Share

Part 77 Kalau Peduli, Menjauhlah!

Tadinya kupikir Tuan Hendrawan akan mengatakannya langsung. Aku masih dilanda rasa penasaran. Akan tetapi, kakeknya Agam itu justru mengeluarkan kartu namanya.

"Hubungi saya saja, nanti. Saya harus bersiap ke bandara sekarang. Malam ini saya harus pulang Ambon," ucapnya tersenyum padaku.

"Agam, kakek pulang dulu ke Ambon. Kalau kakek ke Makassar lagi, kakek akan ajak Agam main sama-sama lagi. Kalau perlu, kita ke Kalimantan ketemu Nenek Uma sama Om Kemal kamu. Kita naik pesawat terbang," ungkapnya ketika meraih Agam ke pangkuannya dan memeluknya erat.

"Tapi … ibu bilang halga tiket mahal. Kakak Tita bilang, Agam halus punya uang sebaskom bial bisa beli tiket telbang." Kami terkekeh mendengar celotehannya.

Setelah mengecup pipi dan kening cucunya, dia berkata, "Nanti kakek yang belikan tiketnya. Kakek punya uang, jadi Agam tidak perlu hawatir."

"Benelan?"

"Iya, kakek tidak bohong. Kakek akan jual banyak ban mobil supaya tiketnya cukup." Dia kembali meyakinkan Agam yang sekarang sudah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status