Niat Daniel mendamaikan istri dan ibunya ternyata mendapat pertentangan dari baginda raja Alphonse Roches yang sudah terpengaruh mulut beracun istrinya.
Baginda raja mempertanyakan kelayakan Karina sebagai permaisuri putri atau istri dari pangeran mahkota. Seperti yang kita semua tahu, seorang menantu memiliki kewajibannya masing-masing tidak terkecuali Karina. "Selama ini istrimu sudah merasakan manfaat menjadi menantu raja. Tapi sudahkah dia memberi manfaat untuk kita?" Tanya sang raja dengan lugas sambil melirik ke kalung baru Karina. "Ayah .... Istriku sedang hamil, apakah melahirkan pewaris tidak cukup untuk ayah?" Daniel membela Karina. "Melahirkan pewaris itu nanti, kalau dia berhasil melahirkannya dengan sehat." Pangeran Daniel ingin mendebat tapi bibirnya kalah cepat melawan ayahnya. "Begini saja Daniel. Istrimu tidak bisa diharapkan meringankan bebanmu. Ayah sarankan, ceraikan saja dia setelah melahirkan anaknya. Lalu, kamu menikahlah dengan putra Geisha," Dua butir air mata kembali jatuh. Karina tidak bisa menahan panas hati dan kemarahan di dalam dirinya lebih lama lagi. Jika baginda raja sudah berkata demikian maka tinggal masalah waktu hingga Karina diceraikan. "Teganya ayah mengatakan itu ... Dia ini istriku!!" Pangeran Daniel meninggikan nada bicaranya. Diam-diam banyak orang yang memasang telinga di sekitar tempat itu. Permaisuri Lydia, menantu-menantu baginda raja, para pelayan dan pembantu, kepala penjaga pangeran Daniel, dan sekretarisnya. Semuanya gigit jari mendengarkan keputusan impulsif sang raja. Sebagian besar dari mereka tidak setuju. Terlalu dini menganggap Karina tidak bernilai sebab dia baru dua bulan menjadi istri pangeran Daniel. Sementara sebagian kecil yang setuju adalah mereka-mereka yang sejak awal membenci kehadiran Karina di keluarga besar Roches. Karina melihat seakan waktu di sekitarnya berhenti. Syok mendengar kata-kata ayah mertuanya membuatnya berhalusinasi. Dalam dunia batinnya Karina memaki dirinya sendiri. Akar dari semua permasalahan ini adalah ketidakmampuannya mengimbangi status suaminya. Pangeran Daniel adalah calon raja berikutnya, otomatis dia mengemban banyak tanggung jawab. Raja mengharapkan Karina membantu pangeran Daniel barang hanya sedikit. Tapi kehendak raja bertentangan dengan kehendak pangeran Daniel. Sang pangeran justru ingin istrinya tetap di rumah, tidak melakukan apapun dan beraktivitas layaknya ibu rumah tangga biasa. Hal ini yang kemudian memancing amarah permaisuri Lydia dan para menantunya. Mereka menganggap Karina tidak setara dengan mereka dan Daniel telah terkena sihir cupid kiriman Karina. "Ayah sudah salah menilai istrimu dan juga seleramu. Pokoknya kamu harus menceraikan dia! Kalau tidak ... Carilah selir. Meskipun mengambil selir akan sedikit mencoreng mukamu di publik, itu lebih baik ketimbang mempunyai istri tidak berguna." Permaisuri Lydia keluar dari ruangan dimana dia bersembunyi. Sorot matanya dingin merendahkan, senyum jahat tersungging di bibir wanita setengah baya itu. Memang dia dan baginda raja adalah pasangan beda usia. Saat sang raja mulai tumbuh uban, usia permaisuri baru menginjak kepala tiga. "Kamu dengar kata ayahmu kan! Ceraikan dia Daniel! Aku ibumu! Wanita yang melahirkanmu! Jangan samakan kehendak ibu dengan wanita jalang itu!" Dasar Daniel, dia sama sekali tidak gentar dan terus membalas perkataan ibu dan bapaknya. Diantara kelima pangeran, Daniel adalah yang paling pemberani dan keras kepala tapi lembut kepada rakyat. Kepribadiannya itulah yang membuatnya disukai banyak orang dan membuat ayahnya yakin untuk mewariskan tahta kepadanya. "Katakan sesuatu Karina! Apa kau terlalu takut untuk membantu suamimu berdebat? Sudah kuduga kau tidak bisa diandalkan dalam apapun! Pekerjaanmu hanya makan, tidur, buang air, dan hamil. Kamu tidak pernah memberikan apa-apa kepada anakku! Kamu tidak pantas menerima cintanya, Karina!!" "Cukup!!!" Suara gadis itu memenuhi ruang tamu rumah. Mata permaisuri Lydia terbelalak. Sejak kapan gadis yang hanya tahu makan dan tidur ini punya keberanian untuk bersuara tinggi di hadapan rajanya. Daniel melirik Karina dengan tatapan rumit. Apa yang akan dilakukan Karina sekarang? Tidak mungkin melawan balik ibundanya kecuali jika dia berniat menghancurkan reputasi pangeran Daniel dan berurusan dengan hukum absolut. Tapi yang dikatakan Karina selanjutnya justru lebih mengejutkan. "Sekarang aku paham kenapa ibu bersikap kejam padaku. Bukan karena aku berasal dari keturunan rakyat jelata. Tapi karena aku tidak bisa menjadi istri yang baik," Karina berhenti sejenak. Hatinya terluka sangat dalam. Tapi bukan kesedihan yang dia keluarkan, melainkan api amarah yang menyala-nyala. "Seharusnya ibu katakan saja langsung. Jangan berbelit-belit dengan menyebut saya pelacur atau apalah. Langsung saja katakan. Selama ini saya selalu penasaran ... Apa sebenarnya kekurangan saya. Apa sebenarnya yang ibu mertua benci dari saya. Ibu mertua tidak membenci latar belakang saya karena kudengar ... Istri dari pangeran kelima juga berasal dari kalangan orang biasa dan ibu mertua tidak melakukan apa-apa terhadapnya padahal kami menikah di waktu yang berdekatan." "Heh, wanita jalang ... Apa sebenarnya yang ingin kau katakan? Asal kamu tahu saja. Keputusan kami sudah bulat! Kalian akan cerai setelah anak dalam kandunganmu lahir. Titik." Karina dengan berani menolak usul itu. "Saya tidak setuju. Saya akan buktikan bahwa saya layak menjadi menantu baginda raja dan menjadi istri pangeran mahkota." Glek! Pangeran Daniel terpelanjat. Pangeran muda itu baru menyadari kesalahan selama ini. Karena dialah Karina dicap sebagai wanita pemalas. Karena dialah Karina diremehkan. Pangeran Daniel menjadi sangat sedih saat mendengar kata-kata Karina berikutnya. Karina berkata, "Selama ini saya selalu mematuhi perintah suami saya dengan tidak ikut campur urusan maupun konflik keluarga Roches. Awalnya saya tidak setuju, tapi saya tidak mau menambah beban pangeran dengan menolak perintahnya. Hari ini, saya bersumpah akan menjadi diri saya sepenuhnya dan berhenti menjadi babi yang hanya pandai meminta makan!" Kata-kata kasar mulai keluar dari mulut Karina. Permaisuri Lydia masih berusaha mendebat. Wanita setengah baya itu berkata dengan nada meremehkan, "Memangnya kamu bisa mengambil hati siapa di rumah ini. Tidak ada yang bersimpati padamu, dan tidak ada yang ingin membantumu." "Ada aku yang akan membantunya. Kumohon ibu jangan mempersulit istriku yang ingin berubah." Kata Daniel dengan tegas dan sorot mata tidak bersahabat yang memendam amarah. "Daniel, kamu pasti sudah terkena sihirnya. Wanita itu menyihirmu untuk memenangkan hatimu. Jangan khawatir, besok ibu akan datang bersama seorang pendeta. Guna guna murahan wanita itu akan musnah sebentar lagi." "Ibu jangan menyebarkan rumor tidak benar. Aku tidak pernah menyihir pangeran Daniel, dia mencintaiku dengan tulus," Karina terdiam sebelum memantapkan niatnya sebelumnya, "Lihat saja, akan kubuktikan ucapanku!" "Ayo sayang!" Daniel terkejut merasakan tenaga tarikan Karina yang berlipat ganda. Mungkinkah tenaganya berlipat ganda saat sedang marah? Daniel berpikir. Keduanya meninggalkan istana raja dengan tenang. Hari ini mereka mendapat luka hati masing-masing. Akan kubuktikan kepada mereka ... Bahwa aku mampu. Jangankan bicara kasar, kalian takkan berani mengabaikanku lagi setelah ini."Karina ... "Daniel menyentuh rambut Karina dengan lembut. Semerbak parfum seketika tercium dari leher wanita yang baru berusia 24 tahun itu.Karina tidak menjawab. Mulutnya masih berat untuk berkata-kata.Daniel menaruh tangannya di tempat yang dirasanya tepat, kemudian merangkul istrinya. Lagi-lagi aroma memabukkan memenuhi hidungnya.Daniel tidak pernah mengendus istrinya sedekat ini. Sebenarnya, dia pria yang buruk di ranjang. Daniel tidak pernah menyisakan cukup tenaga untuk memuaskan Karina.Untungnya Karina adalah wanita polos yang sampai menikah masih menjaga keperawanan. Jadinya ketidakbecusan Daniel di ranjang tidak terlalu mengganggunya."Katakan sesuatu. Apa kamu serius ingin membuktikan diri?"Karina membuka bibirnya. Pertanyaan Daniel menyulut semangatnya."Iya. Katakan saja apa yang bisa kubantu.""Maaf. Karena akulah kamu diremehkan. Sejujurnya, aku tidak menyangka ibu akan menentang sa
"Aku tidak akan menunjukkan wajah sampai berhasil mengambil alih kepemilikan toko Royal Roches. Sebagai langkah awal dari pembuktian diriku, aku berjanji tidak akan gagal," kata Karina dengan mantap."Ya, semoga berhasil, Karina." Daniel mengecup dahi Karina untuk terakhir kalinya.Dengan penuh percaya diri, Karina melangkah memasuki pelataran toko Royal Roches. Toko itu berdiri megah dengan arsitektur bergaya Eropa klasik, jendela-jendelanya besar dengan kaca patri yang berwarna-warni, memantulkan sinar matahari menjadi kilauan indah. Pintu masuknya besar dan berat, terbuat dari kaca dengan ukiran rumit, menunjukkan kemewahan dan prestise."Selamat datang, tamu yang terhormat. Saya lihat suami Anda tidak datang bersama Anda," sapa seorang wanita penjaga pintu dengan ramah."Oh, kamu melihat suamiku. Berarti kamu sudah tahu aku siapa, kan?""Tentu saja, Nyonya Roches.""Bagus. Aku butuh pemandu untuk melihat-lihat tempat ini."
"Aku takkan jatuh dalam perangkapku, Hehee ... " ucap Eileen dalam hati. Selagi Karina kebingungan, Eileen memasukkan tangan kirinya ke laci, mengambil surat yang diperlukan Karina untuk mengesahkan pembelian skala besar lalu meremasnya sampai rusak. Dengan santainya kertas itu jatuh dari tangannya ke tong sampah. "Benarkah kamu sedang hamil? Biar kuperiksa perutmu. Kalau ternyata yang kamu katakan itu benar, itu bisa jadi senjata itu melawan suamimu." Kejujuran Karina membuat Eileen terkejut. "Jika suamimu segitu tidak sayangnya padamu, aku bisa membantumu mendapatkan cintanya kembali." Eileen semakin mati kata. Karina lebih hebat dari perkiraannya. Sekarang posisi mereka mulai terbalik. Eileen menunjukkan perutnya. Dia tidak bisa mengelak karena sedang terakting sebagai istri yang tersakiti. Jika tiba-tiba dia melawan maka akan menegaskan sebuah dusta. "Sebagai sesama wanita dan juga sama-sama sedang hami
Karina terlihat lebih cantik hari ini. Sebagai calon permaisuri masa depan, Karina harus tampil semenawan mungkin dan tidak boleh menunjukkan kecacatan di mata publik. Di hadapan ratusan pasang mata dan kamera Karina menunjukkan senyum terbaiknya. Seorang wanita lulusan jurusan psikologi bisa menampilkan senyum natural yang tidak dicurigai oleh siapapun. "Nyonya Karina Roches, mohon berikan pendapat anda soal produk-produk Royal Roches." Pinta seorang wartawan wanita berwajah blasteran. "Kenapa anda tiba-tiba memborong produk-produk itu kemudian menjualnya kembali di tempat anda?" timpal Wartawan pria di sebelahnya. Sebentar saja para wartawan melemparkan berbagai pertanyaan, mereka terdiam saat mendengar suara tawa lembut yang menggetarkan hati. Karina akhirnya mulai menjawab pertanyaan satu persatu. Intonasinya halus bercampur tegas. Membuat orang yang mendengarnya merasa terhipnotis. Suara Karina sangat unik dan khas sehingga
Karina pulang jam 8 malam. Sebentar lagi suaminya akan pulang dan Karina belum bersiap-siap. "Aku harus secepatnya ganti baju ke mode istri seksi. Sebaiknya aku pakai lingerie warna apa malam ini?" Karina ingin bertanya ke Storm. Si bodyguard itu katanya pandai memuaskan laki-laki, tapi Karina terlalu malu untuk mengatakannya. Storm melihat tingkah tidak biasa Karina, berpikir majikannya itu sedang mengalami Morning Sickness. Storm pun dengan sigap mengantar Karina ke kamar mandi. "Muntahlah sepuas anda. Saya akan berjaga disini. Tidak perlu buru-buru, saya pernah berada di posisi anda." kata Storm sambil mendorong punggung Karina perlahan. "I—iya, terima kasih Storm." Karina tidak menyadari keberadaan mobil permaisuri Lydia di halaman rumahnya. Malam itu langit seolah tidak menurunkan cahaya seperti malam-malam sebelumnya dan lampu halaman pecah akibat terlalu tua. Ditambah mobil permaisuri Lydia berwar
Dalam pernikahan selalu ada pahit dan manisnya. Pangeran Daniel tidak pernah menyangka ibu yang selama ini membesarkannya akan bertindak begitu kejam pada wanita nomor dua paling dia cintai dalam hidupnya. Pangeran Garam tidak bisa berkata-kata. Ini adalah pernyataan perang secara terbuka. Ibu mereka mungkin sudah angkat tangan perkara pangeran Daniel dan memilih mendukung putranya yang lain. "Beraninya ibu memukuli kamu!! Dia pikir dia siapa?!" "Sudahlah mas, biar bagaimanapun dia itu ibumu." Karina tidak sanggup membendung air matanya. Daniel tidak habis pikir. Setan apa yang merasuki ibunya sampai bertindak sedemikian kejam? "Malam ini juga kita ke rumah ibu! Tidak akan kubiarkan dia beristirahat dengan tenang setelah apa yang dia lakukan padamu! Akan kukembalikan setiap serangannya padamu!" Karina terkejut dan gesit memeluk suaminya. Dia sudah hilang akal. Memukul permaisuri sama saja dengan bunuh diri.
Malam yang sangat seru. Bulan bersinar terang di akhir perjalanannya menyusuri malam. Di sisi lain dunia, matahari mengintip dari kaki langit. Dua kubu yang berselisih dipimpin oleh pangeran Daniel dan Pangeran Garam melawan orang tuanya sendiri, Yang Mulia Raja dan Permaisuri Lydia. Pangeran Daniel sangat puas bisa melihat wajah ibunya hari ini. Dia berkata, "Ibu, jangan salahkan aku semua ini terjadi. Ibulah yang menyerang kami lebih dulu." Mata pangeran Daniel melotot tajam, jantungnya berdebar kuat, amarahnya memuncak. Yang Mulia Raja memberi kesempatan istrinya untuk menjelaskan sementara dia mengawasi dari belakang. "Kamu masih menganggap wanita tidak tahu diri itu istrimu! Astaga Daniel. Kena sihir apa kamu sebenarnya?" "Aku tidak sedang kena sihir. Justru ibulah yang tersihir oleh setan! Kenapa ibu memukuli Karina? Dia itu sedang mengandung anakku bu! Cucu ibu juga!!" tutur Daniel dengan hati tercabik-cabik. S
Karina mengingat setiap bait kata yang terucap dari mulut suaminya. Sebesar itukah cinta Daniel kepadanya? Sampai bersumpah akan mengembalikan pukulan yang diterima Karina. Karina tahu pangeran Daniel berangkat pagi-pagi sekali bersama belasan orang. Yang tidak Karina ketahui adalah ... Belasan orang itu masing-masing membawa 50 orang, siap menyerang kediaman Yang Mulia Raja. "Hatiku sangat gelisah. Sekarang pangeran Daniel pasti sudah sampai di rumah Raja dan bertengkar dengan ibunya." Sepintar-pintarnya Karina dia tetaplah mantan rakyat jelata yang tidak pernah bersenggolan dengan keluarga kerajaan. Sederhananya, Karina tidak tahu CARA MAIN anggota kerajaan.Karina mengambil ponselnya. Mengetuk ikon WhatsApp, membaca beberapa pesan dari ibunya lalu memastikan apakah Storm masih aktif.[Karina : Storm, kalau kau ada di depan pintuku, tolong beri kode tiga kali ketukan. Aku akan membukakan pintu.]Storm memang sedang berjaga d