dan Mommy, sedangkan di sisi kirinya terdapat Daddy. Nenek dan Kakek dari Amanda ikut hadir, bahkan sudah tiba di Nusantara dari satu minggu yang lalu. Saat Arsenio mengabarkan akan melamar seseorang perempuan. “Selamat datang, Tuan Daniel dan Nyonya Elizabeth,” sapa Papih kepada kedua oran

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 151

    “Ini kamu sendiri yang desain?”Andhira menatap Arsenio, dan kekasihnya itu mengangguk. Sebuah foto menarik atensinya, sebuah maxi dress bersiluet A yang memiliki panjang hingga semata kaki dan lengan tranparan. Motif bunga, dan berwarna biru.“Kamu suka? Atau ada yang mau kamu tambahin?” tanya Arsenio, saat ini mereka sedang berada di butik milik Tante Kir, tanpa Amanda.Setelah satu hari kemarin menghabiskan waktu bersama, hari ini adalah waktunya Arsenio dan Andhira menyiapkan acara untuk lamaran, tidak bukan seserahan, tetapi pakaian. Permintaan Andhira mengenakan dresscode couple pada saat acara lamaran nanti.“Mas Arsen desain juga buat pakaiannya?” tanya Andhira, diangguki oleh Arsenio. Kekasihnya itu menggeser foto lain. Tante Kir hanya terdiam memperhatikan kedua pasangan yang sedang diskusi.Andhira menatap serius foto tersebut, lalu berkata, “Jelek. Gak usahh. Mas Arsen pake kemeja warna biru aja.”Arsenio mendelik, “Aku desain itu biar sama kaya punya kamu. Katanya mau c

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 150

    “Aku belum ngeliat Amanda sebahagia itu.”Arsenio memperhatikan Amanda yang sedang bermain pasir di depan sana, hanya seorang diri. Sedangkan dirinya duduk tiga langkah dari posisi Amanda saat ini, bersama dengan Andhira yang memfokuskan atensi hanya kepada Amanda.“Oh iya? Dia juga tadi bahagia banget pas denger kalau aku sama kamu mau lamaran,” ucap Andhira, menoleh ke sisi kirinya dan tersenyum kepada Arsenio.Arsenio menoleh, tersenyum manis kepada kekasihnya dan kembali menatap Amanda yang sedang berusaha membangun istana dari pasir.“Keinginan dia dari pertama kali ketemu sama kamu, ya ngejadiin kamu sebagai mamihnya. Udah lama gak punya mamih, terus harapan dia cuma kamu.”Andhira bergumam, memfokuskan atensinya hanya kepada Amanda. Gadis cilik yang selalu mengganggu hari-harinya, sering datang ke kampus untuk bertemu dengannya, dan bahkan dia tidak tahu kalau Amanda itu anak dari Arsenio, dosen pembimbing akademiknya yang baru.“Aku sampe sekarang masih gak percaya sihh. Kaya

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 149

    “Kamu jangan kaya gitu lain kali. Gak baik, apalagi ada ibunya, nanti beliau kesinggung, gimana?”Amanda hanya bergeming mendengarkan apa yang diucapkan oleh Andhira dari sejak mereka di sekolah dan saat ini dalam perjalanan menuju rumah.“Iya, maaf. Lagian aku kesel sama Angga, dia di dalam kelas aja ngisengin aku. Jadinya, mau ngehindar aja kalau keluar kelas,” ucap Amanda, lebih membela diri sendiri.Andhira menoleh sekilas, lalu kembali fokus menyetir. Dirinya mengerti, dan pernah melakukan hal yang sama seperti yang Amanda lakukan. Tahu akhirannya seperti apa? Orangtua sih pelaku pengganggu menyuruh Andhira untuk meminta maaf.“Aku pernah di posisi kamu, digangguin sama lawann jenis. Aku yang minta maaf, tapi aku dibilang gak sopan, orangtuanya gak terima malah minta aku buat ngebantu anak mereka dalam ngerjain tugas,” ujar Andhira, membuat Amanda menoleh dan memicingkan mata.Jujur saja, Amanda antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Andhira. Sedikit ke

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 148

    “Kok baru keliatan lagi, Jeng?” Andhira tersenyum kepada Ibu Angga yang duduk di sisi kanannya. Mereka saat ini sedang duduk di kursi yang terletak dipinggir dekat dengan taman bermain yang ada di sekolah Amanda. “Iya, Bu. Kemarin-kemarin sibuk mengerjakan tugas yang dikasih dosen,” jawab Andhira, berusaha untuk sopan kepada Ibu Angga, dan berusaha untuk tidak menyinggung Ibu Angga. “Oh iya. Jeng Andhira kan sedang kuliah. Lancar yaa jeng kuliahnya? Harus dong, biar cepet dapet gelar. Terus fokus merawat Amanda,” balas Ibu Angga, ditanggapi dengan senyum manis dari Andhira. “Anaknya semakin lucu ya, Bu,” ucap Andhira diakhiri dengan terkekeh, dia kembali mengingat tingkah Angga tadi pagi sehingga membuat Amanda ngambek tidak ingin masuk kelas. Ibu Angga menyengir malu, dirinya merasa bersalah karena putranya, membuat Andhira harus membujuk Amanda untuk masuk kelas dan mengikuti pelajaran hari ini. Diluar prediksinya, dan membuatnya mengingat kembali sifat yang dimiliki oleh Angga

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 147

    “Loh kok ada mamih Andhira?”Amanda menatap bingung Andhira yang saat ini duduk di ruang tamu, hanya seorang diri. Andhira mengangkat kepalanya, dan tersenyum kepada Amanda yang langsung duduk di sisi kanannya.“Gak suka kalau aku dateng ke sini?” tanya Andhira, raut wajahnya seolah sedih, dan memperhatikan Amanda yang mengangguk lalu menggeleng.“Maksud aku, kok di sini? Emangnya mamih gak kuliah?”Andhira terkekeh, lalu menggelengkan kepala. Dirinya memang sengaja datang ke sini untuk mengantar Amanda ke sekolah dan menunggunya hingga pulang sekolah. Sedangkan Arsenio sedang ada keperluan, dan sudah berangkat dari pukul tujuh.“Aku libur hari ini, udah siap?” tanya Andhira, diakhiri dengan senyum manis. Dia mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya menoleh dan mendapati Mbak Maya yang datang dengan membawa tas sekolah berwarna pink milik Amanda.“Kamu benerann gapapa nganterin Amanda ke sekolah?” tanya Mbak Maya setelah berdiri di dekat Amanda dan Andhira. Amanda

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 146

    “Kamu sama sih Airina gak bisa akur emangnya ya?” Andhira menyeruput jus jambunya dengan santai, dihadapannya ada Arsenio. Keduanya saat ini berada di sebuah café yang tidak terlalu banyak di kunjungi oleh customer, menghabiskan waktu berdua setelah melewati hari yang cukup menguras tenaga. “Aku sih bisa aja akur, tapi kan mas Arsen liat sih kelakuan syaitonnya. Baru juga mas Arsen dateng, dia udah berulah,” ucap Andhira, mengambil satu stick kentang dan colek ke saos sambal. Kedua matanya hanya terfokus untuk Arsenio. “Oh iya?” Andhira mengangguk, membenarkan posisi duduknya. Dia berdeham, lalu berkata, “Kayanya dia emang sengaja deh cari perhatian. Soalnya ya, pas mas Arsen gak ada beberapa hari kemarin, di kampus itu dia gak ada berulah tau.” Arsenio menyeruput kopi hitam, matanya memperhatikan kekasihnya yang sedang bercerita. Hanya dengan melihat wajah Andhira saja membuatnya sedikit tenang, apalagi kekasihnya itu berceloteh seperti biasanya, tidak perlu dipertanyakan lagi.

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 145

    “Tadi aku ketemu sama perempuan, dia ini mukanya berseri-seri gitu. Mungkin karena ketemu sama mas pacar kali ya?”Garaga melirik ke sisi kanan, mendapati Andhira yang datang bersama dengan Reno. Perempuan yang dimaksud oleh Garaga ialah Andhira, sang empu menyadari dan ….“AKHH ANDHIRA,” teriak Garaga saat Andhira menarik jambulnya sekuat tenaga, Reno yang melihatnya pun menarik Andhira untuk menjauh dari Garaga. Sedangkan Garaga mengibas surainya sekalian, jambulnya sudah rusak akibat ulah dari Andhira.“Apa?” tanya Andhira dengan kedua matanya melotot kepada Garaga yang menatapnya.Reno yang tidak ingin adanya pertengkaran pada pagi hari ini, memberikan kode kepada Darwis untuk bertukar tempat duduk dengan Garaga. Darwis tanpa banyak bicara mengambil tas milik Garaga dan dipindahkan ke meja belakang.Di dalam ruangan hanya ada Darwis, Garaga, Zavian, Kalvin, Reno dan Andhira. Zavian dan Kalvin memang tipe yang jarang bicara, jadi hanya duduk tenang di kursi paling belakang sejajar

DMCA.com Protection Status