Share

165. Tekanan Plus Pelicin

“Halo, Sayang,” sapa Kian di telepon. “Kamu sedang apa? Sudah makan siang belum?”

“Halo, Kian. Aku sudah makan. Kalau kamu sudah makan belum?”

“Belum. Tadi aku sedang sibuk, jadi belum sempat makan siang,” ujar Kian sambil meregangkan sebelah tangannya ke atas.

“Ya ampun. Kamu pasti sibuk sekali.”

Kian terkekeh. “Iya. Sebentar lagi aku mau pergi makan siang. Bagaimana keadaanmu? Apa kepalamu masih suka pusing?”

“Ya, ada pusing sedikit. Tadi Adinda membawakanku makanan sup ayam kampung. Apa namanya tadi?” tanya Laureta. Lalu terdengar suara Adinda yang menjawab. “Oh, namanya cia po.”

“Oh, cia po. Baguslah kalau begitu. Tumben di sana ada Adinda.”

“Iya, Adinda sengaja datang ke sini untuk mengantarkanku makanan.”

Kian tersenyum. “Sampaikan salamku pada Dinda ya.”

“Oke.”

Sete

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status