Share

Ketahuan

"Mas, perceraianku dengan suami sudah beres. Aku sangat senang, Mas. Terima kasih sudah mau menampung uneg-unegku selama ini," katanya.

Aku bisa mendengarnya karena berada diantara makanan yang ada di sana. Segera aku menjalankan aksi dengan merekam semuanya. Bukti ini harus ada.

"Sama-sama, Bu Via. Aku ikut senang mendengarnya."

"Mas ... bolehkan aku tetap dekat denganmu setelah ini?" katanya.

"Boleh. Ibu boleh datang kapan saja ke toko saya. Silahkan ungkapan perasaan ibu, bebas kok! Saya siap mendengarkan."

Aku jadi panas mendengar obrolan mereka. Bisa-bisanya Mas Arman curhat-curhatan dengan wanita lain.

Lalu, aku muncul di depan mereka.

"Wah, asyik ya curhat-curhatan. Mana berdua lagi, yang ketiga itu pasti sy*tan. Ups, itu aku ya?"

Mas Arman dan Bu Via terperanjat. Posisi duduk mereka pun dibuat berjauhan.

"Kenapa mundur, Bu? Takut atau malu?" tanyaku langsung tepat sasaran.

"Eh, enggak, kok. Saya pulang dulu, ya, Mas. Silahkan mbak!" katanya.

"Eits, tunggu dulu, ibu siapanya s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status