Share

Ketulusan yang abadi

Selamat membaca.

Angin berhembus dengan begitu lembutnya menerpa wajah Sania saat melewati jendela terbuka di perusahaan. Lalu dengan lembut pula, sebuah senyuman terukir dari dua sudut bibirnya. Kepalanya tertunduk singkat, Sania merasa sangat senang sekarang.

Satu-satunya—pikirnya membatin.

“Kau tersenyum?” tanya Gavin, alisnya mengerut saat melihat Sania tersenyum seperti itu. Sangat tulus dan asli, seakan ada yang sudah benar-benar membuat ia bahagia.

Sania menatap Gavin sembari tersenyum smirk.

Dan pria dengan kacamata itu hanya menghembuskan nafasnya kecewa. “kau mengubah senyumanmu lagi. Itu palsu kan?” Tebak Gavin.

Sania hanya merespon sambil tersenyum aneh.

Itulah yang menjadi alasan, mengapa Gavin lebih baik tidak bicara terlalu lama dengan Sania. Sebab semakin mengenal wanita dengan ribuan luka transparan itu hanya akan membuatmu masuk ke dalam jurang yang ia buat.

Meski terasa sangat dekat, tapi percayalah. Gavin menyadari kalau langkah yang mereka buat malah akan memb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status