Share

Chapter 6

Author: Queen Sando
last update Last Updated: 2024-09-05 08:12:58

"Rum, hari ini aku mau antar Selia ke Dokter, ini jadwalnya pemeriksaan" ucap Prayoga sambil mengganti pakaian seusai mandi.

"Tapi hari ini, kan kita sudah sepakat untuk cari lokasi buat perayaan ulang tahunku Mas?" tanya Arumi cemas.

"Iya, aku tahu. Tapi ini sudah jadwalnya Selia periksa Rum!" Prayoga mencoba mempertahankan pendapatnya.

"Ya, itu bisa nanti, kan setelah kita pulang?, lagian juga paling nggak lama kok"

"Ya nggak bisa gitu dong!. Kalau acara ulang tahun itu bisa dirayakan kapan aja, tapi kalau jadwal pemeriksaan, itu nggak bisa di tunda lagi. Kalau hari ini batal, kita harus nunggu jadwal minggu depan" tolak Prayoga.

"Kamu bisa cari Dokter lain, kan Mas?"

"Nggak semudah itu dong!"

"Kenapa?, bukankah di kota ini ada banyak Dokter kandungan yang bagus?"

"Iya, itu benar. Tapi sejak awal Selia udah sama Dokter Febbi, jadi kalau sampai ganti Dokter lain, aku khawatir nggak cocok lagi sama Selia"

"Hah?!, serius Mas?, se khawatir itu kamu sama Selia?" Arumi merasa cemburu.

Prayoga menatap tajam Arumi.

"Ada apa denganmu Rum?!"

"Kau cemburu?!"

"Cemburu?!,ya, kalau aku cemburu itu wajar, kan?, aku ini juga masih istrimu loh Mas, jangan lupa ya?!"

Prayoga tersenyum kecut mendengar ucapan Arumi.

"Terus aku harus mengabaikan Selia, begitu maumu?!"

"Kau ini gimana sih?, dulu kau yang terus memaksa aku agar aku mau menikah dengan Selia, kau juga yang memaksa aku agar mau tidur dengan Selia..."

"Kau pura-pura menolak, Iya kan?!, tapi ternyata dibelakang ku kau diam-diam tidur dengan Selia!"

"Cihh!!, memalukan!, kau tipu aku dengan sikap palsu mu itu, aku sungguh kecewa padamu Mas!" suara Arumi mulai parau.

Ia mengumpat Prayoga, hal yang selama ini tak pernah ia lakukan. Karena pada dasarnya, Arumi adalah wanita yang tenang dan lembut. Tapi, semua itu berubah sejak Bu Melinda meminta Prayoga untuk menikah lagi.

Hati Arumi yang hancur, tapi ia tak bisa melawan, membuat ia berubah menjadi wanita yang kasar dan mudah marah.

"Ah sudahlah!, aku malas berdebat denganmu!!" Prayoga segera pergi meninggalkan Arumi.

"Mas!!, tunggu dulu aku belum selesai bicara mas!!" teriak Arumi sambil mengejar Prayoga yang berjalan dengan cepat.

Prayoga terus melangkah, ia tak peduli dengan teriakan Arumi.

Dan tanpa Arumi sadari, ternyata langkahnya sudah membawa ia ke kamar Selia.

Disitu langkahnya terhenti, manakala ia melihat Selia yang sedang berdiri di ambang pintu menyambut kedatangan Prayoga.

Ketika bertemu Selia, Prayoga langsung berubah drastis. Ia yang tadi sedang marah dengan Arumi, kini mendadak menjadi lembut dan manis. Ia bahkan langsung mencium mesra kening Selia,hal itu tentu membuat hati Arumi dibakar api cemburu.

Ingin sekali Arumi menampar wajah Selia dan memakinya habis-habisan karena sudah merebut suaminya. Tapi, seketika niat itu urung, ketika Arumi ingat jika keberadaan Selia di rumah itu juga karena campur tangannya.

"Ayo kita pergi sekarang!" Prayoga mengulurkan lengannya pada Selia, dan bak gayung bersambut, Selia pun meski masih tampak malu, langsung melingkarkan tangannya ke lengan kekar Prayoga.

Kedua mata Arumi langsung terbelalak melihat pemandangan yang sangat menyakitkan untuk ia lihat itu, tapi sekali lagi ia tetap tak berdaya untuk menghentikannya.

"Mas, tunggu dulu!" cegah Arumi.

"Apalagi Rum?, kami bisa terlambat!"

"Kau tetap akan menemani aku, kan?" Arumi memelas.

Prayoga melirik ke arah Selia yang terlihat salah tingkah saat menyadari kehadiran Arumi.

"Entahlah, Selia ingin jalan-jalan katanya, jadi, mungkin kami pulang terlambat. Kau bisa pergi dengan siapa saja, ajak asisten mu saja!"

"Tapi Mas,kau sudah janji akan menemani aku!" rengek Arumi.

Prayoga menggeleng, kesal.

"Sudahlah Rum, jangan kekanak-kanakan, malu sama Selia. kau, kan lebih dewasa dari dia!" celetuk Prayoga yang kemudian memberi isyarat pada Selia untuk segera pergi dari tempat itu.

"Mas!!"

"Selia!!"

"Selia, tolong beri pengertian pada Mas Yoga!" Arumi mengekori langkah Prayoga dan Selia.

Tapi Prayoga malah mempercepat langkahnya, seolah sudah tak tahan dengan keberadaan Arumi di dekatnya.

_____

Related chapters

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 7

    Arumi gusar karena berulang kali ia mencoba menelpon suaminya, tapi tak dijawab. Pesan chat yang ia kirim juga tak satupun yang dibaca apalagi dibalas oleh Prayoga. Arumi sungguh tak menduga, jika ternyata Prayoga berubah dengan begitu cepat setelah kehamilan Selia. Cinta yang selama lima tahun ini sepenuhnya menjadi milik Arumi, seolah kini benar-benar sudah beralih pada Selia seutuhnya. Kehamilan Selia sudah merubah kehidupan Arumi menjadi seperti di neraka. Prayoga yang biasanya selalu bersemangat saat ulang tahun Arumi sudah dekat, menyiapkan acara atau hadiah-hadiah untuk menyenangkan Arumi, kini justru cuek dan bahkan menganggap ulang tahun Arumi sebagai sesuatu yang tak penting lagi. " Jadi bagaimana Bu?, apa ibu jadi memesan tempat ini?" syara seorang karyawan cafe memecah kepenatan Arumi. "Oh, i-iya, ja-jadi!" jawab Arumi tergagap. "Kalau begitu, kapan Ibu akan menggunakan tempat ini?" "Em, besok malam, saya akan berulang tahun besok " "Oke, pukul berapa?" "Pukul b

    Last Updated : 2024-09-06
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 8

    "Mana Selia Mbok?" tanya Prayoga pada Mbok Piah yang sedang menghidangkan makanan untuk sarapan pagi. Mbok Piah tak langsung menjawab pertanyaan Prayoga itu, sebab disitu juga ada Arumi, ia merasa tak enak pada Arumi. Prayoga sepertinya juga sadar jika Mbok Piah enggan menjawab pertanyaannya karena segan dengan Arumi. "Mbok??" "E, iya, maaf Pak, saya nggak tahu" jawab Mbok Piah singkat, sambil berpamitan meminta izin untuk kembali ke dapur, karena masih ada makanan yang belum disajikan. "Pasti kamu, kan yang udah nyuruh Mbok Piah bersikap begitu?!" tuduh Prayoga pada Arumi yang sedang duduk menghadap meja makan yang sudah berisi beberapa piring makanan. Arumi diam, tapi ia melirik tajam pada suaminya itu. "Arumi, jawab aku!!" suara Prayoga meninggi. Akhir-akhir ini Prayoga memang sering bersikap agak keras pada Arumi. Berbeda jauh saat dirinya belum menikah dengan Selia. Terlebih saat Selia hamil, sikap Prayoga mulai berubah drastis. Ia jadi sering mengabaikan Arumi dan

    Last Updated : 2024-09-07
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 9

    Arumi tak kuasa menahan rasa sedih dan sekaligus malu. Prayoga ternyata tak datang ke pesta ulang tahun Arumi. Beruntung para tamu yang datang hanyalah karyawan butik Arumi, sehingga mereka tak ada yang berani mempertanyakan keberadaan suami Arumi itu. Meski Arumi yakin, di dalam hati mereka pasti bertanya tentang hal itu. "Mas Yoga benar-benar sudah keterlaluan!!" umpat Arumi sambil melangkah cepat menuju ke kamar. Dengan agak kasar ia membuka pintu kamarnya. Betapa terkejutnya Arumi, saat ia mendapati tak ada sosok Prayoga di kamar itu. Dengan darah yang mendidih menahan amarah, Arumi mempercepat langkahnya, kali ini ia menuju ke kamar lain di rumah itu, apalagi kalau bukan kamar Selia. "Selia!!" Tok!, tok!, tok!!" Arumi terus menggedor pintu kamar Selia. "Sel??!!!" panggil Arumi setengah berteriak. Mendengar teriakan Arumi, Mbok Piah yang kamarnya tak jauh dari kamar Selia, segera keluar kamar dan menghampiri Arumi. "Ibu sudah pulang?" tanya Mbok Piah sambil mengik

    Last Updated : 2024-09-08
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 10

    "Mas Yoga??!!" langkah Arumi terhenti seketika di ambang pintu sebuah ruangan yang tak lain adalah kamar tidur. Kakinya gemetar sehingga nyaris tak mampu menopang berat tubuh Arumi. "Rum??!!" Prayoga rupanya ada di dalam kamar itu. Ketika melihat Arumi sudah berdiri di ambang pintu, pria tampan itu bergegas menghampirinya "Ngapain kamu kesini?!" tanya Prayoga sambil menarik lengan Arumi agar menjauh dari tempat itu. "Lepaskan aku Mas!!" Arumi berontak, ia merasa seperti orang asing di rumah yang selama lima tahun ini menjadi rumah kedua baginya. "Husstt!!!" jangan berisik, nanti semua orang pada kebangun!!" ucap Prayoga yang terus menarik lengan Arumi, seperti tuan rumah yang menangkap basah maling di rumahnya, Prayoga dengan cepat membawa Arumi turun lagi ke lantai bawah. "Mas Yoga, lepaskan aku!, sakit Mas!!" iba Arumi yang mulai merasa lengannya nyeri karena Prayoga mencengkeram cukup kuat. Setibanya di lantai bawah, tepatnya di ruang tamu utama, Prayoga langsung mel

    Last Updated : 2024-09-09
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 11

    "Terimakasih Mas karena sudah mau mengantar aku pulang" ucap Arumi sambil melepas Coat hitam yang ia kenakan. "Aku mau balik lagi" Prayoga hendak melangkah keluar ruangan. "Tapi ini sudah dini hari, Mas" "Aku tau, tapi apa jadinya kalau Ibu atau Selia tau aku mengantar kau pulang?" Prayoga gusar. "Em, baiklah, tapi setidaknya duduk dulu sebentar. Aku buatkan kopi dulu" tanpa menunggu persetujuan dari Prayoga, Arumi langsung bergegas menuju dapur. Tak berselang lama, ia sudah kembali dengan secangkir kopi almond hangat yang mengepulkan aroma wangi. Prayoga menerima cangkir itu, asap dari kopi hangat itu membuat pikiran Prayoga yang sedang kacau menjadi sedikit tenang. Arumi sudah lima tahun hidup dengan Prayoga, itulah sebabnya, ia tahu persis bagaimana suaminya itu selalu minum kopi untuk menenangkan pikirannya. "Minumlah, Mas!" ucap Arumi sambil tersenyum, meski ia kini mulai asing dengan wajah ramah dan lembut seperti dulu. Sejak pernikahan kontrak Prayoga dan Selia t

    Last Updated : 2024-09-11
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 12

    "Mau kemana Mas?!" tanya Arumi setengah bingung saat melihat Prayoga memasukkan beberapa helai pakaian ke dalam tas. Prayoga tak menjawab, ia masih sibuk dengan kegiatannya itu. "Mas?!" ulang Arumi, ia mulai gusar, pasti ada hal buruk yang terjadi. "Mulai hari ini aku memutuskan untuk memindahkan Selia ke rumah orang tuaku" "A-apa??!!" Arumi kaget bukan main, di pagi hari yang cerah dengan sinar mentari yang hangat itu, ia justru harus mengawalinya dengan mendengar kabar buruk. "Ta-tapi..." "Jangan bertanya apa-apa lagi, Rum" cegah Prayoga, ia sepertinya sedang malas berbicara dengan Arumi. "Ya, bukan begitu Mas. Tapi, aku tetap ingin tau, kenapa kau ingin membawa Selia untuk tinggal disana?!" Arumi penasaran sekaligus gelisah. Prayoga melemparkan satu helai pakaian yang tadi sedang ia pegang ke atas kasur begitu saja, itu sungguh memperlihatkan betapa ia tak nyaman dengan pertanyaan Arumi. "Rum, harus berapa kali aku jelaskan padamu, Selia itu istriku, ya meski kami hanya me

    Last Updated : 2024-09-14
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 13

    Selia merasa di atas angin. Permintaan maaf Arumi sungguh sudah membuat wanita itu merasa istimewa. Dan entah kenapa, tiba-tiba terbesit di dalam benak Selia untuk melakukan sesuatu yang lebih dari itu. "Em, jadi Ibu merasa bersalah?" tanya Selia dengan wajah datar. "E, itu, ya" jawab Arumi pasrah "Baiklah, karena Ibu sudah mengakuinya, saya akan maafkan" "Terimakasih Sel" Arumi segera beranjak dari kamar Selia, ia sudah merasa muak sejak tadi dengan sandiwara yang terpaksa ia mainkan. "Tunggu Bu!" langkah Arumi tertahan oleh Selia. Arumi berhenti, tapi ia tak menoleh apalagi membalikkan badannya. Ia tetap berdiri di tempatnya. "Tapi nggak semudah itu Bu" tiba-tiba Selia sudah ada di belakang Arumi. Ucapan Selia kini langsung membuat Arumi tertarik, ia seketika membalikkan badannya dan menatap tajam pada Selia yang berdiri di hadapannya. Tapi, Selia terlihat tenang, ia sama sekali tak gugup atau sungkan seperti yang biasa terjadi saat ia berhadapan dengan Arumi. Sepe

    Last Updated : 2024-09-15
  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 14

    "Bu, kenapa belum diminum susunya?" tanya Mbok Piah cemas, semenjak kepergian Prayoga, Arumi mulai berubah. Ia sering terlihat murung, ia juga jarang pergi ke butik. Nafsu makannya juga bilang. Meski Mbok Piah selalu memasak makanan kesukaanya, Arumi sering tak menyentuhnya. Ia baru mau makan saat Mbok Piah memaksa, itu juga hanya beberapa suap saja. Mbok Piah jadi semakin khawatir dengan kesehatan Arumi. "Ayo minum Bu!, ini susu kurma buatan saya sendiri, saya belajar di hape, coba ya Bu!, kalau enak, boleh nggak kalau jadi apa itu, e, yang kayak orang-orang, kret..kret, apa itu.." "Kreator Mbok" celetuk Arumi sambil tersenyum tipis. Mbok Piah senang karena candaannya itu ternyata bisa membuat Arumi tersenyum, setelah beberapa waktu lamanya ia hanya murung. "Nah itu Bu. makanya, Ibu coba ya susunya!" bujuk Mbok Piah. Arumi menatap Mbok Piah, wanita tua yang selalu sabar dalam menjaga dirinya. Mbok Piah selalu ada untuk Arumi dalam segala situasi. "Makasih ya Mbok" "Untuk semu

    Last Updated : 2024-09-16

Latest chapter

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 53

    Satu hari sebelumnya.. "Siapa kau?!" tanya Arumi pada seorang wanita yang datang ke rumahnya. "Apa kabar Bu Arumi?" wanita itu tersenyum manis sambil melenggang masuk ke dalam rumah meski Arumi belum memintanya. Arumi bingung, ia mengekori langkah wanita yang berpenampilan seksi itu. "Hei, siapa kau?!" tanya Arumi lagi dengan nada tinggi. "Oh ya, aku lupa, perkenalan, aku Nurselia!" wanita itu mengulurkan tangannya. Arumi bengong saat wanita itu menyebut namanya. "Selia?" gumam Arumi sambil terus mengamati wanita yang ada dihadapannya itu. "Kau tentu masih ingat aku, kan Bu?" tanya Selia dengan senyum misterius, seolah menyimpan sebuah rahasia yang besar. "Bagaimana bisa kau Selia?" tanya Arumi ragu, sebab wanita yang ada di hadapannya itu tak mirip sedikitpun dengan Selia. Wanita itu, Selia, menyeringai membuat Arumi sedikit cemas. "Ku dengar kau akan menikah dengan mantan suamiku, oh, bukan, mantan suamimu?" tanya Selia yang terus mempermainkan bibirnya, seolah

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 52

    "Ada apa lagi Mas?" tanya Arumi kesal, ia sebenarnya sudah merasa malas untuk bertemu lagi dengan Prayoga, semenjak ia mendapat video dari perempuan bernama Aulia itu. "Rum, aku mohon, maafkan aku!" Prayoga langsung menghambur kearah Arumi yang berdiri dengan wajah datar. "Percayalah, semua itu nggak benar!. A-ku udah ditipu Rum!" ucap Prayoga dengan menggebu-gebu. "Apa, ditipu karamu?!" Arumi memicingkan matanya, merasa aneh dengan pernyataan mantan suaminya itu. "Iya Rum, aku nggak kenal siapa wanita itu, sungguh!" Prayoga hendak meraih tangan Arumi untuk ia genggam, agar dramanya terlihat begitu realistis. Tapi Arumi dengan cekatan menghindar. Ia tak ingin lengah lagi, ia sudah sadar kini, karena kelengahannya itulah yang membuat ia akhirnya jatuh kembali ke dalam jeratan cinta Prayoga yang sesungguhnya kini sudah tak lagi sama seperti enam tahun yang lalu. Prayoga terperanjat melihat reaksi ketus Arumi. "Rum?!" "Huhh!!" Arumi menarik nafas dan mengembuskan nya begit

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 51

    "apa kabar Mas Yoga?!" seorang wanita tiba-tiba menegur Prayoga yang sedang duduk santai menikmati secangkir es kopi di sebuah cafe. Prayoga kaget dan segera meletakkan gelas berisi es kopi americano di atas meja. "hai!" seorang wanita melambaikan tangannya pada Prayoga sambil tersenyum manis. Prayoga tertegun melihat wanita itu, ia coba untuk mengingat-ingat, siapa tahu ia mengenal wanita itu, tapi ia ternyata tak bisa mengenalinya dengan mudah sebab wanita itu mengenakan kacamata hitam. "sendiri aja?" tanya wanita itu setelah berada tepat di dekat Prayoga. Prayoga tak menjawab, ia malah memandangi wanita itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. wanita itu berpenampilan cukup seksi dengan hot pant jeans yang di padu atasan rajut berbelahan dada cukup rendah hingga membuat area privasi miliknya sedikit terlihat. "kok bengong?!" ucap wanita itu sambil menjentikkan jarinya, membuat lamunan Prayoga buyar seketika. "e, si-apa kau?!" tanya Prayoga gugup. "astaga, apa waktu b

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 50

    "sial!, bagaimana bisa wanita itu punya video seperti itu?, ku rasa aku udah dijebak malam itu?, tapi atas dasar apa dia lakukan itu?!" Prayoga mondar-mandir sambil terus mengoceh. "loh yoga?!, kok udah pulang?!" Bu Melinda kaget ketika melihat keberadaan Prayoga di ruang tengah. "bukankah hari ini kau dan Arumi akan fitting baju ya?" tanya Bu Melinda sambil mendekati anaknya itu. "apa terjadi sesuatu?" selidik Bu Melinda yang mulai merasa ada hal aneh yang terjadi jika melihat gelagat yang ditunjukkan Prayoga. "Yoga, kamu dengar Ibu nggak?!" pekik Bu Melinda. "iya Bu, Yoga dengar!" jawab Prayoga ketus. "kalo dengar kenapa kamu nggak jawab?!" Bu Melinda nggak kalah ketus. "Yoga lagi bingung Bu!" "bingung kenapa?, apa baju yang kalian pesan nggak sesuai?" tanya Bu Melinda sambil duduk di sofa dan menikmati secangkir teh Kamomil yang hangat dan harum. "bukan soal baju, tapi ini soal Arumi!" "crutt!" air teh yang sedang di seruput Bu Melinda muncrat seketika saat ia m

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 49

    "Kok lama banget Mbok?" Prayoga bertanya pada Mbok Piah dengan gusar. Ini sudah hampir setengah jam ia menunggu Arumi yang kata Mbok Piah tadi sedang bersiap-siap. Kedua matanya terus menatap ke lantai atas, berharap Arumi segera turun untuk menemui dirinya. Prayoga merasa aneh, ia pernah hidup bersama Arumi selama enam tahun lamanya. Ia paham betul jika Arumi bukanlah tipikal wanita yang akan menghabiskan banyak waktu hanya untuk berkutat di meja rias. "Coba panggil lagi Mbok, ini udah siang!" pinta Prayoga, Mbok Piah mengangguk ragu namun ia bergegas naik ke lantai atas untuk memanggil Arumi. Prayoga gelisah, ia terus mondar-mandir kesana-kemari sambil menggerutu tak jelas. Dan tak berselang lama Arumi pun turun di ikuti oleh Mbok Piah. Prayoga tertegun melihat Arumi. Tadi menurut Mbok Piah Arumi sedang bersiap diri, tapi kini yang nampak justru berbeda. Arumi masih mengenakan daster panjang berwarna biru gelap dengan Khimar peach yang menutup kepalanya. Wajah Arumi juga

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 48

    "Siapa ya?!" Mbok Piah menatap bingung pada seseorang yang berdiri di hadapannya. Sepagi itu ada seorang wanita muda yang Dadang berkunjung. Wanita itu masih sangat mudah, usianya sepertinya belum genap dua puluh tahun. Paras wajahnya cukup cantik, tubuhnya tak terlalu tinggi namun cukup sintal, apalagi ditambah dengan pakaian yang ketat membuat setiap lekuk di tubuhnya tergambar dengan jelas. Mbok Piah nampak tak suka melihat penampilan wanita itu yang terlalu seksi. "Perkenalkan, saya Aulia!" wanita itu mengulurkan tangannya pada Mbok Piah yang masih bingung. Dengan ragu Mbok Piah menerima uluran tangan wanita itu. "Maaf Bu, apa Bu Arumi nya ada?" tanya wanita bernama Aulia itu dengan ramah seolah sudah sangat mengenal Arumi. Mbok Piah memicingkan matanya, mencoba untuk menyelidiki siapa wanita itu. "E, Ibu dia, dia su-dah pergi!" jawab Mbok Piah berdusta, sebenarnya Arumi ada di rumah, tapi semalam Arumi bilang pada Mbok Piah jika hari ini ia berencana untuk melakukan fittin

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 47

    Setelah Pertunangan Arumi dan Prayoga. "Selamat Rum!" Dina mengulurkan tangannya pada Arumi yang sedang sibuk di hadapan laptopnya. Arumi kaget saat mengetahui Dina sudah ada di sampingnya. Ia buru-buru menghentikan pekerjaannya itu. "Dina?!" Melihat ekspresi wajah Arumi yang terkejut, Dina hanya tersenyum datar. "Selamat ya!" ulang Dina lagi sambil memberi kode lewat kedua matanya agar Arumi menyambut uluran itu. Arumi bingung, apa maksud dari ucapan Dina itu, ia tak langsung menyambut tangan Dina, tetapi justru memperhatikan dengan tatapan gelisah. "Wah, sepertinya kau sungguh tak ingin membagi kebahagiaan mu itu denganku?" tanya Dina yang kemudian menarik lagi tangannya karena tak kunjung di sambut oleh Arumi. "A-aku nggak ngerti apa maksudmu Din?!" Arumi bingung. "Sungguh?!" Dina mulai kesal dengan sikap Arumi yang ia nilai hanya berpura-pura saja. Dina sedikit membungkukkan badannya dan melingkarkan tangannya pada bahu Arumi, lalu wajahnya ia dekatkan ke telinga Arumi.

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 46

    Beberapa Minggu berlalu. "Gimana Rum, e, maksudku, apa kau menerima permintaan ku?" tanya Prayoga di suatu kesempatan saat ia dengan sengaja datang ke rumah Arumi. Arumi terdiam, bimbang. Sejak kembali lagi, Prayoga terus berusaha mendekati dirinya, ia menggunakan berbagai cara untuk memikat hati Arumi. Ia juga menunjukkan pada Arumi bahwa ia sudah berubah, ia sudah kembali menjadi dirinya yang dulu. "Rum?" suara lembut Prayoga terdengar memecah keheningan di ruang tamu rumah Arumi. "I-ya Mas?" Arumi tergagap, masih bimbang dia. "Jawab aku Rum, apa kau bersedia?, kau tak harus menjawab hari ini, kalo kau masih butuh waktu untuk berpikir lagi, aku akan berikan. Aku, aku akan kembali menunggu mu, aku rela Rum. Tapi aku mohon, katakan sesuatu padaku!" Prayoga berusaha meyakinkan Arumi, meski itu bukan yang ia inginkan. Sejujurnya, ia ingin secepatnya bisa kembali rujuk dengan Arumi. Arumi menatap Prayoga. Ia sedang berusaha untuk menelusuri mata Prayoga, ia ingin memastikan ji

  • Istri Untuk Suami Arumi    Chapter 45

    "Rum, aku mau ngomong ma kamu!" Dina bicara pada Arumi yang sedang sibuk membereskan meja kerjanya. "Iya Din, ngomong aja!" jawab Arumi sambil tetap melakukan pekerjaannya itu. "Em, kita pulang bareng hari ini ya?" ucap Dina. "Aku.." "Nggak bisa lagi?" celetuk Dina seperti sudah tahu jika itu jawaban yang akan Arumi berikan. Arumi menghentikan pekerjaannya, ia menatap Dina, mencoba memberi penjelasan agar tak terjadi kesalahpahaman. "Bukan begitu Din, kemarin-kemarin aku memang sungguh ada urusan, makanya aku nggak bisa pulang bareng kamu" "Terus hari ini gimana?" "E, hari ini.." Arumi berpikir sejenak, sebenarnya hari ini ia dan Prayoga sudah berjanji akan makan bersama setelah Arumi pulang kerja. Ada restoran seafood baru di kota itu, mereka ingin mencoba makanan di restoran baru tersebut. Tapi, jika sekali ini Arumi menolak tawaran Dina, itu akan membuat Dina kian curiga padanya. Arumi jadi bimbang antara menerima atau menolak ajakan Dina, sebab keduanya sama-sam

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status