Share

Chapter 43

Penulis: Lapini
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-06 02:34:58

“Kamu lagi mencoba untuk kabur, Maaheswari Andhira Swastika? Kamu lupa sekarang kelasnya pak Yuda?”

Andhira menghentikan langkahnya yang mengendap-ngendap, dan menoleh. Arsenio menatap Andhira dengan menaikkan sebelah alisnya, membuat Andhira menegakkan tubuh dan berdeham.

Andhira menggeleng, “Mau ke toilet, Pak. Kebelet buang air kecil ini,” ucapnya seolah sedang menahan air kecil yang sedang ditahan.

Arsenio tidak bisa percaya begitu saja, dirinya menatap sekitar, dan kembali menatap Andhira, “Parkiran itu tempat kendaraan, kalau toilet ada di dalem. Jujur sama saya, mau kemana?” tanyanya menuntut.

Andhira yang sudah tertangkap basah, menghela nafas, dan tersenyum tipis, “Mau beli makan, Pak. Nanti saya masuk kelas.”

Arsenio menggeleng tidak percaya, dirinya menautkan jemarinya dengan jemari milik Andhira. Arsenio menatap Andhira yang sedang berdecak, “Saya antar kamu ke kelas,” ujarnya, menarik lembut Andhira.

Andhira mencebik bibirnya, jelas saja kesal, aksinya yang ingin kabur,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 44

    “ANDHIRA, KAMU PACARAN SAMA PAK ARSENIO?”Andhira yang mendengar teriakan dari Caca pun mendesis, untung saja mereka sedang berada di taman belakang kampus, dan hanya ada mereka berdua. Caca langsung duduk di sisi kanan Andhira yang kosong.“Dapet gosip darimana emangnya?” tanya Andhira menatap Caca, dirinya kesal kepada Pak Yuda, karena penyebar gosip pertama.“Dari temen kelas aku yang lain. Mereka dapet dari temen mereka juga,” jawab Caca jujur. Andhira hanya mengangguk, karena dirinya tidak mengerti lagi harus seperti apa.“Kamu jangan percaya sama gosip yang beredar, ketahuan Darwis, kamu diomelin nantinya,” ucap Andhira, dirinya mengingatkan Caca untuk tidak percaya terhadap gosip yang berterbangan mengudara dan menyebar.Caca mendesis, “Makanya aku samperin kamu ke sini, biar aku tau itu gosip doang atau kenyataan. Eh ternyata gosip doang, aku kira beneran.”Andhira menoleh, menaikkan sebelah alisnya, “Kalau beneran, kenapa?” tanyanya dengan bingung dengan ucapan Caca. Benar-be

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 45

    “Mamih ngapain disini?”Andhira hanya terdiam di tempat saat melihat mamihnya yang duduk di kursi kosong di sebrang Arsenio, tidak bergerak, bahkan kakinya seperti lumpuh seketika. Rasa terkejutnya lebih besar, dibanding rasa ingin menghampiri Mamih dan memeluk Mamih.“Ketemu sama kamu. Salah emangnya?” tanya Mamih kepada Andhira, sedangkan Arsenio hanya bergeming tanpa mengatakan apapun.Andhira menaikkan sebelah alisnya, “Mamih mau apa dari aku? Kenapa yaa, Mih? Pas aku lagi gak kena masalah, Mamih dateng. Tapi, pas aku lagi ada masalah, Mamih bilang selalu sibuk kerja.”Mamih beranjak, mencoba untuk mendekati Andhira, tetapi mengurungkan niatnya karena mendapatkan penolakan dari Andhira,“Bukan gitu maksud Mamih.”Andhira terkekeh, menatap Arsenio, tersenyum tipis, “Pak, maaf yaa kalau saya lancang, lain kali kalau Mamih saya yang dateng, jangan ditanggepin, suruh balik kerja aja. Saya gak butuh, Pak.”Mamih mencoba untuk menahan rasa kesalnya, karena sudah dipermalukan oleh anakny

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 46

    “Dia yang waktu itu chat Mamih?”Andhira mengalihkan atensinya dari ponsel, kini menatap Mamih yang sedang menyetir.“Iya. Dosen PA aku yang baru, gak kalah sabar dari bu Kartika. Papih kenal juga kok sama dia, makanya dia jadi orang kepercayaannya Papih buat ngebimbing aku biar gak berulah,” jelas Andhira, Mamih menoleh sekilas, dan menganggu.Mereka saat ini dalam perjalanan untuk ke rumah sakit untuk menjenguk Opah yang sedang sakit. Mamih yang menjadi anak terakhir dari Opah pun harus ikut serta merawat Opah, begitu juga Andhira sebagai cucu kesayangan dari Opah.“Dosen kamu itu masih single?” tanya Mamih, hal itu membuat Andhira memicingkan mata. Mamih bergumam, “Maksud Mamih, kayanya dia masih muda untuk menjadi seorang dosen.”Andhira menatap lurus ke depan sana, “Iya. Dia dosen termuda di kampus, jadi fansnya banyak. Dia berani mengambil keputusan untuk menerima aku sebagai anak didiknya.”Mamih mengangguk mengerti, menepikan kendaraan roda empatnya di minimarket. Andhira mena

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 47

    “Gimana Opah kamu? Sudah sehat?”Andhira mengangguk, saat ini sedang berada di kantin outdoor, bersama dengan Darwis yang sedang merokok. Alasan mereka memilih kantin outdoor, karena bebas merokok.“Sedikit membaik sihh, tadinya aku masih mau di sana, tapi dilarang sama opah. Opah aku bilang, mending aku kuliah, biar lulus tepat waktu, abis itu bantu-bantu diperusahaannya opah,” jelas Andhira disela-sela makan bakso.Darwis menaikkan sebelah alisnya, “Perusahaan opah kamu kan dipegang sama Mamih kamu, kan?” tanyanya, diangguki oleh Andhira. Darwis bergumam, “Kamu bakalan sering ketemu sama Mamih kamu dong?”Andhira menggeleng, “Aku gak minat, Dar. Dua hari yang lalu, aku berdebat kecil sih sama Mamih, sempet diem-dieman, tapi cuma beberapa jam doang. Papih aku kan dateng, gak mungkin dong aku sama Mamih diem-dieman?”Darwis mengangguk mengerti, dirinya sudah bersahabat lama dengan Andhira, kedua orangtuanya mengenal dekat Mamih sama Papih Andhira. Sejauh ini, dia memang berusaha untu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 48

    “Maheswari Andhira Swastika, kamu tuhh main bola atau ngajak orang berantem? Jendela bisa pecah.”Andhira mengulum bibirnya, dan hanya menunduk, tidak berani Arsenio yang benar-benar kacau hari ini. Surai yang berantakan, dua kancing kemeja atas terlepas, dan memijat kening karena pening.“Gak sengaja, Pak. Tadi tuh saya udah ngelempar ke papan ring, tapi tiba-tiba tangan saya kram, dan bola yang ada di tangan saya itu kelempar ke sisi papan, jadinya mantul gak jelas, jadilah kena ke jendela,” jelas Andhira, dirinya harus memberikan informasi yang sebenarnya kepada Arsenio.Arsenio menarik nafas, dan menghela secara perlahan. Dirinya menatap Andhira yang mengerjapkan mata sekali, “Saya tidak akan membicarakan biaya kerugiannya, karena saya percaya, kamu bisa menggantinya.”“Terus, Pak?”Arsenio memejamkan matanya sejenak, berhadapan dengan Andhira memang harus mempunyai stok kesabaran satu truck dalam satu minggu. Setelah dirasa cukup, dirinya menatap Andhira yang sedang menatapnya.“

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-06
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 49

    “Tadi Darwis telfon Papih, katanya kamu bikin pacar dia terluka. Itu bener?”Andhira mengerucut bibir, dan menggeleng. Dirinya menatap Papih yang sedang menatapnya, saat ini mereka sedang berkumpul di ruang keluarga, setelah makan malam beberapa menit yang lalu.“Aku gak sengaja beneran, Pih. Aku emang lagi main bola basket, terus tangan aku kan kram ya, jadinya sembarangan ngelempar bola, taunya kena pinggiran papan ring. Bola basket kan mantul, mana ruangan kelas sih Caca itu deket sama lapangan,” jelas Andhira, dirinya mengatakan yang sejujurnya.Papih mengangguk mengerti, “Terus kamu diapain sama Darwis?” tanyanya, dijawab dengan bergumam. Andhira menatap dalam papihnya yang sedang tersenyum manis kepadanya.“Dia ngomong panjang lebar, pas ada dosen, dia berhenti. Pas ngejemput Caca di kelas, Darwis nyeramahin aku lagi pas tau korbannya bukan cuma Caca,” ucap Andhira dengan menggebu-gebu.Papih bergumam menanggapi apa yang dikatakan oleh Andhira.“Bayangin, aku diceramahin sama

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 50

    “Ca, kamu benerann gapapa? Kemaren itu beneran gak sengaja.”Caca terkekeh, dirinya tersenyum, dan mengangkat lengannya yang sudah tidak ditutup perban, tetapi bekas lukanya masih terlihat dengan jelas. Andhira semakin bersalah, karena temannya itu menjadi korban.“Aku gapapa, Andhira. Kamu liat sendiri, kan? Lukanya juga gak terlalu besar, jadi gak ada yang perlu dikhawatirkan seharusnya,” ujar Caca dengan lembut, mencoba untuk menenangkan sahabat dari kekasihnya itu.Andhira mengerucut bibir, “Itu pasti sakit ya?” tanyanya, dijawab dengan gelengan kepala dari Caca.Caca tersenyum, “Gak dong. Btw, kamu bawa apa?” tanyanya, menatap paperbag yang dibawa oleh Andhira.Andhira melirik paperbag yang ditaruh di meja, “Oh ini, makanan buat kamu sama Zahara, itu aku bikin sendiri, menebus kesalahan aku kemaren.”“Wahh, kamu masak?” tanya Caca dengan antusias, menatap Andhira yang salah tingkah. Andhira mengusap tengkuk, karena sedikit malu dan tidak percaya diri.“Tadi pas aku cobain sih en

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07
  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 51

    “Ini beneran kamu yang masak? Tidak dikasih racun, kan?”Andhira menggeleng kepala, tidak percaya dengan apa yang ditanyakan oleh Arsenio. Dirinya pagi ini datang ke ruangan Arsenio, dan memberikan makanan hasil karyanya. Arsenio yang mengetahui Andhira tidak bisa memasak, membuat otaknya negative thinking.“Saya tau pak Arsen gak suka sama saya, tapi jangan nuduh saya dong. Kesannya jahat banget.”Arsenio menaikkan sebelah alisnya, membuka tempat makan kotak berwarna biru, dan dia mendapati nasi goreng, lengkap dengan telur di atasnya. Sedangkan Andhira tersenyum manis, menatap Arsenio yang mengambil sendok dari dalam plastik.“Ini beneran aman yaa kalau saya makan?” tanya Arsenio, menatap Andhira yang mengangguk. Arsenio masih memikirkan Amanda, putri kecilnya kalau misalkan Andhira mencampurkan bahan-bahan yang bikin dirinya harus di rawat di rumah sakit.“Tenang ajaa, Pak. Aman, bahkan perbawangan saya cuci tiga kali,” jawab Andhira yakin, dirinya masih mempunyai hati nurani, ja

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-07

Bab terbaru

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Extra Chapter

    “Nempel teruss. Awas awass, ngalangin jalann.” Andhira yang kesal kepada Garaga pun menendang tulang kering laki-laki dihadapannya saat ini, baru kemarin Garaga bersikap diluar nalarnya, kini kembali ke setelan pabrik. Arsenio yang berdiri di sisi kanan Andhira pun menepuk lengan tunangannya. “Aku tuh kemarin kaya bukan ketemu sama kamu. Jangan-jangan, kemarin itu kembaran kamu, kan?” tanya Andhira dengan penuh curiga, karena memang berbeda Garaga yang hadir di acara lamarannya dengan Garaga yang ada dihadapannya saat ini. “Enak aja, itu aku tau. Mode kalem, karena kamu mode kalem,” ucap Garaga, membuat Andhira menaikkan sebelah alisnya. Bingung dengan apa yang dikatakan oleh Garaga. “Aku daritadi kalem padahal, kok bisa-bisanya? Jangan salahin aku kalau jambul kamu longsor dalam waktu sekejap,” ancam Andhira, dan dia melihat Garaga melangkah mundur agar tidak terkena sasarannya. Arsenio hanya menggelengkan kepala melihat tingkah tunangannya yang memang berbeda dari hari kemarin

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Epilog

    “Aku tidak menyangka, ternyata yang menjadi calon suaminya Andhira itu Arsenio. Pria yang pernah aku tidak restui karena memiliki anak.” Papih hanya mengabaikannya, melepaskan genggaman tangan Mamih dan menggantikannya dengan rangkulan di pinggang. Keduanya melangkahkan kaki keluar dari pagar rumah untuk menyambut kedatangan keluarga Arsenio. Reno ditunjuk untuk menjadi MC di acara lamaran sahabatnya itu memakai pakaian batik, jujur saja jika bukan permintaan dari Andhira, dirinya tidak berdiri di sini, tetapii berdiri dibelakang bersama dengan Darwis,, Garaga, Kalvin dan Zavian. Dirinya saat ini berdiri di dekat di sisi kanan Papih. Arsenio berada di tengah, sisi kanannya terdapat Amanda dan Mommy, sedangkan di sisi kirinya terdapat Daddy. Nenek dan Kakek dari Amanda ikut hadir, bahkan sudah tiba di Nusantara dari satu minggu yang lalu. Saat Arsenio mengabarkan akan melamar seseorang perempuan. “Selamat datang, Tuan Daniel dan Nyonya Elizabeth,” sapa Papih kepada kedua oran

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 151

    “Ini kamu sendiri yang desain?”Andhira menatap Arsenio, dan kekasihnya itu mengangguk. Sebuah foto menarik atensinya, sebuah maxi dress bersiluet A yang memiliki panjang hingga semata kaki dan lengan tranparan. Motif bunga, dan berwarna biru.“Kamu suka? Atau ada yang mau kamu tambahin?” tanya Arsenio, saat ini mereka sedang berada di butik milik Tante Kir, tanpa Amanda.Setelah satu hari kemarin menghabiskan waktu bersama, hari ini adalah waktunya Arsenio dan Andhira menyiapkan acara untuk lamaran, tidak bukan seserahan, tetapi pakaian. Permintaan Andhira mengenakan dresscode couple pada saat acara lamaran nanti.“Mas Arsen desain juga buat pakaiannya?” tanya Andhira, diangguki oleh Arsenio. Kekasihnya itu menggeser foto lain. Tante Kir hanya terdiam memperhatikan kedua pasangan yang sedang diskusi.Andhira menatap serius foto tersebut, lalu berkata, “Jelek. Gak usahh. Mas Arsen pake kemeja warna biru aja.”Arsenio mendelik, “Aku desain itu biar sama kaya punya kamu. Katanya mau c

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 150

    “Aku belum ngeliat Amanda sebahagia itu.”Arsenio memperhatikan Amanda yang sedang bermain pasir di depan sana, hanya seorang diri. Sedangkan dirinya duduk tiga langkah dari posisi Amanda saat ini, bersama dengan Andhira yang memfokuskan atensi hanya kepada Amanda.“Oh iya? Dia juga tadi bahagia banget pas denger kalau aku sama kamu mau lamaran,” ucap Andhira, menoleh ke sisi kirinya dan tersenyum kepada Arsenio.Arsenio menoleh, tersenyum manis kepada kekasihnya dan kembali menatap Amanda yang sedang berusaha membangun istana dari pasir.“Keinginan dia dari pertama kali ketemu sama kamu, ya ngejadiin kamu sebagai mamihnya. Udah lama gak punya mamih, terus harapan dia cuma kamu.”Andhira bergumam, memfokuskan atensinya hanya kepada Amanda. Gadis cilik yang selalu mengganggu hari-harinya, sering datang ke kampus untuk bertemu dengannya, dan bahkan dia tidak tahu kalau Amanda itu anak dari Arsenio, dosen pembimbing akademiknya yang baru.“Aku sampe sekarang masih gak percaya sihh. Kaya

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 149

    “Kamu jangan kaya gitu lain kali. Gak baik, apalagi ada ibunya, nanti beliau kesinggung, gimana?”Amanda hanya bergeming mendengarkan apa yang diucapkan oleh Andhira dari sejak mereka di sekolah dan saat ini dalam perjalanan menuju rumah.“Iya, maaf. Lagian aku kesel sama Angga, dia di dalam kelas aja ngisengin aku. Jadinya, mau ngehindar aja kalau keluar kelas,” ucap Amanda, lebih membela diri sendiri.Andhira menoleh sekilas, lalu kembali fokus menyetir. Dirinya mengerti, dan pernah melakukan hal yang sama seperti yang Amanda lakukan. Tahu akhirannya seperti apa? Orangtua sih pelaku pengganggu menyuruh Andhira untuk meminta maaf.“Aku pernah di posisi kamu, digangguin sama lawann jenis. Aku yang minta maaf, tapi aku dibilang gak sopan, orangtuanya gak terima malah minta aku buat ngebantu anak mereka dalam ngerjain tugas,” ujar Andhira, membuat Amanda menoleh dan memicingkan mata.Jujur saja, Amanda antara percaya dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Andhira. Sedikit ke

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 148

    “Kok baru keliatan lagi, Jeng?” Andhira tersenyum kepada Ibu Angga yang duduk di sisi kanannya. Mereka saat ini sedang duduk di kursi yang terletak dipinggir dekat dengan taman bermain yang ada di sekolah Amanda. “Iya, Bu. Kemarin-kemarin sibuk mengerjakan tugas yang dikasih dosen,” jawab Andhira, berusaha untuk sopan kepada Ibu Angga, dan berusaha untuk tidak menyinggung Ibu Angga. “Oh iya. Jeng Andhira kan sedang kuliah. Lancar yaa jeng kuliahnya? Harus dong, biar cepet dapet gelar. Terus fokus merawat Amanda,” balas Ibu Angga, ditanggapi dengan senyum manis dari Andhira. “Anaknya semakin lucu ya, Bu,” ucap Andhira diakhiri dengan terkekeh, dia kembali mengingat tingkah Angga tadi pagi sehingga membuat Amanda ngambek tidak ingin masuk kelas. Ibu Angga menyengir malu, dirinya merasa bersalah karena putranya, membuat Andhira harus membujuk Amanda untuk masuk kelas dan mengikuti pelajaran hari ini. Diluar prediksinya, dan membuatnya mengingat kembali sifat yang dimiliki oleh Angga

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 147

    “Loh kok ada mamih Andhira?”Amanda menatap bingung Andhira yang saat ini duduk di ruang tamu, hanya seorang diri. Andhira mengangkat kepalanya, dan tersenyum kepada Amanda yang langsung duduk di sisi kanannya.“Gak suka kalau aku dateng ke sini?” tanya Andhira, raut wajahnya seolah sedih, dan memperhatikan Amanda yang mengangguk lalu menggeleng.“Maksud aku, kok di sini? Emangnya mamih gak kuliah?”Andhira terkekeh, lalu menggelengkan kepala. Dirinya memang sengaja datang ke sini untuk mengantar Amanda ke sekolah dan menunggunya hingga pulang sekolah. Sedangkan Arsenio sedang ada keperluan, dan sudah berangkat dari pukul tujuh.“Aku libur hari ini, udah siap?” tanya Andhira, diakhiri dengan senyum manis. Dia mendengar suara derap langkah kaki yang mendekat, membuatnya menoleh dan mendapati Mbak Maya yang datang dengan membawa tas sekolah berwarna pink milik Amanda.“Kamu benerann gapapa nganterin Amanda ke sekolah?” tanya Mbak Maya setelah berdiri di dekat Amanda dan Andhira. Amanda

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 146

    “Kamu sama sih Airina gak bisa akur emangnya ya?” Andhira menyeruput jus jambunya dengan santai, dihadapannya ada Arsenio. Keduanya saat ini berada di sebuah café yang tidak terlalu banyak di kunjungi oleh customer, menghabiskan waktu berdua setelah melewati hari yang cukup menguras tenaga. “Aku sih bisa aja akur, tapi kan mas Arsen liat sih kelakuan syaitonnya. Baru juga mas Arsen dateng, dia udah berulah,” ucap Andhira, mengambil satu stick kentang dan colek ke saos sambal. Kedua matanya hanya terfokus untuk Arsenio. “Oh iya?” Andhira mengangguk, membenarkan posisi duduknya. Dia berdeham, lalu berkata, “Kayanya dia emang sengaja deh cari perhatian. Soalnya ya, pas mas Arsen gak ada beberapa hari kemarin, di kampus itu dia gak ada berulah tau.” Arsenio menyeruput kopi hitam, matanya memperhatikan kekasihnya yang sedang bercerita. Hanya dengan melihat wajah Andhira saja membuatnya sedikit tenang, apalagi kekasihnya itu berceloteh seperti biasanya, tidak perlu dipertanyakan lagi.

  • Jatuh Cinta Kepada Duda Tampan   Chapter 145

    “Tadi aku ketemu sama perempuan, dia ini mukanya berseri-seri gitu. Mungkin karena ketemu sama mas pacar kali ya?”Garaga melirik ke sisi kanan, mendapati Andhira yang datang bersama dengan Reno. Perempuan yang dimaksud oleh Garaga ialah Andhira, sang empu menyadari dan ….“AKHH ANDHIRA,” teriak Garaga saat Andhira menarik jambulnya sekuat tenaga, Reno yang melihatnya pun menarik Andhira untuk menjauh dari Garaga. Sedangkan Garaga mengibas surainya sekalian, jambulnya sudah rusak akibat ulah dari Andhira.“Apa?” tanya Andhira dengan kedua matanya melotot kepada Garaga yang menatapnya.Reno yang tidak ingin adanya pertengkaran pada pagi hari ini, memberikan kode kepada Darwis untuk bertukar tempat duduk dengan Garaga. Darwis tanpa banyak bicara mengambil tas milik Garaga dan dipindahkan ke meja belakang.Di dalam ruangan hanya ada Darwis, Garaga, Zavian, Kalvin, Reno dan Andhira. Zavian dan Kalvin memang tipe yang jarang bicara, jadi hanya duduk tenang di kursi paling belakang sejajar

DMCA.com Protection Status