Beranda / Romansa / Janda Milik Sang Aktor / 56. Tamu di Pagi Hari

Share

56. Tamu di Pagi Hari

Penulis: Hannfirda
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-31 23:14:18

"Kamu pindah rumah? Terus rumahmu yang kelewat besar itu mau dijadikan sarang hantu gitu?" tanya Rosalie yang sudah siap mengomeli Noah.

Pagi-pagi sekali, Heru dan Rosalie menghubungi Noah terkait tingkah membahayakan pemuda itu yang diperbuat semalam—lagi. Lantaran sang kemenakan tak menjawab, maka Heru menghubungi Radu, meminta alamat baru rumah yang mereka tempati. Keduanya telah bertandang ke rumah keluarga Alejandro, tetapi tak mendapatkan balasan apa pun.

Sekarang, setelah mendapatkan alamat rumah baru Noah, keduanya datang dengan omelan yang makin menjadi-jadi. "Oh, ternyata diam-diam kamu jadi tetangganya Tara, iya? Astaga, buat apa sih, Noah! Kamu punya rumah yang kelewat besar lho!"

"Tapi nggak ada apa-apanya, Tante," sanggah Noah. "Terus kalau di sini, ternyata lebih dekat sama gedung lokasi syuting. Tanya aja sama Bang Radu! Beda kalau berangkat dari rumah langsung, agak lama, belum lagi kalau kena macet. Bonusnya, bisa dekat sama Tara, Tante! Kesayanganku, penyemangat har
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janda Milik Sang Aktor   57. Ramalan Nyeleneh

    "Ha? Gimana? Peramal?"Noah menurunkan kaca mata hitamnya, mengalihkan fokus kepada seorang wanita yang merupakan teman dekat si penulis. Sosoknya yang cukup nyentrik dengan pakaian berwarna neon membuat Noah memejamkan mata untuk sesaat. Entah mengapa, dia jadi melihat kembaran Cell yang sama-sama mengagumi warna neon. Wanita itu dikenal sebagai Madam Rowell—nama panggung yang dikenal oleh semua orang, tetapi si penulis tampaknya mengenal si peramal lebih dekat dari yang lain. Mbak Yuri, si penulis yang duduk di dekat Noah itu melambaikan tangan ke arah Madam Rowell. Saat berpandangan dengan Noah, Madam Rowell memindainya secepat kilat bagaikan mesin pemindai paling canggih yang pernah ada.Noah mengernyit, menatap sosok Madam Rowell yang telah mendudukkan diri di samping Mbak Yuri. Menyadari tengah menjadi objek bersusulkan tanda tanya, Yuri memperkenalkan Noah dan Radu kepada Madam Rowell."Noah, kenalkan! Dia ini teman dekat saya semasa sekolah dulu, dan sekarang kami masih berhu

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Janda Milik Sang Aktor   58. Bolehkah Aku Menyerah?

    Noah tidak percaya ramalan—sangat. Namun apa yang Tara lakukan padanya hari ini cukup merobohkan kepercayaan pemuda itu. Syuting berlangsung cepat, tanpa basa-basi. Noah menjalankan perannya dengan baik, walaupun hatinya ketar-ketir. Sebab dia tak mengerti, mengapa Tara langsung memutuskan jawaban seperti tak berpikir panjang lebih dulu?Dia merasa, seseorang baru saja memengaruhi Tara, atau mungkin wanita muda itu telah mendengarkan sesuatu yang menggugah hati serta pikirannya. Apa pun itu, Noah sangat terganggu sehingga saat mengambil jeda, yang dilakukan hanya melamun dan mengabaikan ucapan Radu."Noah? Tara nggak mungkin ... serius kan?" tanya Radu untuk yang kesekian kali demi memastikan asmara pemuda itu dan sang pujaan hati. Mendengar keputusan mendadak Tara yang hendak mengembalikan cincin lamaran dari Noah, jujur saja Radu jadi kasihan. Selama ini, dia tak pernah melihat Noah begitu luluh, tersenyum bagai anak anjing yang lucu dan polos. Noah si pemain wanita, memiliki tatap

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Janda Milik Sang Aktor   59. Haruskah Aku Mengabulkannya?

    Jika ajakan yang keluar dari mulut Tara tersampaikan pada Noah sebelum terlibat dalam perasaan penuh kepelikan, sudah dipastikan pemuda itu akan menyanggupi ajakan tersebut. Secepat kilat dia akan membawa wanita muda yang tempo hari menendang aset berharganya itu—dan jadi terkena disfungsi—ke hotel mana pun, mau yang terdekat atau termahal.Akan tetapi, Noah sudah tidak memikirkan disfungsi yang menderanya itu. Bahkan dia tak ingin membawa Tara ke tempat bernama hotel, melakukan hal yang biasa dia lakukan bersama para wanita panggilannya. Noah ingin menjaga Tara. Dia tak mau menyakiti hati janda yang satu itu, walaupun saat ini Tara baru saja mengajaknya pergi."Tara? Apa maksud kamu?" bingungnya. "Ke hotel? Astaga! Apakah kamu mengira kalau aku mau menikahi kamu cuma karena mau membawa kamu ke ranjang?"Sosok yang berdiri di hadapan Noah saat ini bukan seperti Hantara Gantari yang dikenalnya. Tara adalah wanita muda yang tangguh dan punya pendirian kuat. Mau terkena badai semacam apa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Janda Milik Sang Aktor   60. Padre & Madre

    Tara sempat berdiri di ambang pintu lift selama beberapa detik. Tanpa sadar, wanita muda itu menarik napas lantaran tak menduga akan seseorang yang telah berada di dalam lift itu. Dari sekian banyaknya orang, mengapa pula dia harus berhadapan dengan sosok Noah Alejandro? Sepertinya takdir memang ingin menguji sisa kewarasannya yang tertinggal.Tidak ada pilihan lain, Tara tetap memasuki lift tersebut. Begitu pintu tertutup, keduanya diserang kecanggungan yang berada pada tahap lain. Tara meringis, menggigit bibir bawahnya diam-diam. Entah mengapa, lift berjalan begitu lambat bagi keduanya. Belum lagi, Tara menyadari jika tujuan mereka memang sama; lantai teratas Hacer. Wanita muda itu memejamkan mata sejenak, mengembuskan napas secara perlahan, sebisa mungkin tak menimbulkan suara sedikit pun. Belum genap dua menit berada dalam kotak besi berjalan itu, tiba-tiba saja lift berhenti dengan sendirinya. "Eh?""Lho?"Berbekalkan pencahayaan dari lampu darurat, keduanya saling bertatapan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Janda Milik Sang Aktor   61. Memang Harus Mundur

    Kedua tangan Tara terkepal erat. Hatinya berdenyut nyeri berkat tamparan berupa pernyataan menyakitkan yang tidak bisa wanita muda itu tepis. Federick hanya berperan sebagai seorang ayah yang selektif, pria itu berkata demikian untuk mendulang masa depan sang putra yang masih panjang dan penuh gemerlap.Tara mencoba memakluminya, sehingga dia hanya mampu mematung dan tak bisa menyalahkan Federick. Pria itu sudah melakukan hal yang benar. Perlahan-lahan, selagi semua orang yang berada dalam ruangan tersebut sama-sama terbungkam, Tara berdiri. Noah mengatupkan bibirnya, hendak mengatakan sesuatu disertai emosi yang siap meledak kapan saja.Berupaya tersenyum, Tara memberanikan diri untuk menatap Federick dan Elisabeth secara bergantian. Walaupun hatinya seakan-akan tengah meneteskan darah seiring detik yang terlewat, wanita muda itu tak ingin memperlihatkan kelemahannya di hadapan orang-orang."Tenang saja, Señor. Saya juga tidak akan menikahi Noah, karena saya tau diri dengan status da

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-05
  • Janda Milik Sang Aktor   62. Lampu Merah Besar

    "Ngapain kamu harus ke sini sambil membelikanku itu?" Tara membuka pagar, melewati Seno yang masih menguarkan senyum manisnya. Wanita muda itu mengetahui arti dari senyum menggelikan tersebut, senyum sok meneduhkan yang berguna untuk merayu para wanita di luar sana. Sekarang Tara jadi berpikir, bisa saja saat menarik perhatian Juwita dulu, Seno bertingkah seperti ini. Membelikan dan menyempatkan diri untuk menyambangi si wanita secara terus-menerus.Begitu pagar terbuka lebar, Tara memasukkan mobilnya. Mengabaikan ucapan Seno yang menjelaskan kegiatannya pada hari ini, mulai dari A sampai Z. Padahal Tara tak bertanya sama sekali. Justru Tara berharap bahwa mantan suaminya yang tidak tau diri itu pergi dari hadapannya sekarang juga. Harinya sudah cukup kacau, jangan ditambah lagi dengan kehadiran Seno.Keluar dari mobil, Tara malah mendapati Seno yang telah menunggu di depan pintu rumahnya. Menghela napas berat, entah apakah dia bisa tertidur dengan nyenyak atau tidak setelah ini. Melip

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-06
  • Janda Milik Sang Aktor   63. Gonjang-ganjing

    Tara sedang menikmati kesendiriannya sebagai manusia yang baru saja mengalami patah hati. Namun berita menggemparkan itu datang diawali oleh tatapan tajam para staf lain yang seakan-akan mengulitinya hidup-hidup. Mulanya wanita muda itu merasa bahwa barangkali saja penampilannya ada yang salah, tapi setelah bertemu dengan Cell yang sudah menunggu di lobi, sepasang telinganya memergoki sebuah berita terpanas yang saat itu sedang disiarkan di televisi kantor.Dunia Tara seolah berhenti berputar. Bahkan wanita muda itu kesulitan bernapas saat menyadari bahwa foto yang diperlihatkan secara satu per satu dalam televisi merupakan fotonya dan Noah. Banyak yang mengambil tempat di depan rumahnya, sedangkan tiga foto lainnya memiliki latar berupa lantai teratas Hacer. Tara mengernyit, sesaat memikirkan sesuatu mengenai lokasi yang tak bisa dimasuki oleh sembarang orang itu. Namun pikirannya terbuyarkan kala mendapati panggilan masuk dari Heru. Cell mencengkeram tangannya, khawatir luar biasa.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-07
  • Janda Milik Sang Aktor   64. Rencana Menggelikan Seno

    Banyak yang tidak Tara pahami. Dunia sedang kacau-kacaunya, tetapi dia meringkuk di atas ranjang hotel yang terasa nyaman dan menenangkan. Kalau mau, dia bisa saja merebahkan diri dan menikmati cuti dadakannya ini. Namun pikirannya sedang dihantam badai kenyataan yang seakan bisa menggerogoti sisa kewarasannya.Cell keluar dari kamar mandi, rekan kerjanya itu telah membantunya seharian ini. "Hotelnya bagus, Tar. Aku jadi mau ikutan booking kamar sebelah, biar kesannya liburan. Omong-omong, tagihan kamar ini masuk ke mana? Dompetmu atau dompet Hacer?""Dompetku, memangnya kenapa? Mau ikutan?"Cell terkekeh pelan, lantas mendudukkan diri di tepi ranjang, turut memandang permadani langit yang berhiaskan mendung dari jendela. Sesaat, keheningan membanjiri tanpa repot-repot mau menyurutkan diri. Cell melirik Tara, enggan mengganggu rekan kerjanya yang sedang dilanda masalah itu."Keadaannya Noah gimana ya sekarang?" Tara mengerjapkan mata beberapa kali setelah bergumam tanpa sadar. Wanita

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08

Bab terbaru

  • Janda Milik Sang Aktor   102. Keluarga Kita - Tamat

    Beberapa tahun kemudian;"Pancake buatan Mama, enak?""Enak, Ma!""Sedapnyeee~""Enak dong, Sayang!""Sayang?""Eh?"Noah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Akibat salah memanggil, sekarang pria itu mendapatkan tatapan maut dari sang istri lalu tatapan penasaran dari si kembar. Berdeham, Noah menatap kedua anaknya secara bergantian."Lupakan ya? Papa nggak tau Papa bilang apa barusan. Jadi, pancake buatannya Mama enak kan?" Si kembar menggangguk, lantas Noah melemparkan cengirannya pada Tara. "Enak, Ma. Kata Alva dan Vira, enak kok! Iya kan?"Tara menggeleng-gelengkan kepala, tetapi seutas senyum terbit pada wajah cantiknya. Waktu bergulir begitu cepat. Noah dan Tara yang terlihat baru menjadi orang tua, kini telah mendapati si kembar berada pada jenjang Taman Kanak-kanak.Selepas menghabiskan sarapan, si kembar diantar ke TK oleh baby sitter. Dikarenakan Noah dan Tara harus mengurus beberapa hal, maka dari itu hari ini tidak bisa pergi bersama anak-anak mereka. Tara sudah kembali

  • Janda Milik Sang Aktor   101. Badai Pernikahan (2)

    Tara mengabaikan makan malam yang telah dipersiapkan oleh pembantu barunya. Wanita itu tengah memandang rintik hujan melalui jendela kamar. Seperti tak mempunyai semangat hidup, Tara hanya bergerak saat Alvaro atau Alvira terbangun. Selebihnya, dia akan diam saja. Melamun bagaikan sesosok mayat hidup.Hingga malam harinya, Tara terlelap dengan sendiri selepas menidurkan si kembar. Kala itu pula, Noah memberanikan diri untuk menilik tiga manusia yang sangat disayanginya itu. Melihat Tara tidur dengan mata membengkak, mampu mengiris Noah tanpa tedeng aling-aling. Menyakitkan sekali melihat wanita yang disayanginya menangis karena ulanya sendiri—keteledoran yang bisa berakibat buruk bagi masa depan keluarga kecilnya bila tidak segera diselesaikan secepat mungkin.Setelah seharian berkomunikasi dengan Padre dan seseorang yang menjadi dalang dari kesalahpahaman meresahkan ini, baru detik ini Noah menampakkan dirinya di hadapan sang istri. Kedua anaknya pun tampak menggemaskan. Mereka terti

  • Janda Milik Sang Aktor   100. Badai Pernikahan (1)

    Dari luar, pasangan Noah dan Tara terlihat harmonis dan baik-baik saja. Tetapi dalam setiap rumah tangga, selalu ada yang namanya huru-hara. Rintangan entah kecil maupun besar, keduanya pasti menyambangi tiap bahtera rumah tangga yang berlayar.Pada tahun pertama rumah tangga pasangan tersebut, mereka mendapatkan rintangan terbaru. Didukung oleh lelahnya fisik setelah seharian menjaga si kembar, kemudian kali itu Noah tidak bisa memberikan sedikit sanggahan."Maaf ya, Sayang? Aku sudah menyuruh Mbak Maryam untuk menemani selama dua puluh empat jam kok! Setelah semua urusan selesai, aku bakalan langsung pulang ke pelukanmu." Tutur Noah dengan berat hati.Dikarenakan perkara bisnis yang tak bisa sembarangan ditinggalkan, Noah harus pergi bersama Federick ke luar kota lagi. Tara tidak bisa bermanja-manja dengan berkata bahwa dia enggan membiarkan Noah pergi. Pada kenyataannya, selama ini Noah tak pernah absen dalam menemaninya. Sekarang, dia tak berhak untuk terlalu mengekang pria muda i

  • Janda Milik Sang Aktor   99. Kehidupan Baru

    Menjadi orang tua baru dari sepasang anak kembar tidaklah mudah. Baik Noah maupun Tara kekurangan tidur. Bahkan Noah harus mengurus beberapa pekerjaan dari rumah, lantaran dia tidak mau terlalu meninggalkan sang istri. Federick dan Elisabeth sudah menyarankan untuk menyewa baby sitter, tetapi pasangan tersebut menolak dengan alasan ingin memberi perhatian penuh selagi masih kecil. Mereka akan menyewa baby sitter saat si kembar sudah bisa berjalan, membantu Tara dalam kesehariannya."Sayang?" Noah menyembulkan kepala dari daun pintu."Ssstt! Mereka baru tidur, Sayang."Noah mengangguk, lantas berjalan mengendap-ngendap memasuki kamar. Mereka sudah berada di rumah sendiri, tapi keluarga besar betah mondar-mandir untuk menilik Alvaro dan Alvira. Meletakkan ponsel di atas nakas, Noah mendekati Tara yang berada di sisi lain ranjang. Pria muda itu memeluk Tara, yang kemudian dibalas dengan dengusan lelah pula. "Kamu hebat, Sayang. Kamu mau apa? Mau dipijit? Mau aku belikan sesuatu? Maaf ya

  • Janda Milik Sang Aktor   98. Lahirnya Si Kembar

    Tara tidak bisa ke mana-mana. Kenyataan itu membuatnya hanya mampu bergerak pada satu teritori saja; kediaman utama Alejandro. Sebetulnya dia ingin pulang ke rumah sendiri, tetapi mertuanya menolak dengan alasan tidak dapat membantu atau mengawasi Tara setiap saat.Bersama dua pengawal yang masih setia melindungi, seharusnya tidak masalah. Namun Elisabeth tak mau Tara kesusahan dalam keadaan hamil besar. Tara sendiri memang masih belum terbiasa atas perhatian berlimpah yang didapat dari keluarga mertuanya. Bahkan kehamilan yang dialami sampai detik ini pun setara mimpi indah baginya."Sayang! Ayo sini makan buah!"Pintu kamar menjeblak kencang, memperlihatkan sang suami yang membawa piring berisikan buah-buahan. Kalau dihitung, terdapat sekiranya lima buah yang sudah diiris. Tanpa sadar Tara menahan napas, takjub akan betapa banyak buah-buahan segar yang selalu tersedia di kediaman utama Alejandro ini.Menempatkan diri di samping Tara, Noah langsung menyuapi irisan buah kiwi yang tamp

  • Janda Milik Sang Aktor   97. Kisah Cinta Sampingan

    Selepas kehamilan Tara yang membutuhkan perhatian lebih besar, Cell sering menghabiskan waktu di studionya tanpa mau keluar untuk sekadar ke kafetaria. Entahlah, dia jadi tidak bersemangat. Satu-satunya teman yang kerap mendampingi di segala situasi sedang membutuhkan istirahat tambahan, sehingga Cell mulai kesepian.Benar, dia tidak punya teman lain di Hacer selain Tara. Maka dari itu, saat ini dia tak peduli bila harus dikata sebagai penggila kerja. Mau mencari udara segar pun, dia akan tetap bertemankan kesendirian. Namun siang itu, tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintunya dan menyembulkan sekantung plastik besar makanan."Oh? Tara?""Bukan!""Eh?" Cell mengerjap-ngerjapkan mata. Dahinya berkerut heran, tak menduga akan kedatangan seseorang yang lama tak bersua. "Radu? Ngapain ke sini? Katanya Tara, Noah lagi dinas di luar kota kan? Memangnya kamu nggak ikut Noah?""Enggak dong! Kan aku bukan pembantunya. Dulu aku memang mengikuti dia ke mana-mana karena memang itu tugasku sebaga

  • Janda Milik Sang Aktor   96. Permintaan Nyeleneh

    Kedatangan Seno yang terlalu berani ke kediaman utama Alejandro malam-malam begini, mengundang gurat keheranan pada wajah Tara. Yang mengherankan, bagaimana bisa Elisabeth dan Rosalie membiarkan cecunguk yang satu itu masuk? Bukan berniat menyalahkan, tetapi dia tau sendiri betapa protektifnya dua wanita itu. Membiarkan Seno masuk pada waktu seperti ini, sepertinya mantan suaminya itu melakukan sesuatu yang berhasil menarik iba dari Elisabeth dan Rosalie.Seno mendongak saat mengetahui kehadirannya. Apalagi, Tara sudah telanjur menggunakan parfum yang luar biasa harum dan kini rasanya menguar memenuhi seisi ruang tamu. Tara jadi malu sendiri. Tau begini, dia akan memakai parfum nanti saat hendak tidur saja.Sebab lihatlah—Seno malah senyam-senyum seperti orang sinting, berpikir jika Tara menyambut kedatangannya dengan tampil cantik dan wangi. Padahal Tara berdandan cantik untuk Noah tadi."Cepat katakan, Seno! Apa yang mau kamu katakan kepada menantu saya ini?" Suara Elisabeth memecah

  • Janda Milik Sang Aktor   95. Tamu tak Diundang

    Demi mengakhiri segala urusan yang—disinyalir masih belum selesai—oleh Seno, Tara memutuskan untuk berbicara empat mata dengan Seno di salah satu stand foodcourt. Sebenarnya dia luar biasa malas. Berhadap-hadapan dengan Seno, yang ada malah menambah tekanan darah tingginya. Saat itu, salah satu pramusaji datang untuk menawarkan lembar menu. "Bapak dan Ibu, silakan pilih, mau pilih makanan apa?"Seno tersenyum lebar, "Kami kelihatan cocok nggak, Mbak?"Tara mengernyit kebingungan. Maksud dari pertanyaan tersebut apa? Kenapa Seno tidak berkaca dari kejadian sebelumnya sih? Sekarang, Tara menyesal sudah mengizinkan dirinya untuk menuruti ajakan Seno yang tidak jelas itu.Si pramusaji mengangguk lantaran tidak tau yang sebenarnya. "Seharusnya Bapak di sampingnya Ibu ini, soalnya ibunya sedang hamil. Bukannya kalau hamil membutuhkan bantuan dari pasangannya ya, Pak?""Ah, begitu? Oke, kalau be—"Tara bersiap melempar ponsel ke arah Seno. Pria itu urung meneruskan ucapannya, memilih untuk

  • Janda Milik Sang Aktor   94. Perhatian Ekstra

    Bugh!Saking kesalnya, bukan Tara yang didapat, tetapi tendangan susulan dari wanita hamil tersebut. Seno meringkuk kesakitan. Sedari dulu, kemampuan fisik Tara memang tak bisa diremehkan. Namun dalam kondisi hamil seperti ini, tentu saja Tara sudah dirundung kelelahan lebih cepat dari biasanya.Napas wanita muda itu terengah-engah, mundur perlahan dan terjatuh dalam dekapan hangat sang suami. Elisabeth dan Rosalie mendekat, hendak membantu menopang tubuh Tara yang harus beristirahat itu. Malahan, gelombang mual datang membanjiri tenggorokannya. Menepi, Tara memuntahkan sup tahu pedas yang baru dimakannya tadi."Pergilah!" Noah memberi gerakan mengusir yang langsung dijalankan oleh dua pengawal di sisi Seno. "Tara sudah tidak menaruh perasaan sedikit pun terhadapmu, Seno. Pergi! Pergilah selamanya dari hadapan kami! Kalau kamu memang mencintai Tara, ikhlaskan Tara dengan kehidupannya yang sekarang ini. Kalau ketahuan kamu datang untuk mengganggu kami lagi, maka aku tidak akan ragu unt

DMCA.com Protection Status