Semua dilakukan serba cepat.
Prosesi pemakaman Azzura berlangsung khidmat.Azzura dikuburkan bersebelahan dengan makam sang Ibu, Adelia Kartika Wibowo.Saat itu, dari luar Fahri memang terlihat tegar bahkan tak ada satu tetes pun air matanya yang mengalir keluar.Dan hanya Rindu satu-satunya orang yang tahu bagaimana sejatinya perasaan sang suami saat ini.Sesungguhnya Fahri begitu rapuh.Bahkan sejak lelaki itu kembali ke Indonesia dengan membawa serta jenazah Azzura, Fahri tak sama sekali bicara. Lelaki itu diam membisu dalam duka yang menyelimuti hatinya.Kepergian Azzura benar-benar menjadi pukulan telak bagi Fahri yang membawa dirinya pada titik terendah kehidupan.Mungkin, jika tidak ada Rindu di sisinya, Fahri sendiri tidak tahu apakah dirinya masih bisa melanjutkan hidup atau tidak.Pemakaman selesai pagi itu.Awan mendung yang sudah menggelayuti langit Kota Jakarta sejak tadi malam seoHari-hari berlalu.Musim berganti dengan cepat.Waktu berputar bagai anak panah yang melesat dari busurnya.Waktu tiga tahun yang Fahri dan Rindu lalui bersama dalam kesederhanaan nyatanya lebih membahagiakan ketimbang mereka harus hidup dengan bergelimang harta dan kemewahan.Fahri mengawali karirnya dengan bekerja sebagai salah satu karyawan HRD di sebuah perusahaan di Jakarta.Sementara Rindu kembali fokus menekuni dunia literasi.Sejauh ini Rindu sudah berhasil merampungkan lima belas karya yang kesemuanya adalah novel bertema drama rumah tangga.Nama Rindu kini sudah banyak dikenal orang banyak dan pundi-pundi rupiah pun mengalir tiada henti dari semua naskahnya yang laris di pasaran.Bahkan ada beberapa naskah Rindu yang sudah dilirik oleh produser film untuk diangkat menjadi film layar lebar.Berkat kegigihan dan kesabaran mereka, lambat laun, perekonomian mereka yang sulit pun membaik dan kini R
"Bang, ada yang nyariin tuh di luar," ucap seorang lelaki berseragam pegawai minimarket pada rekan kerjanya yang bernama Albani."Siapa?" Tanya Albani yang saat itu sedang istirahat makan siang."Nggak tau, cewek, cantik pake hijab,"Kening Albani berkerut samar. Lelaki itu lekas menyudahi acara makan siangnya untuk segera menemui sang tamu.Dan Albani menjadi terkejut saat dia mengetahui siapa wanita yang dimaksud rekan kerjanya tadi.Dia Adel.Istri dari lelaki bernama Fahri Hendrawan.*****Enam jam berlalu, Albani sudah selesai bekerja dan berniat untuk mendatangi lokasi yang dijanjikan Adel tadi siang.Sebuah cafe elit di pusat kota Jakarta."Ada apa Mba?" Tanya Albani to the point begitu Adel menyuruhnya duduk.Mereka duduk berhadapan di salah satu meja di dalam cafe bernuansa cozy itu."Saya mau tanya, apa benar Rindu istri kamu itu seorang penulis?" Tanya Adel saat itu
"Permisi Pak Fahri, ada telepon dari Nyonya Heni," ucap seorang perempuan yang saat itu melongokkan tubuhnya sedikit dibalik pintu ruang kerja sang direktur."Baik, saya angkat dari sini," jawab Fahri datar. Lelaki itu meraih gagang telepon di atas meja kerja dan mengangkat telepon sang Ibunda."Halo? Fahri? Adel mau melahirkan, tadi sudah pecah ketuban di rumah. Mamih sudah di rumah sakit sekarang. Rumah sakit Bersalin," beritahu sang Mamih di seberang.Degup jantung lelaki berumur 29 tahun itu kian berdebar lebih cepat mendengar kabar sepenting itu.Sesuatu yang sejak lama dia nanti-nantikan akan tiba setelah 2 tahun usia pernikahannya dengan Adelia Kartika Wibowo, dimana dirinya akan menjadi seorang Ayah.Sungguh menjadi berita yang begitu membahagiakan sekaligus mengkhawatirkan bagi seorang Fahri, sang CEO sukses yang kini mul
Masa sebelum Prolog..."Halo, Mas? Aku sudah di terminal sekarang," beritahu seorang wanita dengan pakaiannya yang mengundang perhatian khalayak umum.Normalnya manusia, jika berada di terminal pasti memakai pakaian biasa, berbeda halnya dengan wanita bernama Rindu itu.Seorang wanita dengan parasnya yang manis dan rambut ikal panjangnya yang kini berkonde.Kebaya putih yang dia kenakan menjuntai panjang dan sudah setengah kotor karena terseret-seret bahkan ujung-ujungnya sudah hampir robek.Rindu sadar dirinya tengah menjadi pusat perhatian dengan penampilannya yang nyentrik di tengah-tengah kawasan terminal akibat pakaian yang dia kenakan saat ini adalah sebuah gaun pengantin design salah satu perancang busana kondang tanah air. Sebuah gaun pengantin yang harusnya Rindu kenakan di acara p
Setelah menjalani segala prosesi pernikahan yang rumit, malam hari tiba waktunya pasangan pengantin baru itu menikmati indahnya malam pertama.Waktu satu bulan termasuk waktu kilat untuk Fahri dan Adelia mempersiapkan pernikahan impian mereka.Pernikahan super megah dan mewah itu berlangsung di aula gedung salah satu hotel berbintang lima di kawasan pusat Kota Surabaya dan di hadiri oleh ratusan tamu undangan yang berasal dari kalangan atas.Seperti janjinya semula, setelah Fahri resmi memiliki seorang istri, Pak Hendrawan, selaku ayahanda Fahri akan memberikan seluruh kepemilikan atas perusahaan dan semua aset kekayaannya pada sang ahli waris satu-satunya itu.Akhir-akhir ini kondisi kesehatan Pak Hendrawan seringkali drop karena memang faktor usia. Itulah sebabnya, dia dan sang istri ingin lekas menimang cucu dari anak tunggal mereka.
Satu bulan berlalu.Kehidupan yang dijalani Rindu dan Albani di Jakarta kian sulit.Usaha Albani mencari pekerjaan tak juga membuahkan hasil padahal sisa uang simpanannya sudah pailit.Belum lagi ditambah biaya sewa kontrakan yang sudah mendekati tempo.Albani benar-benar kebingungan.Kesana kemari dia melamar pekerjaan, berbekal ijazah SMAnya tapi selalu saja ditolak.Nyatanya, benar apa yang dikatakan Syarif sahabatnya di kampung mengenai kejamnya kota metropolitan. Jika tidak kuat-kuat iman, banyak orang yang pada akhirnya menyerah pada keadaan dengan cara menghalalkan segala cara demi mempertahankan hidup.Seharian ini setelah lelah berjalan kaki mengunjungi kantor, pabrik, ruko dan mall-mall di selatan Jakarta, Albani memutuskan untuk beristirahat
Setelah melalui beberapa proses psikotest dan interview kerja, Rindu akhirnya diterima sebagai salah satu karyawati di Perusahaan Ritel terbesar di Indonesia itu.Sebagai seorang sarjana ekonomi, Rindu mendapat posisi bagus di kantor cabang baru itu menggantikan sementara posisi sekretaris CEO yang kebetulan sedang cuti melahirkan.PT. He-Market Trijaya Tbk bergerak dalam bidang distribusi eceran produk konsumen dengan mengoperasikan jaringan mini market, dengan nama "He-Mart". Jaringan mini market terdiri dari minimarket, dengan kepemilikan langsung dan berdasarkan perjanjian waralaba.Jaringan ini sangat luas dan sudah mencakup hampir di setiap pelosok daerah di Indonesia.Itulah sebabnya perusahaan ini berkembang pesat dan menjadi salah satu perusahaan besar yang menjanjikan.Ini hari pertama Rindu bekerja.
Kehadiran Rindu di kantor cabang baru itu mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak yang kebanyakan berasal dari kubu kaum adam.Kecantikan Rindu seolah mengguncang seluruh divisi bagian di dalam kantor untuk mencari tahu siapa karyawati baru yang beruntung karena bisa menempati posisi paling diminati berbagai pihak yakni sebagai sekretaris dari Direktur utama mereka, yang konon katanya kini beralih tangan kepada anak si pemilik perusahaan.Seorang lelaki tampan bergelar sarjana Master lulusan salah satu Universitas terkemuka di USA."Wah, kalau sekretarisnya model begitu sih, udah pasti jadi simpenannya Pak Hendrawan," celetuk salah satu karyawati di divisi perencanaan. Sesekali dia melirik Rindu yang sibuk di kubikel kerjanya."Sayangnya punya Pak Hendrawan udah meletoy kali nggak bisa lurus dan tegak lagi," sahut karyawati lain yang disambut dengan cekiki