Share

Part 82 Nikah Diam-diam

Penyesalan menyapa dan aku merutuk diri. Putraku pasti kesulitan beradaptasi di tempat dengan cuaca dingin ini. Berbeda denganku yang sudah terbiasa dengan hawa pegunungan.

Sejak Agam lahir, dia sudah berada di daerah perkotaan yang kondisi lingkungannya berbeda. Belum lagi di Kota Daeng yang memang iklimnya tropis.

Suara ketukan pintu menarikku keluar dari lamunanku. Siapa yang datang malam-malam begini? Siapa yang tahu aku di sini?

Kulihat dari celah lubang kunci pintu. Warna daster yang masih aku hapal. Kuputar kunci dan menarik perlahan pintunya.

"Ada apa, Bu?" tanyaku pada pemilik penginapan.

Apakah dia menyadari putraku demam? Apa suara tangisan Agam sampai ke rumah sebelah? Rasanya tidak mungkin.

"Suamimu ada di depan, Nak," jawabnya.

Tubuhku menegang. Suami? Aku sudah tak bersuami. Lalu siapa yang dia maksud?

"Tadi waktu kamu mandi, anakmu pinjam hape ibu. Katanya dia mau telpon ayahnya. Dia bilang kalau dia rindu, tapi kamu tidak mau telponkan ayahnya," jelasnya membuatku t
Rat!hka saja

Parah nih Kakak Dokter, tebaknya kecelakaan. Masih ingat sama Dwi yang porotin Akram dicerita sebelah, 'kan? Dokter kandungannya Arum ... istri dadakannya Akram dalam cerita BUKAN SEKELUMIT SESAL. AKalau penasaran, dicek aja ya ....

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status