Share

Putus asa

Selamat membaca.

"Kau bercanda kan?" tanya Luke sambil mencengkram kuat dagu Sania, tak lupa juga ia menatap Sania dengan tajam. Seolah Sania saat ini adalah musuhnya.

Mengeryit, Sania tersenyum puas saat melihat ekspresi Luke yang ternyata tidak pernah berubah.

Dia mendorong Luke dengan kasar. Lalu berkata, "harusnya aku tahu kalau sejak awal, kau memang seperti ini."

Luke memiringkan kepalanya, menatap sisa dorongan Sania pada dadanya yang cukup kuat untuk ukuran tangan kurus yang mulus dan lemah—begitu pikirnya.

"Sayangnya sudah terlambat untuk menyesal Sania, kini kau tidak punya siapapun selain aku. Jadi," Luke menarik kerah baju Sania. "Jangan mencoba untuk melawanku, karena aku tidak suka di lawan olehmu Sania."

Sakit. Kepala Sania tiba-tiba saja berdenyut, meski hanya berlangsung tak kurang dari satu menit.

Rasanya ia seperti De Javu saat ini.

Tatapannya kembali tertuju pada Luke. Apa mungkin, "kau takut kalah dariku atau? Kau pernah kalah dariku?!"

"Kau benar-benar…."

Luke m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status