Share

Bab 2 Rencana Pangeran Daniel

Karina hampir terlelap saat menyandarkan pipinya di bahu pangeran Daniel. Terbayang pertemuan pertama mereka yang baru seumur jagung. Sekitar dua bulan yang lalu, di cafe kecil tempat Karina membanting tulang, Karina bertemu dengan pangeran Daniel yang sedang menyamar menjadi pembeli biasa.

Karina memiliki ilmu psikologi yang mumpuni. Dia menyadari kesedihan dan keletihan sang pangeran dari sorot matanya. Karena itu, Karina pun duduk di depan pria itu. Menawarkan diri menjadi teman curhatnya selama semalam, tanpa tahu kalau yang dia ajak bicara itu sebenarnya pangeran Daniel.

Daniel merasakan kehangatan dari setiap kata-kata dan gestur tubuh Karina. Dari sanalah benih-benih cinta perlahan tumbuh. Sang pangeran membuka identitasnya, membuat kegaduhan, lalu kabur sambil menggandeng Karina. Untuk pertama kalinya, Karina naik sebuah limosin. Daniel memutuskan mengajaknya jalan-jalan menyusuri keindahan kota Wina.

Cerita bergulir kembali ke pernikahan Karina dan Daniel. Di kejauhan terlihat seorang pria dengan setelan serba merah sedang memobilisasi gerakan pasukan penjaga pangeran.

"Periksa semua tempat! Jangan pesta pernikahan junjungan kita terganggu." Perintah pria bersetelan merah di walkie talkie.

Untunglah sampai pesta itu selesai 3 jam kemudian, tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Para tamu undangan bernafas lega. Mereka tahu seburuk apa hukuman yang akan menimpa para pangeran jika berani membuat kekacauan di Royal Rumbling.

Sebelum pesta benar-benar berakhir dan tamu undangan akan pulang ke rumahnya masing-masing, secara tidak terduga, muncul seorang perwakilan para pangeran.

"Laros .... Kenapa kau baru datang?"

Pangeran Laros memiliki fisik atletis. Tubuhnya tinggi, besar, penuh otot, dan berkulit coklat. Pangeran Laros merupakan satu-satunya pangeran yang bukan anak biologis baginda Alphonse. Statusnya sebagai anak angkat inilah yang membuatnya tidak bisa menyentuh tahta pangeran mahkota sama sekali, yang kemudian menimbulkan rasa iri dan kebencian kepada pangeran mahkota, Daniel.

"Apa kau tidak senang dengan kehadiranku? Kenapa nada bicaramu menusuk hatiku?"

Karina melangkah ke belakang pangeran Daniel. Pangeran Daniel dengan lembut berkata. " Tentu saja aku senang dengan kehadiranmu. Tapi kenapa kau baru datang sekarang? Apa sesuatu terjadi padamu selama perjalanan?"

"Heh, aku bukan pecundang yang bisa disibukkan oleh rakyat jelata. Aku terpaksa datang karena ayah."

Pangeran Laros melirik ke ayahnya yang menatapnya tajam dari bangku VVIP. Pangeran Daniel ikut melirik ke ayahnya. "Rupanya begitu." Batin Daniel.

Penonton semakin heboh saat pangeran ketiga naik ke atas pelaminan dan berdiri di sebelah pangeran kedua. Pangeran kedua memiliki wajah super tampan dan berkharisma. Dia adalah idola kaum hawa dari berbagai kasta sosial, kaya maupun miskin, tua maupun muda, semua mengelu-elukan keelokan wajahnya. Meskipun begitu, pangeran Hendrik Roches terkenal sangat setia kepada istrinya.

Tidak lama berselang menyusul pangeran keempat dan pangeran kelima ikut datang. Pangeran ketiga kelihatan seperti orang terpelajar namun di dalam hati dia penuh kedengkian. Dengki kepada pencapaian pangeran Daniel. Pangeran ketiga bernama Adam Roches.

Pangeran kelima sedikit unik. Dia terkenal sebagai yang ototnya keluarga Roches. Kemampuannya dalam militer sangat luar biasa. Garam Roches namanya. Penampilannya seperti artis korea di usia muda mereka.

Pangeran pertama, Daniel Roches.

Pangeran kedua (anak angkat), Laros Roches.

Pangeran ketiga, Hendrik Roches.

Pangeran keempat, Adam Roches.

Pangeran kelima, Garam Roches.

Para pangeran secara bergantian menyapa Karina. Semuanya memasang senyum terbaik yang mewakilkan kepribadian mereka. Pangeran Garam adalah yang paling unik menurut Karina. Pangeran termuda itu memiliki wajah babyface dengan rambut pirang dan lensa kontak berwarna hijau, membuatnya kelihatan teduh.

Hadiah dari pangeran Garam juga yang terbaik diantara ketiga saudaranya.

"Selamat Daniel, aku tidak menyangka kau akan memilih gadis dari kalangan bawah sebagai istrimu." Kata Pangeran Garam tanpa memperhatikan perasaan Karina.

"Jodoh memang misterius. Mungkin saja kau akan mendapatkan cinta dengan cara yang sama sepertiku." Pangeran Daniel menyahut.

Tertawalah pangeran Garam. "Kau berharap aku depresi berat lalu pergi ke cafe sepertimu?"

"Tidak, tidak, bukan begitu maksudku."

Pangeran Garam tersenyum puas. Puas mengejek kakaknya dengan halus. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan para kakaknya adalah mengejek kakak tertua mereka secara halus.

Pangeran Daniel menatap ketiga pangeran bergantian sementara pangeran Garam sudah pergi untuk menyantap hidangan. Memang diantara semua pangeran, pangeran Garam adalah yang paling santai menanggapi kompetisi ini.

Setelah menyerahkan hadiah dan menyalami pengantin dengan tidak ikhlas, para pangeran berlalu. Hanya pangeran Garam yang berada disama cukup lama.

Karina akhirnya dapat bernafas lega. Pangeran Daniel dan istrinya, Karina, akhirnya meninggalkan aula mansion dan naik ke lantai 5 mansion Royal Rumbling.

"Berapa lama kita tinggal di tempat ini sayang? Aku tidak sabar tinggal di rumah kita sendiri," tanya Karina.

Pangeran Daniel tidak langsung menjawab.

"Mungkin sekitar 2 bulan, kakak ipar."

Karina tersentak melihat pangeran Garam tiba-tiba muncul di lantai 5 mansion Royal Rumbling.

Pangeran Garam tersenyum ramah. Kemudian memberi kode pada pangeran Daniel.

Pangeran Daniel mengangguk lalu bicara pada Karina. "Sayang, kamu tunggulah di ruangan ini. Ada yang harus aku bicarakan dengan Garam. Ini menyangkut keselamatan kita."

Karina menelan saliva. Kedua pangeran itu, lalu berbincang-bincang di ruangan lain sementara Karina menunggu di kamar khusus pengantin yang mewah.

"Pangeran Daniel, semoga janji manismu semasa di pelaminan bukan janji kosong belaka. Jangan mati, sayangku."

***

Karina bangun dengan sekujur badan pegal-pegal. Entah kapan dia naik ke ranjang penuh kelopak bunga mawar itu. Di dalam kamar yang harum penuh warna merah dan emas, Karina duduk termenung di pinggir ranjang.

"Kapan kamu akan pulang pangeran Daniel? Aku rindu padamu," Karina mulai terisak. Takut dan gelisah tanpa kehadiran suaminya di sampingnya.

Tidak berselang lama, pintu depan terbuka. Karina menatap siapa yang berdiri di depan pintu itu. Hanya ada dua orang yang bisa membuka pintu itu dari luar. Pangeran Daniel dan pemilik mansion. Tapi wanita itu bukan salah satu dari mereka.

Siapa wanita glamor ini?

"Kamu sudah bangun pemalas?"

"eh ...?"

"Kamu tidur sepanjang hari seperti koala. Heh! Apa yang dilihat putraku dari gembel ini? Dia hanya seorang pemalas!"

Meskipun awalnya Karina berusaha menguatkan hati tapi akhirnya sakit hati juga. Siapa wanita yang berani menghina istri dari pangeran mahkota selain permaisuri itu sendiri.

"I—ibu Suri .... "

Karina terlambat mengenali ibu mertuanya dan membuat si mertua marah besar.

"Kamu ini ya! Masa mertua sendiri tidak dilayani dengan baik! Apa begini tata krama gelandangan?"

Makian ibu mertua menusuk hati Karina.

"Maafkan aku ibu ... Maafkan aku karena bangun kesiangan dan maaf karena tidak berperilaku baik ... "

"Tidak perlu minta maaf! Ibu sudah terlanjur kecewa padamu! Kalau bukan karena ibu menghormati pilihan Daniel, mana sudi aku dipanggil ibu oleh gelandangan sepertimu!"

Brak!

Permaisuri Lydia Roches juga menendang kursi di samping meja rias sampai terjatuh. Senyum jahat terbentuk di wajah wanita tua itu saat Karina tidak berani menatapnya.

Permaisuri Lydia berlalu, meninggalkan Karina yang gemetar ketakutan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status