Share

205. Tidak Ada Nama Lain

Langkah berat Kian menelusuri lorong rumah sakit. Begitu tiba di depan kamar, Kian langsung mendorong pintu itu hingga terbuka lebar. Tanpa permisi, ia menerobos masuk dan berdiri di hadapan ayahnya yang sudah mengenakan pakaian lengkap.

Kian agak terkejut melihat ayahnya yang terlihat lebih sehat dari sebelumnya. Wajahnya tampak berseri-seri sambil memegang tangan Adinda di sebelahnya.

“Kenapa Kak Kian ada di sini?” tanya Adinda.

Pandangan mata Kian tak lepas dari ayahnya. “Papa, jelaskan padaku! Apa benar Papa mau menjodohkanku dengan orang lain?”

Ayahnya hanya tersenyum pada Adinda sambil menepuk tangannya dengan tangan satunya. “Dinda, Papa mau mengobrol dulu dengan kakakmu sebentar ya. Kamu tunggu di luar.”

“Apa aku tidak boleh ikut dengar obrolan kalian?”

“Kamu kan harus mengurus administrasi rumah sakit.”

Adinda mengangguk. “Baiklah, Pa.”

Adik bungsu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status