Share

Bab 2

Author: Rakyat Jelata
last update Last Updated: 2025-03-13 21:37:53

“Tapi secara sembunyi-sembunyi. Aku gak mau ada yang tahu soal pernikahan kita. Setelah menikah kamu bisa tinggal di sini bersamaku.” Adam menjeda ucapannya, ia bisa melihat luka itu di kedua mata Elina. “Tapi … kalau Istriku sudah kembali pulang ke rumah ini. Maka bersikaplah seperti layaknya seorang pembantu, dan jangan pernah tunjukkan kalau kita ada hubungan. Aku gak mau pernikahan kita diketahui istri pertamaku, dan membuat hatinya terluka.”

Elina meremas kuat ujung sofa dekatnya duduk. Hatinya benar-benar sakit mendengar setiap kata yang Adam ucapkan barusan. Matanya terasa panas dengan dada menyesak, seperti ada yang menghantamnya dengan batu besar. Wanita itu menggigit bibir bawahnya guna menahan tangisnya agar tidak meledak. Sungguh, hatinya hancur dan kecewa.

“El, ini adalah keputusan besar. Kamu bisa pikir-pikir dulu. Apa kamu bisa hidup satu atap denganku dan bersama istriku yang lain? Meskipun kamu juga istriku, tapi kamu hanya akan dianggap sebagai pembantu di rumah ini,” lanjut Adam berusaha mempengaruhi pikiran Elina.

“Kalau kamu memilih uang, aku akan belikan rumah juga untukmu. Akan kupastikan hidupmu terjamin, kamu bisa membesarkan anak itu dengan baik. Lagian, kamu masih muda El, masih banyak yang mau denganmu.”

Elina memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. “Aku ingin kamu tanggung jawab, Adam!” balas Elina pelan tapi menusuk. Suaranya bergetar lantaran menahan tangis dan emosi. “Aku bersedia menikah siri.”

Mendengar itu, Adam pun melengos dengan wajah memerah. “Apa kamu yakin itu bayiku?!” tanya Adam kemudian, tanpa menatap Elina.

Deg.

Elina tak percaya Adam akan meragukan janin yang ada di dalam rahimnya saat ini. “A-apa maksudmu, Mas?! Kamu nggak percaya sama aku?! Aku bahkan cuma melakukan sekali sama kamu! Jahat kamu Mas!” ucap Elina dengan kedua mata berkaca dan wajah memerah lantaran amarah.

“Jangan jadi lelaki pengecut, Mas! Kamu yang merayuku! Kamu pula yang berjanji akan bertanggung jawab! Kalau kamu nggak merayu … aku pasti ….”

“Cukup!” potong Adam mengangkat tangan ke udara dengan wajah merah padam. Lelaki itu tersinggung dikatain pengecut oleh Elina. “Aku bukan nggak percaya! Aku cuma ragu! Kita cuma melakukannya sekali, El! Mustahil rasanya kalau kamu langsung hamil!” lanjut Adam dingin.

“Nyatanya aku hamil, Mas! Nggak ada yang mustahil kalau Tuhan sudah berkehendak!” sabar Elina dengan cepat. Hatinya benar-benar sakit mendapat penyangkalan dari Adam.

Adam menghela napas besar dengan perasaan kacau. Tidak pernah terbayangkan olehnya akan berada diposisi seperti ini.

Apa yang harus dia lakukan sekarang? Bahkan, istrinya pun saat ini sedang hamil. Ini benar-benar rumit, hingga kepalanya rasa-rasanya mau pecah memikirkannya.

“Ok, kalau kamu ingin aku menikahimu,” kata Adam mengangguk-anggukkan kepala dengan wajah datarnya. “Aku akan menikahimu, El. Meskipun aku masih ragu itu bayiku! Tapi, aku harap kamu bisa cukup sadar diri. Jangan pernah menuntut apapun dariku, karena aku pastinya nggak akan bisa berlaku adil. Di depan istri pertamaku, kamu adalah pembantu di rumah ini!”

**

Tiga hari telah berlalu, pernikahan sederhana yang hanya disaksikan oleh keluarga Elina pun akhirnya terlaksana juga. Pernikahan itu, diselenggarakan di kediaman bibi Elina beberapa jam yang lalu. Kini, Adam dan Elina sudah sah menjadi suami istri. Dan Adam pun langsung memboyong Elina ke kediamannya.

"Istirahatlah. Kamu pasti capek," ucap Adam setelah sampai di rumahnya.

Adam menatap barang-barang bawaan Elina lalu berkata. "Bawa barang-barangmu ke kamar belakang. Ada kamar kosong bersebelahan dengan kamar Bibi," beritahu Adam menatap wajah Elina sekilas. Tak ayal, kata-katanya itu berhasil membuat hati Elina berdenyut nyeri. Dia dirumah suaminya hanya dianggap sebagai seorang pembantu.

"Maaf, aku nggak bisa bantu, aku buru-buru mau pergi ke kantor," lanjut Adam seraya melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya. Seolah dia sedang diburu-buru oleh waktu.

Elina menatap wajah Adam dengan perasaan sedih. "Ya Mas. Gak papa kok, aku bisa sendiri," balas Elina dengan tersenyum getir. Tidak dapat dipungkiri dadanya terasa sesak, seperti terhimpit sesuatu. Tetapi karena semua ini adalah keputusannya sendiri, Elina pun berusaha untuk lapang dada.

Adam pun naik ke lantai dua untuk berganti pakaian. Sedangkan Elina menyeret kopernya menuju kamar sesuai petunjuk Adam dengan hati teriris.

“Sabar El, sabar. Demi bayimu kamu harus kuat,” lirih Elina dalam hati dengan perasaan sedih luar biasa. Bahkan, kedua matanya sudah terasa panas, siap meluncurkan cairan bening. Akan tetapi, dia menahannya sekuat tenaga agar tidak terus-menerus menangisi nasibnya yang sangat menyedihkan itu.

Sore harinya, terdengar deru mobil yang berhenti di garasi. Elina pun segera keluar untuk menyambut kedatangan Adam. Namun, langkah kaki wanita itu langsung terhenti, ketika menyadari kedatangan Adam tidak sendiri, ia bersama seorang wanita cantik menggandeng lengannya. Elina berdiri mematung di dekat sofa ruang tamu dengan tatapan nanar dan hati berdenyut nyeri.

Wanita cantik dengan balutan dres warna hijau botol sepanjang lutut, memiliki lengan pendek balon. Kini tengah menggandeng lengan Adam dengan wajah ceria. Namun, wajahnya langsung berubah saat menyadari keberadaan Elina di rumah itu. "Siapa dia Mas?" Wanita itu menoleh, menatap Adam untuk meminta penjelasan.

Deg.

Adam menelan salivanya melihat Elina ada di ruang tamu dan langsung mendapat pertanyaan itu dari wanita cantik di sebelahnya. Lelaki itu pun mendadak gugup.

“Di-dia … pekerja baru. Ya, pekerja baru,” bohong Adam dengan kedua mata yang tak sengaja beradu pandang dengan Elina. Wanita itu terlihat tengah meremas sisi baju yang dikenakan saat ini. Sedetik kemudian Adam menoleh, menatap wanita cantik di sebelahnya dengan bibir tersenyum lebar untuk menutupi kegugupannya. “Mas nambah asisten rumah tangga untuk bantu-bantu Bibi, sayang. Kasihan Bibi kerja sendiri,” lanjut Adam beralibi.

Wanita itu sempat mengernyitkan dahi dengan wajah berpikir. Lalu menoleh, menatap Elina dengan mata menyipit. “Siapa namamu?” tanyanya dengan wajah mengintrogasi.

“E-Elina,” jawab Elina gugup seraya menundukkan kepala.

“Pantas Mas Adam lebih memilih dia, dia begitu sangat cantik, dan tubuhnya begitu terawat,” batin Elina dalam hati. Mendadak ia pun merasa insecure.

"Aku Istrinya Mas Adam! Aku adalah Nyonya di rumah ini," ucap wanita itu saat Elina masih terdiam di tempatnya berdiri. "Namaku Milea. Panggil aku Nona Lea, atau Nyonya Adam," lanjut Milea atau yang sering dipanggil Lea. Wanita itu menunjukkan wajah tak suka pada Elina karena pembantu itu memiliki paras cantik dan masih muda. Mendengar itu, Elina hanya mampu mengangguk pelan.

Tatapan Milea menajam pada Elina yang masih menunduk, lalu ia kembali berkata, “kelihatannya kamu masih sangat muda, kenapa nggak cari pekerjaan lain saja?! Parasmu juga lumayan, bila melamar di toko-toko pasti akan diterima," kata Milea dingin.

Pandangannya itu tidak lepas sedikitpun dari Elina. Hal itu membuat Elina semakin menundukkan wajahnya saja karena kegugupannya bertambah. Ia merasa seperti tengah diinterogasi oleh Milea.

“Ingat ya, kamu di sini adalah pembantu! Meskipun parasmu lumayan cantik, tapi awas saja kalau kamu bersikap genit sama suami aku!” lanjut Milea dengan suara begitu tegas.

Glek.

Adam menelan saliva mendengar peringatan keras Milea pada Elina. Sementara Elina semakin menundukkan wajah, wanita itu menatap lantai dengan hati berdenyut sakit.

“Kamu juga, Mas. Cari pembantu kok yang masih muda!” cetus Milea sembari menatap Adam dengan tatapan penuh selidik.

“Banyak kasus di luar sana, majikan laki-laki punya skandal dengan pembantunya. Awas aja kalau kamu begitu!” lanjut Milea.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 3

    Adam gelagapan mendapat tatapan sang istri penuh selidik dengan wajah terlihat dingin seperti itu. “Mmm, Mas juga nggak tau kalau dia masih muda, sayang. Mas cuma menyuruh Bibi untuk mencari satu orang lagi buat kerja di sini,” kata Adam, terpaksa berbohong. Ia berharap Milea percaya dengan keterangan yang dibuatnya itu. Adam tak mau istrinya menaruh rasa curiga padanya. Milea pun membuang napas kasar. “Ya sudah kalau begitu. Awas kamu kalau berani macam-macam di belakang aku,” ancam Milea dengan wajah tegasnya. “Tidak akan, percaya sama Mas. Mas nggak akan tergoda sama pembantu,” balas Adam dengan cepat. Membuat hati Elina berdenyut nyeri mendengarnya. “Mas sangat mencintaimu, sayang. Mas sangat bersyukur bisa memilikimu. Mana mungkin Mas menduakanmu?! Apalagi sama pembantu, yang jelas-jalas beda level sama kita,” tambah Adam meyakinkan. Mendengar itu Melia pun tersenyum tipis pada akhirnya. Sementara Elina berdiri dengan tubuh menegang. Kata-kata yang terlontar dari mulut suam

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 4

    "Elina!" panggil Milea pada Elina yang sedang menyapu halaman rumah besar milik Adam. Dalam hati dia terus merutuk, kenapa Adam merekrut pembantu yang masih muda dan memiliki paras cantik seperti Elina. Kenapa bukan yang tua saja seperti Bibi pikirnya. Elina pun langsung menoleh, seketika itu Milea melambaikan tangan kanannya, meminta Elina untuk mendekat. “Iya, Non,” jawab Elina mengangguk patuh. Ia menghentikan aktivitasnya. Lalu menyimpan sapunya lebih dulu sebelum menghampiri Milea yang berdiri di teras rumah. Milea menatap Elina yang mendekat dengan tatapan penuh arti. "Pakaikan sepatu," suruh Milea seraya menjatuhkan sepasang sepatu dari tangan kirinya, sepatu itu jatuh tepat di hadapan Elina. Setelah itu Milea mendudukan tubuhnya di kursi yang ada dengan wajah terlihat angkuh. Kedua mata Elina terpana, menatap sepasang sepatu warna putih itu dengan hati berdenyut nyeri. Dia benar-benar dijadikan pembantu di rumah suaminya ini. Bahkan, kakak madunya itu tak segan-segan me

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 5

    Elina terdiam dalam kebingungan. “Bukannya tadi Mas Adam sudah pergi, sama Milea?!" batin wanita itu sembari berpikir. Ia juga buru-buru menghapus air matanya dengan cepat karena takut Adam membuka selimutnya. Bukan apa, dia tidak mau terlihat lemah dihadapan lelaki itu. Sementara itu, Adam segera mendekati Elina yang kini terdiam di balik selimut. Ia duduk di tepi ranjang, lalu perlahan membuka selimut yang menutupi wajah Elina dengan gerakan pelan. Tidak dapat dipungkiri, ada perasaan cemas saat mendengar Elina mengaku sedang pusing. "El. Apa kamu sakit?" tanyanya lagi saat melihat kedua mata Elina tengah terpejam. Suaranya itu terdengar khawatir, membuat hati Elina berdesir mendengarnya. Adam menajamkan penglihatannya saat menyadari kedua mata Elina terlihat sembab. Tanpa bertanya pun, dia sudah bisa menyimpulkan, jika wanita itu habis menangis. Lelaki itu pun menghela napas serta menatap wajah Elina dengan perasaan campur aduk. Perlahan tangan kanan Adam terulur, untuk meny

    Last Updated : 2025-03-14
  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 1

    Butiran bening mengalir dari kedua sudut mata seorang gadis di bawah kungkungan sang kekasih saat menyadari sudah berbuat kesalahan. "Kalau aku hamil bagaimana, Mas?!” lirihnya dengan suara tercekat di tenggorokan. Setelah si lelaki mengeluarkan benih di dalam sana, gadis itu dapat merasakan cairan hangat yang mengalir, membasahi rahimnya. Seketika itu, pikiran-pikiran buruk pun memenuhi isi kepalanya. “Bagaimana, kalau lelaki ini tidak mau tanggung jawab?!” “Bagaimana kalau dia hamil, tapi tanpa seorang suami?!” Pertanyaan-pertanyaan itu muncul memenuhi isi kepala dan dibarengi rasa takut luar biasa. Adam menatap gadis itu dengan wajah penuh kenikmatan. "Kamu tenang saja sayang, aku akan tanggung jawab," ucapnya dengan mata sayu di sela napas yang memburu. Dirinya terus memacu gadis itu hingga mendapatkan pelepasan untuk yang kedua kalinya. “Ahh!” erang Adam dengan suara tertahan. Raut wajahnya menampilkan kepuasan. Kedua matanya terpejam dalam menikmati puncak yang telah sam

    Last Updated : 2025-03-13

Latest chapter

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 5

    Elina terdiam dalam kebingungan. “Bukannya tadi Mas Adam sudah pergi, sama Milea?!" batin wanita itu sembari berpikir. Ia juga buru-buru menghapus air matanya dengan cepat karena takut Adam membuka selimutnya. Bukan apa, dia tidak mau terlihat lemah dihadapan lelaki itu. Sementara itu, Adam segera mendekati Elina yang kini terdiam di balik selimut. Ia duduk di tepi ranjang, lalu perlahan membuka selimut yang menutupi wajah Elina dengan gerakan pelan. Tidak dapat dipungkiri, ada perasaan cemas saat mendengar Elina mengaku sedang pusing. "El. Apa kamu sakit?" tanyanya lagi saat melihat kedua mata Elina tengah terpejam. Suaranya itu terdengar khawatir, membuat hati Elina berdesir mendengarnya. Adam menajamkan penglihatannya saat menyadari kedua mata Elina terlihat sembab. Tanpa bertanya pun, dia sudah bisa menyimpulkan, jika wanita itu habis menangis. Lelaki itu pun menghela napas serta menatap wajah Elina dengan perasaan campur aduk. Perlahan tangan kanan Adam terulur, untuk meny

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 4

    "Elina!" panggil Milea pada Elina yang sedang menyapu halaman rumah besar milik Adam. Dalam hati dia terus merutuk, kenapa Adam merekrut pembantu yang masih muda dan memiliki paras cantik seperti Elina. Kenapa bukan yang tua saja seperti Bibi pikirnya. Elina pun langsung menoleh, seketika itu Milea melambaikan tangan kanannya, meminta Elina untuk mendekat. “Iya, Non,” jawab Elina mengangguk patuh. Ia menghentikan aktivitasnya. Lalu menyimpan sapunya lebih dulu sebelum menghampiri Milea yang berdiri di teras rumah. Milea menatap Elina yang mendekat dengan tatapan penuh arti. "Pakaikan sepatu," suruh Milea seraya menjatuhkan sepasang sepatu dari tangan kirinya, sepatu itu jatuh tepat di hadapan Elina. Setelah itu Milea mendudukan tubuhnya di kursi yang ada dengan wajah terlihat angkuh. Kedua mata Elina terpana, menatap sepasang sepatu warna putih itu dengan hati berdenyut nyeri. Dia benar-benar dijadikan pembantu di rumah suaminya ini. Bahkan, kakak madunya itu tak segan-segan me

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 3

    Adam gelagapan mendapat tatapan sang istri penuh selidik dengan wajah terlihat dingin seperti itu. “Mmm, Mas juga nggak tau kalau dia masih muda, sayang. Mas cuma menyuruh Bibi untuk mencari satu orang lagi buat kerja di sini,” kata Adam, terpaksa berbohong. Ia berharap Milea percaya dengan keterangan yang dibuatnya itu. Adam tak mau istrinya menaruh rasa curiga padanya. Milea pun membuang napas kasar. “Ya sudah kalau begitu. Awas kamu kalau berani macam-macam di belakang aku,” ancam Milea dengan wajah tegasnya. “Tidak akan, percaya sama Mas. Mas nggak akan tergoda sama pembantu,” balas Adam dengan cepat. Membuat hati Elina berdenyut nyeri mendengarnya. “Mas sangat mencintaimu, sayang. Mas sangat bersyukur bisa memilikimu. Mana mungkin Mas menduakanmu?! Apalagi sama pembantu, yang jelas-jalas beda level sama kita,” tambah Adam meyakinkan. Mendengar itu Melia pun tersenyum tipis pada akhirnya. Sementara Elina berdiri dengan tubuh menegang. Kata-kata yang terlontar dari mulut suam

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 2

    “Tapi secara sembunyi-sembunyi. Aku gak mau ada yang tahu soal pernikahan kita. Setelah menikah kamu bisa tinggal di sini bersamaku.” Adam menjeda ucapannya, ia bisa melihat luka itu di kedua mata Elina. “Tapi … kalau Istriku sudah kembali pulang ke rumah ini. Maka bersikaplah seperti layaknya seorang pembantu, dan jangan pernah tunjukkan kalau kita ada hubungan. Aku gak mau pernikahan kita diketahui istri pertamaku, dan membuat hatinya terluka.” Elina meremas kuat ujung sofa dekatnya duduk. Hatinya benar-benar sakit mendengar setiap kata yang Adam ucapkan barusan. Matanya terasa panas dengan dada menyesak, seperti ada yang menghantamnya dengan batu besar. Wanita itu menggigit bibir bawahnya guna menahan tangisnya agar tidak meledak. Sungguh, hatinya hancur dan kecewa. “El, ini adalah keputusan besar. Kamu bisa pikir-pikir dulu. Apa kamu bisa hidup satu atap denganku dan bersama istriku yang lain? Meskipun kamu juga istriku, tapi kamu hanya akan dianggap sebagai pembantu di rumah

  • Istri Siri Yang Ternodai   Bab 1

    Butiran bening mengalir dari kedua sudut mata seorang gadis di bawah kungkungan sang kekasih saat menyadari sudah berbuat kesalahan. "Kalau aku hamil bagaimana, Mas?!” lirihnya dengan suara tercekat di tenggorokan. Setelah si lelaki mengeluarkan benih di dalam sana, gadis itu dapat merasakan cairan hangat yang mengalir, membasahi rahimnya. Seketika itu, pikiran-pikiran buruk pun memenuhi isi kepalanya. “Bagaimana, kalau lelaki ini tidak mau tanggung jawab?!” “Bagaimana kalau dia hamil, tapi tanpa seorang suami?!” Pertanyaan-pertanyaan itu muncul memenuhi isi kepala dan dibarengi rasa takut luar biasa. Adam menatap gadis itu dengan wajah penuh kenikmatan. "Kamu tenang saja sayang, aku akan tanggung jawab," ucapnya dengan mata sayu di sela napas yang memburu. Dirinya terus memacu gadis itu hingga mendapatkan pelepasan untuk yang kedua kalinya. “Ahh!” erang Adam dengan suara tertahan. Raut wajahnya menampilkan kepuasan. Kedua matanya terpejam dalam menikmati puncak yang telah sam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status