แชร์

Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami
Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami
ผู้แต่ง: Rat!hka saja

Part 1 Cucu Menantu Juragan Sapi

ผู้เขียน: Rat!hka saja
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-10-18 21:17:37

"Kamu itu bukan siapa-siapa! Kamu cuma gadis miskin yang beruntung dipilih kakek jadi istriku. Kalau perutmu sakit, ya urus sendiri. Siapa suruh kamu hamil! Aku sudah berkali-kali bilang kalau aku belum siap jadi ayah, aku masih mau seneng-seneng!" bentaknya dengan telunjuk yang berkali-kali mendorong kepalaku.

Rasanya sakit sekali mendengar ucapannya. Haruskah aku balas kalau memang dia tidak sanggup jadi ayah, kenapa harus membuang benihnya di dalam rahimku? Ingin sekali aku berteriak jika rasa pil kontrasepsi yang dibelikannya itu sangat pahit. Sepahit kata yang meluncur dari lidahnya.

"Kenapa diam? Tumben?!" bentaknya lagi.

Belakangan ini kami memang kerap kali adu mulut. Selain perangainya yang berubah kasar, suamiku juga kadang semaunya. Sementara aku sendiri kadang merasa jika kehamilanku ini membawa perubahan besar dalam kondisi tubuh dan mentalku. 

Aku mendongak membalas tatapannya. Sekuat tenaga kutahan agar genangan di pelupuk mata tidak jatuh dan malah menunjukkan kelemahanku di hadapannya. Nyaris kebal telingaku mendengar kata-kata hinaan darinya.

Kadang aku berpikir apa yang membuat pria 23 tahun ini berubah? Ke mana perginya cinta kasih yang dulu ia beri? Jika saja tidak demam dan pusing seperti saat ini, mungkin aku memilih pergi ke rumah teman atau tetanggaku. Setidaknya di sana mereka akan membiarkanku berbaring sejenak dengan tenang.

"Mas, lebih baik setelah aku melahirkan, kamu ceraikan saja aku. Kamu nikah dengan kekasihmu yang selama setahun ini kamu sembunyikan. Kamu pikir aku tidak tahu kalau kamu selingkuh?" tanyaku ingin tahu seperti apa reaksinya.

Wajahnya pias dengan mata membelalak. Kaki kanannya mundur selangkah dan tangan kirinya mencoba menggapai tembok. Jelas ia terkejut karena aku tahu. Mungkin ia akan lebih terkejut lagi jika kukatakan padanya bahwa selingkuhannya sendiri yang datang ke hadapanku siang tadi. 

Wanita dengan pakaian yang menonjolkan semua lekuk tubuhnya itu mengaku sedang hamil anak suamiku. Kulitnya yang seputih susu selalu ia pamerkan. Kemudian tanpa malu ia minta izin untuk jadi madu.

Belum lagi kesombongan wanita selingkuhannya itu melangit. Tatapan sengit wanita itu memindai diriku dan membandingkan dengan dirinya. Wanita rumahan yang seringkali mengenakan daster batik selutut dengan wanita yang mengenakan dress mahal, ketat dan cukup memajang aset tubuhnya. Begitu juga kedudukan orang tuanya yang diabanggakan disaat diriku hanya seorang yatim piatu.

"Kamu…."

"Iya aku tahu. Dia sendiri yang datang ke sini, Mas. Dia bilang sama aku kalau kalian menjalin hubungan. Dia bilang betapa hebatnya kamu di ranjang. Dia bilang sensasi-sensasi yang kalian lalui setiap kalian bercinta. Dia bilang kalian saling memberi kepuasan dengan banyak gaya sampai rasanya melayang ke nirwana," ungkapku dengan tatapan yang seakan ingin menusuknya. 

Mas Adi tidak tahu saja jika siang tadi aku seperti ditusuk berkali-kali. Belum lagi semalam dia pulang larut dalam keadaan mabuk dan membuatku letih mengurusnya. Sekarang dia pulang dengan tangan kosong dan amarah yang dilampiaskan padaku. Harusnya di sini aku yang marah, bukan dia.

"Tanpa malu ia bilang kalau kalian suka bermain di mobilmu. Adrenalinnya terpacu, selain posisinya, ada sensasi mendebarkan takut ketahuan pengguna jalan. Dia juga bilang, kalau aku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengannya, karena kamu selalu memujinya seperti itu. Tapi dari semua penuturannya itu, satu hal yang paling menyakitiku. Kamu bilang sama selingkuhanmu itu kalau anak yang aku kandung ini … bukan anakmu. Benar begitukah, Mas? Jawab!" sentakku.

Mas Adi limbung. Tubuh kekar itu mulai bergerak tak menentu. Tubuhnya yang gelagapan adalah bukti nyata. 

Jari-jarinya mengusap dahi, pipi, mulut dan dagunya hingga beralih ke tengkuk. Jakunnya naik turun, sepertinya susah payah ia menelan saliva. Matanya tadi yang sudah setajam elang kini bersembunyi karena ia mulai menunduk menatap ujung kaki kami berdua.

"Tega sekali kamu, Mas…. Apa masih kurang kesabaranku selama ini menerima siksa lahir dan batin darimu? Lidahmu yang tajam, tanganmu yang kejam, lalu begitu tega kau fitnah aku dengan tuduhan seperti itu. Di mana letak nuranimu?" tanyaku nyaris berbisik. Selama ini kututupi semua tingkah kurang ajarnya. 

Mas Adi menoleh menatapku. Dia bungkam. Ingin rasanya kucakar wajah yang tak tahu malu itu.

Aku maju selangkah dan berujar, "Kalau tubuhku divisum sejak enam bulan lalu, kamu pasti sudah tinggal di balik jeruji. Kalau hatiku ini bisa menjerit dan seisi desa ini tahu sakit yang aku rasa, kamu pasti dikutuk setiap kali mereka melewatimu. Kapan kamu mau sadar, Mas? Apa setelah kamu nikah sama selingkuhanmu itu, kamu juga akan memperlakukan dia sama seperti kamu memperlakukanku?" 

"Diam kamu!!" bentak Mas Adi. 

Kebengisan yang terlukis di wajahnya yang kata orang sedesa ini wajah paling rupawan. Jika saja ada sedikit keberanian, ingin sekali kukatakan pada mereka jika pria paling tampan di desa ini adalah kuli rumputnya kakek. Bukan cucu kesayangan Juragan Santoso.

Suamiku ini dikatakan rupawan hanya karena didukung penampilan dan isi dompetnya. Sebagai cucu kesayangan Tuan Santoso, dia punya fasilitas yang membuat iri banyak orang, termasuk para sepupunya yang lain. Mungkin karena hanya dia cucu laki-laki kakek.

"Kamu sudah berani ya bicara kurang ajar sama suami? Aku ini suami kamu, harusnya kamu tunduk dan tidak membatah ucapanku!" katanya lagi seakan kembali menunjukkan arogansinya.

"Kalau begitu, jawab aku, Mas. Apa kurangku selama ini? Kamu melarangku ini dan itu …  aku patuh. Aku tidak keluar rumah selain sama kamu atau ibu. Kalaupun dengan orang lain, pasti dengan anggota keluarga kamu yang lain dan tidak pernah berduaan. Belanja saja kamu suruh pembantu kakek yang ke pasar dan bawa belanjaan kebutuhan kita ke rumah ini. Dia bahkan kamu minta membersihkan rumah ini padahal itu bukan pekerjaannya," jelasku mendesis. 

"Karena aku ingin memperlakukan kamu seperti ratu yang tidak perlu susah kerja dan repot melakukan pekerjaan rumah!" balasnya dengan mengangkat dagu. 

"Ratu? Aku ingin sekali menertawakan pikiran bodohmu, Mas. Ratu seperti apa yang kamu maksud? Ratu yang kamu kurung dan kamu kekang? Kamu pikir perhiasan dan pakaian bagus bisa membuat seseorang sepertiku bisa bahagia? Kamu salah besar, Mas," ujarku dan kali ini tidak bisa kubendung tangisan. 

Runtuh sudah pertahananku untuk tegar, kesabaranku terkikis. Sebenarnya bagaimana kerja otak yang bergelar suami ini? Kupikir dia seorang sarjana, maka pikirannya akan jauh lebih baik dan bijak. Nyatanya?

"Harusnya kamu bersyukur, semua orang di sini iri ingin berada di posisi kamu. Cucu menantu juragan sapi yang membuat gadis-gadis dan wanita-wanita yang bahkan sudah menikah ingin jadi madumu. Lihat, saat kamu menghadiri hajatan, mereka pasti bersikap manis denganmu, bukan? Bahkan yang aku dengar, banyak ibu-ibu yang memperlakukan kamu seperti istri pejabat," tuturnya berbangga diri.

"Tanpa tahu kalau aku menikahi pria jahat," gumamku yang membuatnya melotot. Mungkin tidak terima dengan gelar baru yang kuberikan.

Selepas ucapanku, hanya terdengar suara keras dari telapak tangan suamiku yang mendarat di pipi kiri ini. Perih menjalar dan masih membuat telingaku mendengung. Tega sekali dia memukulku saat aku mengandung anaknya. 

"Apa kamu bilang?!" Suaranya menggelegar bagai gemuruh petir di atas sana. 

"Kamu sudah dengar tadi Mas … yang aku katakan, PRIA JAHAT!" timpalku mendesis. Kuharap ia sedikit menyadari apa yang telah ia perbuat.

Sekilas kilat menyambar dan aku terkejut. Disaat yang sama telingaku mendengung untuk kedua kalinya. Sudut bibirku berdenyut perih dan aku gemetaran merasakan tamparannya. 

"Tahu diri jadi istri, apalagi kamu cuma gadis desa yang terpaksa saya nikahi," bisiknya yang membuat dadaku ikut berdenyut pedih.

***

Rat!hka saja

Assalamualaikum Pembaca Setia Goodnovel. Terima kasih sudah klik dan menambahkan ke pustaka ... novel ketigaku di platform ini. Novel ini berpartisipasi dalam Kontes 'Perempuan Indonesia Masa Kini' dan aku juga berharap dukungan dari teman-teman pembaca dengan turut memberikan ulasan dan vote bintang lima. Terimakasih....🙏

| 1
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (7)
goodnovel comment avatar
Maria Helena Anu
laki laki paling kurang ajar harusnya diludahi mukanya tuh
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kena tampar ka? makanya, biasakan otak yg bicara jgn hanya mulut.
goodnovel comment avatar
Lisani
nyesek banget
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 2 Rahasia Ibu Mertua

    Tangisku kembali luruh seperti luruhnya hujan menyapa bumi. Sepertinya mendukung suamiku untuk terus leluasa memakiku tanpa ada yang bisa mendengar. Setiap kali dia berteriak dan membentakku, selalu saja disusul petir yang menggelegar."Aku hanya butuh sedikit kebebasan, Mas. Jangan pasung aku dengan semua aturan yang membuatmu seperti suami palsu. Sejak menikah denganmu, hanya sebulan pertama kamu memperlakukanku layaknya seorang istri. Kalau memang kamu tidak menyukaiku, lepaskan aku dan dapatkan kebahagiaanmu yang lain. Bukankah kamu menganggapku sebagai beban?" Dia kembali bungkam."Diam kamu! Habis makan apa kamu sampai bisa ngomel kayak gini?" tanyanya sembari mencengkram rahangku. Perlahan aku membuka mata dan kembali menatap dalam pasang telaga bening yang kini berkobar karena amarah. Tatapan cinta yang dulu kulihat di sana, seakan menguap tak bersisa. Sekarang aku sadar, aku benar-benar sendiri. Aku tidak bisa berharap pada pria yang bergelar suami ini. Pun demikian dengan k

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-18
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 3 Saya Minta Divisum

    Bagai dihantam palu, aku gemetar. Sekujur tubuhku rasanya mati rasa. Wanita itu baru saja mengatakan sebuah rahasia besar yang membuatku sesak. Bagaimana bisa mereka berdua setega itu pada keluarga sendiri? Telingaku tidak mungkin salah tangkap. Ibu mengulanginya sampai dua kali. Entah apa yang dikatakan kakek, yang jelas aku tahu mereka berdebat.Tidak terbayang olehku apa yang akan terjadi pada Mas Adi jika tahu fakta ini. Ibu dan kakek menyimpan rahasia yang mengejutkan. Mungkin jauh lebih mengejutkan dari gempa bumi. Tekadku untuk pergi dari keluarga ini semakin bulat. Aku tidak tahan lagi berada di antara mereka.Tidak lama akhirnya panggilan telpon antara ibu dan kakek berakhir. Ibu mendumel mengatakan kakek tua bangka yang tidak tahu diri dan hanya mau enaknya saja. Setelah itu ibu malah memuji kakek. Sungguh aku tidak mengerti kinerja otak Nyonya Eda. Baru saja ia mencibir, sedetik kemudian ia memuji."Halo Mas, aku di rumah sakit. Menantu kita masuk rumah sakit karena pendar

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-18
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 4 Membuka Topeng

    Dua hari dirawat di rumah sakit, akhirnya Mas Adi membawaku pulang. Bukan pulang ke rumah kami, melainkan ke rumah utama tempat kakek dan kedua mertuaku tinggal bersama beberapa asisten rumah tangga. Telapak tanganku basah membayangkan seperti apa nantinya respon mereka saat aku mengutarakan hal yang kupendam ini.Kakek dan ayah mertuaku menyambutku dengan senyum lembut. Ibu mertuaku, seperti biasa dia tampak ogah-ogahan dan memasang senyum palsu ketika aku meliriknya. Mungkin takut jika ayah mertua dan suaminya tahu jika selama ini ia tidak menyukaiku. "Apa kata dokter, Nak?" tanya kakek sembari mengusap puncak kepalaku."Sudah lebih baik, Kakek. Dokter cuma minta banyak istirahat agar lekas pulih," ujarku apa adanya seperti yang disarankan dokter kandunganku.Ayah mertuaku mengusap dadanya lega. "Alhamdulillah, dijaga dengan baik ya Nak … cucu ayah. Rasanya sudah tidak sabar mau menimangnya," ungkapnya dengan tersenyum lebar. Namun entah mengapa hatiku berdenyut ngilu mendengarnya.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-26
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 5 Ancaman Untuk Meminta Talak

    "Tubuhku sudah penuh dengan bekas pukulannya. Hanya sebulan pertama pernikahan kami dia bersikap baik padaku. Bulan kedua dia mulai menghindariku dan memperlakukanku seperti wanita pemuas nafsu. Bulan-bulan berikutnya dia berani membentakku, bahkan saat aku hamil … dia menghempaskanku di atas ranjang. Kukatakan agar kalian tahu alasan lain meminta cerai selain karena dia selingkuh," tuturku yang membuat pria 73 tahun itu terhenyak di sofa. Dia pasti sangat syok mengetahui kelakuan cucu kesayangannya. Kuceritakan semua yang terjadi beberapa hari yang lalu saat ia pulang dalam kondisi mabuk. Semalaman aku mengurusnya hingga aku tahu jika ia tertekan karena takut jika rahasianya diketahui ayah dan juga kakek. Awalnya tidak kutahu hal apa yang membuatnya tertekan karena saat kutanya, dia justru marah dan memintaku diam. Pagi saat dia bangun, aku merasa tubuhku demam. Dia hendak pergi sehingga aku meminta dibelikan makanan untuk makan siang. Selain tak ada bahan makanan di dapur, aku sud

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-26
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 6 Oleh-oleh Bergizi

    Ibu mertuaku yang tadinya berlutut kini bersimpuh di lantai sembari menggeleng pelan melirik suami dan mertuanya. Terhenyak memikirkan nasib yang bahkan belum ditanggapi oleh suaminya sendiri. Raut wajahnya kian mengiba. Sungguh dia wanita luar biasa, tidak rela dimadu tapi tega berselingkuh. "Mas mau jemput sendiri atau minta orang lain yang ke sana dan mereka mulai bertanya-tanya? Melibatkan orang lain hanya akan menjadikan kita semua ini bahan gibah." Kembali kuingatkan Mas Adi agar segera bergegas ke rumah kepala desa.Melihat anggukan kakek, Mas Adi beranjak walau kulihat dia seakan enggan. Semakin didesak maka mereka akan semakin kalut. Jika kutunda, mereka hanya akan menyusun rencana dan berbalik menuduhku. Bukan berburuk sangka, hanya saja setahun mengenal mereka aku tahu kemungkinan yang dipikirkan kakek. Pria tua ini akan menyogok kepala desa. Akan kupuji kakek jika hal itu berhasil.Terdengar suara mobil di halaman depan. Kami semua menoleh dan penasaran siapa gerangan ya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-26
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 7 Mudah Bagi yang Tidak Mengalaminya

    "Nak? Risa?" Rasa penasaran ayah menuntut jawaban.Aku hanya mengulas senyum tipis. Dari Bi Uma kutahu jika ibu mertuaku sangat membenci ibu tiriku karena selalu menganggap ayah mertuaku ini menyukainya. Padahal yang kupahami, ayah hanya kasihan padanya yang seorang janda tanpa penghasilan yang menentu. Mungkin ibu tiriku juga tertekan dan menjadikanku jaminan atas pinjamannya pada kakek. Awalnya aku hanya bekerja paruh waktu dengan menjadi karyawan pom bensin. Selebihnya membuat kue dan keripik yang kutitipkan di warung. Ketika melihat surat perjanjian antara ibu tiriku dengan kakek, aku merasa seperti barang yang dijual."Masuklah ke kamar dan beristirahat. Adi baru saja kirim pesan kalau kepala desa masih rapat di kantornya. Mungkin sejam atau dua jam kemudian baru mereka datang. Selain itu, kita juga harus menunggu kakek," kata ayah yang juga beranjak ke kamarnya. Kurebahkan tubuh ini setelah memasang alarm di ponsel. Rasanya tidak sabar menunggu sore. Aku tidak sepenuhnya yakin

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-27
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 8 Pahami Hukumnya

    "Sebelum memutuskan untuk bercerai, pahami dulu hukumnya," ucap Pak Karto mengulas senyum. Entah apa makna senyumnya itu, yang jelas aku merasa was-was karena takut pria itu mempersulitku.Pak Karto mengangguk dan aku merasa puas melihat wajah Mas Adi pias. Luntur sudah rencananya yang hendak menjadikan Devi maduku. Dasar pria serakah, mau punya dua istri tapi mengurus satu istri saja tidak mampu. Pak Karto yang menjabat sebagai kepala desa kami adalah satu guru swasta yang mengajar di pondok pesantren di kampung sebelah. Alasan itulah mengapa pria itu yang kuminta menjadi saksi. Pengetahuannya jauh lebih banyak dan karakternya yang tidak pilih kasih pada siapa pun membuatku tenang.Pak Karto mulai menjelaskan beberapa hukum talak. Ada talak sunni yang sesuai prosedur syariat dan talak bid'i yang tidak sesuai prosedur syariat. Ada beberapa undang-undang dan pasal yang disebutkan Pak Karto dan juga ayat Al-Quran. "Menalak istri yang sedang hamil itu boleh dan hukumnya sah. Sesuai den

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-10-27
  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 9 Tatapan Sendu Mas Adi

    Setelah talak satu yang diucap Mas Adi kemarin sore, suasana pagi ini menjadi canggung. Meski begitu aku tetap menyiapkan kebutuhannya. Pakaian, makanan untuk sarapan dan alas kakinya yang kuselipkan kaos kaki. Pria itu kadang merusak susunan pakaian yang rapi dan mengobrak-abrik isi boks.Semalam ia tidur di kamar tamu dan aku di kamarnya. Ayah mertuaku meminta kami tinggal di rumah ini untuk sementara waktu. Mungkin takut jika putranya kembali menganiaya diriku.Kulihat dia masuk ke kamar dan langsung bergegas ke kamar mandi. Kubiarkan saja dan aku yang keluar kamar dan memilih ke halaman samping. Di sana ada beberapa sayuran yang setahuku pernah ditanam oleh Bu Uma. Walau menjadi cucu menantu, aku tidak pernah membiarkan pembantu yang lain melayaniku."Neng Risa cari apa?" tanya Bu Romlah, wanita yang juga salah satu pembantu di rumah ini.Tubuhnya yang tambun membawa sebaskom besar pakaian yang telah dicuci. Dia hendak menjemur pakaian yang sepertinya milik ibu mertuaku. Pakaian m

    ปรับปรุงล่าสุด : 2022-11-01

บทล่าสุด

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 106 Mereka Ingin Bertemu

    Hari sudah malam, tapi pria ini belum juga beranjak. Ia masih menikati memeluk Agam yang sudah pulas. Seharian ini putraku sudah banyak beraktivitas. Wajar jika Agam kelelahan dan kini merajut alam mimpi.Puas menemani Agam mencoba berbagai wahana. Jajanan di taman bermain ini pun tak mampu lewatkan.Dari interaksi dua pria berbeda generasi itu, aku pun bisa sedikit menerka. Obrolan mereka di telpon sebelumnya, salah satunya adalah membahas jalan-jalan ke taman bermain ini.Kalau aku sendirian yang membawa Agam ke sini, kuakui tidak akan sanggup. Dia itu hiperaktif dan jelas aku akan kewalahan. Hal baru yang dilihatnya, pasti ingin dicoba.Naik komedi putar saja aku takut, apalagi bianglala. Namun, kehadiran pria ini seakan memberikan jaminan rasa aman.Entah aku yang bodoh, atau memang dia yang pandai mengubah pikiran orang lain. Harus kuakui, kemampuannya berkomunikasi sangat handal. Kata-katanya penuh sugesti untuk membuat orang lain percaya dengan akal sehatnya.“Apa saya boleh be

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 105 Sebuah Fakta Lama

    Aku kira, hanya Agam yang merindukan Riswan. Namun, waktu beranjak dan malah membuatku bertanya-tanya. Ada apa denganku?Mengapa wajah dan suara pria itu sesekali hadir? Mengapa aku merasa penasaran dengan apa yang sedang dilakukannya? Ini lucu bukan?Tak memiliki siapapun berbagi masalah hati. Tadinya aku ingin bercerita pada Tita. Namun, kuurungkan mengingat dia pasti akan meledekku tanpa henti.Aku terjebak dalam labirin tentangnya. Ketidakhadirannya beberapa waktu ini mengundang hadirnya kenangan. Tanpa kusadari, saat-saat bersamanya menyimpan kesan khusus di hati.Kucoba membuka sosial media. Barangkali ada hal yang bisa kulihat tanpa sengaja. Tak sengaja tapi niat banget. Aku memang aneh.Aneh karena aku seperti menyusuri lorong panjang. Aku menanti bersama bayang-bayang. Rasanya ada berat menindih dada.Agam sudah pulas. Tita mengajaknya ke mall dan bermain hingga puas. Gadis itu juga sedang memberikan dirinya reward untuk bulan ini karena jualan produknya mencapai target.“Aya

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 104 Bahu Untuk Bersandar

    Suara klakson mobil Riswan menyapa gendang telingaku. Pagi ini dia datang untuk mengantarkan Agam ke sekolah. Bukan tanpa alasan, besok malam pria itu akan ke Singapura selama dua pekan. Itu berarti, selama itu ia tidak akan bertemu Agam.Putraku seperti memiliki stok energi yang terisi penuh. Binar matanya tampak begitu ceria. Seakan-akan mereka akan melakukan sesuatu yang luar biasa.Entah apa yang dibisikkan Agam pada pria berdasi biru tua itu. Tak lama kemudian, mereka sama-sama mengangguk. Aku jadi seperti obat nyamuk di antara mereka."Semalam kamu ingin bilang apa, Carisa?" tanyanya yang akhirnya menoleh padaku.Aku jadi bingung bagaimana harus menjawabnya. Kuletakkan botol air minum Agam di dalam tasnya. Lidahku seakan tak bertulang."Kalau kamu lupa, chat saja nanti kalau kamu sudah ingat," sambungnya karena aku masih meragu.Hanya sekilas ia menatapku lalu kembali fokus memperhatikan putraku. Bagi Riswan, Agam seperti magnet yang selalu menariknya.Agam masih sibuk memasang

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 103 Panggilan Ayah

    Setelah dua hari menikmati liburan di pulau, kami kembali ke Makassar. Keesokan harinya, aku dan Agam menemani Aditya membeli oleh-oleh. Mantan suamiku itu awalnya terkejut, namun ketika kulirik Agam, dia pun paham.Aditya begitu tersentuh ketika Agam mengatakan jika uang celengannya masih sedikit. Uangnya tidak akan cukup untuk membeli dua pasang baju. Jadilah dia hanya memilih dua bando karena menolak saat aku menawarkan untuk menambahkan uangnya.Sepulang dari pulau, Agam juga ikut menginap bersama Aditya. Dia juga sengaja memintakan izin untuk tidak masuk sekolah selama dua hari. Hari Selasa sore, Aditya datang bersama Riswan dan Agam. Sore ini kami akan mengantar Aditya ke bandara. Dengan mata kepalaku sendiri, kulihat keakraban dua pria itu."Agam ingat waktu ketemu Om Liswan di bandala dulu. Agam nda jadi naik pesawat. Agam sama ibu naik kapal laut," ujar Agam ketika kami mampir di sebuah kafe bandara."In sya Allah kalau kita ke Surabaya, Agam akan naik pesawat. Bukannya Agam

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 102 Taktik Licik Tapi Manis

    Kualihkan pandanganku ke arah laut. Kilau indah di permukaan air sana mempesona. Tak lama lagi, akan terlihat matahari tenggelam yang tak kalah indahnya."Kau benar. Selama ini aku selalu terhasut kata-kata ibuku. Ayah bahkan pergi meninggalkan kami setelah tahu perselingkuhan ibu dan kakek. Sama seperti yang kau lakukan dulu." Dia meliriku.Aku tidak menampik maupun mengakuinya dengan lidahku. Kuyakin dia sudah menyadarinya. "Kini aku mengerti mengapa sejak kembali dari rumah sakit, kau tidak pernah menunjukkan sopan santun lagi pada kakek." Kubalas tatapannya dengan anggukan pelan. Aku akui jika sudah lama mengetahuinya. Alasan itulah yang membuatku berani membawa anakku jauh dari orang-orang seperti mereka. Lingkungan yang rusak tidak akan baik untuk anakku.Aku bukannya tidak berharap mereka bisa berubah. Hanya saja aku sadar, itu hal yang sulit. Aku tahu, aku tidak memiliki kemampuan untuk membuat mereka bertobat."Devi juga sama. Sejak dia melihatnya, dia mulai mengacuhkan ibu.

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 101 Ajakan Riswan

    Pertanyaannya malam itu kini terjawab sudah. Setelah menjelaskan tentang janjinya pada Agam, Riswan menunjukkan foto di layar ponselnya. Aku dan Aditya akhirnya mengangguk setuju dengan ajakannya. Akhir pekan ini terasa berbeda. Aku dan Aditya pun sama-sama menepis ego. Apalagi alasannya jika bukan demi Agam. Ketika Aditya menelpon Agam, mengatakan jika Riswan mengajak mereka ke pantai, Agam langsung mau ikut. Aditya memintanya mengajakku seolah-olah aku tidak tahu. Ketika aku setuju, Agam tampak begitu bahagia. Begitu juga halnya dengan Tita.Sama seperti Agam, gadis itu juga sibuk packing. Katanya, di sana dia akan membuat banyak foto dengan beberapa outfit yang khusus dibawanya. Tidak ketinggalan si Moi. Omong-omong, itu nama kameranya.Di atas kapal yang menampung lebih dari 20 orang, aku duduk menikmati angin laut. Aroma khas air laut yang terbawa akan jadi satu kenangan untukku. Ini pertama kalinya aku naik kapal seperti ini. Dulu saat kabur, aku dan Agam naik kapal yang lebih

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 100 Mengalah Bukan Berarti Kalah

    'Rawatlah ikhlas dalam hatimu, biarkan seorang ayah bertemu putra kandungnya. Mungkin setelah itu … kamu tidak akan lagi hawatir dengan kemungkinan-kemungkinan yang selama ini membayangimu. Termasuk dengan kemungkinan perasaanmu yang akan kembali terluka.'Aku sudah melakukan seperti sarannya. Aku ikhlas dan mengizinkan Aditya bertemu dengan Agam, bahkan keluarganya pun ikut datang. Namun balasan yang kuterima adalah rasa sakit. Dia malah datang membawa niatan baru untuk rujuk. Membuatku seperti wanita penggoda suami orang. Dia bodoh atau bagaimana? Bagaimana bisa dia berpikir aku mau menelan luka?'Memang tidak mudah, mungkin juga akan menyakitkan. Cobalah, mungkin sakitnya hanya sebentar, karena yang saya tahu … setiap rasa sakit selalu ada obatnya. Obat yang paling ampuh adalah … memaafkan.' Lagi-lagi kalimat yang pernah dituturkan Riswan terngiang. Benarkah rasa sakitnya hanya sebentar? Sebentar itu … berapa waktu yang harus kulalui untuk bisa bertahan?Sambil menata kembali jilb

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 99 Cinta Tak Bisa Dicegah

    Lelah dan jengah dengan sikap Aditya, aku akhirnya tiba di penghujung kesabaranku. Dua pekan ini dia benar-benar mengujiku."Aku tidak akan membiarkanmu bertemu Agam lagi, jika kau tidak kembali pada keluargamu. Aku tidak ingin kedua adik kembar dari pernikahanmu dan Devi punya hubungan buruk dimasa depan dengan Agam. Sikapmu ini, membuatku kembali kehilangan rasa percaya padamu. Aku, tidak sudi rujuk denganmu, Aditya." Kulihat raut wajahnya berubah drastis."Kenapa? Karena Devi mengancammu?"Aku menggeleng. "Bukan. Karena kau selalu mengingatkanku pada rasa sakit. Aku juga tidak sudi punya mertua seperti ibumu. Aku tidak bisa lupa saat dia menuduhku selingkuh, padahal dialah yang berselingkuh dengan, mertuanya sendiri," balasku mengatakan inti dari alasan penolakanku."Risa, aku hanya i-""Jika kau tidak berhenti mengusikku, maka aku akan memberitahu Agam tentang penyebab perceraian kita. Biar saja dia tahu kalau papanya suka memukuli ibunya. Itulah alasan kenapa aku membawanya pergi

  • Janda Tangguh Dikejar Mantan Suami   Part 98 Ancaman Terakhir yang Mutakhir

    Aku hanya bisa memandang taksi yang baru saja dihentikan oleh Aditya. Mantan suamiku itu sempat pamit pada Agam dengan mengatakan kalau dia harus pulang lebih dulu. Besok akan kembali menemuinya di rumah."Carisa …." Aku menoleh ke belakang dengan tatapan penuh harap."Kamu kenapa menangis?" Riswan dengan raut wajah cemasnya menghampiriku."Bagaimana bisa Kak Riswan tahu kami di sini?" Dia tersenyum menunjukkan riwayat chat dengan Tita."Kamu belum menjawab pertanyaan saya. Jelas bukan debu jalanan yang membuat kamu menangis," tebaknya dan dari ucapannya itu aku tahu dia masih menunggu penjelasanku.Kuceritakan apa adanya sambil menunjuk ke arah pintu ruko di seberang jalan. Aditya saat ini menemui si pemilik ruko kosong itu. Dia berniat untuk membuka toko sembako di sana. "Memangnya dia berniat pindah dan menetap di sini? Kenapa tidak cari rumah terlebih dulu? Kasihan istri dan bayi kembarnya kalau tinggal di sana. Ruko sebelahnya itu warung 24 jam, pasti akan berisik," ujarnya denga

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status