Share

Chapter 11

Author: Queen Sando
last update Last Updated: 2024-09-11 16:52:11
"Terimakasih Mas karena sudah mau mengantar aku pulang" ucap Arumi sambil melepas Coat hitam yang ia kenakan.

"Aku mau balik lagi" Prayoga hendak melangkah keluar ruangan.

"Tapi ini sudah dini hari, Mas"

"Aku tau, tapi apa jadinya kalau Ibu atau Selia tau aku mengantar kau pulang?" Prayoga gusar.

"Em, baiklah, tapi setidaknya duduk dulu sebentar. Aku buatkan kopi dulu"

tanpa menunggu persetujuan dari Prayoga, Arumi langsung bergegas menuju dapur.

Tak berselang lama, ia sudah kembali dengan secangkir kopi almond hangat yang mengepulkan aroma wangi.

Prayoga menerima cangkir itu, asap dari kopi hangat itu membuat pikiran Prayoga yang sedang kacau menjadi sedikit tenang. Arumi sudah lima tahun hidup dengan Prayoga, itulah sebabnya, ia tahu persis bagaimana suaminya itu selalu minum kopi untuk menenangkan pikirannya.

"Minumlah, Mas!" ucap Arumi sambil tersenyum, meski ia kini mulai asing dengan wajah ramah dan lembut seperti dulu. Sejak pernikahan kontrak Prayoga dan Selia t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 12

    "Mau kemana Mas?!" tanya Arumi setengah bingung saat melihat Prayoga memasukkan beberapa helai pakaian ke dalam tas. Prayoga tak menjawab, ia masih sibuk dengan kegiatannya itu. "Mas?!" ulang Arumi, ia mulai gusar, pasti ada hal buruk yang terjadi. "Mulai hari ini aku memutuskan untuk memindahkan Selia ke rumah orang tuaku" "A-apa??!!" Arumi kaget bukan main, di pagi hari yang cerah dengan sinar mentari yang hangat itu, ia justru harus mengawalinya dengan mendengar kabar buruk. "Ta-tapi..." "Jangan bertanya apa-apa lagi, Rum" cegah Prayoga, ia sepertinya sedang malas berbicara dengan Arumi. "Ya, bukan begitu Mas. Tapi, aku tetap ingin tau, kenapa kau ingin membawa Selia untuk tinggal disana?!" Arumi penasaran sekaligus gelisah. Prayoga melemparkan satu helai pakaian yang tadi sedang ia pegang ke atas kasur begitu saja, itu sungguh memperlihatkan betapa ia tak nyaman dengan pertanyaan Arumi. "Rum, harus berapa kali aku jelaskan padamu, Selia itu istriku, ya meski kami hanya me

    Last Updated : 2024-09-14
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 13

    Selia merasa di atas angin. Permintaan maaf Arumi sungguh sudah membuat wanita itu merasa istimewa. Dan entah kenapa, tiba-tiba terbesit di dalam benak Selia untuk melakukan sesuatu yang lebih dari itu. "Em, jadi Ibu merasa bersalah?" tanya Selia dengan wajah datar. "E, itu, ya" jawab Arumi pasrah "Baiklah, karena Ibu sudah mengakuinya, saya akan maafkan" "Terimakasih Sel" Arumi segera beranjak dari kamar Selia, ia sudah merasa muak sejak tadi dengan sandiwara yang terpaksa ia mainkan. "Tunggu Bu!" langkah Arumi tertahan oleh Selia. Arumi berhenti, tapi ia tak menoleh apalagi membalikkan badannya. Ia tetap berdiri di tempatnya. "Tapi nggak semudah itu Bu" tiba-tiba Selia sudah ada di belakang Arumi. Ucapan Selia kini langsung membuat Arumi tertarik, ia seketika membalikkan badannya dan menatap tajam pada Selia yang berdiri di hadapannya. Tapi, Selia terlihat tenang, ia sama sekali tak gugup atau sungkan seperti yang biasa terjadi saat ia berhadapan dengan Arumi. Sepe

    Last Updated : 2024-09-15
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 14

    "Bu, kenapa belum diminum susunya?" tanya Mbok Piah cemas, semenjak kepergian Prayoga, Arumi mulai berubah. Ia sering terlihat murung, ia juga jarang pergi ke butik. Nafsu makannya juga bilang. Meski Mbok Piah selalu memasak makanan kesukaanya, Arumi sering tak menyentuhnya. Ia baru mau makan saat Mbok Piah memaksa, itu juga hanya beberapa suap saja. Mbok Piah jadi semakin khawatir dengan kesehatan Arumi. "Ayo minum Bu!, ini susu kurma buatan saya sendiri, saya belajar di hape, coba ya Bu!, kalau enak, boleh nggak kalau jadi apa itu, e, yang kayak orang-orang, kret..kret, apa itu.." "Kreator Mbok" celetuk Arumi sambil tersenyum tipis. Mbok Piah senang karena candaannya itu ternyata bisa membuat Arumi tersenyum, setelah beberapa waktu lamanya ia hanya murung. "Nah itu Bu. makanya, Ibu coba ya susunya!" bujuk Mbok Piah. Arumi menatap Mbok Piah, wanita tua yang selalu sabar dalam menjaga dirinya. Mbok Piah selalu ada untuk Arumi dalam segala situasi. "Makasih ya Mbok" "Untuk semu

    Last Updated : 2024-09-16
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 15

    "Apa Mbok?, Mas Yoga!" Arumi setengah tak percaya saat Mbok memberitahunya, ada Prayoga di luar sana. Arumi bergegas menuju ke jendela kamarnya, ia membuka sedikit tirainya, lalu netra indahnya mengintip ke luar. "Deg!!" jantung Arumi seperti berhenti berdetak. Mbok Piah benar, di halaman rumah tampak terparkir mobil sedang warna biru yang merupakan mobil Prayoga. Keringat dingin membasahi sekujur tubuh Arumi. Ia panik. Saat berbincang lewat telepon beberapa saat lalu, Prayoga marah besar pada Arumi dan menuduh Arumi memfitnah Selia, dengan mengatakan Selia meminta uang pada Arumi sebesar dua puluh juta untuk membeli parfum. Sedang menurut Prayoga, Selia meminta uang tak sebanyak itu, hanya beberapa juta saja. Sepertinya Prayoga belum merasa puas marah lewat telepon, ia mungkin berniat melanjutkan lagi kemarahannya secara langsung pada Arumi. "Bu, bagaimana?" Mbok Piah juga ikut panik. "Em, buka saja Mbok" ucap Arumi sambil bergegas turun ke lantai bawah. Mbok Piah s

    Last Updated : 2024-09-19
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 16

    "Kok nggak makan?" Prayoga bertanya pada Selia yang terlihat hanya mempermainkan sendoknya di atas piring berisi nasi putih dan beberapa lauk-pauk. "Sel?" ulang Prayoga dengan suara lembut, sejak Selia hamil, Prayoga memang lebih protektif pada Selia. Ia sungguh takut sampai terjadi hal buruk pada wanita yang sedang mengandung anaknya itu. Selia menggeleng. "Ayo makan, kaldu nggak makan, nanti dedek bayinya lapar, kasihan loh" Prayoga menghampiri Selia, lalu dengan tangan kekarnya ia membelai lembut perut Selia yang buncit. "Ntar ya dedek sayang, Papa masih bujuk Mama biar mau makan" ucap Prayoga yang berbicara dengan sang anak yang masih berada di dalam rahim Selia. Melihat sikap manis Prayoga, hati Selia bergetar hebat. Ada sebuah rasa aneh yang tiba-tiba hadir. Selia selalu merasa melayang di angkasa setiap kali melihat Prayoga memberinya sebuah perhatian, meski itu hanya berupa hal-hal kecil. "Uh, sungguh pria yang sempurna. Udah ganteng, kaya, baik, beruntungnya Bu A

    Last Updated : 2024-09-22
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 17

    "Mas, besok anniversary kita yang ke enam" itu bunyi pesan chat yang Arumi kirim ke nomer telpon Prayoga. Prayoga diam. Ia hanya terus memandangi layar ponselnya. Ia. yang tak ingat tentang hal itu. Ia sangat ingat, hanya saja saat ini situasi sedang tak baik. Selia dan juga Bu Melinda sama-sama ingin agar Prayoga meresmikan pernikahannya dengan Selia. Sedang Prayoga sejujurnya masih berat untuk melakukan itu. Baginya, meski saat ini rasa cinta pada Arumi sudah tak sebesar dulu, tapi ia tetap belum siap untuk melepas Arumi. Karena ia yakin, Arumi juga pasti tak akan mau jika harus dimadu secara legal. "Aku mau ke dokter" tiba-tiba Selia sudah ada di dekat Prayoga. Prayoga kaget, lamunannya buyar. "Aku antar ya?" "Nggak usah!" tolak Selia sambil bergegas pergi. "Aku antar Sel!" Prayoga buru-buru mengikuti langkah Selia. "Aku bilang nggak usah Mas!" Selia tetap menolak. "Jangan keras kepala!" Prayoga segera menuju garasi untuk mengeluarkan mobil. Tapi, Selia justru melenggang

    Last Updated : 2024-09-26
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 18

    Arumi tersenyum sumringah. Hari ini adalah hari anniversary pernikahan ia dsn Prayoga yang ke enam tahun. Meski lebih dari setengah tahun ini, ia nyaris tak bisa lagi merasakan indahnya hidup bersama Prayoga, tapi ia bersyukur karena hingga detik ini, ia masih terikat hubungan suami istri dengan pria tampan itu. "Dimana, Rum?" tiba-tiba ponsel Arumi berdering, dan saat ia lihat, ada pesan dari nomer Prayoga. Membaca pesan itu, hati Arumi berbunga-bunga, ia yakin jika Prayoga akan datang ke tempat yang sudah ia tentukan. "Di Tulip resto, Mas" jari jemari Arumi dengan lincah mengetik balasan untuk chat Prayoga. "Aku kesana" balas Prayoga. "Iya, aku tunggu" balas Arumi, ia sangat bahagia. Selesai membalas pesan Prayoga, Arumi segera menuju ke kamar kecil. Jarak dari rumah Bu Melinda dan restoran tempat saat ini ia berada tak begitu jauh, jika jalanan tak macet, hanya butuh waktu sekitar lima belas menit saja. Sesampainya di kamar kecil, ia segera mengeluarkan beberapa alat

    Last Updated : 2024-09-28
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 19

    "Siapa yang datang malam-malam gini Mbok?" tanya Arumi sambil bangun dari tidurnya. Matanya masih terasa berat, tapi karena Mbok Piah bilang ada orang bertamu,dengan terpaksa Arumi pun bangun. Ini sudah pukul sebelas malam. "Kayaknya Bapak, Bu" ucap Mbok Piah. "A-apa Mbok?!" Arumi kaget, ia langsung membuka matanya lebar-lebar. Tanpa banyak bicara, ia segera keluar kamar dan bergegas menuju ke lantai bawah. Mbok Piah mengikuti langkah Arumi dengan tergesa-gesa. "Biar saya aja Bu!" Mbok Piah mencegah Arumi untuk membuka pintu. "Ibu tunggu disini aja" lanjut Mbok Piah, sambil mengarahkan Arumi untuk duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Arumi menurut, ia duduk dan membiarkan Mbok Piah yang membuka pintu. Dan tak lama berselang, benar saja, orang yang datang bertamu adalah Prayoga. Melihat sang suami, Arumi segera berdiri, antara bingung, senang dan juga cemas. "Silahkan tuan" Mbok Piah mempersilahkan Prayoga untuk masuk ke dalam rumah. "Terimakasih, Mbok" Dengan santai, Pra

    Last Updated : 2024-09-30

Latest chapter

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 53

    Satu hari sebelumnya.. "Siapa kau?!" tanya Arumi pada seorang wanita yang datang ke rumahnya. "Apa kabar Bu Arumi?" wanita itu tersenyum manis sambil melenggang masuk ke dalam rumah meski Arumi belum memintanya. Arumi bingung, ia mengekori langkah wanita yang berpenampilan seksi itu. "Hei, siapa kau?!" tanya Arumi lagi dengan nada tinggi. "Oh ya, aku lupa, perkenalan, aku Nurselia!" wanita itu mengulurkan tangannya. Arumi bengong saat wanita itu menyebut namanya. "Selia?" gumam Arumi sambil terus mengamati wanita yang ada dihadapannya itu. "Kau tentu masih ingat aku, kan Bu?" tanya Selia dengan senyum misterius, seolah menyimpan sebuah rahasia yang besar. "Bagaimana bisa kau Selia?" tanya Arumi ragu, sebab wanita yang ada di hadapannya itu tak mirip sedikitpun dengan Selia. Wanita itu, Selia, menyeringai membuat Arumi sedikit cemas. "Ku dengar kau akan menikah dengan mantan suamiku, oh, bukan, mantan suamimu?" tanya Selia yang terus mempermainkan bibirnya, seolah

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 52

    "Ada apa lagi Mas?" tanya Arumi kesal, ia sebenarnya sudah merasa malas untuk bertemu lagi dengan Prayoga, semenjak ia mendapat video dari perempuan bernama Aulia itu. "Rum, aku mohon, maafkan aku!" Prayoga langsung menghambur kearah Arumi yang berdiri dengan wajah datar. "Percayalah, semua itu nggak benar!. A-ku udah ditipu Rum!" ucap Prayoga dengan menggebu-gebu. "Apa, ditipu karamu?!" Arumi memicingkan matanya, merasa aneh dengan pernyataan mantan suaminya itu. "Iya Rum, aku nggak kenal siapa wanita itu, sungguh!" Prayoga hendak meraih tangan Arumi untuk ia genggam, agar dramanya terlihat begitu realistis. Tapi Arumi dengan cekatan menghindar. Ia tak ingin lengah lagi, ia sudah sadar kini, karena kelengahannya itulah yang membuat ia akhirnya jatuh kembali ke dalam jeratan cinta Prayoga yang sesungguhnya kini sudah tak lagi sama seperti enam tahun yang lalu. Prayoga terperanjat melihat reaksi ketus Arumi. "Rum?!" "Huhh!!" Arumi menarik nafas dan mengembuskan nya begit

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 51

    "apa kabar Mas Yoga?!" seorang wanita tiba-tiba menegur Prayoga yang sedang duduk santai menikmati secangkir es kopi di sebuah cafe. Prayoga kaget dan segera meletakkan gelas berisi es kopi americano di atas meja. "hai!" seorang wanita melambaikan tangannya pada Prayoga sambil tersenyum manis. Prayoga tertegun melihat wanita itu, ia coba untuk mengingat-ingat, siapa tahu ia mengenal wanita itu, tapi ia ternyata tak bisa mengenalinya dengan mudah sebab wanita itu mengenakan kacamata hitam. "sendiri aja?" tanya wanita itu setelah berada tepat di dekat Prayoga. Prayoga tak menjawab, ia malah memandangi wanita itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. wanita itu berpenampilan cukup seksi dengan hot pant jeans yang di padu atasan rajut berbelahan dada cukup rendah hingga membuat area privasi miliknya sedikit terlihat. "kok bengong?!" ucap wanita itu sambil menjentikkan jarinya, membuat lamunan Prayoga buyar seketika. "e, si-apa kau?!" tanya Prayoga gugup. "astaga, apa waktu b

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 50

    "sial!, bagaimana bisa wanita itu punya video seperti itu?, ku rasa aku udah dijebak malam itu?, tapi atas dasar apa dia lakukan itu?!" Prayoga mondar-mandir sambil terus mengoceh. "loh yoga?!, kok udah pulang?!" Bu Melinda kaget ketika melihat keberadaan Prayoga di ruang tengah. "bukankah hari ini kau dan Arumi akan fitting baju ya?" tanya Bu Melinda sambil mendekati anaknya itu. "apa terjadi sesuatu?" selidik Bu Melinda yang mulai merasa ada hal aneh yang terjadi jika melihat gelagat yang ditunjukkan Prayoga. "Yoga, kamu dengar Ibu nggak?!" pekik Bu Melinda. "iya Bu, Yoga dengar!" jawab Prayoga ketus. "kalo dengar kenapa kamu nggak jawab?!" Bu Melinda nggak kalah ketus. "Yoga lagi bingung Bu!" "bingung kenapa?, apa baju yang kalian pesan nggak sesuai?" tanya Bu Melinda sambil duduk di sofa dan menikmati secangkir teh Kamomil yang hangat dan harum. "bukan soal baju, tapi ini soal Arumi!" "crutt!" air teh yang sedang di seruput Bu Melinda muncrat seketika saat ia m

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 49

    "Kok lama banget Mbok?" Prayoga bertanya pada Mbok Piah dengan gusar. Ini sudah hampir setengah jam ia menunggu Arumi yang kata Mbok Piah tadi sedang bersiap-siap. Kedua matanya terus menatap ke lantai atas, berharap Arumi segera turun untuk menemui dirinya. Prayoga merasa aneh, ia pernah hidup bersama Arumi selama enam tahun lamanya. Ia paham betul jika Arumi bukanlah tipikal wanita yang akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk berkutat di meja rias. "Coba panggil lagi Mbok, ini udah siang!" pinta Prayoga, Mbok Piah mengangguk ragu namun ia bergegas naik ke lantai atas untuk memanggil Arumi. Prayoga gelisah, ia terus mondar-mandir kesana-kemari sambil menggerutu tak jelas. Dan tak berselang lama Arumi pun turun di ikuti oleh Mbok Piah. Prayoga tertegun melihat Arumi. Tadi menurut Mbok Piah Arumi sedang bersiap diri, tapi kini yang nampak justru berbeda. Arumi masih mengenakan daster panjang berwarna biru gelap dengan Khimar peach yang menutup kepalanya. Wajah Arumi juga

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 48

    "Siapa ya?!" Mbok Piah menatap bingung pada seseorang yang berdiri di hadapannya. Sepagi itu ada seorang wanita muda yang Dadang berkunjung. Wanita itu masih sangat mudah, usianya sepertinya belum genap dua puluh tahun. Paras wajahnya cukup cantik, tubuhnya tak terlalu tinggi namun cukup sintal, apalagi ditambah dengan pakaian yang ketat membuat setiap lekuk di tubuhnya tergambar dengan jelas. Mbok Piah nampak tak suka melihat penampilan wanita itu yang terlalu seksi. "Perkenalkan, saya Aulia!" wanita itu mengulurkan tangannya pada Mbok Piah yang masih bingung. Dengan ragu Mbok Piah menerima uluran tangan wanita itu. "Maaf Bu, apa Bu Arumi nya ada?" tanya wanita bernama Aulia itu dengan ramah seolah sudah sangat mengenal Arumi. Mbok Piah memicingkan matanya, mencoba untuk menyelidiki siapa wanita itu. "E, Ibu dia, dia su-dah pergi!" jawab Mbok Piah berdusta, sebenarnya Arumi ada di rumah, tapi semalam Arumi bilang pada Mbok Piah jika hari ini ia berencana untuk melakukan fittin

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 47

    Setelah Pertunangan Arumi dan Prayoga. "Selamat Rum!" Dina mengulurkan tangannya pada Arumi yang sedang sibuk di hadapan laptopnya. Arumi kaget saat mengetahui Dina sudah ada di sampingnya. Ia buru-buru menghentikan pekerjaannya itu. "Dina?!" Melihat ekspresi wajah Arumi yang terkejut, Dina hanya tersenyum datar. "Selamat ya!" ulang Dina lagi sambil memberi kode lewat kedua matanya agar Arumi menyambut uluran itu. Arumi bingung, apa maksud dari ucapan Dina itu, ia tak langsung menyambut tangan Dina, tetapi justru memperhatikan dengan tatapan gelisah. "Wah, sepertinya kau sungguh tak ingin membagi kebahagiaan mu itu denganku?" tanya Dina yang kemudian menarik lagi tangannya karena tak kunjung di sambut oleh Arumi. "A-aku nggak ngerti apa maksudmu Din?!" Arumi bingung. "Sungguh?!" Dina mulai kesal dengan sikap Arumi yang ia nilai hanya berpura-pura saja. Dina sedikit membungkukkan badannya dan melingkarkan tangannya pada bahu Arumi, lalu wajahnya ia dekatkan ke telinga Arumi.

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 46

    Beberapa Minggu berlalu. "Gimana Rum, e, maksudku, apa kau menerima permintaan ku?" tanya Prayoga di suatu kesempatan saat ia dengan sengaja datang ke rumah Arumi. Arumi terdiam, bimbang. Sejak kembali lagi, Prayoga terus berusaha mendekati dirinya, ia menggunakan berbagai cara untuk memikat hati Arumi. Ia juga menunjukkan pada Arumi bahwa ia sudah berubah, ia sudah kembali menjadi dirinya yang dulu. "Rum?" suara lembut Prayoga terdengar memecah keheningan di ruang tamu rumah Arumi. "I-ya Mas?" Arumi tergagap, masih bimbang dia. "Jawab aku Rum, apa kau bersedia?, kau tak harus menjawab hari ini, kalo kau masih butuh waktu untuk berpikir lagi, aku akan berikan. Aku, aku akan kembali menunggu mu, aku rela Rum. Tapi aku mohon, katakan sesuatu padaku!" Prayoga berusaha meyakinkan Arumi, meski itu bukan yang ia inginkan. Sejujurnya, ia ingin secepatnya bisa kembali rujuk dengan Arumi. Arumi menatap Prayoga. Ia sedang berusaha untuk menelusuri mata Prayoga, ia ingin memastikan ji

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 45

    "Rum, aku mau ngomong ma kamu!" Dina bicara pada Arumi yang sedang sibuk membereskan meja kerjanya. "Iya Din, ngomong aja!" jawab Arumi sambil tetap melakukan pekerjaannya itu. "Em, kita pulang bareng hari ini ya?" ucap Dina. "Aku.." "Nggak bisa lagi?" celetuk Dina seperti sudah tahu jika itu jawaban yang akan Arumi berikan. Arumi menghentikan pekerjaannya, ia menatap Dina, mencoba memberi penjelasan agar tak terjadi kesalahpahaman. "Bukan begitu Din, kemarin-kemarin aku memang sungguh ada urusan, makanya aku nggak bisa pulang bareng kamu" "Terus hari ini gimana?" "E, hari ini.." Arumi berpikir sejenak, sebenarnya hari ini ia dan Prayoga sudah berjanji akan makan bersama setelah Arumi pulang kerja. Ada restoran seafood baru di kota itu, mereka ingin mencoba makanan di restoran baru tersebut. Tapi, jika sekali ini Arumi menolak tawaran Dina, itu akan membuat Dina kian curiga padanya. Arumi jadi bimbang antara menerima atau menolak ajakan Dina, sebab keduanya sama-sam

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status