Share

Part 85 Pulang dan Hadapi

Aku menoleh kala pintu kamar inapku terbuka. Dia mengangguk sembari melangkah dengan mata yang tertuju pada ponselnya. Raut wajahnya berubah namun hanya sesaat.

"Agam sudah tidur. Kenapa makanannya tidak kamu sentuh?" tanya Riswan setelah menjelaskan kondisi Agam yang sejak tadi menangis.

Aku langsung meraih sendok. Kulihat dia melangkah keluar dan menghubungi seseorang. Mungkin rekan kerjanya atau keluarganya.

Agam benar-benar kecewa padaku. Saat Riswan menenangkannya, aku hanya bisa mencurahkan semuanya pada Tita. Gadis itu malah menyarankanku untuk pulang saja. Katanya dia juga rindu.

Belum lagi Aditya selalu datang setiap harinya. Dia bertanya apakah kami sudah pulang atau apakah sudah ada kabar. Dia benar-benar datang mengejarku ke Sulawesi.

Sudah lama aku tidak menghubungi Mas Dadang dan Mbak Hera. Trauma saat dulu Aditya mengutak-atik ponsel Mbak Hera dan menemukan keberadaanku di Surabaya. Sejak tiba di Makassar, hanya dengan panggilan yang dihubungkan oleh Kemal aku bisa ber
Rat!hka saja

Jahilnya Tante Dokter. Sampai besok, ketemu Aditya ....

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status