Share

Chapter 3

Arumi mondar-mandir di dalam ruang kerjanya di butik. Ia masih kepikiran soal pengakuan mengejutkan Prayoga semalam. Hati Arumi sungguh hancur, ia tak menyangka jika ternyata Prayoga akan setuju dengan ide konyol Bu Melinda untuk menikah lagi.

Ketakutan Arumi sepertinya akan benar-benar terwujud. Rumah tangga yang sudah dibangun selama lima tahun, akan segera hancur.

Prayoga yang selama ini berjuang bersamanya, kini mulai menyerah dan terpaksa mengikuti kemauan orang tuanya.

"Siapa?!" lamunan Arumi pecah saat tiba-tiba pintu ruang kerjanya diketuk.

"Maaf Bu" tampak seorang wanita berdiri di ambang pintu saat pintu dibuka.

"Ada apa Ainah?" tanya Arumi pada Ainah, resepsionis di butik milik Arumi.

"Ada orang yang datang untuk melamar pekerjaan, sepertinya lowongan yang kita sebar di sosial media sudah dibaca oleh para penggunanya "

"Oh begitu, suruh dia masuk!" pinta Arumi sambil melenggang kembali ke meja kerjanya.

Untuk sejenak ia harus menepikan urusan rumah tangganya.

Dan tak berselang lama, Ainah datang kembali dengan seorang wanita muda.

"Ini orangnya Bu!" ucap Ainah.

"Ya sudah, biar aku yang tangani, kau kembali bekerja " perintah Arumi.

Ainah pun segera keluar ruangan, dan kini tinggallah Arumi dan wanita si pelamar kerja itu.

Arumi memperhatikan wanita itu secara seksama. Wanita itu terlihat masih muda, mungkin berusia sekitar dua puluh tahun lebih. Ia memiliki tubuh yang ramping, dengan wajah yang juga cukup menarik. Dan entah mendapat Ilham darimana, tiba-tiba Arumi memikirkan tentang sesuatu.

"Duduklah!"

"Iya Bu" jawab wanita itu malu-malu.

"Siapa namamu?" tanya Arumi sambil mengamati wajah wanita itu.

"Saya Nurselia, bisa panggil Selia" jawabnya lagi.

"Oh, baiklah Selia, bisa saya minta berkas mu?"

Selia lalu menyodorkan sebuah map berwarna cokelat.

Begitu menerima map dari sekian, Arumi langsung membaca beberapa berkas yang dilampirkan di dalam map itu.

Arumi manggut-manggut, sebelum akhirnya menutup map itu dan meletakkan begitu saja di atas meja, sedang Selia menunggu dengan perasaan cemas.

"Kau sudah punya pacar?" tanya Arumi kemudian.

"A-apa, apa Bu?!" Selia kaget dengan pertanyaan yang diluar dugaannya itu.

"Iya, aku tanya apa kau sudah punya pacar?" ulang Arumi.

"Ma-ma, maaf Bu, be-be-belum" jawab Selia gugup, keringat dingin pun mulai keluar dari pori-pori kulit tubuhnya.

Arumi menarik nafas lega, sepertinya apa yang sedang ia pikirkan akan bisa segera terwujud.

"Baguslah" jawab Arumi santai, lebih tepatnya mencoba untuk santai, meski hatinya sebenarnya sedang kacau saat ini.

"Apa kau ingin uang lebih,e bukan, maksudku apa kau ingin mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari gaji bekerja di butik ini?" Arumi mulai menggiring Selia ke dalam rencana yang saat ini terbesit di dalam pikirannya.

Selia mengernyitkan keningnya, bingung.

"A-apa maksudnya Bu?" tanya Selia, yang sejauh ini masih belum paham arah dari pembicaraan mereka.

"Aku menawarkan kerjasama yang lebih menguntungkan dan bisa memberi kau penghasilan yang besar" rayu Arumi yang rupanya tertarik dengan sosok Selia yang terlihat lugu dan baik itu. Arumi berniat untuk menjadikan Selia istri kedua untuk Prayoga. Hal itu ia lakukan bukan karena ia mendukung niat Bu Melinda untuk membuat Prayoga berpoligami, tapi jika wanita yang akan menjadi istri baru Prayoga adalah hasil dari pilihan Arumi, ia berkeyakinan akan tetap bisa menguasai Prayoga sepenuhnya, mengingat Selia hanyalah seorang gadis biasa. Berbanding jauh dengan Arumi yang seorang lulusan perguruan tinggi ternama, dan juga seorang wanita karir.

"Jadi, bagaimana Selia, apa kau tertarik?"

"E, iya, ta- tapi apa itu Bu?" tanya Selia ragu.

"Huh!!" Arumi membuang nafas, seolah ingin membuang semua beban yang berkecamuk di dadanya saat ini.

"Apa kau bersedia menjadi istri kedua?"

"A-apa???!!!" Selia kaget bukan main mendengar ucapan Arumi itu.

Semakin panik gadis itu, ia yang semula berniat datang ke butik itu untuk melamar pekerjaan, kini justru ditawari untuk menjadi istri kedua, sungguh hal yang sangat menakutkan.

"Kau tak usah takut!" seloroh Arumi cepat, seolah ia tahu apa yang sedang Selia pikiran saat ini.

"Ini hanya sementara, lebih tepatnya, kau hanya menjadi istri kedua sampai kau hamil dan melahirkan, lalu setelah itu kalian akan berpisah. Lagipula pernikahan itu juga hanya nikah dibawah tangan kok, jadi kau tak usah takut akan terikat selamanya. Jika semua tujuan sudah tercapai, kau bisa langsung berpisah dari suamimu itu" Arumi mencoba memberi Selia gambaran tentang apa yang ia tawarkan.

Selia diam, ia sedang mencoba mencerna tawaran yang Arumi berikan itu.

Sebenarnya ia merasa tersinggung dengan tawaran Arumi itu, tapi ada satu hal yang akhirnya membuat Selia tak langsung marah pada Arumi. Bukan semata karena saat ini Selia sedang melamar pekerjaan di butik Arumi, tapi itu karena saat ini ia memang sedang membutuhkan uang. Uang yang jumlahnya tak sedikit. Dan jika bisa, ia ingin mendapatkan uang itu dalam kurun waktu yang tak lama. Ia membutuhkan uang yang cukup banyak untuk membiayai adiknya yang hendak masuk ke perguruan tinggi dalam waktu dekat ini.

Tawaran dari Arumi itu cukup menggiurkan walaupun resiko yang harus ditanggung cukup besar, Selia harus rela jadi istri kedua.

"Bagaimana Selia?" tanya Arumi, memecah lamunan Selia.

"E, i-iya Bu.." jawab Selia tergagap.

"Apa kau bersedia?" Arumi mulai tak sabar.

Selia jadi bimbang, di satu ia sedang butuh uang, tapi disisi lain ia harus mempertaruhkan harga dirinya demi mendapatkan uang itu.

"Kalau kau tak mau, aku akan cari orang lain!" ancam Arumi.

"E, jangan Bu, baiklah saya bersedia!" sambar Selia cepat, meski akhirnya ia merasa sedikit malu karena bersedia menerima tawaran itu.

"Sata, saya sedang butuh uang untuk biaya kuliah adik saya" Selia mencoba memberi pembenaran atas keputusannya untuk menerima tawaran Arumi, dengan maksud agar Arumi tak salah paham.

"Aku akan kirim surat kontraknya padamu besok, kau tanda tangani, lalu kau simpan satu untuk, sedang satunya lagi kau kirim padaku" pungkas Arumi, sebelum akhirnya memutuskan untuk mengakhiri perbincangan hari ini dengan Selia.

_____

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status