Share

200. Mencari Sang Istri

Empat hari berlalu semenjak ia sakit dan mulai bisa makan lagi setelah bujukan Adinda. Kian baru sanggup untuk berangkat lagi ke kantor. Pagi itu, ia sarapan seperti biasa di ruang makan. Di sana hanya ada Marisa, Kelvin, ibunya, dan juga Erwin.

Kian masih memiliki dendam pribadi pada keponakannya itu, tapi ia tidak akan melanjutkannya lagi. Sudah cukup ia menghajar anak itu sampai babak belur. Keberaniannya untuk tetap muncul di hadapan Kian sungguh luar biasa. Mungkin bukan Erwin, tapi Kian yang sudah lama mengurung diri di kamar, sekarang ia baru muncul begitu saja.

Nyaris semua orang melihatnya dengan tatapan penasaran, kecuali Erwin. Kian tersenyum tipis sambil menyapa semua orang. Lalu ia duduk di kursinya seperti biasa. Ada sesuatu yang berbeda saat ia duduk di sana.

Biasanya ia duduk bersama Laureta, tapi kali ini pertama kalinya ia sarapan di sana seperti seorang duda yang baru saja ditinggal istrinya yang sudah meninggal. Sesuatu yang perih mencakar di dalam dadanya.

Ini ada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status