Share

Chapter 41

“Kamu laper gak? Beli nasi goreng enak kayanya ya.”

Arsenio menoleh ke sisi kirinya, mendapati Andhira yang menatapnya dengan menaikkan sebelah alisnya. Keduanya sedang dalam perjalanan pulang, hari sudah semakin gelap.

“Boleh. Tapi yaa, saya gak bisa sembarangan makan loh, Pak. Jadi, saya cuma nemenin pak Arsen aja.”

Arsenio bergumam, “Saya punya langganan tukang nasi goreng keliling, mau nyoba? Percaya sama saya, kamu tidak akan sakit perut.”

“Gak janji ya, pak Arsen. Saya memang gak bisa sembarangan, kalau gak cocok bisa sakit perut tiga hati. Repot kalau kaya gitu,” ucap Andhira, diakhiri dengan terkekeh. Arsenio mengangguk mengerti.

“Mau buat kesepakatan lagi?” tanya Arsenio, menaik-turunkan kedua alisnya, dan tersenyum manis.

Andhira berdecak, “Kesepakatan kita itu banyak banget ya, Pak. Emang hobi bikin kesepakatan sama orang lain, atau cuma sama saya doang?” tanyanya dengan mata menyipit, menatap curiga Arsenio.

“Kamu doang,” jawab santai Arsenio, tanpa menoleh. Sedangkan Andh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status