Selamat membaca.Satu hari setelah menghilangnya Luke conan dan Sania Allegra.BRAK!‘‘Apa yang sedang kau coba buktikan?’’ teriak sang kekek pada cucunya yang saat ini sedang menatap ke arah cangkir kopi panasnya di meja kerja dengan tulisan CEO utama perusahaan tersebut.Luke merikik pria paru baya yang sepertinya sangat marah atas tindakan yang jauh dari kata cucu jahat tidak berguna yang hausakan darah.Dia tersenyum pada sang kakek. ‘‘Apa lagi?’’ tanya Luke balik dengan gerakan santai ia menyeruput kopi yang tak perlu ia tiup itu. Melihatnya saja sudah membuat lidah seakan terbakar oleh panasnya situasi.Dari balik pintu, Gavin mendengarkan dan dari kamera pengawas yang sengaja di letakan di dalam ruangan sang pimpinan. Darrel mengamati. Sedangkan Nael yang berdiri tepat di samping Luke hanya diam saat melihat interaksi dari dua orang dengan marga yang sama itu sedang bertengkar.Memang saat mereka berhasil menemukan Luke dan Sania yang sengaja bersembunyi di sebuah gubuk kecil y
Selamat membaca.‘’Kau mendengarku?’’ tanya Luke saat tak mendapatkan jawaban dari sang istri tercinta.Dia yang sedang tenggelam dalam pemikirannya akhirnya terbangun karena mendengar suara Luke yang tmasih begitu cemas.Tentu saja, siap yang tida akan cemas saat orang yang harusnya belum tahu apapun tentang rahasia yang selama ini di simpan, kini selangkah lebih maju. Disaat mereka tak memiliki persiapan apapun akan hal hal ini.Lama saling tatap, akhirnya Sania menjealskan apa yang ia inginkan dan apa yang harus Luke mainkan. ‘‘Jangan sampai ada yang mati lagi, dan gagalkan rencana yang sedang keluargamu bersiapkan untuk menghancurkan mu.’’‘‘Mereka? menghancurkan ku?’’ ucap Luke dengan senyuman sinis yang terukir dengan jelas dari kedua sudut bibirnya.Sania tahu kalau Luke pasti akan meremehkan keluargnaya. Tapi pikiran yang membuat ia selalu menang itulah yang membuat Sania merasa kalau Luke adalah orang bodoh alam bentuk paling sempurna.Sania menghela nafasnya jengah. ‘‘Kau me
Selamat membaca.‘‘Pemimpin utama perusahaan Nagatama mengejutkan publik setelah memecat sebagian dari karyawan dan membuka lowongan pekerjaan yang menargetkatkan anak-anak berbakat yang baru saja menyelesaikan pendidikan mereka. Tak hanya itu pemilik utama, Luke Conan memberikan gaji yang cukup tinggi bagi para peserta tranning yang memiliki kualifikasi yang cukup baik dalam pekerjaannya. Jelas ini menggegerkan dunia bisnis dengan tindakan yang di lakukan CEO utama Nagatama tersebut.’’Banyak rumor yang beredar kalau ia tak sekejam itu, tapi ada juga yang mengatakan kalau Luke Conan sudah gila. Karena mengambil keputusan yang gegabah–Sania yang membaca berita dalam hatinya. Sontak menatap ke arah Luke yang sedang sibuk dengan masalah perekrutan. Keputusan yang tidak mencerminkan seoarang manusia. Itulah yang semua orang pikirkan saat ini tentang apa yang sedang terjadi.***Keamanan di perketat untuk mengawasi keluarga conan.Di rumah mereka sendiri yang terasa seperti sebuah penjar
Selamat membaca.Lia mengalami kecelakaan, mobil yang ia kendarai terjun bebas ke jurang dengan sungai di bawahnya.Bersama dengan itu semua, rumah keluarga Conan terbakar habis. Luke yang mendengar itu pun menjadi sangat murka pada Sania. Tahu kalau ia gagal mepertahankan orang-orang yang tidak seharusnya mati itu. Mengubah rencana, kini ia berniat untuk mengurung Sania selamanya di tempat idak seorang pun manusia atau matahari yang bisa mengambilnya dari pelukan Luke.Dia mencoba untuk mengingkari janjinya. Namun….***Bertahun-tahun yang lalu, ketika ‘Mereka’ masih sangat kecil saat itu. Dia mempunyai kehidupan yang yang normal dan tentu saja, keluarga yang utuh. Ia bahkan punya seorang sadara yang tak kalah cantiknya darinya.Saudara yang selalumembuat ia iri setiap kali mereka bertemu. Dan karena alasan itulah ia selalu berniat untuk mencelakai saudaranya itu karena rasa cemburu sebab keluarganya sendiri melarangnya untuk bermain bersama dengan saudarinya sendiri.Bahkan sang sa
Selamat membaca."Aku hamil Mas."Seorang pria rupawan yang sedang meneguk segelas air putih itu pun segera memuntahkan kembali apa yang baru saja ia minum. Lalu menoleh ke arah istrinya. "Kau, Hamil? Yang benar saja, kakek akan melemparku ke jurang jika sampai ia tahu kalau calon menantu sempurnanya hamil di saat yang, tidak tepat!" bentak Luke Conan, pada dua kalimat terakhirnya. Pria dengan proporsi tubuh sempurna, cukup untuk membuat wanita manapun bertekuk lutut. Tapi sayang, tidak ada yang berani mendekatinya."Gugurkan kandungan itu!""Oke.""Oke?" kini Luke mengeram marah, ia menatap istrinya itu tak percaya. Sebelum tatapannya tertuju pada perut rata yang sengaja dielus-elus oleh Sania Allegra, dengan senyuman tak berarti apapun. "Dia anakku, berani sekali kau setuju begitu saja.""Bukanlah Mas sendiri yang bilang untuk digugurkan, sejak kapan jadi salahku?""Setidaknya bertahanlah, atau lari, menangis mungkin tidak akan membuatku kecewa."Sania diam. Sebelum 'pft … hahaha'
Selamat membaca.Deg!Terkejut saat Sania menganggapnya hanya sebatas partner kerja. Dan lagi. "Apa kau tidak hamil?" entahlah, Luke merasa kecewa padahal ia yakin kalau malam itu ia meniduri Sania tanpa sadar. Dan tak sengaja melakukan kontak fisik, bahkan suara indah Sania masih dengan jelas diingatan-nya. "Sania, Jawab?""Em. Aku tidak hamil. Karena jelas-jelas itu akan berbahaya.""Untunglah." Luke menyembunyikan kekecewaannya dibalik kelegaannya, mungkin itu semacam karma dipikirnya. Karena mencoba menjadikan Sania selamanya menjadi miliknya, tapi ia egois. Sampai lupa kalau Sania harus memiliki kehidupannya sendiri. Dia masih muda, pintar dan menjeratnya selamanya dalam keluarga Luke yang sedikit gila. Luke tidak sanggup melakukan hal itu.Dia—Luke, masih memiliki sedikit alasan untuk memaksa Sania tetap berada disisinya."Akan ada pertemuan keluarga, mungkin aku tidak akan pulang malam ini dan akan menginap sampai esok. Kau, tidak masalah tinggal sendirian disini?""Kenapa kau
Selamat membaca.BRAK!PRANGGG! Suara mobil berdecit membulatkan pandangan Luke."Sania!"Refleks Luke menghentikan mobilnya, langkahnya dengan cepat berlari ke arah Sania yang mengalami kecelakaan tepat di depan minimarket.Orang-orang berkumpul, namun mereka malah membantu pria bermotor yang ditabrak Sania."KALIAN BUTA?" Sania terkejut saat melihat Luke. "Hei tenanglah, aku baik-baik saja." Luke mengernyitkan keningnya. Membantu Sania yang malah tersenyum padanya. Lalu seorang kasir tiba-tiba saja menghampiri. "Terima kasih, kamu baik-baik saja?" tanya sang kasir cemas. Sania lantas menganggukan kepalanya sebagai jawaban.Karena kejadian itu, Luke melarang keras Sania mengendarai motornya dan harus pulang bersama dengannya."Pria yang baik." puji Sania. Sembari melihat Luke yang mau repot-repot membeli beberapa plester untuk luka kecil di siku dan lututnya.Tapi saat pria itu keluar dari toko, wajah pria yang tidak lain adalah Luke itu terlihat marah."Ada apa?" Jangan-jangan i
Selamat membaca.Deg!Deg!Deg!Deg!Jantung Sania berdebar dengan sangat hebatnya, saat sebuah mobil di depannya menabrak mereka berdua.Darah mengenang di jalanan."Sadarlah Sania? Apa yang kau pikirkan?"Panggilan itu menyadarkan Sania dari lamunannya, tentang kecelakaan yang belum terjadi. Bingung Sania melihat dan meraba-raba tubuhnya sendiri.Lalu kedua tangannya menyentuh wajahnya sendiri."Aku masih hidup.""Memangnya kenapa kalau sudah mati?"Ternyata hanya imajinasi Sania."Tidak, aku belum menikah sungguhan, belum punya anak, dan punya banyak harta. A—aku bahkan belum menulis surat wasiat dan bertemu dengan keluargaku." Regek Sania. Meracau tak jelas.Luke malah terkekeh dengan apa yang baru saja ia dengar, pasalnya mereka baik-baik saja. Dan berada tepat di belakang garis aman, menunggu kereta lewat—apa Sania sedang memikirkan hal yang buruk.Tapi seketika tawa Luke berhenti sebab. "Bisa-bisanya kau berpikiran buruk seperti itu! Bagaimana kalau hal itu benar-benar terjadi?