Home / Rumah Tangga / Istri Tawanan CEO Kejam / Bab 36: Bukan untuk Menyatukan Kalian

Share

Bab 36: Bukan untuk Menyatukan Kalian

Author: Suhadii90
last update Last Updated: 2024-07-17 12:19:14

Revana dan Tristan berjalan ke kamar mereka dalam diam yang penuh makna.

Begitu pintu kamar tertutup, Revana menghentikan langkahnya dan menatap Tristan yang berdiri di hadapannya dengan tatapan tajam namun tersembunyi.

Ia merasakan ada sesuatu yang perlu diungkapkan oleh suaminya malam ini.

"Ada apa?" tanyanya lembut, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang meskipun jantungnya berdebar kencang.

Tristan memandang wajah Revana yang dipenuhi oleh rasa ingin tahu. Sembari menyedekapkan tangannya di dada, Tristan terdiam, seolah mencari kata-kata yang tepat untuk diucapkan.

“Jika ada yang ingin kamu tanyakan, tanyakan saja. Oh, iya. Calon bayimu baik-baik saja. Selama kamu tidak ada di rumah pun ada pelayan dan bodyguard yang menemaniku di sini.”

Tanpa berkata-kata, Tristan melepaskan tangannya dari dadanya lalu menarik tangan Revana, memintanya duduk di tepi tempat tidur.

Revana menelan saliva yang mendadak terasa kering. Apakah pria ini mau minta haknya malam ini? Pikiran itu mengha
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 37: Aluna bukan Takdirku

    “Huh? Kamu tidak ke kantor?” Revana yang semula hendak meneguk susu ibu hamil yang sudah disiapkan oleh pelayan terkejut saat melihat Tristan yang masih duduk di ruang tengah sembari membaca majalah di sana.“Apakah hari Minggu pun aku harus pergi ke kantor? Jangan mentang-mentang aku meminta lima anak padamu, kamu memintaku untuk pergi ke kantor setiap hari, Revana!”Revana lantas mengatup bibirnya menahan tawa. Meski garing, tapi ucapan Tristan mampu membuat Revana mendehem pelan.“Maaf, Mas. Aku lupa kalau hari ini hari Minggu. Hari-hariku selalu di rumah, tidak pernah keluar sekali pun. Jadi lupa hari.” Revana menerbitkan senyum tipis dan meneguk susu ibu hamil itu.“Susunya enak, Mas. Terima kasih, sudah memilihkan produk susu ibu hamil yang bagus untukku.”Tristan menyunggingkan senyum mendengar ucapan Revana tadi. “Tentu saja aku akan memilih yang bagus untuk calon anakku, Revana. Mana mungkin aku memilih denga nasal-asalan.”Revana mengangguk. “Tentu saja. Kamu kan, calon ayah

    Last Updated : 2024-07-17
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 38: Ternyata Revana Salah

    “Pak Gave. Aku mau bicara sama kamu.”Gave yang tengah mengetik pada layar ponselnya dikejutkan oleh kedatangan Revana yang bersedekap dada menatapnya dengan tatapan datar.“Ada apa?” tanyanya dengan santai.Revana menarik napasnya dalam-dalam dengan mata masih tertuju pada pria itu.“Aku baru tahu kalau kamu dianggap sebagai adik, kakak, saudara, bahkan ayah sama Mas Tristan. Bahkan dia lebih mendengarkan kamu daripada aku sebagai istrinya.”Gave mengatup bibirnya menahan tawa mendengar ucapan Revana tadi. Ia lalu menghela napasnya sebelum menjelaskan semuanya.“Karena saya bekerja dengan setulus hati. Memangnya kamu menjadi istrinya Tuan Gave sudah dengan sepenuh hati? Terpaksa, bukan? Mana mungkin dia mau mendengarkan kamu."Revana menyunggingkan bibirnya melirik Gave yang kini tidak pernah lagi memasang muka masam ataupun datar padanya.“Kenapa kamu meminta dia buat melupakan Aluna juga? Memangnya dia bisa melupakan cinta pertamanya?”Gave tak lagi bisa menahan tawanya mendengar o

    Last Updated : 2024-07-18
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 39: Tidak ingin Terlibat Perasaan lagi dengannya

    “Aku hanya bercanda.” Tristan menjauhkan wajahnya dari Revana lalu membuka satu persatu kancing kemeja putihnya.Namun, tatapannya masih tertuju pada Revana yang membeku sembari menyembunyikan ketakutannya. Cukup lama juga Revana tidak merasa ketakutan kalau Tristan sudah berbicara.Dan kali ini ia merasakan ketegangan itu lagi. Dan kali ini dia sendiri yang sudah membuat Tristan sedikit geram.“Kamu tidak akan mungkin menyukai di antara mereka. Bahkan untuk mencintaiku saja sepertinya sulit. Apalagi mereka.”Tristan berlalu pergi meninggalkan Revana usai mengatakan hal itu. Hati Revana mencelos. Seperti ada penekanan yang membuat relung hatinya jadi tidak baik-baik saja.Ia memegang dadanya. Kenapa rasanya jadi serba salah seperti ini. Menanggapi ucapan Tristan tadi rupanya cukup membuat hati Revana jadi gundah gulana.“Kenapa dia berkata seperti itu? Apa karena dia merasa mencintai seorang diri? Tapi, dia tidak pernah mengatakan kalau dia mencintaiku.”Revana menghela napasnya. Ia l

    Last Updated : 2024-07-18
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 40: Tristan Harus Puasa

    Tristan terbangun dengan sinar matahari yang mengintip melalui tirai, menerangi wajah Revana yang sedang terlelap di sebelahnya.Ia memperhatikan setiap lekuk wajah istrinya, dari alis yang melengkung sempurna hingga bibir yang lembut dan penuh. Hatinya bergejolak, terjebak antara cinta yang tak terucap dan rasa bersalah yang menyiksa.Dengan lembut, Tristan mengusapkan jarinya pada pipi Revana, membangunkannya dengan sentuhan penuh kasih.Revana membuka mata, menatap Tristan dengan tatapan yang penuh kehangatan dan kerinduan. Ia tersenyum, dan Tristan merasakan dadanya sesak oleh perasaan yang meluap-luap."Selamat pagi," bisik Tristan, suaranya serak namun penuh kelembutan."Selamat pagi," jawab Revana, suaranya lirih namun menggema dalam hati Tristan.Tanpa kata-kata lebih lanjut, Tristan menundukkan wajahnya, bibirnya menyentuh bibir Revana dengan lembut.Ciuman itu lambat, namun penuh dengan hasrat yang tertahan. Tristan merasakan tubuh Revana merespons, tangan kecilnya mulai men

    Last Updated : 2024-07-19
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 41: Tidak Bisa Menghilangkan Pikiran Negatif

    Bibir Tristan tidak berhenti menggerutu hingga tiba ke rumah. Bukannya marah, dia malah merutuki dirinya karena sudah membuat istrinya mengalami kesulitan di masa kehamilannya karena ulahnya."Mas?" panggil Revana."Hm?" balas Tristan pelan. Tanpa menoleh ke arah Revana."Kamu marah?" tanya Revana ingin tahu.Tristan menggeleng. Ia kemudian menyunggingkan senyum tipis lalu menggenggam tangan Revana seraya menghela napasnya dengan panjang."Tidak. Aku sedang merutuki diriku sendiri karena sudah membuatmu susah. Kehamilan pertamamu jadi lemah karena ulahku.""Kamu tidak salah, Mas. Sebagai calon orang tua baru, kita tidak tahu apa saja yang harus kita hindari dan lain sebagainya. Bahkan untuk bertanya pun pada siapa? Bukankah harus bertanya pada yang lebih paham?"Tristan mengangguk. "Jangan bahas itu lagi. Aku sedang badmood. Aku harus puasa selama kurang lebih satu bulanan lagi sampai trimester pertama kamu selesai."Revana mengatup bibirnya menahan tawa melihat raut wajah Tristan yan

    Last Updated : 2024-07-20
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 42: Kenapa Sulit Sekali Mencintai Tristan?

    Tristan terlihat mondar-mandir di ruang tengah dengan tangan kirinya memegang satu botol beer sebagai penghangat tubuhnya yang sudah tidak bisa jauh dari minuman beralkohol.Sesekali ia menggigit jarinya sembari terus uring-uringan tidak jelas. Kadang duduk sekejap, lalu bangun lagi.Hendri yang melihatnya menghela napasnya. Sementara Gave hanya melirik sesekali lalu fokus lagi pada ponselnya.“Kenapa kamu tidak memintanya untuk tidur, Gave? Mau sampai kapan kita menonton bos kita mondar-mandir seperti ini?” tanya Hendri sudah mulai kesal.Gave mengendikan bahunya. “Entahlah. Bahkan aku tidak yakin dia akan tidur malam ini. Pikirannya sedang kalut.”“Karena tidak bisa menyentuh istrinya? Biasanya juga sewa perempuan untuk menuntaskan hasratnya.”“Sayangnya dia tidak mau. Dan aku kena marahnya karena menawarkan perempuan bayaran untuknya.”“Oh, ya? Woah! Tuan Tristan beneran jatuh cinta pada istrinya. Bahkan rela membuang kebiasaannya yang sering tidur dengan wanita bayaran jika sedang

    Last Updated : 2024-07-21
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 43: Aluna is Back!

    "Apa kalian yakin?" Alfrod membalikkan badannya, wajahnya yang penuh otoritas menatap tajam pada anak buahnya.Di ruangan itu, suasana mendadak hening, hanya terdengar desiran pelan dari kipas angin yang berputar di langit-langit.Pria bertubuh gempal bernama Max itu mengangguk dengan tegas. "Saya sangat yakin, Bos. Mana mungkin kami memberikan informasi yang salah pada Anda."Alfrod menaikkan alisnya, matanya yang tajam menelusuri wajah Max dengan cermat. Benar juga apa yang dikatakan oleh Max. Ia paling tidak suka dengan informasi setengah matang, apalagi tidak valid."Bawa aku sekarang juga ke tempat itu!" titahnya, tanpa ragu-ragu, lalu melangkah keluar dari ruang kerjanya dengan langkah yang pasti.Anak buahnya mengikutinya dari belakang, dengan penuh rasa hormat dan ketegangan yang tak terucapkan.Alfrod ingin segera membuat Tristan menunduk padanya, memberikan apa yang dia inginkan.Pemikiran itu menguasai benaknya, mendominasi setiap langkah yang diambilnya. Namun, langkahnya

    Last Updated : 2024-07-21
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 44: Tidak Bisakah Meluangkan Waktu Untukku?

    Revana memandang suaminya dari jarak lima meter. Tristan tengah sibuk dengan pekerjaannya, tenggelam dalam tumpukan berkas dan panggilan telepon yang seakan tiada habisnya.Setelah dokter meminta Tristan untuk berpuasa selama satu bulan lamanya, Tristan memilih untuk menyibukkan dirinya dan kembali seperti dulu lagi, jarang pulang.Revana menghela napas berat, perasaan hampa dan kesepian menggelayut di hatinya. Padahal anaknya sangat membutuhkan sosok ayah, dan ia ingin ditemani oleh Tristan selama masa kehamilannya itu.Revana mengusap perutnya yang mulai membuncit, merasakan gerakan lembut janinnya yang seakan merespons sentuhannya."Kamu juga ingin ayah ada di sini, kan?" gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.“Sabar ya, Nak. Ayahmu sedang sibuk. Atau memang akan setiap hari selalu disibukkan dengan pekerjaannya.” Revana menghela napasnya.Dengan langkah perlahan, Revana melangkah ke belakang rumah, mencoba mengalihkan pikirannya denga

    Last Updated : 2024-07-22

Latest chapter

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 133: Akhir Bahagia Kita

    Tristan yang sejak tadi diam, mengangguk kecil. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Gave. Tak butuh waktu lama, suara Gave yang penuh semangat terdengar dari seberang."Laura di sana? Serius? Dia melahirkan?!" seru Gave, suaranya melonjak kegirangan. Terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa, seperti Gave sedang berjalan sambil berputar-putar karena terlalu bahagia."Iya, Laura ada di sini. Bayi kalian lahir dengan selamat," jawab Tristan sambil tersenyum kecil.Dari seberang, suara Gave terdengar gemetar penuh haru. "Aku memang ingin menikahi Laura. Aku sudah mengajukan cuti untuk menyiapkan semuanya. Aku tidak menyangka bayi kami lahir lebih cepat dari prediksi dokter. Aku akan segera ke sana!"Tristan menutup telepon dan menatap Revana dengan tatapan geli. "Nah, kamu dengar sendiri, kan? Semua sudah jelas sekarang."Ketika Gave akhirnya tiba di rumah sakit, suasana menjadi semakin hangat. Dengan wajah penuh kerinduan, ia memeluk Laura erat, mengecup keningnya, lalu mengali

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 132: Dia Kekasih Gave

    Revana akhirnya mengangguk pelan, meskipun hatinya masih penuh dengan keraguan dan luka.Sementara Tristan dan Hendri membantu wanita itu berjalan ke luar rumah, Revana berdiri diam di ambang pintu, menyaksikan mereka dengan campuran emosi yang tak terungkapkan."Revana!! Kenapa kamu diam. Ayo kita ke mobil. Tuntun Laura, cepat." Suara Tristan meninggi pada Revana.Revana mendengkus kesal dan tanpa suara air matanya menetes saat membukakan pintu mobil. Sementara erangan Laura makin membuat suasana begitu menegangkan."Aagh ... Aduh!" tak urung Laura memegang erat tangan Revana menahan rasa sakit tak tertahankan yang sebentar datang lalu reda. Lalu datang lagi sakitnya.Tristan mengemudi. Hendri dan Revana duduk di jok belakang di sisi kiri kanan Laura, sementara Laura merintih dengan wajah pucat.Jeritan Revana memenuhi lorong rumah sakit, bergema seperti sembilu yang menyayat hati Revana.Napasnya memburu, dadanya berdebar, namun bukan karena rasa simpati.Ia duduk di kursi tunggu d

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 131: Membawa Seorang Wanita?

    Revana menatap meja makan dengan rasa puas. Ia merasa seperti ini adalah momen yang tepat.Sebentar lagi Tristan akan pulang, dan mereka akan merayakan ulang tahunnya bersama keluarga kecil mereka. Namun, di balik itu semua, ada sebuah kabar besar yang ingin ia bagi—kabar yang akan mengubah segalanya.Dengan hati yang penuh harapan, Revana duduk di kursi dan menunggu. Waktu terasa berjalan begitu lambat, seakan momen yang diinginkan belum tiba.Tetapi, ia tahu, kejutan ini akan menjadi awal dari babak baru dalam hidup mereka. Sebuah babak yang akan membuat mereka semakin dekat, semakin kuat, dan semakin bahagia.Tak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka, dan langkah kaki Tristan masuk ke dalam rumah. Revana berdiri, matanya bersinar penuh kebahagiaan, siap untuk memberi kejutan yang sudah ia siapkan dengan penuh cinta.Bau kue manis masih tercium di dapur ketika suara pintu depan terbuka. Revana, yang tengah mengatur meja makan, mendongak dengan senyum lebar di wajahnya."Mas T

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 130: Kejutan untuk Suami

    Revana menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. Semua pengorbanan, semua perjuangan yang mereka lakukan, kini membuahkan hasil yang indah.Mereka bukan hanya pasangan, tapi juga sahabat sejati, yang saling mendukung dalam segala hal. Mereka telah melewati masa-masa sulit, dan kini mereka bisa menikmati momen-momen indah ini bersama.Ketika Naira kembali berlari ke arah mereka, wajahnya dipenuhi kegembiraan yang tak terbendung, Revana dan Tristan saling berpandangan, dan senyum lebar pun terukir di wajah mereka.Mereka tahu, kebahagiaan ini adalah hasil dari cinta yang telah tumbuh dalam hati mereka, dari segala perjuangan yang mereka lakukan bersama.Pada saat itulah, Revana merasakan kebahagiaan yang sejati, sebuah kebahagiaan yang tak terduga.Cinta yang dulu hanya dimulai dari keinginan sementara, kini berubah menjadi sebuah ikatan yang tak terpisahkan. Dalam pelukan keluarga kecil mereka, Revana merasa dunia ini penuh dengan kemungkinan yang tak terbatas.Dan dengan suara gelak

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 129: Holiday Time!

    Pantai itu tampak indah dengan pasir putih yang membentang luas, dipadu dengan air laut yang berkilauan di bawah sinar matahari.Ombak datang bergulung-gulung, menghantam bibir pantai, menciptakan suara gemuruh yang menenangkan.Di tengah pemandangan yang menakjubkan itu, Tristan, dengan wajah lelah, berlari mengejar seorang gadis kecil yang tak kenal lelah, Naira.Matanya yang penuh kegembiraan dan keceriaan, tak bisa berhenti berlari di sepanjang garis pantai, membiarkan pasir menempel pada kaki telanjang kecilnya."Naira! Jangan lari ke sana, sayang!" seru Tristan dengan napas terengah-engah, mencoba mengejar anaknya yang semakin menjauh.Namun Naira justru tertawa riang, melangkah lebih cepat, seolah menikmati kebebasannya yang tidak terbatas.Dengan senyum penuh ceria, dia menoleh sebentar untuk melihat ayahnya, seolah mengatakan, "Kejar aku, Papi!" Lalu, tanpa peringatan, dia berlari lagi, menari-nari di tepi laut, membiarkan ombak menerjang kakinya yang mungil.Tristan tersenyu

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 128: Party for You

    Pesta itu meriah. Lampu-lampu indah berpendar di seluruh sudut ballroom yang luas, menciptakan atmosfer magis yang terasa seperti sebuah dunia terpisah.Para tamu berdiri, berbincang, dan tertawa, sementara musik lembut mengalun dari panggung, menambah kehangatan suasana.Di tengah keramaian itu, Tristan berdiri di depan mikrofon, mengenakan jas hitam yang sempurna, dengan senyum yang penuh kasih sayang untuk satu orang yang paling ia cintai di dunia ini—Revana.“Selamat malam semuanya,” suara Tristan menggema, menyentuh hati setiap orang yang mendengarnya Anggukan tamu undangan menjawab sapa Tristan. “Terima kasih telah hadir di acara spesial kami malam ini. Hari ini, aku dan Revana merayakan dua tahun yang penuh kebahagiaan, dan aku ingin berbagi sedikit cerita dengan kalian semua.”Revana berdiri di sampingnya, wajahnya terlihat begitu cantik dengan gaun merah yang berkilau, rambut panjangnya yang tertata rapi menambah pesona.Matanya memandang Tristan penuh cinta, seolah tidak p

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 127: Permintaan Maaf Michael

    Ruangan kantor terasa hening. Hanya suara jam dinding yang berdetak lembut menemani dua pria itu. Michael duduk di kursi di hadapan Tristan, wajahnya tertunduk dalam, menahan air mata yang sudah menggenang sejak tadi.Tristan baru saja menceritakan detail kejadian yang menimpa Mami karen ulah Alfrod. Sehingga Mami akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir.Michael tahu tidak ada kebohongan di sana. Semua yang dikisahkan Tristan mendukung bukti yang ia temukan.Sementara itu, Tristan bersandar di kursinya, menatap adiknya dengan tatapan yang sulit diartikan—campuran kasih sayang dan rasa prihatin. Mengenang masa lalu itu begitu pahit dan nyeri bagi mereka berdua.“Michael, semua rasa ingin tahumu sudah terjawab. Bukti kuat sudah kamu dapatkan,” suara Tristan memecah keheningan. Lembut tapi tegas, seperti pelukan yang menenangkan.“Ada yang ingin kuberitahukan padamu. Sesuatu yang selama ini kupendam dan ingin kamu lakukan.”Michael mengangkat wajahnya perlahan, mata merahnya bertem

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 126: Penyesalan Michael

    Satu bulan telah berlalu sejak insiden penembakan di kantor Tristan. Kehidupan perlahan kembali seperti biasa.Luka di tubuhnya memang sudah sembuh, tapi Tristan tahu, luka di hatinya dan keluarganya butuh waktu lebih lama untuk pulih.Bagaimanapun Alfrod adalah keluarga dan kini semua berakhir seperti ini. Tristan kadang tidak percaya ini akhir persaudaraan mereka. Kadang rasa sedih sebagai satu dalam ikatan saudara masih saja ada.Pagi itu, suasana di kantor terlihat tenang. Tristan duduk di balik meja kerjanya, menandatangani beberapa dokumen penting.Cahaya matahari menyelinap melalui jendela besar di belakangnya, menciptakan siluet yang menonjolkan ketegasan wajahnya.Pintu ruangannya terbuka perlahan. Michael melangkah masuk dengan ragu-ragu, membawa dua cangkir kopi. "Kupikir kamu butuh ini," katanya pelan, menaruh salah satu cangkir di meja Tristan.Tristan mendongak, tersenyum kecil. “Terima kasih. Duduklah. Apa kabarmu Michae

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 125: Jangan Lakukan itu lagi

    Tristan tersenyum penuh kemenangan. Dengan hati-hati, ia meraih bayi kecil itu dan meletakkannya di pelukan.Naira menggeliat kecil sebelum kembali tertidur dengan damai. Perasaan hangat menyelimuti dada Tristan. "Aku merindukanmu, Sayang," bisiknya lembut. "Bayiku yang cantik dan manis."Revana tersenyum melihat pemandangan itu, meski ia tetap mengawasi dengan cermat. “Aku akan membuatkan sup untukmu. Jangan coba-coba bergerak dari sini.”“Baiklah. Aku tidak akan pergi ke tempat gym, Sayang.” Tristan menjawab dengan nada bercanda, membuat Revana mendengus kecil sebelum pergi ke dapur.Saat Revana sibuk di dapur, Tristan duduk di tempat tidur sambil berbicara pelan dengan Naira. “Kamu tahu, Nak? Papi akan memastikan dunia ini aman untukmu. Apa pun yang terjadi, kamu tidak perlu takut.”Pintu depan terdengar diketuk, dan beberapa saat kemudian Gave muncul di ambang pintu kamar. "Aku boleh masuk?"&ldq

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status