Beranda / Rumah Tangga / Istri Tawanan CEO Kejam / Bab 41: Tidak Bisa Menghilangkan Pikiran Negatif

Share

Bab 41: Tidak Bisa Menghilangkan Pikiran Negatif

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-20 20:25:58

Bibir Tristan tidak berhenti menggerutu hingga tiba ke rumah. Bukannya marah, dia malah merutuki dirinya karena sudah membuat istrinya mengalami kesulitan di masa kehamilannya karena ulahnya.

"Mas?" panggil Revana.

"Hm?" balas Tristan pelan. Tanpa menoleh ke arah Revana.

"Kamu marah?" tanya Revana ingin tahu.

Tristan menggeleng. Ia kemudian menyunggingkan senyum tipis lalu menggenggam tangan Revana seraya menghela napasnya dengan panjang.

"Tidak. Aku sedang merutuki diriku sendiri karena sudah membuatmu susah. Kehamilan pertamamu jadi lemah karena ulahku."

"Kamu tidak salah, Mas. Sebagai calon orang tua baru, kita tidak tahu apa saja yang harus kita hindari dan lain sebagainya. Bahkan untuk bertanya pun pada siapa? Bukankah harus bertanya pada yang lebih paham?"

Tristan mengangguk. "Jangan bahas itu lagi. Aku sedang badmood. Aku harus puasa selama kurang lebih satu bulanan lagi sampai trimester pertama kamu selesai."

Revana mengatup bibirnya menahan tawa melihat raut wajah Tristan yan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 42: Kenapa Sulit Sekali Mencintai Tristan?

    Tristan terlihat mondar-mandir di ruang tengah dengan tangan kirinya memegang satu botol beer sebagai penghangat tubuhnya yang sudah tidak bisa jauh dari minuman beralkohol.Sesekali ia menggigit jarinya sembari terus uring-uringan tidak jelas. Kadang duduk sekejap, lalu bangun lagi.Hendri yang melihatnya menghela napasnya. Sementara Gave hanya melirik sesekali lalu fokus lagi pada ponselnya.“Kenapa kamu tidak memintanya untuk tidur, Gave? Mau sampai kapan kita menonton bos kita mondar-mandir seperti ini?” tanya Hendri sudah mulai kesal.Gave mengendikan bahunya. “Entahlah. Bahkan aku tidak yakin dia akan tidur malam ini. Pikirannya sedang kalut.”“Karena tidak bisa menyentuh istrinya? Biasanya juga sewa perempuan untuk menuntaskan hasratnya.”“Sayangnya dia tidak mau. Dan aku kena marahnya karena menawarkan perempuan bayaran untuknya.”“Oh, ya? Woah! Tuan Tristan beneran jatuh cinta pada istrinya. Bahkan rela membuang kebiasaannya yang sering tidur dengan wanita bayaran jika sedang

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 43: Aluna is Back!

    "Apa kalian yakin?" Alfrod membalikkan badannya, wajahnya yang penuh otoritas menatap tajam pada anak buahnya.Di ruangan itu, suasana mendadak hening, hanya terdengar desiran pelan dari kipas angin yang berputar di langit-langit.Pria bertubuh gempal bernama Max itu mengangguk dengan tegas. "Saya sangat yakin, Bos. Mana mungkin kami memberikan informasi yang salah pada Anda."Alfrod menaikkan alisnya, matanya yang tajam menelusuri wajah Max dengan cermat. Benar juga apa yang dikatakan oleh Max. Ia paling tidak suka dengan informasi setengah matang, apalagi tidak valid."Bawa aku sekarang juga ke tempat itu!" titahnya, tanpa ragu-ragu, lalu melangkah keluar dari ruang kerjanya dengan langkah yang pasti.Anak buahnya mengikutinya dari belakang, dengan penuh rasa hormat dan ketegangan yang tak terucapkan.Alfrod ingin segera membuat Tristan menunduk padanya, memberikan apa yang dia inginkan.Pemikiran itu menguasai benaknya, mendominasi setiap langkah yang diambilnya. Namun, langkahnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 44: Tidak Bisakah Meluangkan Waktu Untukku?

    Revana memandang suaminya dari jarak lima meter. Tristan tengah sibuk dengan pekerjaannya, tenggelam dalam tumpukan berkas dan panggilan telepon yang seakan tiada habisnya.Setelah dokter meminta Tristan untuk berpuasa selama satu bulan lamanya, Tristan memilih untuk menyibukkan dirinya dan kembali seperti dulu lagi, jarang pulang.Revana menghela napas berat, perasaan hampa dan kesepian menggelayut di hatinya. Padahal anaknya sangat membutuhkan sosok ayah, dan ia ingin ditemani oleh Tristan selama masa kehamilannya itu.Revana mengusap perutnya yang mulai membuncit, merasakan gerakan lembut janinnya yang seakan merespons sentuhannya."Kamu juga ingin ayah ada di sini, kan?" gumamnya pelan, nyaris seperti bisikan yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.“Sabar ya, Nak. Ayahmu sedang sibuk. Atau memang akan setiap hari selalu disibukkan dengan pekerjaannya.” Revana menghela napasnya.Dengan langkah perlahan, Revana melangkah ke belakang rumah, mencoba mengalihkan pikirannya denga

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 45: Anything for You ... My Wife

    “Revana ….”Revana menggigit bibirnya. Salahkah ia meminta waktu Tristan dan mengatakan kekecewaannya di saat Tristan sedang marah padanya.“Maafkan aku. Seharusnya aku paham dengan apa yang kamu inginkan,” ucap Tristan, nada suaranya terdengar lirih.Revana mendongakan kepalanya menatap Tristan. Raut wajahnya terlihat jelas jika ia menyesali sikapnya yang kurang peduli padanya.Ralat. Dia tidak pernah memperlihatkan kepeduliannya pada Revana. Ia mewajarkan jika Revana berpikir negative tentangnya.“Mas?” panggil Revana pelan.Tristan membawa Revana dalam pelukannya. Mengusapi punggung yang dilapisi dress cokelat selutut yang dikenakan oleh wanita itu.“Apakah aku masih terlihat menyeramkan di matamu?” tanya Tristan yang kini sudah melepaskan pelukannya.Revana mengangguk dengan polosnya, apa adanya. “Ya. Kamu akan selalu terlihat menyeramkan.”Tristan sontak tertawa. Ia lantas mencium kening Revana, tak lupa tangannya mengusap air mata di pipi wanita itu.“Sialnya kali ini tidak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 46: Kekasihmu Masih Mencarimu

    Malam itu, suasana dapur dipenuhi aroma adonan yang tengah diuleni oleh tangan halus Revana. Kilauan lampu dapur memantul di atas permukaan adonan, menciptakan bayangan yang bergerak-gerak di sekeliling ruangan. Revana, dengan tawa yang menggema seperti musik yang menghidupkan ruangan, berbicara dengan Tristan yang berdiri tak jauh darinya.“Siapa sangka kamu bisa membuat pizza, Sayang?” Tristan mengedipkan mata, menatap istrinya dengan senyum tak percaya.Revana membalas tatapannya dengan senyum manis. “Selama ada bahan-bahannya di dapur, aku bisa membuatkan apa saja untukmu, Mas.”Tristan mendekat, merengkuh tubuh Revana dalam pelukannya yang hangat, lalu mendaratkan ciuman lembut di pipi wanita itu. Sekitar sepuluh menit yang lalu, dia telah meminta Gave dan Hendri untuk pergi belanja ke supermarket demi memenuhi keinginannya makan pizza buatan istrinya. Tristan melarang Revana pergi sendiri karena penyakitnya yang tak bisa terlalu lama berada di keramaian.Tristan mengamati Rev

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 47: Telah Melupakan Revana

    Ada setitik harapan bagi Aluna karena Tristan akan menyelamatkan dia dari kurungan Alfrod. Aluna hanya perlu menunggu sampai Tristan menemukannya di sana. "Aku akan menunggumu, Sayang," bisik Aluna penuh harap.Sementara itu, di luar sana, Michael duduk di depan Alfrod yang tengah memilah foto mana yang harus ia kirim pada Tristan untuk melakukan negosiasi dengan pria itu.Michael bertanya, "Aluna tidak tahu kalau Tristan sudah menikah?"Alfrod menggeleng, dengan ekspresi datar. "Itu bukan urusanku. Urusanku hanya mengambil wilayah kekuasaan yang masih Tristan pegang."Michael mengangguk paham, namun ada kerutan di dahinya. "Apa benar jika Tristan masih mencintai Aluna? Sedangkan dia sudah memiliki Revana? Bahkan wanita itu sedang hamil. Bagaimana kalau ternyata Tristan tidak peduli dengan Aluna?"Alfrod terdiam, pertanyaan adik bungsunya ini berhasil membuatnya bingung. Ia menatap Michael dengan tatapan yang kosong, mencoba mencari jawaban dalam pikirannya.Michael melanjutkan, "Kita

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 48: Proses Penyelamatan Aluna

    Tristan membawa pulang Revana dengan cepat, suasana malam yang sepi menambah kesan mendalam pada perjalanan mereka. Setibanya di rumah, Tristan bergegas tanpa banyak berbicara.Ia hanya memberitahu Revana bahwa ada seseorang yang ingin mengambil wilayahnya, dan ia harus segera pergi untuk menangani masalah tersebut.Tristan tidak mengungkapkan bahwa dia telah menemukan Aluna; ia menyembunyikan semua detail penting itu dari Revana.Revana mengangguk, menerima penjelasan singkat Tristan dengan kepercayaan yang penuh.Ia percaya bahwa Tristan telah berubah, bahwa suaminya yang kini ada di sampingnya bukanlah pria yang sama seperti dulu.Namun, seiring dengan kepergian Tristan yang tiba-tiba, hati Revana terasa tidak enak. Perasaan cemas dan keraguan mulai menggelayuti pikirannya.“Kamu harus pergi lagi, Mas?” tanya Revana dengan nada lembut, berusaha untuk tidak menunjukkan betapa gelisahnya dia.Tristan mengangguk singkat. “Ya, aku harus segera berangkat. Mungkin aku akan membutuhkan wa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 49: Aku sangat Merindukanmu

    Di dalam markas yang sepi, cahaya remang-remang dari lampu gantung berderit-derit di langit-langit, Tristan duduk tegak di kursi kayu yang keras.Wajahnya menunjukkan ketegangan yang sulit disembunyikan, mencerminkan badai emosi yang bergejolak dalam dirinya.Di depannya, Alfrod duduk dengan santai, memandang Tristan dengan senyum kemenangan yang mengejek."Di mana kamu menemukan Aluna? Sementara aku mencari ke mana-mana, tidak juga menemukannya," tanya Tristan dengan nada yang sedingin es, matanya memancarkan kebencian yang dalam terhadap kakaknya.Alfrod mengangkat alisnya, seakan pertanyaan itu hanya menambah kegembiraannya. "Michael yang membantuku menculik Aluna," jawabnya dengan tenang, "Dia baru pulang dari luar negeri setelah tiga tahun pergi. Dan berhasil aku temukan. Kamu harus ingat, Tristan. Aku punya mata dan kaki yang bukan berasal dari tubuhku. Tapi, Michael! Hahaha!"Tertawa sinis, Alfrod menatap Tristan yang tampak semakin berapi-api. Tangan Tristan mengepal, dan waja

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-27

Bab terbaru

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 133: Akhir Bahagia Kita

    Tristan yang sejak tadi diam, mengangguk kecil. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Gave. Tak butuh waktu lama, suara Gave yang penuh semangat terdengar dari seberang."Laura di sana? Serius? Dia melahirkan?!" seru Gave, suaranya melonjak kegirangan. Terdengar suara langkah kaki yang tergesa-gesa, seperti Gave sedang berjalan sambil berputar-putar karena terlalu bahagia."Iya, Laura ada di sini. Bayi kalian lahir dengan selamat," jawab Tristan sambil tersenyum kecil.Dari seberang, suara Gave terdengar gemetar penuh haru. "Aku memang ingin menikahi Laura. Aku sudah mengajukan cuti untuk menyiapkan semuanya. Aku tidak menyangka bayi kami lahir lebih cepat dari prediksi dokter. Aku akan segera ke sana!"Tristan menutup telepon dan menatap Revana dengan tatapan geli. "Nah, kamu dengar sendiri, kan? Semua sudah jelas sekarang."Ketika Gave akhirnya tiba di rumah sakit, suasana menjadi semakin hangat. Dengan wajah penuh kerinduan, ia memeluk Laura erat, mengecup keningnya, lalu mengali

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 132: Dia Kekasih Gave

    Revana akhirnya mengangguk pelan, meskipun hatinya masih penuh dengan keraguan dan luka.Sementara Tristan dan Hendri membantu wanita itu berjalan ke luar rumah, Revana berdiri diam di ambang pintu, menyaksikan mereka dengan campuran emosi yang tak terungkapkan."Revana!! Kenapa kamu diam. Ayo kita ke mobil. Tuntun Laura, cepat." Suara Tristan meninggi pada Revana.Revana mendengkus kesal dan tanpa suara air matanya menetes saat membukakan pintu mobil. Sementara erangan Laura makin membuat suasana begitu menegangkan."Aagh ... Aduh!" tak urung Laura memegang erat tangan Revana menahan rasa sakit tak tertahankan yang sebentar datang lalu reda. Lalu datang lagi sakitnya.Tristan mengemudi. Hendri dan Revana duduk di jok belakang di sisi kiri kanan Laura, sementara Laura merintih dengan wajah pucat.Jeritan Revana memenuhi lorong rumah sakit, bergema seperti sembilu yang menyayat hati Revana.Napasnya memburu, dadanya berdebar, namun bukan karena rasa simpati.Ia duduk di kursi tunggu d

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 131: Membawa Seorang Wanita?

    Revana menatap meja makan dengan rasa puas. Ia merasa seperti ini adalah momen yang tepat.Sebentar lagi Tristan akan pulang, dan mereka akan merayakan ulang tahunnya bersama keluarga kecil mereka. Namun, di balik itu semua, ada sebuah kabar besar yang ingin ia bagi—kabar yang akan mengubah segalanya.Dengan hati yang penuh harapan, Revana duduk di kursi dan menunggu. Waktu terasa berjalan begitu lambat, seakan momen yang diinginkan belum tiba.Tetapi, ia tahu, kejutan ini akan menjadi awal dari babak baru dalam hidup mereka. Sebuah babak yang akan membuat mereka semakin dekat, semakin kuat, dan semakin bahagia.Tak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka, dan langkah kaki Tristan masuk ke dalam rumah. Revana berdiri, matanya bersinar penuh kebahagiaan, siap untuk memberi kejutan yang sudah ia siapkan dengan penuh cinta.Bau kue manis masih tercium di dapur ketika suara pintu depan terbuka. Revana, yang tengah mengatur meja makan, mendongak dengan senyum lebar di wajahnya."Mas T

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 130: Kejutan untuk Suami

    Revana menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. Semua pengorbanan, semua perjuangan yang mereka lakukan, kini membuahkan hasil yang indah.Mereka bukan hanya pasangan, tapi juga sahabat sejati, yang saling mendukung dalam segala hal. Mereka telah melewati masa-masa sulit, dan kini mereka bisa menikmati momen-momen indah ini bersama.Ketika Naira kembali berlari ke arah mereka, wajahnya dipenuhi kegembiraan yang tak terbendung, Revana dan Tristan saling berpandangan, dan senyum lebar pun terukir di wajah mereka.Mereka tahu, kebahagiaan ini adalah hasil dari cinta yang telah tumbuh dalam hati mereka, dari segala perjuangan yang mereka lakukan bersama.Pada saat itulah, Revana merasakan kebahagiaan yang sejati, sebuah kebahagiaan yang tak terduga.Cinta yang dulu hanya dimulai dari keinginan sementara, kini berubah menjadi sebuah ikatan yang tak terpisahkan. Dalam pelukan keluarga kecil mereka, Revana merasa dunia ini penuh dengan kemungkinan yang tak terbatas.Dan dengan suara gelak

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 129: Holiday Time!

    Pantai itu tampak indah dengan pasir putih yang membentang luas, dipadu dengan air laut yang berkilauan di bawah sinar matahari.Ombak datang bergulung-gulung, menghantam bibir pantai, menciptakan suara gemuruh yang menenangkan.Di tengah pemandangan yang menakjubkan itu, Tristan, dengan wajah lelah, berlari mengejar seorang gadis kecil yang tak kenal lelah, Naira.Matanya yang penuh kegembiraan dan keceriaan, tak bisa berhenti berlari di sepanjang garis pantai, membiarkan pasir menempel pada kaki telanjang kecilnya."Naira! Jangan lari ke sana, sayang!" seru Tristan dengan napas terengah-engah, mencoba mengejar anaknya yang semakin menjauh.Namun Naira justru tertawa riang, melangkah lebih cepat, seolah menikmati kebebasannya yang tidak terbatas.Dengan senyum penuh ceria, dia menoleh sebentar untuk melihat ayahnya, seolah mengatakan, "Kejar aku, Papi!" Lalu, tanpa peringatan, dia berlari lagi, menari-nari di tepi laut, membiarkan ombak menerjang kakinya yang mungil.Tristan tersenyu

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 128: Party for You

    Pesta itu meriah. Lampu-lampu indah berpendar di seluruh sudut ballroom yang luas, menciptakan atmosfer magis yang terasa seperti sebuah dunia terpisah.Para tamu berdiri, berbincang, dan tertawa, sementara musik lembut mengalun dari panggung, menambah kehangatan suasana.Di tengah keramaian itu, Tristan berdiri di depan mikrofon, mengenakan jas hitam yang sempurna, dengan senyum yang penuh kasih sayang untuk satu orang yang paling ia cintai di dunia ini—Revana.“Selamat malam semuanya,” suara Tristan menggema, menyentuh hati setiap orang yang mendengarnya Anggukan tamu undangan menjawab sapa Tristan. “Terima kasih telah hadir di acara spesial kami malam ini. Hari ini, aku dan Revana merayakan dua tahun yang penuh kebahagiaan, dan aku ingin berbagi sedikit cerita dengan kalian semua.”Revana berdiri di sampingnya, wajahnya terlihat begitu cantik dengan gaun merah yang berkilau, rambut panjangnya yang tertata rapi menambah pesona.Matanya memandang Tristan penuh cinta, seolah tidak p

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 127: Permintaan Maaf Michael

    Ruangan kantor terasa hening. Hanya suara jam dinding yang berdetak lembut menemani dua pria itu. Michael duduk di kursi di hadapan Tristan, wajahnya tertunduk dalam, menahan air mata yang sudah menggenang sejak tadi.Tristan baru saja menceritakan detail kejadian yang menimpa Mami karen ulah Alfrod. Sehingga Mami akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir.Michael tahu tidak ada kebohongan di sana. Semua yang dikisahkan Tristan mendukung bukti yang ia temukan.Sementara itu, Tristan bersandar di kursinya, menatap adiknya dengan tatapan yang sulit diartikan—campuran kasih sayang dan rasa prihatin. Mengenang masa lalu itu begitu pahit dan nyeri bagi mereka berdua.“Michael, semua rasa ingin tahumu sudah terjawab. Bukti kuat sudah kamu dapatkan,” suara Tristan memecah keheningan. Lembut tapi tegas, seperti pelukan yang menenangkan.“Ada yang ingin kuberitahukan padamu. Sesuatu yang selama ini kupendam dan ingin kamu lakukan.”Michael mengangkat wajahnya perlahan, mata merahnya bertem

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 126: Penyesalan Michael

    Satu bulan telah berlalu sejak insiden penembakan di kantor Tristan. Kehidupan perlahan kembali seperti biasa.Luka di tubuhnya memang sudah sembuh, tapi Tristan tahu, luka di hatinya dan keluarganya butuh waktu lebih lama untuk pulih.Bagaimanapun Alfrod adalah keluarga dan kini semua berakhir seperti ini. Tristan kadang tidak percaya ini akhir persaudaraan mereka. Kadang rasa sedih sebagai satu dalam ikatan saudara masih saja ada.Pagi itu, suasana di kantor terlihat tenang. Tristan duduk di balik meja kerjanya, menandatangani beberapa dokumen penting.Cahaya matahari menyelinap melalui jendela besar di belakangnya, menciptakan siluet yang menonjolkan ketegasan wajahnya.Pintu ruangannya terbuka perlahan. Michael melangkah masuk dengan ragu-ragu, membawa dua cangkir kopi. "Kupikir kamu butuh ini," katanya pelan, menaruh salah satu cangkir di meja Tristan.Tristan mendongak, tersenyum kecil. “Terima kasih. Duduklah. Apa kabarmu Michae

  • Istri Tawanan CEO Kejam   Bab 125: Jangan Lakukan itu lagi

    Tristan tersenyum penuh kemenangan. Dengan hati-hati, ia meraih bayi kecil itu dan meletakkannya di pelukan.Naira menggeliat kecil sebelum kembali tertidur dengan damai. Perasaan hangat menyelimuti dada Tristan. "Aku merindukanmu, Sayang," bisiknya lembut. "Bayiku yang cantik dan manis."Revana tersenyum melihat pemandangan itu, meski ia tetap mengawasi dengan cermat. “Aku akan membuatkan sup untukmu. Jangan coba-coba bergerak dari sini.”“Baiklah. Aku tidak akan pergi ke tempat gym, Sayang.” Tristan menjawab dengan nada bercanda, membuat Revana mendengus kecil sebelum pergi ke dapur.Saat Revana sibuk di dapur, Tristan duduk di tempat tidur sambil berbicara pelan dengan Naira. “Kamu tahu, Nak? Papi akan memastikan dunia ini aman untukmu. Apa pun yang terjadi, kamu tidak perlu takut.”Pintu depan terdengar diketuk, dan beberapa saat kemudian Gave muncul di ambang pintu kamar. "Aku boleh masuk?"&ldq

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status